Disusun oleh:
Agung Prihatin
J2301450
Arifia Purwanti
J230145051
Arta Winangsit
J2301450
Pipin Oktaviani
J230145056
Reni Ardita
J230145059
Dian Nasif zahrofi
J230145069
Hanifa Nur AfifahJ230145053
Friza Rahmi Artini
J230145057
Maulana Rian Krisandi J2301450
Dyah Isna Romadani
J230145052
Dian Puspitasari
J230145058
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
METODE TERAPI KOGNITIF
A. LATAR BELAKANG
1 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. Skizofrenia
1. Pengertian
Skizofrenia adalah sekumpulan sindroma klinik yang ditandai dengan
perubahan kognitif, emosi, pikiranadanya perilaku menarik diri dari interaksi social serta
disorganisasi dan fragmentasi dalam hal persepsi, (Kaplan & Saddock, 2007)
Skizofrenia paranoid yaitu pada tipe ini adanya pikiran-pikiran yang absurd
(tidak ada pegangannya) tidak logis, dan delusi yang berganti-ganti. Sering diikuti
halusinasi dengan akibat kelemahan penilaian kritis (critical judgement)nya dan aneh
3 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
tidak menentu, tidak dapat diduga, dan kadang-kadang berperilaku yang berbahaya.
Orang-0rang dengan tipe ini memiliki halusinasi dan delusi yang sangat mencolok,yang
melibatkan tema-tema tentang penyiksaan dan kebesaran (toernry, 1995, Susan Nolen
Hoeksema, 2004).
2. Etiologi
a. Faktor biologis
1. Kontribusi gen terhadap skizofrenia
Studi terhadap keluarga, anak kembar dan anak adopsi melengkapi buktibukti bahwa gen terlibat dalam transmisi (penyebaran) skizofrenia (Liohtermann,
Karbe & Maier, 2000). Beberapa peneliti berpendapat bahwa banyak gen
(polygenic) model tambahan, yang membentuk jumlah dan konfigurasi gen
abnormal untuk membentuk skizofrenia
Erlenmyer-kimling,
2001). Adanya
lebih
banyak
gen
yang
terganggu
kamampuan orangtua untuk peduli terhadap anak. Studi adopsi yang dilakukan
Leonard Heston di Amerika Serikat dan Kanada menunjukkan bahwa anak-anak
yang hidup bersama orangtua skizofrenia yang diadopsi jauh dari ibu, mempunyai
tingkat pengembangan skizofrenia yang lebih rendah.
b. Faktor Psikososial
1. Teori Psikodinamika
Menurut Kohut & Wolf, ahli-ahli teori psikodinamika berpendapat
bahwa skizofrenia merupakan hasil dari paksaan atau tekanan kekuetan
biologis yang mencegah atau menghalangi individu untuk mengembangkan
dan mengintegrasikan persaan atau pemahaman atas dirinya. Freud(1942)
berargumen bahwa jika ibu secara ekstrim atau berlebihan kasar dan terusmenerus mendominasi, anak akan mengalami taraf regresi dan kembali ke
taraf perkembangan bayi dalam hal pemfungsiannya, sehingga ego akan
kehilangan kemampuannya dalam membedakan realita.
Berdasarkan penelitian interaksi antar keluarga dan skizofrenia yang
berfokus pada stress keluarga, menunjukkan bahwa stress keluarga
menyebabkan atau mengurangi penderita skizofrenia. Dimana keluarga dapat
mendukung anggota keluarga dengan skizofrenia dan menolong mereka
berfungsi dalam masyarakat meskipun gangguan tersebut membuat gangguan
lebih buruk dengan terciptanya suasana yang merusak atau mengurangi
kemampuan anggota keluarga yang skizofrenia untuk menanganinya (Susan
Nolen Hoeksema, 2004).
2. Pola-Pola Komunikasi
Menurur Gregory Bateson & koleganya bahwa orangtua (khususnya
ibu) pada anak-anak sklizofrenia menempatkan anak mereka dalam situasi
ikatan ganda (double binds) yang secara terus menerus mengkomunikasikan
pesan-pesan yang bertentangan pada anak-anak. Yang dimaksud ikatan ganda
adalah pemberian pendidikan dan informasi yang nilainya saling bertentangan.
Dalam teori doble-bind tentang pola-pola komunikasi dalam keluarga orangorang dengan skizofrenia, menampakkan keganjilan. Keganjilan-keganjilan itu
membentuk lingkungan yang penuh ketegangan yang membuat lebih besar
kemungkinan seorang anak memiliki kerawanan secara biologis terhadap
skizofrenia akan mengembangkan
3. Tampilan Emosi
Berdasarkan beberapa penelitian bahwa gaya interaksi penderita
skizofrenia dapat dilihat dari ekspresi emosinya. Keluarga-keluarga yang
pengekspresian emosinya kuat terlalu melibatkan diri dengan setiap anggota
keluarga lainnya, Overprotekif terhadap anggota keluarganya terganggu dan
bersikap mengorbankan diri bagi anggota keluarganya yang terganggu tetapi
juga suka mengkritik, bermusuhan dan memarahi anggota keluarga yang
terganggu.
4. Stres dan Kekambuhan
Keadaan sekitar atau lingkungan yang penuh stress (stresfull) mungkin
tidak menyebabkan seseorang terjangkit skizofrenia, tetapi keadaan tersebut
dapat memicu episode baru pada orang-orang yang mudah terkena serangan
atau rawan terhadap skizofrenia. Berdasarkan penelitian bahwa lebih dari 50
% orang yang mengalami kekambuhan skizofrenia adalah mereka yang dalam
kehidupannya telah mengalami kejadian-kejadian buruk sebelum mereka
kambuh. Banyak kejadian dalam hidup orang-orang skizofrenia alami dalam
beberapa miggu sebelum mereka kambuh mungkin secara actual disebabkan
oleh simtom-simtom prodormal yang muncul sebelum kambuh kedalam
psikotis. Sebagai contoh, satu dari simtom-simtom prodormal dari
kekambuhan skizofrenia adalah menarik diri dari lingkungan social yang pada
gilirannya kejadian-kejadian buruk dalam kehidupannya sebagian besar
mendahului sebuah kekambuhan, seperti pecah/hancurnya jalinan atau
hubungan (relation ship) atau hilangnya sebuah pekerjaan (Wiramiharja,
2005).
5. Faktor Kesalahan Belajar
Yang dimaksud kesalahan belajar adalah tidak tepatnya mempelajari
yang benar atau dengan tepat mempelajari yang tidak benar. Dalam hal ini
penderita mempelajari dengan baik perilaku orang-orang skizofrenia atau
perilaku yang baik dengan cara yang tidak baik ( Wiramaharja,2005)
3. Tanda dan gejala
Menurut Eugen Bleuler gejala-gejala skizofrenia Paranoid dapat dibagi menjadi
dua yaitu :
a.Gejala primer
6 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
Otomatisme ; merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang lain atau tenaga dari
luar sehingga ia berbuat otomatis.
Gangguan psikomotor
Stupor : tidak bergerak dalam waktu yang lama.
Hiperkinesa; terus bergerak dan tampak gelisah
Stereotipi ; berulang melakukan gerakan atau sikap
Verbigerasi ; stereotipi pembicaraan
Manerisme ; stereotipi tertentu pada pada skizofrenia, grimes pada muka atau
keanehan berjalan dan gaya.
Katalepsi ; posisi badan dipertahankan dalam waktu yang lama.
Fleksibilitas cerea ; bila anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan
seperti lilin.
Negativisme ; menentang atau justru melakukan berlawanan dengan apa yang
disuruh.
Otomatisme komando ; kebalikan daari negativisme.
Echolalia; meniru kata-kata yang diucapkan orang lain.
b. Gejala sekunder
8 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
9 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
menjadikan penderita paranoid selalu curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan
karena merasa diperhatikan, diikuti serta diawasi.
2) Waham atau kebesaran ( delusion of grandeur ) yaitu: keyakinan bahwa dirinya
memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang yang penting (Maramis,
2004).
B. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
1. Pengertian
Menurut Stuart dan Laraia (2001), terapi aktivitas kelompok adalah kumpulan
individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain, saling ketergantungan
serta mempunyai norma yang sama, yang bermaksud untuk berbagi rasa membantu
anggota kelompok dan merubah perilaku yang maladaptif.
2. Jenis TAK
a. TAK Sosialissi Sesi 1
b. TAK Sosialisasi Sesi 2
c. TAK Sosialisasi Sesi 3
d. TAK Sosialisasi Sesi 4
e. TAK Sosialisasi Sesi 5
f. TAK Sosialisasi Sesi 6
g. TAK Orientasi Realita sesi 1
h. TAK Orientasi Realita sesi 2
i. TAK Orientasi Realita sesi 3
j. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Kognitif
3. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Kognitif
Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi
keyakinan
dan
sikap
10 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN
A. PERSIAPAN
1. Klien
Berikut klasifikasi klien yang akan ikut serta dalam aktifitas kelompok :
No.
Nama
Mariawati
Nur hayu
halusinasi
Halusinasi, kekanak-kanakan
Suratmi
Suwanti
Hartatik
2. Perawat
a. Pengorganisasian
Leader : Dyah Isna Romadani
Co Leader : Dian Nasif Zahrofi
Observer
: Arifia Purwanti
: Agung Prihatin
Fasilitator
: Dian Puspitasari
: Hanifa Nur Afifah
: Friza Rahmi Artini
: Reni Ardita
: Pipin Oktaviani
Operator
: Maulana Rian Krisandi
: Arta Winangsit
3. Tugas perawat
11 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
PERAN
Leader
TUGAS
Memimpin
jalannya
acara
terapi
aktivitas kelompok
Memperkealkan anggota-anggota terapi
aktifitas kelompok
Menjelaskan tujuan diskusi
Menetapkan jalannya tata tertib
Dapat mengambil keputusan
menyimpulkan
Co Leader
hasil
diskusi
dan
pada
blocking
Mengoreksi dan mengingatkan leader
jika terjadi kesalahan
Bersama
leader
memecahkan
penyelesaian masalah
Menyampaikan informasi / pesan dari
fasilitator co leader
Motivasi anggota untuk aktiv dalam
Fasilitator
kelompok
Membantu
klien
meluruska
dan
kegiatan
Mengobserver
persiapan
dan
Operator
Memainkan musik
B. TEKNIK PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan
Hari / tanggal
: 18 Desember 2014
Waktu
: 08.40 selesai
Tempat
2. Perlengkapan
a. laptop/ Mp3
b. Pengeras suara/ Speaker aktif
c. Alat tulis
d. Bolpoint/ spidol
e. Kertas bergambar tanda stop
f. Sedotan
g. Karet gela
3. Setting Tempat
a. Sesi 1
F
L
3
F
CLL
L
4
F
Keterangan :
1 s.d 6 : Peserta
13 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
: Leader
: Observer
: Fasilitator
F
4. Mekanisme kegiatan
a. Tahap persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu pasien menarik diri, memiliki
perasaan sama dengan pasien lain yaitu kehilangan, halusinasi, cemas.
2) Membuat kontrak waktu
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Tahap Orientasi
1) Memberikan salam secara terapeutik kepada klien
2) Mengevaluasi/ validasi (menanyakan perasaan klien saat ini )
3) Kontrak :
- Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
- Menjelaskan aturan main kepada klien yaitu jika ada klien yang akan
meningalkan kelompok harus minta ijin kepada terapis.
- Menjelaskan kepada klien bahwa lama kegiatan 45 menit
- Semua klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap Kerja
Sesi 1: perkenalan dan identifikasi masalah
1) Memberikan papan nama untuk pasien
2) Meminta masing-masing klien untuk menuliskan nama lengkap nama
panggilan dan asal
3) Menjelaskan langkah berikutnya, yaitu saat musik mulai dinyalakan klien
beserta fasilitator berputar seperti kereta yang melewati terowongan yang
diperankan oleh 2 orang perawat dan masing-masing peserta memegang
pundak peserta yang ada di depannya. Saat musik dihentikan maka kereta
juga berhenti dan ada salah satu klien atau fasilitator yang terperangkap
diterowongan setiap fasilitator atau klien yang tertangkap harus dapat
menyebutkan nama lengkap, nama pangilan, asal, dan hobi yang
dimilikinya
4) Mengulangi lagkah diatas sampai semua klien mendapat giliran
5) Memberikan reinforcement stiap keberhasilan klien.
Sesi 2: Thought stopping
1) Membagikan kertas bergambar tanda stop atau berhenti
2) Meminta masing-masing klien menyebutkan kertas tersebut bergambar apa
3) Meminta klien membayangkan masalah apa yang biasanya membuat klien
cemas sehingga menarik diri
14 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
4) Mengarahkan klien agar sikap pikiran muncul, klien harus melihat tanda
stop sebagai tanda klien harus berhenti membayangkan hal tersebut
5) Meminta skali lagi untuk membayangkan dan kemudian jika telah muncul
klien diminta bilang stop.
6) Mendiskusikan dengan semua klien tentang bagaimana cara penyelesaian
masalah yang teah dilakukan
7) Memberikan pujian untuk setiap keberhasilan dengan mengajak semua
klien bertepuk tangan.
Sesi 3: mengalihkan pikiran
1) Meminta klien untuk membayangkan hal-hal yang disukai
2) Membagikan kertas kosong dan bolpoin dan meminta masing-masing
klien untuk melakukan apapun dengan kertas tersebut yaitu menuliskan
penyebab kecemasan dan cara mengatasinya
3) Meminta klien untuk melakukan hal
yang
disukai
dengan
16 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
LEMBAR PENILAIAN
SESI I : PERKENALAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH
Nama Peserta
No
.
1
Klien
mampu
mengenal
mampu
mengenal
perawat
Klien
Klien
mampu
membina
Klien
mampu
17 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014
berkonsentrasi
Nama Paserta
No.
dengan
melihat
tanda stop
No
Klien
mampu
mengalihkan
fikiran
Klien
mampu
sesuatu
untuk
melakukan
mengalihkan
fikiran
selama
5-7
detik
detik
Klien dapat mengencangkan
lengan
atau
otot
bisep
selama
5-7
detik
21 | stase keperawatan jiwa: prgram profesi ners angkatan XIII ums 2014