Ca Testis
Ca Testis
Seminoma
Spermatositik
Anaplastik
Klasik
Germinal
Non Seminoma
Tumor Testis
Non Germinal
potensi untuk metastase, prognosis yang lebih baik dan sebagian besar
terjadi pada penderita dengan usia diatas 50 tahun.4
2.3
Gambaran klinis
Pasien biasanya mengeluh adanya pembesaran testis yang
seringkali tidak nyeri.3,5,8 Namun, 30% mengeluh nyeri dan terasa berat
pada kantung skrotum, sedang 10% mengeluh nyeri akut pada
skrotum.Oleh karena itu bila pasien dengan benjolan ditestis juga
mengeluhkan nyeri tidak serta merta menyingkirkan kemungkinan kanker
testis.3,5 Tidak jarang pasien mengeluh karena merasa ada massa di perut
sebelah atas (10%) karena pembesaran kelenjar para aorta, benjolan pada
kelenjar leher, dan 5% pasien mengeluh
adanya
ginekomestia.
Penanda tumor
Karsinoma testis germinal biasanya memproduksi penanda tumor
yang relatif spesifik dan jumlahnya dapat diukur menggunakan teknik
radioimmunoassay.4 Penanda tumor pada karsinoma testis germinal
2.
Penanda Tumor
Seminoma
FP
HCG
7%
Non Seminoma
Non Chorio Ca
Chorio Ca
40-70%
25-60%
100%
Selain AFP dan HCG terdapat beberapa penanda tumor yang dapat
digunakan untuk kanker testis namun jarang digunakan yaitu laktat
dehidrogenase dan placental-like alkaline phospatase.6
2.5
Stadium tumor
Berdasarkan sistem klasifikasi TNM, penentuan T dilakukan
setelah orkidektomi berdasarkan atas pemeriksaan histopatologik.5
TNM
T
Tis
T1
T2
T4
N
N1
N2
N3
M
para aorta yang belum teraba, stdium IIB untuk pembesaran limfonudi
yang telah teraba (>10 cm).5
2.6
Penyebaran
Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang
akhirnya mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudian
menyebar ke rete testis, epididimis, funikulus spermatikulus, atau bahkan
ke kulit skrotum. Tunika albuginea merupakan barier yang sangat kuat
bagi penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan
tunika albuginea oleh invasi tumor membuka peluang sel-sel tumor untuk
menyebar keluar testis.5
Metastase tumor testis dapat diprediksi melalui susunan limfatik
retroperitoneal sampai nodus perivaskuler pada level hilum ginjal. Tumor
yang berkembang pada testis kanan metastase utama kelenjar limfe antara
aorta dan vena cava dibawah vena renalis dekstra. Tumor testis sebelah
kiri, metastase ke kelenjar limfe preaorta dan para aorta di sebelah kiri.6
Kecuali korio karsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh
limfe menuju ke kelenjar limfe retroperitoneal (para aorta) sebagai stasiun
pertama,
kemudian
menuju
ke
kelenjar
limfe
mediastinal
dan
Penatalaksanaan
Pada dugaan tumor testis tidak diperbolehkan melakukan biopsi
testis, karena itu untuk penegakkan diagnosis patologi anatomi, bahan
jaringan harus diambil dari orkidektomi. Orkidektomi dilakukan melalui
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 STATUS PASIEN
MRS
Waktu Pemeriksaan
Bangsal
: Cempaka
Identitas
Nama
: Sdr. Sugiono
Usia
: 27 tahun
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
: Laki-laki
: Jl. Awang Long Rt.01 Bontang Baru
Semakin lama pasien merasakan terdapat benjolan pada buah zakar sebelah
kanan semakin bertambah besar dan dirasakan agak berat pada kantung buah
zakar. Benjolan tidak dirasakan nyeri. Buang air kecil normal, tidak
nyeri,tidak ada darah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien memiliki riwayat trauma pada buah zakar. Pasien pernah
terjatuh saat mengendarai sepeda sehingga buah zakarnya terbentur rangka
sepeda.
Tidak ada riwayat buah zakar terlambat masuk ke dalam kantung buah
zakar.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
3.3 HASIL PEMERIKSAAN FISIK
1.
Status Generalisata
Keadaan Umum
BB = 70 Kg, TB = 170 cm
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,50C
Kepala
: Sakit ringan
Leher
Thoraks
Paru
I
Jantung
I
: ICS II sinistra
: ICS V sinistra
Abdomen
o I:
Bentuk datar
Massa (-)
o Pa :
Soefel
o Pe
o A
Status Urologi
Flank Area
Massa (-)
Massa (-)
Circumsisi (+)
Skrotum
Asimetris,
Dekstra
lebih
besar
dibanding sinistra.
10
Testis dekstra
Massa (+)
Ukuran 10 x 5 x 3 cm.
Konsistensi padat.
Transluminasi (-)
= 0,9 g/mL
= 22,5 mIU/mL
3.5 DIAGNOSA
3.6 PENATALAKSANAAN
Makroskopik :
Mikroskopik :
11
Diagnosa :
Seminoma
Seminoma Testis
3.9 RENCANA
CT-Scan abdomen
Radioterapi.
BAB 4
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesa diketahui bahwa pasien seorang laki-laki berusia 27
tahun masuk RSUD AW. Sjahranie pada tanggal 4 Februari 2009 dengan keluhan
utama benjolan pada buah zakar sebelah kanan. Keadaan ini dialami pasien sejak
3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien merasakan buah zakar
sebelah kanannya memiliki ukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan buah
zakar sebelah kiri. Semakin lama pasien merasakan benjolan pada buah zakar
sebelah kanan semakin bertambah besar dan dirasakan agak berat pada kantung
buah zakar. Benjolan tidak dirasakan nyeri. Buang air kecil normal, tidak
nyeri,tidak ada darah.
Pasien memiliki riwayat trauma pada buah zakarnya. Pasien pernah
terjatuh saat mengendarai sepeda sehingga buah zakarnya terbentur rangka
sepeda. Pasien tidak memiliki riwayat buah zakarnya terlambat masuk ke dalam
kantung buah zakar. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien.
12
Dari pemeriksaan fisik pada status lokalis regio skrotalis pada inspeksi
didapatkan skrotum yang asimetris dimana skrotum sebelah kanan tampak lebih
besar dibandingkan yang sebelah kiri. Pada palpasi testis dekstra teraba massa
dengan konsistensi padat keras, ukuran 10 x 5 x 3 cm. Tidak ada nyeri tekan dan
pada pemeriksaan transluminasi (-).
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik mendukung ditegakkan bahwa
pasien menderita tumor testis. Hal ini sudah sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa pasien biasanya mengeluh adanya pembesaran testis yang
seringkali tidak nyeri .3,5,8 Meskipun demikian dalam literatur juga disebutkan
bahwa tidak semua penderita tumor testis tidak merasakan nyeri sebab data
menunjukkan terdapat 30% pasien dengan tumor testis mengeluh nyeri dan terasa
berat pada kantung skrotum, sedang 10% mengeluh nyeri akut pada skrotum.Oleh
karena itu bila pasien dengan benjolan ditestis juga mengeluhkan nyeri tidak serta
merta menyingkirkan kemungkinan kanker testis.3,5
Dari anamnesa diketahui bahwa pasien memiliki riwayat trauma pada
testis, menurut literatur tidak ada hubungan yang jelas antara trauma testis dengan
timbulnya keganasan pada testis. Namun , trauma yang menyebabkan testis
membengkak biasanya membuat pasien pergi untuk mencari pengobatan yang
pada akhirnya terbukti sebagai kanker testis.4 Beberapa faktor resiko lain yang
erat kaitannya dengan peningkatan kejadian tumor testis adalah maldesensus
testis, atrofi atau infeksi testis, pengaruh hormon, genetik dan infertil. 3,4,5 Namun
pada pasien ini tidak ditemukan adanya faktor resiko selain trauma pada testisnya.
Hasil anamnesa ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan fisik dimana
skrotum tampak asimetris, dekstra lebih besar dibandingkan sinistra. Kemudian
13
14
didapatkan sediaan jaringan tampak proliferasi sel-sel bulat yang atipik dengan
kromatin inti kasar, nucleoli eosinofil prominent, mitosis banyak membentuk pola
sarang-sarang yang dibatasi sekat jaringan ikat fibrous yang diinfiltrasi sel-sel
radang limfosit cukup padat. Menurut literatur gambaran patologi anatomi seperti
ini menunjukkan suatu keganasan testis jenis seminoma.4
Setelah ditegakkan diagnosa seminoma testis maka selanjutnya pasien
direncanakan untuk dilakukan radioterapi. Hal ini sesuai dengan literatur yang
mnyebutkan bahwa kanker testis jenis seminoma merupakan kanker testis yang
radiosensitif dan kemosensitif.5
Pasien juga direncanakan untuk dilakukan pemeriksaan CT-Scan abdomen
untuk mencari apakah terdapat penyebaran tumor ke retroperitonium. Menurut
literatur bila didapatkan metastase tumor ke kelenjar retroperitoneal maka dapat
dilakukan tindakan retroperitoneal lympnode disection (RPLND) yaitu suatu
tindakan untuk membersihkan kelenjar retroperitoneal.4,5,6
15
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kanker testis merupakan salah satu bentuk keganasan yang relatif
jarang ditemukan. Keganasan ini banyak ditemukan pada laki-laki usia 1535 tahun. Sebagian besar (95%) keganasan testis primer berasal dari sel
germinal sedangkan sisanya berasal dari non germinal. Tumor germinal
testis terdiri atas seminoma dan non-seminoma. Kedua jenis tumor ini
berbeda sifat-sifatnya antara lain sifat keganasannya, respon terhadap
radioterapi dan prognosis tumor.
16
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran : Fungsi Reproduksi dan
Hormonal Pria (dan kelenjar pineal), Jakarta, EGC,1997.
8.
Wim de Jong & Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi ke-2.
Jakarta, EGC,2004.
17
18