BAB II - Tinjauan Pustaka
BAB II - Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bronchopneumonia
1. Definisi
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi
yang disebabkan pengisisan rongga alveoli oleh eksudat (irman Somantri,
2007).
Pneumonia adalah proses inflamasi paru yang terdapat konsolidasi dan
terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Arif Muttaqin, 2011).
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di
sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak.
(Smeltzer, 2008).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercakbercak (patchy distribution) (Bennete, 2013).
2. Etiologi
a. Bakteri
Diplococus pneumonia, pneumococcus, streptococcus hemoliticus aerus,
haemophilus
influenza,
basilus
mycobacterium tuberculosis.
Friedlander
(klebsia
pneumoni),
b. Jamur
Citoplasma capsulatum, criptococcus neptromas, blastomices dermatides,
aspengillus Sp, candida albicans, mycoplasma pneumonia, aspirasi benda
asing
c. Virus
Respiratoty syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
d. Factor lain
1) Factor predisposisi
a) Umur
b) Genetic
2) Factor pencetus
a) Gizi buruk
b) Bayi berat lahir rendan
c) Tidak mendapatkan ASI yang memadai
d) Imunisasi tidak lengkap
e) Polusi udara
f) Kepadatan tempat tinggal
3. Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,
demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis.
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika
terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).
Tanda gejala yang muncul pada bronkopneumonia adalah:
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
1) Nyeri pleuritik
2) Nafas dangkal dan mendengkur
3) Takipnea
b. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
1) Mengecil, kemudian menjadi hilang
2) Krekels, ronki
3) Gerakan dada tidak simetris
c. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, delirium
d. Diafoesis
e. Anoreksia
f. Malaise
5. Patofisiologi
Virus, bakteri, jamur, factor lain
Kuman berlebih
kuman terbawa
infeksi saluran napas bawah
Di bronkus
disaluran pencernaan
dilatasi
suhu
edema antara
Proses peradangan
infeksi saluran pembuluh
pencernaan
darah
septikimia
Akumuasi secret
iritasi PMN
Di broncus
floral normal
eksudat metabolisme eritrosit pecah
Bersihan
mucus
alveoli
evaporasi
edema paru
Jalan napas broncus peristaltik
Tdk efektif
usus
gangguan difusi
pengerasan
Bau mulut
dlm plasma
dinding paru
Tdk sedap malabsorpsi
gangguan
compliance paru
Anoreksia
diare
pertukaran gas
suplai O2
Intake kurang gangguan
keseimbangan cairan
hiperventilasi
hipoksia
Nutrisi kurang
dan elektrolit
Dari kebutuhan
dipsneu
metabolisme
anaerob
Retraksi dada
Atau PCH
akumulasi
asam laktat
Gangguan pola
Napas
fatigue
Intoleransi
Aktifitas
6. Penatalaksanaan
Terapi medis
Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada
penderita yang rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic.
Pemilihan jenis antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan
dugaan kuman penyebab.
atau
Eritromisin (dosis sda) atau
Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.
Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat
(misalnya alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu
dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic lain.
10
Pengobatan simptomatis:
-
Fisioterapi :
- Postural drainase.
- Fisioterapi dengan menepuk-nepuk.
Penatalaksanaan Keperawatan yang dapat
diberikan
pada
klien
bronkopneumonia adalah:
a. Menjaga kelancaran pernapasan
b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Mencegah komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman
Sementara Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan adalah:
a. Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien)
b. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
c. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk transpor muskusilier.
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
7. Pencegahan
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak
dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini. Selain itu hal-hal yang dapat
11
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas anak
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat, no medrek,
diagnose medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
2) Identitas orang tua
Nama orang tua, umur, pekerjaan, pendidikan, pendidikan, agama,
alamat.
3) Keluhan utama
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai
pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut.
Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan
atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
4) Riwayat penyakit sekarang
Bronkopneumonia biasanya didahului
oleh
infeksi
saluran
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik
sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang karena
demam yang tinggi.
5) Riwayat penyakit dahulu
12
13
dada
asimetris,
pernapasan
tidak
teratur/ireguler,
14
struktural;
dapat
juga
Etilogi
Masalah
DS:
Ibu klien mengatakan
anaknya batuk
DS:
Bersihan
napas
efektif
jalan
tidak
15
Batuk berdahak
Ronkhi/whezzing
Napas ireguler
sianosis
Proses peradangan
Akumulasi secret di
bronkus
DO:
Infeksi saluran napas
- suhu meningkat
bawah
- akral hangat
- leukosit meningkat
Peningkatan suhu
Hipertermi
DS:
Virus, bakteri, jamur,
Ibu klien mengatakan
factor lain
anaknya sesak
DO:
Infeksi saluran napas
- dipsneu
bawah
- sianosis
- takikardi
Dilatasi pembuluh darah
- gelisah
DO:
Infeksi saluran napas
- PCH
bawah
- Retraksi dada
- dipsneu
Edema antara kepiler dan
- sianosis
alveoli
Edema paru
Hipertermi
Gangguan
pertukaran gas
Gangguan pola
napas
16
Penurunan compliance
paru
Suplai O2 menurun
Hiperventilasi
Dipsneu
Retraksi dada/PCH
Peningkatan peristaltic
usus
Malabsorpsi
Diare
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
DS:
Virus, jamur, bakteri,
Ibu klien mengatakan
factor lain
anaknya malas makan.
DO:
Infeksi saluran napas atas
BB turun
Bau mulut
Proses peradangan
Anoreksia
Gangguan
keseimbangan
cairan
dan
elektrolit
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
17
DS:
Ibu klien mangatakan
anaknya lemas.
DO:
Dipsneu
Takikardi
Pucat/sianosis
Tonus otot menurun
Akumulasi secret di
bronkus
Mucus di bronkus
meningkat
Anoreksia
Intake kurang
Edema paru
Penurunan compliance
paru
Suplai O2 menurun
Hipoksia
Metabolism anaerob
meningkat
fatigue
Intoleransi aktifitas
Intoleransi
aktifitas
18
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret
di bronkus ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya batuk
DS:
- Batuk berdahak
- Ronkhi/whezzing
- Napas ireguler
- sianosis
b. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya demam
DO:
- suhu meningkat
- akral hangat
- leukosit meningkat
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolar dan kapiler ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya sesak
DO:
- dipsneu
- sianosis
- takikardi
- gelisah
d. Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
compliance paru ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya sesak.
DO:
- PCH
- Retraksi dada
- Dipsneu
- sianosis
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebih (demam, berkeringat, hiperventilasi, muntah)
ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya demam dan berkeringat.
DO:
- ubun-ubun cekung
- kulit kering
- mukosa bibir kering
- turgor menurun
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan intake
makanan ditandai dengan:
19
20
bila perlu.
Kolaborasi
- Awasi efek nebulizer
dan fisioterapi lain.
- Berikan obat sesuai
indikasi.
- Beri cairan tambahan IV
Setelah
dilakukan - Kaji
penyebab asuhan keperawatan
hipertermi
diharapkan tidak ada
hipertemi
dengan - Observasi suhu tubuh
kriteria hasil:
- Suhu normal
- Akral hangat
- Berikan kompres hangat
pada dahi/aksila
- Anjurkan
minum
banyak -
- Anjurkan
untuk menggunakan pakaian
tipis
dan
dapat
menyerap keringat.
- Kolaborasi pemberian antipiretik.
napas
secara
mekanik.
Memudahkan
pengenceran
dan
pembuangan secret.
Alat untuk menurunkan
spasme
bronkus
dengan
mobilisasi
secret.
Cairan
diperlukan
untuk menggantikan
kehilangan
dan
memobilisasi secret.
Mengevaluasi
kemajuan dan efek
proses penyakit dan
memudahkan pilihan
terapi
yang
diperlukan.
Menentukan intervensi
yang sesuai.
Peningkatan
suhu
tubuh
menunjukan
proses
penyakit
infeksius akut.
Daerah
dahi/aksila
merupakan
daerah
tipis dan terdapat
pembuluh
darah.
Sehingga
proses
vasodilatasi
lebih
cepat.
Menggantikan cairan
yang hilang selama
proses evaporasi.
Pakaian yang tipis
membantu
mempercepat proses
evaporasi.
Antipiretik
bekerja
sebagai
penatur
kembali
pusat
pengatur suhu.
21
Setelah
dilakukan - Kaji
frekuensi, - Manifestasi
distress
asuhan keperawatan
kedalaman
dan
pernapasan
diharapkan ventilasi
kemudahan bernapas.
tergantung
pada
tidak
terganggu
derajat keterlibatan
dengan kriteria hasil:
paru
dan
status
- Tidak sesak
kesehatan umum.
- GDA normal
Sianosis
kuku
- Observasi warna kulit,
menunjukan
membrane
mukosa,
vasokontriksi
dan
dan
kuku.
Catat
sianosis
sentral
adanya sianosis perifer
menunjukan
dan setral.
hipoksemia sistemik.
- Kaji status mental
- Penurunan kesadaran
menunjukan
hipoksemia serebral.
- Awasi frekuensi jantung - Takikardi biasanya ada
sebagai
akibat
demam/dehidrasi
tetapi dapat sebagai
respon
terhadap
- Awasi suhu tubuh
hipoksemia.
- Demam tinggi sangat
meningkatkan
kebutuhan metabolic
dan
kebutuhan
oksigen
dan
- Pertahankan
istirahat
mengganggu oksigen
tidur,
dorong
seluler.
menggunakan teknik
- Mencegah terlalu lelah
relaksasi dan aktivitas
dan
menurunkan
senggang.
kebutuhan
oksigen
- Tinggikan kepala dan
untuk memudahkan
dorong
sering
perbaikan infeksi.
mengubah
posisi,
- Meningkatkan inspirasi
napas dalam dan batuk
maksimal,
efektif.
meningkatkan
pengeluaran
secret
- Kaji tingkat ansietas
untuk memperbaiki
ventilasi.
- Ansietas
adalah
manfestasi
klinis
masalah
psikolog
sesuai dengan respon
- Observasi
22
penyimpangan
fisiologi
terhadap
kondisi,
catat
hipoksia.
Syok
dan edema paru
hipotensi,
jumlah
adalah
penyebab
sputum,
warna
umum kematian pada
sputum,
pucat,
bronchopneumonia
sianosis, dipsneu berat
dan
membutuhkan
dan gelisah.
Kolaborasi
intervensi segera.
- Berikan
terapi
oksigenasi
sesuai
indikasi.
- Awasi GDA.
- Mempertahankan PaO2
diatas 60mmHg.
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan
diharapkan
pola
napas
kembali
normal
dengan
kriteria hasil:
- Tidak ada PCH dan retraksi dada
- Respirasi normal
-
- Mengevaluasi proses
penyakit
dan
memudahkan terapi
paru.
Kaji
frekuensi, - Kecepatan
biasanya
kedalaman
dan
meningka,
dipsneu
ekspansi dada.
dan
terjadi
peningkatan
kerja
napas,
kedalaman
bervariasi.
Auskultasi bunyi napas
- Bunyi napas menurun
dan catat adanya bunyi
atau tidak ada bila
adventisius.
jalan napas terdapat
obstruksi kecil.
Berikan
posisi
- Meningkatkan ekspansi
semifowler
paru.
Observasi pola batuk
- Batuk
biasanya
dan
karakteristik
mengeluarkan sputum
secret.
dan
mengindikasi
adanya kelainan.
Bantu
untuk
napas
dalam
dan
batuk - Meningkatkan
pengeluaran sputum.
efektif.
- Kolaborasi
O2.
pemberian
- Memaksimalkan
pernapasan
dan
menurunkan
kerja
paru.
- Berikan
hemudifikasi
- Memberikan
tambahan.
kelembaban
pada
23
Setelah
dilakukan - Kaji perubahan tanda asuhan keperawatan
vital
diharapkan volume
cairan dan elektrolit
kembali seimbang
dengan kriteria hasil:
Turgor kulit baik
CRT <2detik
TTV stabil
Mukosa
bibir
lembab
- Kaji
turgor
kulit,
kelembaban mukosa
bibir.
- Catat
laporan
mual/muntah.
membrane
mukosa
dan
membantu
mengencerkan secret
untuk memudahkan
pembersihan.
Memudahkan
upaya
pernapasan
dan
mengingkatkan
drainase secret dari
segmen paru kedalam
bronkus.
Demam meningkatkan
laju metabolic dan
kehilangan
cairan
melalui
evaporasi.
Tekanan
darah
berubah dan takikardi
menunjukan
kekurangan
cairan
sistemik.
Indicator
langsung
keadekuatan volume
cairan,
meskipun
membrane
mukosa
mulut
mungkin
kering karena napas
mulut dan oksigen
tambahan.
Adanya
gejala
ini
menurunkan masukan
oral.
Memberikan informasi
tentang keadekuatan
volume cairan dan
kebutuhan
penggantian.
- Pantau
intake
dan
output, warna dan
karakteristik
urin.
Hitung keseimbangan
cairan.
Waspadai
kehilangan yang tak
tampak. Ukur berat
badan sesuai indikasi. - Pemenuhan kebutuhan
- Tekankan
masukan
dasar
cairan,
cairan peroral sesuai
menurunkan resiko
24
kebutuhan.
dehidrasi.
- Menurukan kehilangan
Kolaborasi
cairan.
- Beri obat sesuai indikasi
Penggunaan
cairan
- Berikan cairan tambatah
parenteral
dapat
via IV
memperbaiki/menceg
ah kekurangan.
6
Setelah
dilakukan - Identifikasi factor yang - Pilihan
intervensi
asuhan keperawatan
menimbulkan
tergantung
pada
diharapkan nutrisi
mual/muntah
penyebab masalah.
terpenuhi
dengan - Berikan wadah tertutup - Menghilangkan tanda
untuk sputum dan
bahaya, rasa, bau dari
kriteria hasil:
- BB meningkat/stabil
buang
sesering
lingkungan
pasien
- Nafsu
makan
mungkin.
Berikan
dan
dapat
meningkat
bantuan
kebersihan
menurunkan mual.
mulut setelah muntah,
setelah
tindakan
aerosol dan drainase
postural dan sebelum
makan.
- Jadwalkan pengobatan - Menurunkan efek mual
pernapasan sedikitnya
yang
berhubungan
1 jam sebelum makan.
dengan pengobatan
ini.
- Auskultasi bunyi usus. - Bunyi usus mungkin
Observasi/palpasi
menurun/tak ada bila
distensi abdomen.
proses
infeksi
berat/memanjang.
Disten
abdomen
terjadi sebagai akibat
menelan udara atau
menunjukan
pengaruh
toksin
bakteri pada saluran
- Berikan makanan porsi
GI.
kecil
dan
sering - Tindakan ini dapat
termasuk cemilan dan
meningkatkan
atau makanan yang
masukan meskipun
menarik untuk anak.
nafsu makan mungkin
lambat
untuk
- Evaluasi status nutrisi,
kembali.
ukur berat badan.
- Adanya kondisi kronis
25
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan
diharapkan toleransi
aktivitas meningkat
dengan kriteria hasil:
- Tidak ada dipsneu
- Tidak
ada
kelemahan
berlebih
- TTV normal
atau
keterbatasan
keuangan
dapat
menimbulkan
malnutrisi, rendahny
tahanan
terhadap
infeksi
dan
atau
lambatnya
respon
terhadap terapi.
Evaluasi respon pasien - Menetapkan
terhadap
aktivitas.
kemampuan/kebutuha
Catat laporan dipsneu,
n
pasien
dan
peningkatan
memudahkan pilihan
kelemahan/kelelahan
intervensi.
dan perubahan tanda
vital
selama
dan
setelah aktivitas.
Berikan
lingkungan - Menurunkan stress dan
tenang dan batasi
rangsangan
pengunjung
selama
berlebihan,
fase
akut
sesuai
meningkatkan
indikasi.
Dorong
istirahat.
penggunaan
manajemen stress dan
pengalihan yang cepat.
Jelaskan
pentingnya - Tirah
baring
istirahat pada orang
dipertahankan selama
tua anak
selama
fase
akut
untuk
pengobatan
dan
menurunkan
perlunya
kebutuhan metabolic,
keseimbangan
menghemat
energy
aktivitas dan istirahat.
untuk penyembuhan.
Pembatasan aktivitas
ditentukan
dengan
respons
individual
pasien
terhadap
aktivitas
dan
perbaikan kegagalan
pernapasan.
Bantu pasien memilih - Pasien
mungkin
posisi nyaman untuk
nyaman
dengan
istirahat dan atau tidur.
kepala tinggi, tidur di
kursi
atau
26
- Bantu
aktivitas perawatan diri yang
diperlukan.
Berikan
kemajuan peningkatan
aktivitas selama fase
penyembuhan.
menundukan kedepan
meja atau bantal.
Meminimalkan
kelelahan
dan
membantu
keseimbangan suplai
dan
kebutuhan
oksigen.