Anda di halaman 1dari 3

RUMUSAN

RAPAT KOORDINASI NASIONAL AKSELERASI PENYUSUNAN


RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
Bandung, 15 - 17Juni 2014
1.

Rakornas Akselerasi Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
(RZWP-3-K)dilaksanakan

sebagai

tindaklanjuthasil

Rakernas

Badan

Koordinasi

Penataan Ruang Nasional (BKPRN) bulan November 2013 dan sejalan dengan Surat
Mendagri No. 650/8570/SJ tanggal 3 Desember 2013 perihal Penyampaian Hasil
Rakernas BKPRN Tahun 2013 yang salah satu point-nya adalah percepatan
penyusunan RZWP-3-K pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota;
2.

Pokok-pokok materi yang disampaikan oleh Narasumber dari Kemendagri, Kemen PU,
Kemen PPN/Bappenas, dan Kemen KP terkait dengan akselerasi penyusunan RZWP-3K adalah sebagai berikut :
a.

RZWP-3-K sebagai acuan pemanfaatan ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau


kecil (khususnya perairan pesisir) perlu segera diakselerasi penyelesaian-nya;

b.

Dalam mengakselerasi tersebut, maka diperlukan 8 (delapan) aktivitas, yaitu :


penyebarluasan

Norma

Standar

Pedoman

Kriteria

(NSPK),

sosialisasi,

penyelenggaraan Bimbingan Teknis, Asistensi, Rapat Koordinasi, pemberian saran,


dukungan BKPRN dan penyediaan data dan informasi spatial;
c.

Tata cara pembahasan dan penetapan Perda RZWP-3-K mengikuti ketentuan


peraturan perundangan yang berlaku (sebagai referensi Permendagri tentang tata
cara penyusunan perda RTRW);

d.

RZWP-3-K perlu diharmonisasikan secara vertikal, horizontal, dan internal;

e.

RZWP-3-K merupakan salah satu variabel di dalam perhitungan alokasi Dana


Alokasi Khusus (DAK);

f.

NSPK terkait dengan penyusunan RZWP-3-K sudah disusun secara lengkap dan
perlu segera disebarluaskan.

3.

Beberapa kendala yang dihadapi daerah dalam upaya mengakselerasi penyusunan


RZWP-3-K meliputi: rendahnya perhatian daerah, kurangnya komitmen SKPD anggota
BKPRD/Pokja

untuk

terlibat

aktif,

keterbatasan

kelembagaan

dan

kapasitas

SDM/fasilitator, kuantitas dan kualitas data yang tidak sesuai dengan kebutuhan,
minimnya pengetahuan tentang RZWP-3-K dan teknis pemetaan, serta kendalakendala nonteknis seperti munculnya kebijakan/rencana baru setelah dokumen RZWP-

3-K tersusun, menunggu Perda/revisi Perda RTRW, pergantian anggota legislatif,


perubahanbatas

administrasi

wilayah,

danbelum

jelasnya

batas

kewenangan

pengelolaan ruang laut daerah.


4.

Upaya tindaklanjut yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah teknis antara
lain adalah:
a.

Penyebarluasan NSPK terkait penyusunan RZWP-3-K, dan pedoman teknis


pemetaan RZWP-3-K;

b.

Perlunya Surat Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Gubernur, Bupati dan
Walikotatentang Akselerasi Penyusunan RZWP-3-K (dengan melampirkan surat
Kemendagri hasil Rakernas BKPRN);

c.

Menyelenggarakan Rakornas RZWP-3-K yang mengundang Kepala Daerah dan


Pimpinan
Dewan,
memanfaatkan
forum
koordinasi
nasional
untuk
mensosialisasikan RZWP-3-K, menyelenggarakan Rapat Kerja Daerah yang
mengundang anggota BKPRD/Pokja RZWP-3-K, dan sosialisasi RZWP-3-K di
daerah;

d.

Pemantapan kelembagaan untuk mendukung perencanaan dan implementasi


RZWP-3-K, dan kemungkinan integrasi dengan kelembagaan yang ada saat ini;

e.

Perlunya menyelenggarakan Bimbingan Teknis penyusunan RZWP-3-K (teknis


pengumpulan data, analisis GIS, dan teknis perencanaan).

f.

Perlunya sinergi dengan K/L atau SKPD terkait dalam rangka menyiapkan datadata yang dibutuhkan dalam RZWP-3-K.

5. Hal lain yang perlu menjadi perhatian dalam rangka akselerasi RZWP-3-K :
a.

Dukungan lintas sektor anggota BKPRN dan BKPRD;

b.

Peran aktif Gubernur, Bupati, Walikota dan DPRD dalam mendorong percepatan
penyusunan RZWP-3-K dan legislasinya;

c.

Penambahan tugas BKPRD untuk menyusun RZWP-3-K serta memasukkan Dinas


yang membidangi kelautan dan perikanan sebagai anggota BKPRD dalam pokja
perencanaan maupun pokja pemanfaatan pengendalian ruang;

d.

Komitmen daerah dalam pengalokasian anggaran untuk mengakselerasi RZWP3-K.

6. Langkah-langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh Pusat :


a. Penyebarluasan NSPK terkait penyusunan RZWP-3-K;
b. Melaksanakan kegiatan pertemuan/workshop/rapat koordinasi nasional dan
regional;
c. Sosialisasi substansi RZWP-3-K,

bimbingan teknis,asistensi,

dan pelatihan

penyusunan RZWP-3-K;
d. Koordinasi dan sinergi anggota BKPRN dalam akselerasi Perda RZWP-3-K;
e. Penempatan anggaran akselerasi RZWP-3-K di Pusat dan Daerah;
f. Pengembangan mekanisme akreditasiWP3K.
7. Langkah-langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan Daerah :
a. Mengoptimalkan peran Pokja Penyusunan RZWP-3-K/BKPRD (memasukkan
Dinas yang membidangi kelautan dan perikanan sebagai anggotanya, dan
masuk dalam pokja perencanaan serta pemanfaatan pengendalian ruang
WP3K);
b. Mensinergikan SKPD terkait dalam rangka menyiapkan data dan informasi
yang dibutuhkan dalam RZWP-3-K;
c. Meningkatkanperan dan dukungan Pimpinan Daerah dan DPRD dalam
penyelesaian RZWP-3-K;
d. Masing-masing SKPD anggota BKPRD/Pokja RZWP-3-K berperan aktif mulai
dari sosialisasi, bimtek, asistensi, rapat-rapat pembahasan, penyiapan data
dan informasi, analisis data, formulasi indikasi program, formulasi peraturan
pemanfaatan ruang, dan konsultasi publik.
8.

Beberapa upaya strategis :


a.

Untuk

memudahkan

proses

penyusunan

RZWP-3-K

secara

teknis

dan

administratif,maka diperlukan sosialisasi, bimtek, dan asistensi;


b.

Memastikan kesiapan pembiayaan penyusunan RZWP3K (dukungan administratif


dan pendanaan);

9.

Perlunya surat Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Penyampaian Hasil dan
Tindak lanjut Rakornas Akselerasi RZWP-3-K kepada kepala daerah.

Anda mungkin juga menyukai