Anda di halaman 1dari 5

A Asuhan Keperawatan

1 Pengkajian
a

Data subjektif
Ketika tahap akut infark miokard, termasuk dalam data subjektif adalah persepsi
pasien tentang nyeri dada yang dirasakannya.
1 Persepsi pasien tentang nyeri dada yang dialaminya ini menyangkut PQRST,
yaitu :

Provocatif/paliatif: nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak


berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang dengan istirahat atau
nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan visceral).

Kualitas/crushing: menyempit, berat, menetap,tertekan.

Radiasi/penyebaran: tipikal pada dada anterior, substernal, prekordial,


dapat menyebar ke tangan, rahang, dan wajah. Tidak tertentu lokasinya
seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, dan leher.

Skala/severity: pada skala 1-10, berhubungan dengan pengalaman nyeri


paling buruk yang pernah dialaminya.

Waktu/time: lamanya kurang dari 20 menit untuk iskemia, pada infark


miokard, nyeri timbul terus menerus, tidak hilang dengan obat dan
istirahat, dan lamanya lebih dari 20 menit. Catatan nyeri mungkin tidak
ada pada pasien dengan diabetes mellitus, hipertensi, dan pasien pasca
operasi.

Adanya tanda seperti dispnea, mual, pusing, rasa lemah, dan gangguan tidur.

Perasaan pasien dan keluarganya: perasaan kurang aman, rasa takut akan
kematian, dan menyangkal/depresi.

Riwayat penyakit atau pengobatan sebelumnya: angina pectoris, infark


miocard, hipertensi, dan diabetes mellitus.

Data Objektif
Termasuk dalam data objektif adalah kedaan fisik dan psikologis pasien.
Pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk kemungkinan timbulnya
disritmia dan mengantisipasi terjadinya fibrilasi ventrikel yang dapat
mengancam nyawa pasien pada tahap akut MCI.

1
2

3
4
5
6

Tampilan umum: pasien tampak pucat, berkeringat, gelisah, mungkin terdapat


gangguan pernapasan yangjelas dengan tachipneu dan sesak napas.
Sinus takikardi(100-120x/menit) terjadi pada 1/3 pasien. Denyut jantung
rendah mengindikasikan sinus bradikardi atau blok jantung sebagai
komplikasi dari infark. Peningkatan tekanan darah moderat disebabkan oleh
pelepasan katekolamin. Hipotensi timbul merupakan tanda syok kardiogenik.
Peningkatan aktifitas vagal menyebabkan mual dan muntah dan dikatakan
lebih sering terjadi pada infark inferior.
Bunyi napas tidak terdengar adanya perubahan kecuali bila timbul edema
paru akan terdengar krackles.
Bunyi jantung: normal atau terdapat S3/S4/murmur.
Terdapat faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner: hipertensi,
hiperkolesterol, diabetes mellitus, merokok, obesitas, usia, jenis kelamin,
keturunan.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan SKA adalah:

Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan demand oksigen.

Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan perfusi miokard.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen


miokard dan kebutuhan, adanya iskemik/nekrosis jaringan miokard.

Intervensi Keperawatan
a

Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan demand oksigen


Tujuan:Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang dari 24
jam.
Kriteria Hasil:Nyeri berkurang bahkan hilang, ekpresi wajah rileks/tenang/tidak
tegang, tidak gelisah, nadi 60-100 x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg.

Intervensi:
1

Kaji karakteristik, lokasi, waktu, kualitas, radiasi, dan skala

Anjurkan pada pasien untuk istirahat dan menghentikan aktifitas selama ada
serangan.

Bantu pasien melakukan tehnik relaksasi, misalnya nafas dalam, perilaku


distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi.

Pertahankan oksigenasi dengan kanul nasal, contohnya 2-4 L/ menit

Monitor tanda-tanda vital (nadi & tekanan darah) tiap dua jam.

Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.

Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan perfusi miokard.


Tujuan: Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam.
Kriteria hasil: akral hangat, capillary refill kurang dari 3 detik, tidak ada disritmia,
haluaran urin normal, tanda-tanda vital dalam batas normal (Nadi: 60-100x/menit,
Tekanan darah: sistolik 100-120 mmHg, diastolik 60-80 mmHg).
Intervensi :
1

Pertahankan tirah baring selama fase akut

Kaji dan laporkan adanya tandatanda penurunan cardiac ouput dan tekanan
darah

Monitor urin out put

Kaji dan pantau tanda-tanda vital tiap jam

Kaji dan pantau EKG tiap hari

Berikan oksigen sesuai kebutuhan

Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi

Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai terapi

Berikan makanan sesuai diitnya

10 Hindari valsava manuver, mengejan (gunakan laxan)

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen


miokard dan kebutuhan, adanya iskemik/nekrosis jaringan miokard ditandai dengan
gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia.
Tujuan: terjadi peningkatantoleransi aktivitas pada pasien setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2x24 jam.
Kriteria hasil: pasien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan pasien, nadi
60-100 x/menit, tekanan darah 120-80 mmHg.
Intervensi :

Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD sebelum, selama dan


sesudah aktifitas

Tingkatkan istirahat

Batasi aktifitas dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat.

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bangun dari
kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan.

Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran terhadap aktifitas.

Implementasi
Implementasi ialah tindakan pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan
untuk membantu mencapai tujuan pada rencana keperawatan yang telah disusun.
Prinsip dalam memberikan tindakan keperawatan menggunakan komunikasi terapetik
serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada pasien. Tindakan
keperawatan yang dilakukan dapat berupa tindakan keperawatan secara independent,
dependent, dan interdependent. Tindakan mandiri/independen yaitu suatu kegiatan
yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter atau tenaga
kesehatan lainnya. Tindakan dependent adalah tindakan yang berhubungan dengan
tindakan medis atau dengan instruksi dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tindakan
interdependent ialah tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama dengan
tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi, radiologi, fisioterapi dll.

Dalam melakukan tindakan pada pasien dengan SKA yang perlu diperhatikan
adalah penanganan terhadap nyeri akut, resiko penurunan curah jantung, gangguan
perfusi jaringan, gangguan pertukaran gas, cemas, dan intoleransi aktifitas.

Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan yang dapat digunakan
sebagai alat ukur keberhasilan suatu asuhan keperawatan yang dibuat, sehingga perawat
dapat menilai apa yang akan dilakukan kemudian.

Sumber :
https://www.academia.edu/5002822/Makalah_seminar
Bare, Brenda and Smeltzer, Suzanne, dkk. 2002. Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah Bruner
and Suddarth. Jakarta : EGC.
Dharma, Surya. 2009. Pedoman Praktis Sistematika Interpretasi EKG. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai