Anda di halaman 1dari 9

Makalah Kepemimpinan

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kepemimpinan dan organisasi merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan antara
atu dengan yang lainnya. Istilah kepemimpinan sesungguhnya telah lama menjadi bahan
perbincangan oleh banyak orang ilmuam dan praktisi. Kepemimpinan acapkali diasosiasikan
dengan orang-orang yang dinamis dan kuat yang memimpin bala tentara, mrngendalikan
perusahaan besar, atau menentukan arah suatu bangsa dan masyarakat.
Untuk menunjukan berapa pentingnya kepemimpinan dan betapa manusia
membutuhkannya, sampai ada pendapat yang keras mengatakan bahwa dunia atau umat
ymanusia di dunia ini pada hakekatnya hanya ditentukan oleh beberapa orang saja, yakni
berstatus sebagai pemimpin. Dalam organisasi kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk
memeberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Tanpa Pemimpin atau bimbingan, hubungan antara tujuan perserangan atau tujuan
organisasi mungkin menjadi renggang.
Oleh karena itu, Kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses.
Terlebih lagi pekerja-pekerja yang baik selalu ingin tahu bagaimana mereka dapat
menyumbang dalam pencapaian tujuan organisas, dan paling tidak gairah para pekerja
memerlukan kpemimpinan sebagai dasar motivasi eksternal untuk menjaga tujuan-tujuan
mereka tetap harmonis dengan tujuan organisasi. Ciri dan sifat kepemimpinan adalh
Kpemimpinan yang efektif yaitu kemampuan seseorang pemimpin untuk mempengaruho atau
memotivasi (bawahan) untuk bisa bekerja dengan benar dan baik, sehingga tujuan bisa
dicapai sesuai dengan perencanaan.
Untuk memahami beberapa hal tentang kepemimpinan dalam makalah ini dibahas
beberapa hakekat kpemimpinan, teori kepemimpinan, bagaimana menjadi pemimpin sejati,
dan hubungan pemimpin dalam kearifan lokal.
I.II RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan,permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sbb:
Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?
Adakah teori teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?
Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?
Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan?
I.III TUJUAN PENULISAN
Makalah ini adalah pengantar tentang kepemimpinan yang disusun secara sistematis
untuk para professional muda, sarjana, dan mahasiswa perguruan tinggi.Makalah ini disusun

dengan tujuan agar pembaca mengenal lebih dalam tentang hakikat kepemimpinan dan
fungsinya. Sehingga pembaca bisa mendapatkan inspirasi untuk menjadi seorang pemimpin
yang baik.
I.IV METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode
kepustakaan. . Penulis banyak menggunakan buku buku dan teori yang berkaitan dengan
kepemimpinan sebagai bahan refrensi
I.V RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang
lingkup hanya membahas tentang kepemimpinan dan sifat-sifat yang haris dimiliki untuk
menjadi pemimpin yang baik serta hubungan dengan kearifan lokal.

.BAB II
PEMBAHASAN

1.

2.
3.

4.

II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan selalu menjadi objek pembicaraan yang menarik sepanjang sejarah
manusia di manapun. Hal ini antara lain disebabkan betapa besarnya pengaruh seorang
pemimpin baik dalam satu kelompok masyarakat, dalam sebuah organisasi atau negara
bahkan dunia. Betapa besarnya pengaruh seorang pemimpin, lihat saja misalnya Presiden
Amerika Serikat George Bush, disebabkan keputusannya, ribuan nyawa manusia hilang
dengan sia-sia di Irak. Kita pernah mendengar kisah pemimpin yang arif bijaksana, otoriter
sampai pemimpin yang kejam.
Selanjutnya, untuk memberikan pemahaman secara mendalam tentang pengertian
kepemimpinan berikut ditulis berbagai pendapat sebagai berikut:
James J Cribin mengatakan kepemimpinan adalah kemampuan memperolrh konsensus dan
keikatan pada sasaran bersama, melampoi syara-syarat organisasi, yang dicacpai ddengan
pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja.
Miftah Thoha mendefinisikan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang
lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangn maupun kelompok.
James A.F Stoner mengatakan bahwa kepemimpinan manajerial adalah suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh kepada kegiatan kegiatan dari sekelompok anggota
yang saling berhubungan tugassnya.
Chung dan Megginson mengatakan bahwa Kepemimpinan adalah kesanggupan
mempengaruhi perilaku orang lain dalam suatu arah tertentu.

II.II TEORI KEPEMIMPINAN


Beberapa literature yanag membahas tenang teori kepemimpinan pada prinsipnya sama,
yakni: ada empat asumsi dasar dalam teori tersebut yang berusaha menenrangkan factor yang

memungkinkan munculnya kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan. Pertama, ada teori
yang berasumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat, Kedua, ada teori yang
berasumsi bahwa pemimpin ada (timbul) karena situasinya memungkinkan ia ada. Ketiga,
ada teori yang berasumsi bahwa kepemimpinan itu terjadi karena adanya kelompok orangorang, dania melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Keempat, ada pula teori yang
berasumsi bahwa kepemimpinan itu dapat dilihat lewat perilaku organisasi.
Untuk memberikan gambaran secara rinci tentang teori-teori kepemimpinan, berikut
dikutipkan beberapa pendapat sebagai berikut:
Teori Sifat (Traits Theory)
Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan itu memerlukan serangkaian sifat-sifat,
cirri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan pada setiap situasi. Seorang
pemimpin akan berhasil apabila memiliki sifat-sifat, cirri-ciri perangai tersebut. Teori ini
berkesimpulan bahwa kepemimpinan orang besar didasarkan ada sifat-sifat yang dibawa
sejak lahir, jadi merupakan suatu yang diwariskan. Itulah sebabnya teori ini dikenal sebagai
teori genetis. Artinya, pemimpin-pemimpin adalah dilahirkan dan dibentuk.
Teori Lingkungan (Environmental Theory)
Teori ini berasumsi bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu merupakan hasil dari
waktu, tempat, dan keadaan atau situasi dan kondisi. Situasi dan kondisi tertentu melahirkan
tantangan-tantangan tertentu. Dan dengan sendirinya diperlikan orang-orang yang memiliki
sifat-sifat atau cirri-ciri tertentu yang cocok. Kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin
dixebabkan oleh situasi dan kondisi.
Sejalan dengan teori ini adalah teori social, yang menyatakan bahwa pemimpinpemipin dibentuk bukannya dilahirkan (leader are made not born).. seseorang akan muncul
sebagai pemimpin jika ia berada dalam lingkungan social, yaitu sustu kehidupan kelompok,
dan memanfaatkan situasi dan kondisi social untuk bertindak dan berkarya mengatasi
masalah-masalah social yang timbul.
Teori Pribadi dan Situasi (Personal situation Theory)
Teori ini berasumsi bahwa kepemimpinan merupakan produk dari terrkaitnya tiga
factor yaitu:
a. Perangai (sifat-sifat) pribadi dari pemimpin.
b. Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya.
c. Kejadian-kejadian (atau masalah-masalah) yang dihadapi oleh kelompok.
Penganut teori ini ada yang menyatakan bahwa: studi tentang kepemimpinan harus
berkenaan dengan status, interaksi, persepsi dan perilaku individu-individu dalam hubungan
dengan anggota-anggotanya lain dari kelompok yang terorganisasi.
Pemimpin harus mengenal dirinya (dalam arti sifat-sifatnya, mengenal kelompok yang
dipimpin, mengenla situasi dan kondisi) untuk selanjutnya mengembangkan sifat-sifatnya
sendiri kea rah yang sesuai dengan kelompok yang dipimpinnya dan sesuai pula dengan
situasi dan kondisi dimana ia memimpin.

Teori Interaksi dan Harapan


Teori ini berasumsi bahwa semakin terjadi interkasi dan partisipasi dalam kegiatan
bersama semakin meningkat perasaan saling menyukai atau menyayangi astu sama lain dan
semakin memperjelas pengertian atas norma-norma kelompok. Demikian pula semakin tinggi
seseorang dalam kelompok,semakin mendekati kesesuaian kegiatannya denagn normanorma, semakin luas jangkauan interaksinya dan semakin besar pula jumlah anggota
kelompok yang tergerak. Yang penting harus dijaga agar aksi-aksi pemimpin tidak
menegecewakan.
Teori Humanistik (Humanistik Theory)
Teori ini berasumsi bahawa seorang pemimpin bisa dikatakan berahsil dalam
mengolah sesuatu organisasi jika ia mampu memberdayakan orang-orang yang ada di
dalamnya. Dengan kata lain, ia mampu membuat organisasi sedemikian rupa sehingga
member kebebasan dan kelonggaran kepada individu untuk mewujudkan motivasinya sendiri
yang potensial untuk memenuhi kebutuhannya dan pada saaat yang bersamaan member
sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.
Teori Tukar-menukar (Exchange Theory)
Teori ini berasumsi bahwa interaksi social menggambarkan suatu bentuk tukarmenukar dimana anggota-anggota kelompok memberikan konstribusi dengan pengorbananpengorbanan kempok anggota-anggota yang lain. Proses ini sesungguhnya menekankan
adanya give and take antara pemimpin dan yang dipimpin. Itulah sebabnya teori ini juga
dinamai sebagai teori beri-memberi.
Teori Kepemimpinan Psikonalisis
Seseorang berperilaku tertentu barangkali bukan karena untuk memenuhi kepentingan
bawahanya, tetapi barangkali untuk mengkompensasi kepribadiannya yang frustasi. Teori ini
mengatakan bahwa manusia sangat kompleks. Penampilan luar tidak dapat dijadikan
pegangan. Analis perlu kembali pada teori alam/manusia yang paling dasar untuk memahami
perilaku manusia atau oemimpin yang sangat kompleks.
Teori Kepemimpinan Romantis
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin ada karena pengikutnya. Para pengikut ini
mengembangkan pandangan romantic (ideal) mengenai adanya pemimpin yang dapat
membantu mereka mencapai tujuannya atau memperbaiki hidup mereka. Pemimpin
dibutuhkan untuk membantu menyedrhanakan permasalahan dunia yang sangat kompleks.
JIka bawahan sudah tidak mempercayai pwmimpinnya, efektifitas kepemimpinan akan
hilang, tidak peduli denag tindakan pemimpin tersebut. Jika bawahan sudah mampu
mengorganisir mereka sendiri, maka pemimpin tidak akan diperlukan lagi.
Kepemimpinan Transformal Kharismatik
Pemimpin transaksional adalah sesorang yang menentukan apa yang harus dikerjakan
oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau organisasi, dan
membantu karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut.
Sebalikny apemimpin transformational seseorang yang memotivasi bawahan untuk

mengerjakan lebih dari yang diharapkan semula dan meningkatkan rasa pentingnya bawahan
dan nilai pentingnya pekerjaan.
II.III KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Dewasa ini manusia sering beranggapan bahwa pemimpin haruslah menjadi orang yang
dihormati dan dilayani oleh para pengikutnya. Tanpa hak-hak spesial seperti itu, maka
seorang dirasakan tidak dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Akan tetapi, hal di
atas tidak sesuai dengan konsep modern kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang melayani,
sebab pemimpin yang melayani adalah seorang yang menggerakkan dan mentransformasi
orang
secara
khas.
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah
jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang
seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan
bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa
dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh sungguh menerapkan kepemimpinan
dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.

Seorang pemimpin bertugas merumuskan visi komunitasnya, kemudian menciptakan


kondisi yang membuat komunitas atau organisasinya bergerak menuju visi tadi. Sementara ia
dan pengikutnya bergerak mereka mengalami perubahan atau transformasi. Kemampuan
untuk menimbulkan gerak dan transformasi terjadi karena berakar dari kepercayaan, baik
yang
berasal
dari
Pencipta
dan
manusia
lainnya.
Teori tentang kepemimpinan yang melayani mulai muncul sejak tahun 1977 ketika R.K.
Green Leaf menulis buku " Servant Leadership : A Journey Into the Nature of Legitamate
Power
and
Greatness".
Seorang pemimpin yang melayani hanya dapat melakukan hal itu bila ia menghayati
makna peran sebagai orang yang melayani. Ia melakukan hal itu karena ingin melayani
orang-orang, ia terdorong untuk membuka kesempatan agar orang-orang disekitanya
memiliki kebebasan lebih luas untuk berkembang atau mengalami transformasi. Dengan
bahasa sederhana ia dapat menjadi pemimpin yang melayani bila memiliki hati yang
melayani.
Secara definisi seorang yang melayani adalah seorang pemimpin yang sangat peduli atas
pertumbuhan dan dinamika kehidupan pengikut, dirinya dan komunitasnya, karena itu ia
mendahulukan hal-hal tersebut daripada pencapaian ambisi pribadi (personal ambitious) dan
kesukaannya saja. Impiannya ialah agar orang yang dilayaninya tadi akan menjadi pemimpin
yang melayani juga.

Seorang pemimpin yang matang akan menyadari bahwa pola atau gaya dan paradigmanya
memang baik untuk masa dimana ia melayani, namun di masa depan corak lingkungan kerja,
dinamika organisasi dan komunitasnya akan berbeda sehingga dibutuhkan suatu pendekatan,
pola dan gaya kepemimpinan yang baru. Pemimpin yang berhasil juga memiliki kesadaran
tentang life cycle atau daur hidup komunitas yang dipimpinnya. Ada masa lahir, masa
pertumbuhan, ada masa puncak dan ada masa penurunan serta uzur. Pada setiap masa
dibutuhkan corak kepemimpinan yang berbeda-beda. Kematangan seorang pemimpin juga
akan terlihat dalam kesediaanya menerima fakta bahwa orang yang dipersiapkannya mungkin
akan menentangnya, mengkritik kebijakannya dan mengubah banyak hal.
II.IV KEPEMIMPINAN SEJATI
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah
jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri
seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian
dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan
dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika
keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir
menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan
dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan
seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi
lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. I dont
think you have to be waering stars on your shoulders or a title to be leadar. Anybody who
want to raise his hand can be a leader any time,dikatakan dengan lugas oleh General Ronal
Fogleman,Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat yang artinya Saya tidak berpikir anda
menggunakan bintang di bahu anda atau sebuah gelar pemimpin. Orang lainnya yang ingin
mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain waktu.
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang
dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan
mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang
pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa
diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan
pujian (honor & praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan,
semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah
kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble).

Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari
kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa
bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka.Selama
penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri
Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka
yang telah membuatnya menderita selam bertahun tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala galanya bagi seorang pemimpin sejati.
Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya
integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi
yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan kepemimpinan
sejati, yaitu :
Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan intelektual,EQ

berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang
pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek visioner

maupun aspek manajerial.


Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca chi dalam bahasa Mandarin

yang berarti kehidupan).


Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang

sungguh sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan


mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan
bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu)
yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian
makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3
aspek penting yang disingkat menajadi 3C, yaitu :
1. Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).
2. Visi yang jelas (clear vision).
3. Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa
bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan
intrapersonal, kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan
orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metode kepemimpinan).Seperti
yang dikatakan oleh John Maxwell, The only way that I can keep leading is to keep
growing. The the day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is way it
always it. Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa

bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan
tsb.
II.V KEPEMIMPINAN DAN KEARIFAN LOKAL
Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan
pengetahuan, kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan
keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative pelik dan rumit,
Dalam suatu local (daerah ) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang selaras, serasi
dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian dan suka cita. Kehidupan yang
dipimpin oleh pimpinan yang dihormati bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah
yang dipimpin oleh pimpinan yang mampu menciptakan suasana kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah boleh
didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa
kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.
Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat, setiap masalah
yang muncul dapat ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat setempat. Contohnya
adalah masalah banjir yang di alami masyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali,
seringkali terjadi banjir di wilayah Kuta. Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini
sangat tidak menguntungkan. Masalah ini haruslah segera ditangani. Dalam hal pembuatan
drainase dan infrastruktur lainnya, diperlukan kematangan rencana agar pembangunan yang
dilaksanakan tidak berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan yang cepat dengan membuat
gorong gorong bisa menurunkan debit air yang meluber ke jalan.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria
yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati
selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari
proses internal (leadership from the inside out).
III.2 SARAN

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai