Oleh:
Bayu Eka Wiyudha
(14632041)
BAB I
PENDAHULUAN
akan mendapatkan hasil yang mempunyai kualitas lebih jika dibandingkan dengan proses
produksi yang menggunakan waktu yang lebih lama. Selain jumlah produksi lebih
banyak, biaya pengoperasiannya juga dapat ditekan seminim mingkin serta membutuhkan
tenaga yang lebih sedikit, sehingga proses produksi tersebut memperoleh keuntungan
lebih tinggi.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, untk menunjang proses
otomatisasi agar faktor-faktor produksi tercapai dibutuhkan sistem kontrol. Programmable
Logic Control (PLC) merupakan salah satu kontroler yang umum digunakan. Pada
dasarnya di dalam PLC terdapat beberapa peralatan yang berfungsi sebagai relay, coil,
latching coil, timer, counter, perubahan analog ke digital, perubahan digital ke analog dan
lain sebagainya yang dapat digunakan untuk mengendalikan peralatan dengan bantuan
program yang kita rancang sesuai dengan kehendak kita.
Penggunaan sistem kendali berbasis PLC (Programmable Logic Control) yang
mampu menghasilkan sistem dengan kinerja yang jauh lebih baik dari sistem kontaktor
atau relay manual, selain itu sistem ini juga lebih handal dan fleksibel karena apabila
terjadi perubahan maupun perkembangan, sistem kontrol dapat diubah dengan mudah
melalui memrogram yang menyesuaikan kebutuhan.
Seiring dengan meningkat dan meluasnya proses kendali di industri, maka
berbagai perangkat kendali tersebut dituntu untuk mampu dioperasikan dan dimonitor
secara real time, cepat dan mudah digunakan oleh user serta pendistribusian kendali yang
termanajemen maka dipergunakan Human Machine Interface untuk tampilan penghubung
antara manusia dan mesin serta menangani dan memberikan informasi secara real time.
Proses pengemasan barang untuk berbagai kebutuhan, misalnya industri minuman
botol, untuk melakukan proses pengemasan ke dalam kadus telah disetting sebelumnya
dan dilakukan secara otomatis. Dalam proses ini pada industri minuman yang
dikendalikan oleh PLC dilengkapi dengan Human Machine Interface akan mempermudah
interaksi user dengan mesin, meningkatkan efektifitas produksi, meningkatnya kecepatan
pemrosesan, serta memberikan informasi secara real time dibandingkan jika dilakukan
dengan manual.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
ditentukan rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana cara kerja sistem kendali proses pengemasaan minuman botol ke dalam
kardus secara otomatis?
2. Bagaimana alur dan ledder deagram yang disusun untuk mengendalikan proses
pengemasan minuman botol ke dalam kardus secara otomatis menggunakan PLC
OMRON CPM1A?
3. Bagaimana mendesain Human Machine Interace yang sesuai dengan kondisi
perangkat di lapangan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip kerja dari PLC secara umumadalah menerima sinyal sinyal analog dari
peralatan Input luar yangberupa : saklar, tombol tombol , overload, sensor, dan lain
lain. Sinyal analog ini oleh modul input akan dirubah menjadi sinyal sinyal digital. Pada
sistem yang akan dikontrol mempunyai sinyal sinyal / pulsa dalam tiap input dan
output, baik berupa sinyal analog maupun sinyal digital. Sinyal sinyal digital ini akan
diolah oleh unit pemproses utama yaitu Central Processing Unit ( CPU ), sesuai
dengan perintah program yang telah ditetapkan atau diprogram pada memory.
Selanjutnya CPU akan mengambil keputusan-keputusan yang kemudian akan
Modul Output akan merubah sinyal sinyal digital menjadi sinyal-sinyal analog. Sinyalsinyal analog inilah yang menggerakkan relay-relay atau kontaktor, yang merupakan
peralatan output luar. Peralatan output luar ini yang nantinya akanmenggerakkan mesinmesin atau sistem yang dikontrolnya. dipindahkan ke modul Output masih berupa sinyalsinyal digital.
3.1.2
tidak jauh berbeda dengan perangkat keras yang dimiliki oleh Personal Computer ( PC ).
Akan tetapi memiliki perbedaan dalam pembagian unit unitnya. Dalam perangkat keras
dari PLC ini mempunyai tiga bagian utama dan besar, yaitu :
Bagian Input Output ( I / O ).
Processor .
Programming Devices.
Bagian bagian tersebut mempunyai fungsi dan tugas masing-masing dalam setiap
pengoperasian dari PLC tersebut.
3.1.3
juga penting dalam sistem pengoperasiannya. Perangkat atau sistem penunjang ini
merupakan bagian terluar dari PLC yang menghubungkan dengan rangkaian ataupun
interkoneksi program yang ada di PLC. Selain itu juga mempunyai bagian Unit Catu
Daya atau Power Supply yang akan menghidupkan untuk sistem operasional PLC
tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PLC hampir mempunyai kesamaan
dengan Personal Computer dalam hal perangkat-perangkat yang ada padanya. Sehingga
membuat kita harus lebih faham tentang komputer dulu ( pengoperasiannya ) sebelum kita
menjadi programmer PLC yang sebenarnya.
3.2 Motor DC
Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai
sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut,
motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik
maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada
dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada
kedua terminal menentukan kecepatan motor.
Motor DC memiliki 2 bagian dasar :
1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan
magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektro magnet) ataupun
magnet permanen.
2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus
listrik mengalir.
Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada
penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan
oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet
dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya Lourentz, arus yang mengalir
pada penghantar yang terletak dalam medan magnet akan menimbulkan gaya.
3.3 Conveyor Sistem
Belt Conveyor adalah peralatan yang cukup sederhana yang digunakan untuk
mengangkut unit atau curah dengan kapasitas besar. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang
tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor
ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan. Misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun
logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut
bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap
panas.
Fungsi belt conveyor adalah untuk mengangkut berupa unti atau curah dengan
kapasitas yang cukup besar, dan sesuai dengan namanya maka media yang digunakan
berupa ban.
Konstruksi dari belt conveyor adalah :
1.
2.
3.
Kapasitas tinggi
Serba guna
Perawatan mudah
secara intensif dan luas telah banyak digunakan hampir diseluruh kehidupan yang
berhubungan dengan peralatan yang menghasilkan gerakan-gerakan dengan aplikasi yang
disesuaikan dengan jenis pneumatic serta cara kerja pneumatics.
Sedangkan sebagai Power Pneumatic digunakan compressor yang menghasilkan
udara bertekanan. Besarnya Pneumatic power baik secara tekanan dan kapasitas pneumatic
ditentukan oleh jenis dan kegunaan peralatan mekanik yang dituju. Dipakai actuator udara
bertekanan tersebut melalui sistem pengaturan, filterasi, lubrikasi dan masuk ke dalam katup
katup pengatur atau selenoid dan sebagainya sebagaimana layaknya hidraulic.
BAB IV
TUJUAN PENELITIAN
Atas dasar masalah yang ditulis dalam permusan di atas, maka tujuan penelitian ini:
1. Memahami cara kerja sistem proses pengemasan minuman botol ke dalam kardus
secara otomatis berbasis PLC.
2. Bisa menerapkan pemrograman menggunakan ledder diagram berbasis PLC OMROM
CPM1A untuk mengendalikan proses pengemasan minuman botol ke dalam kardus
secara otomatis.
3. Membuat Human Machine Interface yang sesuai dengan kondisi dan perangkat yang
ada di lapangan.
Rancang bangun kendali proses pengemasan otomastis berbasis PLC terhubung Human
Machine Interface dalam tugas ini, mempunyai beberapa manfaat penelitian, yaitu:
4. Maningkatakan produktifitas, dikarenakan sistem kendali mampu berjalan secara
otomastis.
5. Mempermudah pengguna dalam mengontrol dan mengendalikan proses pengemasan
menggunakan HMI yang mampu mengontrol, memonitor secara realtime perangkat
pengemasan otomatis.
BAB V
METODE PENELITIAN
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan berkomunikasi langsung dengan pihak-pihak terkait
maupun yang ahli dalam hubungannya dengan sistem perancangan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan menuliskan hasil penelitian ke dalam suatu laporan
yang tersusun jelas berdasarkan data dan hasil pengamatan.
5.5 Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menuliskan dan menganalisis hasil kerja sistem kendali,
dalam hal ini yaitu kinerja sensor dan aktuator dalam proses pengemasan minuman botol
terhadap kondisi yang seharusnya, serta menguji kinerja sistem, keakuratan dan
kecepatannya.
Daftar Pustaka
Nandini, Atika. Belt Conveyor.< http://domas09.blogspot.com/2013/02/beltconveyor.html> [ diakses pada tanggal 6 januari 2015].