Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN I (KONSERVASI)


PENGARUH EROSI TERHADAP KESUBURAN TANAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan I
(Konservasi) oleh Ir. Daud Siliwangi Saribun, MS., Dr. Emma Trinurani Sofyan, ST.,MP., dan Ir. Yuliati
Machfud, MP.

Disusun oleh :
Trinanda Al Fajri

150510120126

Ghefira Rahimah R

150510120128

Utari Kusumadewi

150510120147

Aanisah Lutfiyyah S

150510120148

Junius N. S

150510120221

Agroteknologi D

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG

2015
PENGARUH EROSI TERHADAP KESUBURAN TANAH
Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian
tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami (Sitanala Arsyad, 1989: 30).
Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan
terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain. Pengangkutan atau
pemindahan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu antara lain air atau angin.
Erosi oleh angin disebabkan oleh kekuatan angin, sedangkan erosi oleh air
ditimbulkan oleh kekuatan air. Di Indonesia umumnya merupakan daerah tropis yang
lembab, sehingga terjadinya erosi terutama disebabkan oleh air (curah hujan)
(Kartasapoetra, dkk. 2005). Kekuatan perusak air yang mengalir di atas permukaan
tanah akan semakin besar dengan semakin panjangnya lereng permukaan tanah.
Tumbuhan-tumbuhan yang hidup di atas permukaan tanah dapat memperbaiki
kemampuan tanah menyerap air dan memperkecil kekuatan butir-butir perusak hujan
yang jatuh, serta daya dispersi dan angkutan aliran air di atas permukaan tanah.
Menurut Arsyad (1989), dampak erosi dibagi 2, yaitu dampak langsung (onsite) dan dampak tidak langsung (off-site). Dampak langsung di tempat kejadian erosi
contohnya ialah kehilangan lapisan tanah yang baik berjangkarnya akar tanaman,
kehilangan unsur hara dan kerusakan struktur tanah, peningkatan penggunaan energy
untuk produksi, kemerosotan produktivitas tanah atau bahkan menjadi tidak dapat
digunakan untuk produksi, kerusakan bangunan konservasi dan bangunan linnya dan
pemiskinan petani penggarap/ pemilik tanah, sedangkan dampak diluar kejadian
adalah perlumpuran dan pendangkalan waduk, sungai, saluran dan badan air lainnya,
tertimbunnya lahan pertanian, jalan dan bangunan lainnya, menghilangnya mata air
dan memburuknya kualitas air, kehilangan nyawa dan harta oleh banjir, meningkatkan
frekuensi dan masa kekeringan. Untuk dampak tidak langsung di tempat kejadian
erosi adalah berkurangnya alternative penggunaan lahan, timbulnya dorongan dan/
tekanan untuk membuka lahan baru, timbulnya keperluan akan perbaikan lahan dan
bangunan yang rusak, sedangkan dampak di luar kejadian adalah kerugian oleh
memendeknya umur waduk dan meningkatnya frekuensi dan besarnya banjir.
Ciri - ciri tanah yang terganggu kesuburannya akibat erosi ialah sebagai berikut :

1. Hilangnya lapisan top soil


Menurut Rini Wudianto (1989), tanah mengalami kerusakan yang diakibatkan
oleh erosi akan menurunkan kesuburan tanah serta adanya pendangkalan akibat
proses sedimentasi dimana terjadinya penghanyutan tanah. Menurut Buckman
(1982), pada tanah yang berlereng, air hujan yang turun akan lebih banyak berupa
aliran permukaan, yang seterusnya air akan mengalir dengan cepat dan
menghancurkan serta membawa tanah bagian atas (top soil) yang umumnya tanah
subur. Lapisan tanah bagian atas yang pada umumnya adalah top soil, dimana
sumber bahan organik terkumpul, terikis ke daerah yang lebih rendah oleh
berbagai faktor (seperti angin, air, perlakuan manusia) sehingga lapisan tanah
yang tersisa hanya bagian lapisan bawah yang kurang subur , dan terjadilah
kerusakan struktur tanah yang menurunkan produktifitas tanah. Peristiwa ini
terjadi karena unsur hara tanah umumnya banyak terdapat pada lapisan atas tanah
(top soil) khususnya unsur N, P, K sebagai penyubur tanaman, sehingga aliran
permukaan yang terjadi selain membawa tanah menjadi erosi juga membawa hara
tanah keluar dari petak lahan pertanian (petak pertanaman). Jika tanah tersebut
ditanami, maka tanaman tidak akan dapat tumbuh subur dan hasilnya akan
berkurang. fitas tanah. Oleh karena itu berdampak pada kemiskinan petani karena
penurunan penghasilan.
2. Penurunan infiltrasi tanah
Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk
meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam
lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan
mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran
permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang
selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan
sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran. Dampak erosi
pada sungai bagian hilir yaitu sedimentasi yang berakibat pada pendangkalan
waduk sehingga menyebabkan berkurangnya habitat sungai dan meningkatkan
resiko banjir (Morgan, 2005 dalam Narcisa G. Pricope 2009:2). Sedimen yang
kecil pada sungai dan danau dapat mencemari air dengan kekeruhan sangat tinggi
sehingga mengurangi penetrasi sinar matahari dan mempengaruhi suhu air. Erosi
menyumbangkan logam berat atau racun lainnya yang terapsorpsi dengan partikel

halus, selain itu erosi juga mengakibatkan penurunan kualitas air (Toy et al.,2002
dalam narcisa G. Pricope 2009:2).
3. Berkurangnya aktivitas biologi tanah
Erosi mengakibatkan kesuburan tanah menurun, dimana unsur hara didalam tanah
hilang atau berkurang. Hal tersebut mengakibatkan sumber makanan bagi biota
tanah berkurang. Aktivitas biologi tanah sangat bergantung pada unsur hara dan
biota tanah. Ketika top soil hanyut ke tempat yang llebih rendah, bahan organik
pada tanah tersebut akan terbawa oleh alur erosi. Maka aktivitas biota tanah pun
berkurang bahkan hilang.
4. Memburuknya sifat fisik dan kimia tanah
Erosi mengakibatkan tersingkapnya lapisan tanah yang lebih asam (pH
rendah), terbentuknya lapisan dengan kandungan aluminium yang lebih tinggi
menurunkan kandungan bahan organik (C) dan nitrogen (N), unsur-unsur hara
lebih rendah, dan terbentuknya lapisan bawah yang lebih padat.
5. Penurunan produktivitas lahan
Penurunan produktivitas lahan akibat erosi berdasarkan penjelasan dari Utomo
(1989) dalam Rahim (2000 : 33) disebabkan oleh faktor-faktor antara lain adanya
penurunan kandungan bahan organik dan kekurangan air. Dengan hilangnya atau
menurunnya unsur hara disekitar perakaran tanaman yang diakibatkan oleh erosi
menyebabkan penurunan kesuburan tanah seihingga tanaman tidak mampu
menyuplai atau menyediakan hara yang cukup dan seimbang bagi tanaman, dan
produktivitas tanah pun menjadi rendah (Arsyad,1989 : 2).

Sumber :
Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Buckman, O, Hanry, Brady, C, Nyle. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Barat Karya Aksara.
Kartasapoetra, A. G., Kartasapoetra, G., Sutedjo Mul Mulyani. 2005. Teknologi
Konservasi Tanah & Air. Jakarta: Rineke Cipta

Narcisa G. Pricope. 2009. Assessment of Spatial Patterns of Sediment Transport and


Water Conservation Programs
Nursaban Muhammad.

2006.

Pengendalian

Erosi Tanah Sebagai Upaya

Melestarikan Kemampuan Fungsi Lingkungan. Geomedia, Volume 4,


Nomor

2,

November

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Muhammad
%20Nursa'ban,%20M.Pd./artikel_erosi_Geomedia%2006.pdf
Rini Wudianto.1989. Mencegah Erosi. Jakarta: Penebar Swadaya

2006.

Anda mungkin juga menyukai