Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data
dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya (evidence based).
Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut
kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen
BUK Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes
RI, Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan
dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Kalimantan Barat maupun kabupaten/kota di
provinsi tersebut.
DAFTAR ISI
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
PROFIL SINGKAT
PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013
1
Jumlah kabupaten/kota
Kabupaten
Kota
Jumlah
2
Jumlah kecamatan
Jumlah kelurahan/desa
Kelurahan
Desa
12
2
14
173
Jumlah
4
Sarana Kesehatan
- Puskesmas Rawat Inap
- Puskesmas Non Rawat Inap
Jumlah Puskesmas
Rumah Sakit
89
1.826
1.915
Tenaga Kesehatan
Dokter spesialis
Dokter gigi spesialis
Dokter umum
Dokter gigi
Perawat
Bidan
Farmasi
Nakes lainnya
162
6
750
161
9.467
2.308
739
2.520
146.807
4.508.968
2.303.134
2.205.834
31
94
143
237
40
Sumber : Kementerian Dalam Negeri; Kemkes: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Sekretariat KKI,
Pusat Data dan Informasi
ESTIMASI PIRAMIDA
PENDUDUK TAHUN 2013
Indonesia
Kalimantan Barat
Struktur penduduk di Indonesia dan Kalimantan Barat termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya
jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun), walaupun jumlah kelahiran telah menurun jika dibandingkan dengan lima tahun yang lalu
dan angka harapan hidup yang semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk usia tua. Badan piramida
membesar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki maupun
perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan
hidup, kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak
produktif.
JUMLAH PUSKESMAS
PROVINSI KALIMANTAN BARAT PER DESEMBER 2013
NO
KABUPATEN/KOTA
RAWAT INAP
JUMLAH
SAMBAS
22
27
BENGKAYANG
14
17
LANDAK
12
16
PONTIANAK
12
14
SANGGAU
11
18
KETAPANG
16
24
SINTANG
14
20
KAPUAS HULU
14
23
SEKADAU
12
10
MELAWI
11
11
KAYONG UTARA
12
KUBU RAYA
10
19
13
KOTA PONTIANAK
18
23
14
KOTA SINGKAWANG
94
143
237
JUMLAH
RS UMUM
21
0
1
13
2
0
5
7
3
1
32
RS KHUSUS
3
0
2
0
1
0
0
1
4
0
8
TOTAL
24
0
3
13
3
0
5
8
7
1
40
NO
1 Kab. Landak
2 Kab. Sekadau
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI
Kab. Sambas
Kab. Bengkayang
Kab. Landak
Kab. Pontianak
Kab. Sanggau
Kab. Ketapang
Kab. Sintang
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Sekadau
Kab. Melawi
Kab. Kayong Utara
Kab. Kubu Raya
Kota Pontianak
Kota Singkawang
PROVINSI
ALOKASI DANA
3 263 800 000
2 157 800 000
1 835 600 000
1 614 400 000
2 268 400 000
2 720 400 000
2 489 600 000
3 118 800 000
1 393 200 000
1 282 600 000
718 800 000
2 167 400 000
2 609 800 000
608 200 000
28 248 800 000
PELAKSANAAN
1 256 201 100
1 172 360 500
910 128 000
804 727 000
879 875 000
1 061 390 350
1 793 317 200
1 870 394 500
465 279 700
648 233 000
317 427 500
1 508 331 000
1 454 760 500
297 825 000
14 440 250 350
PERSENTASE
38,49
54,33
49,58
49,85
38,79
39,02
72,03
59,97
33,40
50,54
44,16
69,59
55,74
48,97
51,12
Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter umum di Indonesia tahun 2013 adalah 37,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 8,9 151,5 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya
8 provinsi telah mencapai target.
Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter umum per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Barat berkisar 0,0 67,3 dengan rasio tertinggi Kota
Pontianak dan rasio terendah Kab. Kayong Utara. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk,
tingkat provinsi dan 86 % kab/kota belum mencapai target.
Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter gigi di Indonesia tahun 2013 adalah 9,7 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2,7 50,5 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan
hanya 7 provinsi telah mencapai target.
Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Barat berkisar 0,5 16,9 dengan rasio tertinggi Kota
Pontianak dan rasio terendah Kab. Bengkayang. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000
penduduk, tingkat provinsi dan 93 % kab/kota belum mencapai target.
Rasio bidan per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Barat berkisar 22,1 102,3 dengan rasio tertinggi Kab.
Kapuas Hulu dan terendah Kab. Ketapang. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio 100 bidan per 100.000 penduduk,
tingkat provinsi dan 93 % kab/kota belum memenuhi target.
IPM rendah
IPM
sedang
IPM tinggi
IPM rendah
IPM
sedang
IPM tinggi
IPKM 2007
IPKM 2010
0,80
0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,00
Maluku
Sulbar
NTT
Papua
Goron
Malut
Pa-bar
Sulsel
NTB
Kalteng
Banten
Sultra
Kalbar
Sulteng
Jambi
Aceh
Sumsel
Lamp
Jabar
Kalsel
Sumbar
Babel
Sumut
Riau
Jawa
Jateng
Beng
Sulut
Kep.R
Kaltim
Bali
DKI
DIY
0,10
*)Komposit
Target
MDGs
2015 23
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia
periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.
Target
MDGs
2015 32
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di
Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 86,52%. Hal itu berarti, belum mencapai target renstra
pada tahun 2013 yang sebesar 93%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 10 provinsi (30,3%) yang telah mencapai target tersebut.
Target
Renstra
2013: 93%
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013 ialah sebesar 83,76% yang berarti belum mencapai
target renstra tahun 2013 yang sebesar 93%. Dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat, hanya 1 Kabupaten yang telah
mencapai target tersebut, yakni Kabupaten Bengkayang.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 90,88%. Hal itu berarti, capaian ini telah
memenuhi target renstra pada tahun 2013 yang sebesar 89%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi (36,37%) yang
belum mencapai target tersebut.
Target
Renstra
2013: 89%
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013
Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013 ialah sebesar 86,46%. Hal itu berarti
capaian ini belum memenuhi target renstra tahun 2013 yang sebesar 89%. Dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat, hanya
28,57% atau sebanyak 4 Kabupaten/Kota yang telah mencapai target tersebut.
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Sampai dengan November tahun 2013 cakupan KN 1 di Indonesia sebesar 93,34% yang telah memenuhi target triwulan IV 2013
sebesar 89%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi telah memenuhi target tersebut. Provinsi dengan capaian tertinggi
adalah Kepulauan Bangka Belitung sebesar 97,92%, sedangkan terendah adalah Provinsi Papua Barat sebesar 25,54%.
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Pada tingkat provinsi, kab/kota dengan capaian KN1 tertinggi adalah Kab. Kapuas Hulu sebesar 96,27%. Sedangkan Kabupaten
Sekadau memiliki capaian terendah sebesar 68,48%. Sebagian besar kabupaten/kota telah memenuhi target triwulan IV 2013.
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 17provinsi sudah memenuhi target Renstra 2012 yaitu 87%.
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi di provinsi Kalimantan Barat
belum mencapai target Renstra yaitu 73.83%.
Target Renstra
2013 83%
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan pelayanan anak balita di Indonesia (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 69,75% berarti belum memenuhi target Renstra
Kemkes yang harus dicapai pada tahun 2013 yang sebesar 83%. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan cakupan
pelayanan kesehatan anak balita tertinggi. Terendah yaitu Provinsi Papua.
Target
renstra 2013
83%
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Provinsi Kalimantan Barat (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 45,26% yang berarti
belum mencapai target renstra 2013 yang sebesar 83%. Tertinggi terjadi di Kabupaten Kayong Utara yang mencapai 81,78% dan
terendah di Kab. Pontianak dengan cakupan 19,43%. Seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Barat belum mencapai target renstra
tahun 2013.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan D/S di Indonesia pada tahun 2013 (Laporan B.12) mencapai 80,01%. Berarti telah mencapai target Renstra Kemkes 2013 yang
sebesar 80%. Cakupan tertinggi dicapai Jawa Tengah sebesar 89,43% dan terendah Papua sebesar 37,89%. Sedangkan Kalimantan Barat
memiliki cakupan persentase balita ditimbang (Laporan B12 2013) sebesar 63,18%.
Target
renstra 2013
80%
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan D/S di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013 (Laporan B12) mencapai 63,18%. Sementara target Renstra
Kemkes 2013 sebesar 80%. Berarti Provinsi Kalimantan Barat belum mencapai target Renstra 2013. Cakupan tertinggi dicapai
Kab. Landak sebesar 91,68% dan terendah Kota Singkawang sebesar 30%.
Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013
Success Rate (SR) di Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan triwulan 3 sebesar 90,8%, yang berarti telah mencapai target
WHO yang sebesar 85%. Terdapat 26 provinsi (78,79%) telah mencapai target WHO.
Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013
Case Notification Rate (CNR) Tb semua kasus di Indonesia sampai dengan triwulan 3 tahun 2013 sebesar 96 per 100.000
penduduk. Provinsi Papua menempati posisi teratas yaitu sebesar 442 dan untuk DI Yogyakarta menempati posisi paling bawah
sebesar 55 per 100.000 penduduk
Persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak di Indonesia sebesar 56,24%. Provinsi dengan persentase tertinggi
untuk menurut akses terhadap sanitasi layak terdapat di Provinsi Bali sebesar 87,86% dan Provinsi DI Yogyakarta sebesar 80,37%.
Terdapat 12 provinsi yang persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak berada diatas persentase nasional.
Persentase terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 25,92% dan Nusa Tenggara Timur sebesar 27,33%. Terdapat 21 provinsi yang
persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak dari persentase nasional
Persentase kabupaten/kota yang telah menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) terbesar ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Ketiga provinsi ini 100% dari kabupaten/kota yang ada telah menyelenggarakan KKS. Kondisi yang
berbeda terjadi di Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua yang seluruh kabupaten/kotanya belum
menyelenggarakan KKS