Anda di halaman 1dari 1

Lorem Ipsum Dolor Sit Amet April 2012

Pemenuhan gizi yang optimal


selama masa 1000 hari
pertumbuhan, selain memberi
kesempatan bagi anak untuk
hidup lebih lama, lebih sehat,
dan lebih produktif, juga
berisiko lebih rendah dari
menderita penyakit degeneratif
(melemahnya fungsi sel
tubuh menjadi lebih buruk
akibat proses penuaan atau
perubahan gaya hidup) di usia
dewasa. Antara lain, penyakit
gula darah (diabetes mellitus),
stroke, jantung koroner,
obesitas dan sebagainya.

ini saatnya kaum Ibu, dan juga


Bapak, meningkatkan kesadaran
dan wawasan bahwa kelahiran anak
bukan awal perhatian yang harus
diberikan. Hal itu jauh sebelumnya, ketika
sepasang suami-istri menyiapkan diri untuk
kehadiran sang anak dan menyadari awal
kehamilannya. Awal kehamilan merupakan
titik nol perhatian terhadap anak, terutama
dalam menjaga keterjaminan asupan gizi
yang baik secara optimal, hingga setidaknya
1000 hari berikutnya (lihat gambar atau
ilustrasi).
Pada dasarnya, di 1000 hari awal
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
anak berlangsung secara cepat. Saat masih
dalam kandungan misalnya, janin bertumbuh
dengan cepat hingga mencapai berat badan
2,5-4,0 kg hingga menjelang dilahirkan. Pada
masa itu, dasar-dasar perkembangannya
pun sudah terbentuk. Cetak biru otaknya
misalnya, sudah terbentuk pada 3 bulan
pertama usia kehamilan.
MENGAPA 1000 HARI?
Rentang 1000 hari awal kehidupan

yang harus menjadi perhatian ini bukan


tanpa alasan. Selama ini dipahami bahwa
pertumbuhan anak yang berlangsung secara
cepat terjadi pada masa-masa awal, yaitu
tahun pertama dan kedua usia anak. Namun,
dalam kasus-kasus kekurangan gizi, justru
fakta menunjukkan bahwa penurunan status
gizi terjadi pada periode ini.
Hasil penelitian Shrimpton dkk. (Jurnal
Pediatrics, Mei 2001) yang berjudul Worldwide
Timing of Growth Faltering: Implications for
Nutritional Interventions menunjukkan bahwa
status gizi seorang anak berdasarkan indeks
berat badan menurut umur (BB/U) cenderung
menurun pada saat ia memasuki usia 3 bulan.
Penurunan status gizi yang sangat tajam
terjadi hingga ia berusia 12 bulan dan mulai
melambat pada usia 18-19 bulan. Hanya saja,
kekurangan gizi ini masih akan terus berlanjut
hingga anak usia 5 tahun.
Sementara, kalau dilihat berdasarkan
indeks berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB), penurunan status gizi dimulai sekitar
usia 3 bulan hingga 15 bulan. Karenanya, jika
intervensi peningkatan asupan gizi dilakukan
setelah anak berusia 2 tahun, maka intervensi
tersebut sangat tidak efektif. Mengapa?
Karena kondisi anak sebenarnya mulai
memburuk jauh sebelum anak berusia 2
tahun dan itu proses yang tidak dapat diulang
(irreversible).
Namun, tidak berarti anak usia 2 tahun
ke atas tidak membutuhkan perhatian lagi,
melainkan skala prioritasnya telah terlewati.
Sekali periode ini terlewati, maka tak dapat
diulangi lagi. Para ahli menyatakan periode
usia anak di bawah 2 tahun dikenal sebagai
periode emas atau Window of Opportunity.
Dengan begitu, kalau ingin medapatkan
generasi yang sehat dan kuat, maka skala
prioritas 1000 hari pertumbuhan dimulai saat
anak masih dalam kandungan hingga usia 2
tahun.
Kekurangan gizi pada awal kehidupan
anak akan berdampak pada kualitas
sumberdaya manusia. Anak yang kurang gizi
akan tumbuh lebih pendek (berat lahir rendah)
dan berpengaruh terhadap perkembangan
kognitif (perkembangan kecerdasan anak

Tips 1000 Hari Pertumbuhan


Pemenuhan asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak sangat
penting. Jika pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang
optimal maka penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal. Adapun titik
kritis yang harus diperhatikan dalam periode pertumbuhan anak adalah:
Dalam kandungan (280 hari). Pastikan ibu memiliki status gizi baik sebelum
dan selama hamil, tidak mengalami kurang gizi kronik dan anemia. Selama hamil
ibu mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan. Porsi kecil tapi sering
jauh lebih baik. Memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Suplemen zat besi
(Fe), asam folat, vitamin C sangat dibutuhkan untuk menjaga ibu dari anemia.
Memeriksakan kehamilan secara rutin. Memasuki kehamilan trimester ke-3,
sebaiknya ibu dan suami sudah mendapatkan informasi tentang menyusui (ASI).
Umur 0-6 bulan (180 hari). Bayi baru lahir harus mendapatkan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD). Dukung Ibu agar memberi ASI Eksklusif dan memantau
pertumbuhan secara teratur.
Umur 6-8 bulan (60 hari), Umur 8-12 bulan (120 hari) dan Umur 12-24
bulan (360 hari). Pastikan ibu mengetahui jenis dan bentuk makanan, serta
frekuensi pemberian makanan yang tepat. Ibu harus tahu transisi pemberian
makanan mulai dari makanan cair atau lumat (6-8 bulan), lembek dan lunak/semi
padat (8-12 bulan) dan padat (12-24 bulan). Dukung ibu untuk terus memberi ASI
Eksklusif, mengolah dan memilih makanan yang bernilai gizi tinggi. Memantau
pertumbuhan dan memeriksa kesehatan anak secara teratur. **

Istimewa

1000 HARI PERTUMBUHAN


YANG MENENTUKAN

Periode 1000 hari pertumbuhan sangat penting bagi tumbuh kembang anak ke depan.

sejalan dengan perkembangan usianya),


dan kemungkinan keberhasilan pendidikan,
serta menurunkan produktivitas pada
usia dewasa. Selain itu, gizi kurang/buruk
merupakan penyebab dasar kematian bayi
dan anak.
Karenanya, yang harus disadari secara
sungguh-sungguh adalah jika terjadi
kegagalan pertumbuhan (growth faltering)
pada periode emas ini, hal itu tidak saja
berdampak terhadap pertumbuhan fisik
anak, melainkan juga perkembangan
kognitif dan kecerdasan lainnya. Meski
gangguan
pertumbuhan
fisik
anak
masih dapat diperbaiki di kemudian hari
dengan peningkapan asupan gizi yang
baik misalnya, namun tidak dengan
perkembangan kecerdasannya. Fakta-fakta
ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan
gizi yang dialami ibu hamil yang kemudian
berlanjut hingga anak berusia 2 tahun
akan mengakibatkan penurunan tingkat
kecerdasan anak. Sayangnya, periode emas
inilah yang seringkali kurang menjadi
perhatian keluarga, baik karena kurangnya
pengetahuan maupun luputnya skala
prioritas yang harus dipenuhi.
Untuk mendorong kesadaran dan
wawasan masyarakat terkait strategisnya
periode emas ini, dalam rangka peringatan
Hari Gizi Nasional 2012, pemerintah memilih
tema 1000 hari pertama kehidupan
anak menuju Indonesia Prima. Ini karena
periode 1000 hari awal kehidupan anak
merupakan masa kritis untuk investasi gizi
ke masa depan. Terutama dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan anak
yang optimal. Masa awal ini sangat singkat,
sehingga peluang bagi perbaikan gizi, dan
pada akhirnya pengembangan SDM, tidak
boleh dilewatkan.
MEMUTUS RANTAI KEMISKINAN
Pemenuhan gizi yang optimal selama
masa 1000 hari pertumbuhan, selain
memberi kesempatan bagi anak untuk hidup
lebih lama, lebih sehat, lebih produktif, dan
berisiko lebih rendah dari menderita penyakit
degeneratif di usia dewasa, juga berperan
positif dalam memutus rantai kemiskinan.
Hal ini dimungkinkan dengan dilakukannya
upaya intervensi perbaikan gizi ibu hamil,
bayi, dan balita, sehingga melahirkan anak
yang sehat.
Anak yang sehat hanya mungkin

dilahirkan dari seorang Ibu yang sehat, yang


menjaga kehamilannya dengan asupan gizi
yang cukup (gizi mikro & protein). Ibu hamil
yang mengalami kekurangan gizi kronik sejak
masa awal kehamilannya misalnya, tentu akan
berisiko melahirkan anak yang kurang sehat,
atau berat badan bayi lahir rendah, yakni
kurang dari 2,5 kilogram. Normalnya, berat
bayi baru lahir minimal 2.500 gram.
Jika asupan gizi bayi yang dibutuhkan
tak terpenuhi, karena orangtuanya miskin,
maka sangat mungkin anak akan menderita
gizi buruk. Jika kondisi ini memungkinkan
anak dapat bertahan hidup, pertumbuhannya
akan mengalami hambatan, termasuk
perkembangan otaknya. Ditambah lagi,
karena daya tahan tubuhnya lemah, anak
akan sering sakit-sakitan. Kondisi ini tidak
memungkinkannya menjadi anak yang sehat
dan produktif, kompetitif dan siap bersaing,
bahkan hingga ia dewasa.
Bila kondisi ini terulang kembali pada
si anak ketika telah dewasa, maka akan
muncul keluarga baru miskin generasi kedua
dari keluarga yang miskin dan kurang gizi.
Mereka pun akan mengalami kesulitan yang
lebih kurang sama untuk menjadikan anakanak mereka sehat dan produktif. Kondisi
ini jelas menghilangkan kesempatan untuk
memperbaiki generasi (lost generation) dan
kemiskinan seolah diwariskan ke generasi
berikutnya.
Sementara, fakta-fakta ilmiah sudah
sangat jelas menyatakan bahwa kelalaian
atau kelengahan memperbaiki gizi pada
awal kehidupan, yakni pemenuhan asupan
gizi (makro dan mikro) secara seimbang,
yang diperoleh dari menyusui (ASI) eksklusif
sampai 6 bulan, dan diteruskan dengan ASI
dan makanan pendamping (MP-ASI), akan
menentukan masa depan anak di kemudian
hari. Pertumbuhan bayi yang sehat akan
menjadikannya anak yang sehat dan produktif,
dan terus berkembang menjadi orang dewasa
yang mampu membangun keluarga yang juga
sehat dan produktif. Jika ini terjadi, rantai
kemiskinan berhasil diputus, dan berharap
keluarga yang sehat akan tumbuh. **

Anda mungkin juga menyukai