Anda di halaman 1dari 56

KATA PENGANTAR

Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data
dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya (evidence based).

Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut
kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen
BUK Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes
RI, Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan
dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Kalimantan Barat maupun kabupaten/kota di
provinsi tersebut.

Kepala Pusat Data dan Informasi


Kementerian Kesehatan

drg. Oscar Primadi, MPH


NIP. 196110201988031013

DAFTAR ISI

Profil Singkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 1


Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2013
2
Estimasi Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
3
Estimasi Piramida Penduduk Tahun 2013
4
Estimasi Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2013 5
Estimasi Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2013
6
Jumlah Puskesmas Provinsi Kalimantan Barat per
Desember 2013
7
Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk di Indonesia
Tahun 2013
8
Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk di Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2013
9
Rumah Sakit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 201310
Jumlah Fasilitas Kesehatan Keluarga Berencana
Sesuai Standar di Indonesia Tahun 2012
11
Kabupaten/Kota Daerah Bermasalah Kesehatan
(DBK) Provinsi Kalimantan Barat
12
Alokasi dan Realisasi Dana BOK Provinsi Kalimantan
Barat per 1 Desember 2013
13
Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Indonesia
Tahun 2013
14
Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2013
15

Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Indonesia


Tahun 2013
Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2013
Rasio Perawat per 100.000 pddk di Indonesia
Tahun 2013
Rasio Perawat per 100.000 pddk di Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2013
Rasio Bidan per 100.000 pddk di Indonesia
Tahun 2013
Rasio Bidan per 100.000 pddk di Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2013
Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia
Tahun 2012
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2012
Perubahan IPKM 2007-2010
Persentase Wanita Berstatus Kawin Umur 15-49
Tahun yang Menggunakan Alat/Cara KB
di Indonesia (KB Aktif), SDKI 2012
Angka Kematian Bayi di Indonesia, SDKI 2012
Angka Kematian Balita di Indonesia, SDKI 2012
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Indonesia
Tahun 2013

16
17
18
19

20
21
22
23
24

25
26
27
28

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi


Kalimantan Barat Tahun 2013
29
Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
di Indonesia Tahun 2013
30
Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013
31
Kunjungan KN1 di Indonesia Tahun 2013
32
Kunjungan KN1 Provinsi Kalimantan Barat Tahun 201333
Cakupan Imunisasi Campak di Indonesia Tahun 2013 34
Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
35
Drop Out Rate Imunisasi DPT/HB1-Campak pada
Bayi di Indonesia Tahun 2013
36
Drop Out Rate Imunisasi DPT/HB1-Campak pada
Bayi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013
37
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Indonesia
Tahun 2013
38
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2013
39
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
di Indonesia Tahun 2013
40
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2013
41

Persentase Balita Ditimbang (D/S) di Indonesia


Tahun 2013
Persentase Balita Ditimbang (D/S) di Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2013
Success Rate TB Paru di Indonesia Tahun 2013
Case Notification Rate (CNR) TB di Indonesia
Tahun 2013
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Indonesia Tahun 2012
Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air
Minum Layak di Indonesia Tahun 2012
Persentase Rumah Tangga menurut Akses Air
Minum Layak dan Air Kemasan/Isi Ulang
di Indonesia Tahun 1995-2012
Persentase Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Minum
PDAM yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi
di Indonesia Tahun 2012
Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap
Sanitasi Layak di Indonesia Tahun 2012
Persentase Kabupaten/Kota Penyelenggara
Kabupaten/Kota Sehat (KKS) di Indonesia Thn 2012

42
43
44

45
46
47

48

49
50
51

PROFIL SINGKAT
PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013
1

Jumlah kabupaten/kota
Kabupaten
Kota

Jumlah
2

Jumlah kecamatan

Jumlah kelurahan/desa
Kelurahan
Desa

12
2
14
173

Jumlah
4

Luas wilayah (km2)

Estimasi Jumlah Penduduk Tahun 2013


Laki-Laki
Perempuan

Kepadatan penduduk (jiwa/km 2)

Sarana Kesehatan
- Puskesmas Rawat Inap
- Puskesmas Non Rawat Inap
Jumlah Puskesmas
Rumah Sakit

89
1.826
1.915

Tenaga Kesehatan
Dokter spesialis
Dokter gigi spesialis
Dokter umum
Dokter gigi
Perawat
Bidan
Farmasi
Nakes lainnya

162
6
750
161
9.467
2.308
739
2.520

146.807
4.508.968
2.303.134
2.205.834
31

94
143
237
40

Sumber : Kementerian Dalam Negeri; Kemkes: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Sekretariat KKI,
Pusat Data dan Informasi

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA


TAHUN 2013
Jumlah Penduduk Indonesia : 248.422.956 jiwa

Sumber : Pusdatin, 2013


Estimasi jumlah penduduk tahun 2013 menggunakan metode geometriks. Metode ini berasumsi bahwa laju/angka pertumbuhan
penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju pertumbuhan penduduk
provinsi. jumlah penduduk tertinggi di Indonesia hasil estimasi terdapat di Provinsi Jawa Barat dan jumlah penduduk terendah
terdapat di Provinsi Papua Barat.

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013
Kalimantan Barat : 4.508.968 jiwa

Sumber : Pusdatin, 2013


Estimasi jumlah penduduk tahun 2013 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. berdasarkan
hal tersebut jumlah penduduk terbanyak masih di Kota Pontianak dan terendah di Kab. Kayong Utara. Proporsi penduduk di Kota
Pontianak sebesar 12,62% dan di Kab. Kayong Utara sebesar 2,17%.

ESTIMASI PIRAMIDA
PENDUDUK TAHUN 2013

Indonesia

Kalimantan Barat

Sumber : Pusdatin Kemkes RI

Struktur penduduk di Indonesia dan Kalimantan Barat termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya
jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun), walaupun jumlah kelahiran telah menurun jika dibandingkan dengan lima tahun yang lalu
dan angka harapan hidup yang semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk usia tua. Badan piramida
membesar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki maupun
perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan
hidup, kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak
produktif.

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA


TAHUN 2013

Sumber : Kemendagri, 2013; Pusdatin, 2013


Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2012 kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 130 penduduk per KM2. Estimasi
kepadatan penduduk paling besar terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 15.063, Jawa Barat sebesar 1.285
dan Banten 1.193. Estimasi kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Provinsi Papua Barat dengan kepadatan penduduk 9, Papua
sebesar 10 dan Kalimantan Tengah sebesar 15 penduduk per km 2 .

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Sumber : Kemendagri, 2013; Pusdatin, 2013


Penyebaran penduduk di Provinsi Kalimantan Barat belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota
yang tidak sama. Daerah dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Pontianak sebesar 5.279 jiwa per km2.
Kepadatan terendah terdapat di Kab. Kapuas Hulu dengan kepadatan penduduk 8 jiwa per KM2. Jumlah penduduk dan luas wilayah
merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk.

JUMLAH PUSKESMAS
PROVINSI KALIMANTAN BARAT PER DESEMBER 2013
NO

KABUPATEN/KOTA

RAWAT INAP

NON RAWAT INAP

JUMLAH

SAMBAS

22

27

BENGKAYANG

14

17

LANDAK

12

16

PONTIANAK

12

14

SANGGAU

11

18

KETAPANG

16

24

SINTANG

14

20

KAPUAS HULU

14

23

SEKADAU

12

10

MELAWI

11

11

KAYONG UTARA

12

KUBU RAYA

10

19

13

KOTA PONTIANAK

18

23

14

KOTA SINGKAWANG

94

143

237

JUMLAH

Sumber : Pusdatin, 2014

RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK


DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Pusdatin, Desember 2013


Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi di Indonesia menunjukkan nilai yang bervariasi. Rata-rata di Indonesia 1
Puskesmas dapat melayani sebesar 25,730 penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk tertinggi terdapat di Provinsi Papua
Barat dan rasio puskesmas per 100.000 penduduk terendah terdapat di Provinsi Banten.

RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK


DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Sumber : Pusdatin, Desember 2013


Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk di Kalimantan Barat sebesar 5,26. Pada Provinsi Kalimantan Barat dengan estimasi
jumlah penduduk tahun 2013 sebesar 4.508.968 dan jumlah puskesmas yang telah teregistrasi sebesar 237 maka 1 Puskesmas
dapat melayani sebesar 19.025 penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk tertinggi terdapat di Kab. Kapuas Hulu sebesar
10,09 dan terendah terdapat di Kota Singkawang sebesar 2,61.

RS DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT


TAHUN 2013
KATEGORI
KEPEMILIKAN
RS PUBLIK
Pemerintah
- Kemkes
- Pemda Propinsi
- Pemda Kabupaten
- Pemda Kota
- Kementerian Lain
- TNI/POLRI
Swasta Non Profit
RS PRIVAT SWASTA
BUMN
TOTAL
Sumber : Ditjen BUK 01 Desember 2014

RS UMUM
21
0
1
13
2
0
5
7
3
1
32

RS KHUSUS
3
0
2
0
1
0
0
1
4
0
8

TOTAL
24
0
3
13
3
0
5
8
7
1
40

JUMLAH FASILITAS KESEHATAN


KELUARGA BERENCANA SESUAI STANDAR
DI INDONESIA TAHUN 2012

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA


Jumlah fasilitas kesehatan keluarga berencana sesuai standar di kalimantan Barat berjumlah 667 tempat. Jumlah terbesar ada di
Provinsi Jawa Tengah sebanyak 8.270 . Jumlah terendah terdapat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 54 tempat fasilitas kesehatan
keluarga berencana sesuai standar.

KABUPATEN/KOTA DAERAH BERMASALAH KESEHATAN (DBK)


PROVINSI KALIMANTAN BARAT

NO
1 Kab. Landak
2 Kab. Sekadau

KABUPATEN/KOTA

ALOKASI DAN REALISASI DANA BOK


PROVINSI KALIMANTAN BARAT PER 1 DESEMBER 2013
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

PROVINSI
Kab. Sambas
Kab. Bengkayang
Kab. Landak
Kab. Pontianak
Kab. Sanggau
Kab. Ketapang
Kab. Sintang
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Sekadau
Kab. Melawi
Kab. Kayong Utara
Kab. Kubu Raya
Kota Pontianak
Kota Singkawang
PROVINSI

ALOKASI DANA
3 263 800 000
2 157 800 000
1 835 600 000
1 614 400 000
2 268 400 000
2 720 400 000
2 489 600 000
3 118 800 000
1 393 200 000
1 282 600 000
718 800 000
2 167 400 000
2 609 800 000
608 200 000
28 248 800 000

PELAKSANAAN
1 256 201 100
1 172 360 500
910 128 000
804 727 000
879 875 000
1 061 390 350
1 793 317 200
1 870 394 500
465 279 700
648 233 000
317 427 500
1 508 331 000
1 454 760 500
297 825 000
14 440 250 350

Sumber : http://www.gizikia.depkes.go.id diunduh tanggal 21 Januari 2014

PERSENTASE
38,49
54,33
49,58
49,85
38,79
39,02
72,03
59,97
33,40
50,54
44,16
69,59
55,74
48,97
51,12

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK


DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter umum di Indonesia tahun 2013 adalah 37,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 8,9 151,5 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya
8 provinsi telah mencapai target.

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter umum per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Barat berkisar 0,0 67,3 dengan rasio tertinggi Kota
Pontianak dan rasio terendah Kab. Kayong Utara. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk,
tingkat provinsi dan 86 % kab/kota belum mencapai target.

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK


DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter gigi di Indonesia tahun 2013 adalah 9,7 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2,7 50,5 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan
hanya 7 provinsi telah mencapai target.

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Barat berkisar 0,5 16,9 dengan rasio tertinggi Kota
Pontianak dan rasio terendah Kab. Bengkayang. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000
penduduk, tingkat provinsi dan 93 % kab/kota belum mencapai target.

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK


DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013


Rasio perawat di Indonesia tahun 2013 adalah 119,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 66,9 320,1 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 117,5 per 100.000 penduduk, secara nasional telah mencapai target dan
hanya 8 provinsi belum mencapai target.

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK


DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013


Rasio perawat per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Barat berkisar 78,5 533,2 dengan rasio tertinggi Kab. Kapuas
Hulu dan terendah Kab. Ketapang. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio 117,5 perawat per 100.000 penduduk, tingkat
provinsi dan 93 % kab/kota telah memenuhi target.

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK


DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013


Rasio bidan di Indonesia tahun 2013 adalah 55,1 per 100.000 penduduk, dengan rentang 28,5 204,5 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 100 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan
hanya 4 provinsi telah mencapai target.

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK


DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013

Rasio bidan per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Barat berkisar 22,1 102,3 dengan rasio tertinggi Kab.
Kapuas Hulu dan terendah Kab. Ketapang. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio 100 bidan per 100.000 penduduk,
tingkat provinsi dan 93 % kab/kota belum memenuhi target.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA


TAHUN 2012

IPM rendah

IPM
sedang

IPM tinggi

Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012


Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 73,29 naik dari tahun 2011 sebesar 72,77 dan kisaran IPM per
kabupaten/kota 65,86-78,33. Seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori IPM sedang, tidak satupun provinsi dengan
kategori IPM rendah maupun sedang.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2012

IPM rendah

IPM
sedang

IPM tinggi

Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012


Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 20125 sebesar 70,31 dengan kisaran IPM per kabupaten/kota
66,19 - 74,21. Berdasarkan kategori, seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Barat termasuk IPM kategori sedang.

PERUBAHAN IPKM 2007 2010*)


1,00
0,90

IPKM 2007
IPKM 2010

0,80

0,70
0,60
0,50
0,40
0,30

0,20

0,00

Maluku
Sulbar
NTT
Papua
Goron
Malut
Pa-bar
Sulsel
NTB
Kalteng
Banten
Sultra
Kalbar
Sulteng
Jambi
Aceh
Sumsel
Lamp
Jabar
Kalsel
Sumbar
Babel
Sumut
Riau
Jawa
Jateng
Beng
Sulut
Kep.R
Kaltim
Bali
DKI
DIY

0,10

*)Komposit

7 indikator Riskesdas 2007 dan 2010 untuk Provinsi:


Prevalensi Gizi Kurang, Prevalensi Anak Pendek, Kunjungan Neonatus, Imunisasi,
Penolong persalinan oleh nakes, pemantauan pertumbuhan, Sanitasi

PERSENTASE WANITA BERSTATUS KAWIN UMUR 15-49 YANG


MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI INDONESIA (KB AKTIF),
SDKI 2012

ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIA


HASIL SDKI 2012

Target
MDGs
2015 23

Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia
periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.

ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA,


HASIL SDKI 2012

Target
MDGs
2015 32

Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di
Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI INDONESIA


TAHUN 2013

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 86,52%. Hal itu berarti, belum mencapai target renstra
pada tahun 2013 yang sebesar 93%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 10 provinsi (30,3%) yang telah mencapai target tersebut.

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 (%)


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Target
Renstra
2013: 93%

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013 ialah sebesar 83,76% yang berarti belum mencapai
target renstra tahun 2013 yang sebesar 93%. Dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat, hanya 1 Kabupaten yang telah
mencapai target tersebut, yakni Kabupaten Bengkayang.

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN


DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 90,88%. Hal itu berarti, capaian ini telah
memenuhi target renstra pada tahun 2013 yang sebesar 89%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi (36,37%) yang
belum mencapai target tersebut.

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (%)


DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Target
Renstra
2013: 89%

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013
Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013 ialah sebesar 86,46%. Hal itu berarti
capaian ini belum memenuhi target renstra tahun 2013 yang sebesar 89%. Dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat, hanya
28,57% atau sebanyak 4 Kabupaten/Kota yang telah mencapai target tersebut.

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS PERTAMA (KN1)


DI INDONESIA
Target Triwulan IV : 89%

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Sampai dengan November tahun 2013 cakupan KN 1 di Indonesia sebesar 93,34% yang telah memenuhi target triwulan IV 2013
sebesar 89%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi telah memenuhi target tersebut. Provinsi dengan capaian tertinggi
adalah Kepulauan Bangka Belitung sebesar 97,92%, sedangkan terendah adalah Provinsi Papua Barat sebesar 25,54%.

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS PERTAMA (KN1)


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Target Triwulan IV : 89%

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Pada tingkat provinsi, kab/kota dengan capaian KN1 tertinggi adalah Kab. Kapuas Hulu sebesar 96,27%. Sedangkan Kabupaten
Sekadau memiliki capaian terendah sebesar 68,48%. Sebagian besar kabupaten/kota telah memenuhi target triwulan IV 2013.

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK


DI INDONESIA SAMPAI DENGAN DESEMBER 2013

Target WHO: 90%

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013


Capaian imunisasi campak di Indonesia sampai dengan Desember 2013 sebesar 90,82%. Capaian tertinggi adalah Provinsi Jambi.
Sedangkan capaian terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 50,35%.

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK


PROVINSI KALIMANTAN BARAT PER DESEMBER 2013

Target WHO: 90%

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013


Pada tingkat provinsi, kabupaten/kota dengan capaian imunisasi campak tertinggi adalah Kab. Kapuas Hulu. Sedangkan Kota
Singkawang memiliki capaian terendah sebesar 46,62%. Beberapa provinsi telah memenuhi target WHO 90%.

DROP OUT RATE IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI


DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013


DO Rate imunisasi DPT/HB1-Campak menggambarkan persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 namun tidak
mendapatkan imunisasi campak, terhadap bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1. Terdapat 20 provinsi memiliki DO Rate di
bawah 5%. Sedangkan sebanyak 14 provinsi memiliki DO rate lebih dari 5%.

DROP OUT RATE IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013


DO Rate imunisasi DPT/HB1-Campak menggambarkan persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 namun tidak
mendapatkan imunisasi campak, terhadap bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1. DO Rate Provinsi Kalimantan Barat pada
tahun 2013 di atas batas < 5% yaitu 6.9 %. Terdapat 7 kab/kota memiliki DO Rate di bawah 5%. Sedangkan ada 7 kab/kota
memiliki DO rate lebih dari 5%.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI


DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 17provinsi sudah memenuhi target Renstra 2012 yaitu 87%.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI


DI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi di provinsi Kalimantan Barat
belum mencapai target Renstra yaitu 73.83%.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA


DI INDONESIA TAHUN 2013

Target Renstra
2013 83%

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan pelayanan anak balita di Indonesia (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 69,75% berarti belum memenuhi target Renstra
Kemkes yang harus dicapai pada tahun 2013 yang sebesar 83%. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan cakupan
pelayanan kesehatan anak balita tertinggi. Terendah yaitu Provinsi Papua.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Target
renstra 2013
83%

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Provinsi Kalimantan Barat (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 45,26% yang berarti
belum mencapai target renstra 2013 yang sebesar 83%. Tertinggi terjadi di Kabupaten Kayong Utara yang mencapai 81,78% dan
terendah di Kab. Pontianak dengan cakupan 19,43%. Seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Barat belum mencapai target renstra
tahun 2013.

PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S)


DI INDONESIA TAHUN 2013
Target
renstra
2013 80%

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan D/S di Indonesia pada tahun 2013 (Laporan B.12) mencapai 80,01%. Berarti telah mencapai target Renstra Kemkes 2013 yang
sebesar 80%. Cakupan tertinggi dicapai Jawa Tengah sebesar 89,43% dan terendah Papua sebesar 37,89%. Sedangkan Kalimantan Barat
memiliki cakupan persentase balita ditimbang (Laporan B12 2013) sebesar 63,18%.

PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S)


PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013

Target
renstra 2013
80%

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan D/S di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013 (Laporan B12) mencapai 63,18%. Sementara target Renstra
Kemkes 2013 sebesar 80%. Berarti Provinsi Kalimantan Barat belum mencapai target Renstra 2013. Cakupan tertinggi dicapai
Kab. Landak sebesar 91,68% dan terendah Kota Singkawang sebesar 30%.

SUCCESS RATE TB PARU DI INDONESIA

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013
Success Rate (SR) di Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan triwulan 3 sebesar 90,8%, yang berarti telah mencapai target
WHO yang sebesar 85%. Terdapat 26 provinsi (78,79%) telah mencapai target WHO.

CASE NOTIFICATION RATE (CNR) TUBERKULOSIS


PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013

Case Notification Rate (CNR) Tb semua kasus di Indonesia sampai dengan triwulan 3 tahun 2013 sebesar 96 per 100.000
penduduk. Provinsi Papua menempati posisi teratas yaitu sebesar 442 dan untuk DI Yogyakarta menempati posisi paling bawah
sebesar 55 per 100.000 penduduk

PERSENTASE RUMAH TANGGA


BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI INDONESIA TAHUN 2012

Target Renstra 2012:


60%

Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Kemkes, 2013


Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia sebesar 56,2 persen. Sepuluh provinsi mempunyai
persentase lebih besar dibandingkan dengan persentase nasional. Persentase terbesar ada di Provinsi Jawa Tengah, Kalimantan Timur
dan Kalimantan Selatan. Persentase terkecil rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat terdapat di Papua, Papua Barat dan
Sulawesi Tengah.

PERSENTASE RUMAH TANGGA


MENURUT SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA
TAHUN 2012

Sumber : Susenas Triwulan I 2012, BPS


Persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak di Indonesia sebesar 41,66%. Provinsi dengan persentase tertinggi untuk
sumber air minum layak terdapat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 61,38%. Terdapat 16 provinsi yang persentasenya berada diatas
persentase nasional. Persentase terendah terdapat di Provinsi Banten sebesar 20,40%. Terdapat 17 provinsi yang persentase rumah
tangga menurut sumber air minum layak kurang dari persentase nasional.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT


AKSES AIR MINUM LAYAK DAN AIR KEMASAN/ISI ULANG
DI INDONESIA TAHUN 1995 2012

Sumber : Susenas 1995-2012, BPS


Susenas Triwulan I 2012
Persentase rumah tangga yang dapat mengakses air minum layak dengan air kemasan/isi ulang di Indonesia menunjukkan tren yang
berlawanan. Air minum layak dalam pembahasan ini tidak termasuk air minum kemasan/isi ulang. Hal ini dikarenakan air kemasan tidak
dapat dipastikan keberlanjutannya dan sumbernya berasal dari wilayah lain. Persentase penduduk yang mengkonsumsi air minum layak
semakin menurun jika dibandingkan dengan penduduk yang mengkonsumsi air kemasan/isi ulang. Penduduk yang mengkonsumsi air
dalam kemasan semakin meningkat. Pada tahun 2011 persentase penggunaan air minum layak sebesar 42,76% dan persentase
penggunaan air minum kemasan/isi ulang sebesar 22,13%, sedangkan pada tahun 2012 persentase penggunaan air minum layak sebesar
41,66% dan persentase penggunaan air minum kemasan/isi ulang sebesar 23,33%.

PERSENTASE HASIL PEMERIKSAAN KUALITAS AIR MINUM PDAM


YANG MEMENUHI SYARAT MIKROBIOLOGI
DI INDONESIA TAHUN 2012

Sumber : Direktorat Penyehatan Lingkungan, 2012


Persentase hasil pemeriksaan kualitas air minum PDAM yang memenuhi syarat mikrobiologi di Indonesia sebesar 95,39%. Hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa 20 provinsi di Indonesia mempunyai kualitas air minum PDAM yang baik, karena dari jumlah sampel
yang diuji nilainya 100% memenuhi syarat mikrobiologi. Persentase terendah terjadi di Provinsi Bali, hasil pengujian sampel hanya
sebesar 34,78% yang memenuhi syarat mikrobiologi, sedangkan di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 62,47%.

PERSENTASE RUMAH TANGGA


MENURUT AKSES TERHADAP SANITASI LAYAK
DI INDONESIA TAHUN 2012

Sumber : Susenas Triwulan I 2012, BPS

Persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak di Indonesia sebesar 56,24%. Provinsi dengan persentase tertinggi
untuk menurut akses terhadap sanitasi layak terdapat di Provinsi Bali sebesar 87,86% dan Provinsi DI Yogyakarta sebesar 80,37%.
Terdapat 12 provinsi yang persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak berada diatas persentase nasional.
Persentase terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 25,92% dan Nusa Tenggara Timur sebesar 27,33%. Terdapat 21 provinsi yang
persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak dari persentase nasional

PERSENTASE KABUPATEN/KOTA PENYELENGGARA


KABUPATEN/KOTA SEHAT (KKS) DI INDONESIA TAHUN 2012

Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, 2013

Persentase kabupaten/kota yang telah menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) terbesar ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Ketiga provinsi ini 100% dari kabupaten/kota yang ada telah menyelenggarakan KKS. Kondisi yang
berbeda terjadi di Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua yang seluruh kabupaten/kotanya belum
menyelenggarakan KKS

Anda mungkin juga menyukai