saluran
gastonintestinal,
akan
dimetabolisme
oleh
hati.
menyebabkan suatu
peningkatan yang besar dalam jumlah oksigen dalam darah koroner. Dalam
keadaan ini, sebagian keuntungan dihasilkan dari pengurangan kpnsumsi
ESO
Pemberian nitrat organik berulang pada otot polos akan menyebabkan
penurunan relaksasi. Efek samping nitrat yang utama adalah hipotensi posrutal
dan sakit kepala. Hal ini adalah penyebab Monday Morning Sickness pada
pekerja pabrik bahan peledak (Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK
UNSRI, 2009).
2. Penghambat beta (- blocker)
Beta blocker mengihlangkan gelaja angina dengan cara menurunkan
pemakaian oksigen miokard baik pada saat istirahat maupun saat bekerja.
Pengurangan konsumsi oksigen miokard disebabkan efek kronotropik
negatif dan
arterial
turun
karena
menurunnya
denyut
jantung
dan
OBAT
O
1
Asebutolo
l
Atenolol
KELARUTA
ELIMINA
DOSIS
N DALAM
SI
ANTIANGIN
LEMAK
Rendah
Hati
A
200-600mg
ginjal
2d.d
50-100mg
Rendah
Bisoprolo
10-20mg 1 d.d
l
Labetalol
rendah
Hati
100-
Metoprol
Sedang
Hati
600mg/hari
50-100mg
6
7
ol
Nadolol
Penbutolo
Rendah
Tinggi
Ginjal
Hati
3d.d
40-80mg/hari
20mg/hari
l
Pindolol
Sedang
Ginjal dan
5-20 mg 3 d.d
tinggi
hati
hati
60mg 4d.d
Propanolo
l
(Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
b. Farmakokinetik
Propanolol per oral diserap baik. Demikian juga hampir semua beta
blocker diabsorbsi baik (kecuali etenolol yang hanya 50% diabsorbsi).
Propanolol dan metoprolol mengalami metabolisme lintas pertama
yang hebat di hepar, sedangkan yang lainnya diekskresikan melalui
urin tanpa mengalami perubahan (Staf Pengajar Departemen
Farmakologi FK UNSRI, 2009).
c. ESO
Beta blocker menurunkan kontraksi dan konduksi jantung,
sehingga terjadi bradikardia dan blok AV. Beta blocker dapat
mencetuskan bronkospasme pada pasien penyakit paru, menurunkan
kadar HDL dan meningkatkan trgliserida (Farmakologi dan Terapi FK
UI, 2007).
3. Ca Chanel Inhibitor (Penghambat Kanal Ca)
Penghambat kanal Ca pertama kali ditemukan adalah verapamil.
Verapamil dan diltiaze menghambat konduksi nodus AV. Keduanya juga
memiliki efek inotropik negatif dan efek vasodilator perifer (Yokota,
2008).
a. Farmakodinamik
Pada otot jantung dan otot polos vaskular terutama berperan dalam
kontraksi. Meningkatnya kadar Ca dalam sitosol akan meningkatkan
kontraksi. Pada otot jantung dan vaskular, masuknya Ca dan pelepasan
Ca dari retikuluk sarkoplasmik berperan pentng dalam kontraksi,
sebaliknya oto rangka tidak memerlukan Ca ekstrasel karena sistem
retikulum sarkoplasma telah bekerja dengan baik. Hal ini menjelaskan
mengapa kontraksi otot polos dan otot jantung dapat dihambat oleh Ca
channel inhbitor (Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
Pada otot polos yang dominan adalah subtipe L. Penghambat Ca
memiliki reseptor di membran sel sehingga menghambat masuknya Ca
ke dalam sel, sehingga terjadi relaksasi otot polos vaskular,
menurunnya kontraksi jantung dan menurunnya kecepatan nodus SA
serta konduksi nodus AV. Penghambat kanal Ca juga meningkatkan
suplai oksigen otot jantung dengan cara dilatasi koroner dan
menurunkan tekanan darah dan denyut jantung yang mengakibatkan
perfusi subendokard membaik (Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
b. ESO
Penghambat kanal Ca dapat mengakibatkan kadar digoksin plasma
meningkat dan verapamil tidak boleh digunakan untuk mengatasi
keracunan digitalis, karena dapat menyebabkan gangguan konduksi
AV. Penghambat kanal Ca juga dikontraindikasikan untuk aritmia
karena dapat menyebabkan fibrilasi atrium atau Wolf-Parkinson White
(Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
ANTIHIPERTENSI
Hipertensi menurut WHO adalah keadaan dimana dijumpai lebih dari
140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai
160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun, dan harus dilakukan pengukuran
tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan
tersebut (UPN, 2009).
TDS (mmHg)
<120
120-139
140-159
160
TDD (mmHg)
<80
80-89
90-99
100
1. Diuretik
Diuretik dipakai untuk dua tujuan utama, yaitu menurunkan hipertensi dan
untuk
memperkecil
edema
pada
payah
jantung
kongestif.
Diuretik
DOSIS (mg)
PEMBERIAN
Diuretik tiazid
12,5 25
1 d.d
Tab 25 dan 50
Klortalidon
Indapamid
Bendroflumetiazid
Metolazon
12,5 15
1,25 - 2,5
2,5 5
2,5 5
1 d.d
1 d.d
1 d.d
1 d.d
mg
Tab 50 mg
Tab 2,5 mg
Tab 5 mg
Tab 2,5 ; 5 ;
Metolazid rapid
0,5 1
1 d.d
10mg
Tab 0,5mg
action
Xipamid
10 20
1 d.d
Diuretik kuat
Furosemid
20 - 80
2-3 dd
SEDIAAN
Tab 2,5mg
Torsemid
2,5 10
1-2 dd
Bumetanid
0,5 4
2-3 dd
dan 5 mL)
Tab 0,5, 1 dan 2
As. Etakrinat
25 100
2-3 dd
mg
Tab 25 dan 50
mg
Diuretik hemat K
Amilorid
Spironolakton
5 10
25 100
1-2 d.d
1 d.d
Triamteren
25 - 300
1 d.d
mg
Tab 50,100 mg
a. Farmakokinetik
Tiazid diabsorbsi dengan baik dalam tractus gastrointestinal.
Hidroclorotiazid (HCT) memiliki kekuatan ikat protein lebih lemah
dibandingkan furosemid. Oleh karena itu, tiazid harus diberikan pada pagi
hari untuk menghindari nokturia atau berkemih pada malam hari (Kee,
2009).
b. Farmakodinamik
Tiazid bekerja langsung pada arteriol, menyebabkan vasodilatasi
sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Furosemid adalah diuretik
yang lebih poten dari tiazid karena bekerja dengan cepat dan memiliki
lama kerja yang lebih pendek serta diekskresi lebih cepat (Kee, 2009).
c. ESO
Efek samping tazid adalah terjadinya ketidakseimbangan elektrolit
(hipokalseia, hipokalemia, hipoMg, dan kehilangan bikarbonat),
hiperglisemia, hiperurisemia (kadar asam urat serum meningkat), dan
hiperlipidemia (Kee, 2009).
d. Kontrandikasi
Dikontraindikasikan pada penderita gagal ginjal. Dengan gejala
berat seperti oligouria, peningkatan nitrogen urea darah, dan peningkatan
kreatinin darah (Kee, 2009).
2. Penghambat adrenergik
a. Penghambat adrenoseptor beta (- blocker)
Dosis max
Frekuensi
(mg/hari)
pemberian
Kardioselektif
800
1-2 d.d
Sediaan
Asebutolol
200
Atenolol
25
100
1 d.d
Caps 200mg
Tab 400mg
Tab 50 dan
Bisoprolol
Metoprolol
Biasa
Lambat
2,5
10
1d.d
100mg
Tab 5mg
50
200
1-2 d.d
Tab 50 dan
100
200
Nonselektif
1 d.d
100mg
Tab 100mg
Alprenol
Karteolol
Nadolol
100
2,5
20
200
10
160
2 d.d.
2-3 d.d
1 d.d
Tab 50mg
Tab 5mg
Tab 40 dan
Pindolol
40
2 d.d
80mg
Tab 5 dan
Propanolol
40
160
2-3 d.d
10mg
Tab 10 dan
Timolol
25
40
2 d.d
40mg
Tab 10 dan
1 d.d
2 d.d
20mg
Tab 25mg
Tab 100mg
Karvedilol
Labetalol
12,5
100
50
300
Mekanisme
Sediaan dan
Efek
kerja
Dosis
maksima
Efektif
ESO
tercapai
Metildopa
Menurunkan
setelah
2x125mg/har 6-8jam
Sedasi,
resistensi
i dan max
hipotensi
vaskular
3g/hari
postural,
pusing,
mulut
kering,
sakit
Klonidin
Waktu
kepala
Sedasi,
paruh 6-
mulut
di SSP
ditingkatkan
13jam
kering,
menurunkan
menjadi
efek
simpathetic
0,6mg/hari
sentral
Bekerja di
0,075 mg 2
reseptor -2
outflow
berupa
insomnia,
mimpi
Guanfasin
Mirip
0,5
klonidin
3mg/hari a.c
2-4jam
buruk
Mirip
klonidin
Reserpin
Penurunan
0,05 mg +
CO dan
diuretik
Sentral
berupa
resistensi
mimpi
perifer
buruk,
letargi,
depresi
mental
Hipotensi
Guanetidin
Menurunkan
10-50mg 1
dan
tekanan
d.d
guanadrel
darah dan
Trimetafan
CO
Penghambat
Iv 0,3-
3-5 menit
Ileus
ganglion
5mg/manit
dan
paralitik,
hilang
paralisis
setelah
kandung
15 menit
kemih,
ortostatik,
diare
mulut
kering,
penglihata
n kabur,
hipotensi
ortostatik
(Departemen Farmakologi FK UI, 2007)
3. Vasodilator
Obat
Farmakokin
Dosis dan
ESO
Hidralaz
etik
Diabsorbsi
sediaan
Oral 25-
Sakit kepala,
in
baik melalui
100mg 2 d.d
mual,
saluran
dan max
hipotensi,
cerna,
200mg/hari
palpitasi,
bioavailabili
angina
tas 16%
pectoris,
takikardia,
Minoksi
Diserap baik
Krim untuk
flusshing
Retensi
dil
penyubur
cairan dan
bioavailabili
rambut
garam, efek
tas 90%
15mg 1-2
cardiovaskul
d.d, dapat
er,
ditingkatkan
hipertiroksik
menjadi
osis
40mg/hari
Iv 50-100mg
Retensi
interval 5-
cairan dan
10menit
hiperglikemi
oral
Na
Absorbsi
Iv 0,5-
a
metHb,
nitropru
baik melalui
10g/kg/me
toksik
sid
iv
nit, dosis
rata-rata
310g/kg/m
enit
4. ACE inhibitor
Mekanisme kerja ACE inhibitor adlah menghambat konversi
Angiotensin I (At1) menjadi angiotensin II (At2) dan juga menghambat
bradikinin (kee, 2009).
Penghambatan tersebut akan mengakibatkan vasodilatasi dan
penurunan sekresi aldosteron di korteks adrenal. Akibatnya terjadi ekskresi
air dan natrium, sedangkan kalium mengalam retensi sehingga ada
terjadinya tendensi terjadinya hiperkalemia terutama npada gangguan
fungsi ginjal. Di ginjal, akan mengakibatkan vasodilatasi arteri renalis
sehingga meningkatkan aliran darah ginjal dan memperbaiki laju filtrasi
glomerulus. Efek ini dimanfaatkan untuk mengurangi proteinuria pada
Daftar pustaka
Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI. 2009. Kumpulan Kuliah
Farmakologi.
Palembang
:
EGC.
Available
at
:
http://books.google.co.id/books?
id=MVw2VCMXrEgC&pg=PA435&dq=anti+angina&hl=id&sa=X&ei=Wv
ZxUfyuGcaHrQeTmYCQDQ&ved=0CDMQ6AEwAQ#v=onepage&q=anti
%20angina&f=false
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi.
Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Kee, J. Evelyn, R. 2009. Farmakologi. Jakarta : EGC. Available at :
http://books.google.co.id/books?
id=BftFTitO30AC&pg=PA458&dq=anti+angina&hl=id&sa=X&ei=WvZxUf
yuGcaHrQeTmYCQDQ&ved=0CC4Q6AEwAA#v=onepage&q&f=false
Yokota, M. Miyahara. Iwase. Watanabe. Matsunami .Kamihara et al. 2008.
Haemodinamic Mechanism of Antianginal Action of Calcium Channel
Blocker Nicoldipine in Dynamic Exercise-Induced Angina. Available at
http://circ.ahajournals.org/content/81/6/1887.full.pdf+html
UPN. 2009. Hipertensi. Available at
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312017/bab2.pdf