I. PENDAHULUAN
Epidural hematom adalah salah satu jenis perdarahan
intracranial yang paling sering terjadi karena fraktur tulang
tengkorak. Otak di tutupi oleh tulang tengkorak yang kaku dan
keras. Otak juga di kelilingi oleh sesuatu yang berguna sebagai
pembungkus yang disebut dura. Fungsinya untuk melindungi
otak, menutupi sinus-sinus vena, dan membentuk periosteum
tabula interna. Ketika seorang mendapat benturan yang hebat
di
kepala
kemungkinan
akan
terbentuk
suatu
lubang,
sebagai
keadaan
neurologis
yang
perdarahan.
berhubungan
dengan
Venous
robekan
epidural
pembuluh
hematom
vena
dan
Amerika
Serikat,
2%
dari
kasus
trauma
kepala
pada
laki-laki
dibanding
perempuan
dengan
perbandingan 4:1.
Tipe- tipe :
1. Epidural hematoma akut (58%) perdarahan dari
arteri
2. Subacute hematoma ( 31 % )
3. Cronic hematoma ( 11%) perdarahan dari vena
III. ETIOLOGI
dan
diploika.
Pembuluh-pembuluh
ini
dapat
di
bawah
pinggiran
tentorium.
Keadaan
ini
formation
retikularis
di
medulla
oblongata
ini,
menyebabkan
kelemahan
respon
motorik
tekanan
intracranial
antara
lain
kekakuan
Sinus duramatis
Diploe (lubang yang mengisi kalvaria kranii)
epidural
akibat
perdarahan
diploica
arteri
meningea
orang
memiliki
kumpulan
gejala
yang
Bingung
Penglihatan kabur
Susahbicara
Mual
Pusing
Berkeringat
Pucat
Pupil
anisokor,
yaitu
pupil
ipsilateral
menjadi
melebar.
Pada tahap kesadaran sebelum stupor atau koma, bisa
dijumpai hemiparese atau serangan epilepsi fokal. Pada
perjalananya, pelebaran pupil akan mencapai maksimal dan
reaksi cahaya pada permulaan masih positif menjadi negatif.
Inilah tanda sudah terjadi herniasi tentorial. Terjadi pula
kenaikan tekanan darah dan bradikardi. Pada tahap akhir,
kesadaran menurun sampai koma dalam, pupil kontralateral
juga mengalami pelebaran sampai akhirnya kedua pupil tidak
menunjukkan reaksi cahaya lagi yang merupakan tanda
Hematoma subdural
kepala
parenkim
otak
yang
menyebabkan
mengenai
tulang
bergesernya
sehingga
seluruh
merusak
a.
Hematoma Subarachnoid
IX. PENATALAKSANAAN
Penanganan darurat :
Terapi medikamentosa
1. Memperbaiki/mempertahankan fungsi vital
Usahakan agar jalan nafas selalu babas, bersihkan lendir dan
darah yang dapat menghalangi aliran udara pemafasan. Bila
perlu dipasang pipa naso/orofaringeal dan pemberian oksigen.
Infus dipasang terutama untuk membuka jalur intravena : gunakan cairan NaC10,9% atau Dextrose in saline.
2. Mengurangi edema otak
Beberapa cara dapat dicoba untuk mengurangi edema otak:
a.Hiperventilasi.
b.Cairan hiperosmoler.
c.Kortikosteroid.
d.Barbiturat.
a.Hiperventilasi
Bertujuan untuk menurunkan paO2 darah sehingga mencegah
vasodilatasi pembuluh darah. Selain itu suplai oksigen yang
terjaga dapat membantu menekan metabolisme anaerob,
sehingga dapat mengurangi kemungkinan asidosis. Bila dapat
diperiksa, paO2 dipertahankan > 100 mmHg dan paCO2
diantara 2530 mmHg.
b.Cairan hiperosmoler
Umumnya digunakan cairan Manitol 1015% per infus untuk
menarik air dari ruang intersel ke dalam ruang intra-vaskular
untuk
kemudian
dikeluarkan
melalui
diuresis.
Untuk
dapat
dicoba
diberikan
kembali
pada
kasus
cedera
kepala.
Penggunaannya
3. Obat-obat Neurotropik
Dewasa ini banyak obat yang dikatakan dapat membantu
mengatasi kesulitan/gangguan metabolisme otak, termasuk
pada keadaan koma.
a. Piritinol
Piritinol merupakan senyawa mirip piridoksin (vitamin B6) yang
dikatakan mengaktivasi metabolisme otak dan memperbaiki
struktur serta fungsi membran sel. Pada fase akut diberikan
dalam dosis 800-4000 mg/hari lewat infus. Tidak dianjurkan
pemberian
intravena
karena
sifat-nya
asam
sehingga
GABA
mengiritasi vena.
b.Piracetam
Piracetam
merupakan
senyawa
mirip
suatu
diperlukan
untuk
sintesis
membran
sel
dan
4. Hal-hal lain
Perawatan luka dan pencegahan dekubitus harus mulai diperhatikan sejak dini; tidak jarang pasien trauma kepala juga
menderita luka lecet/luka robek di bagian tubuh lainnya. Antibiotika diberikan bila terdapat luka terbuka yang luas, trauma
tembus kepala, fraktur tengkorak yang antara lain dapat menyebabkan liquorrhoe. Luka lecet dan jahitan kulit hanya
memerlukan perawatan lokal.
Hemostatik tidak digunakan secara rutin; pasien trauma kepala
umumnya sehat dengan fungsi pembekuan normal. Perdarahan
intrakranial
tidak
bisa
diatasi
hanya
dengan
Terapi Operatif
Penurunan klinis
Perawatan Pascabedah
Monitor kondisi umum dan neurologis pasien dilakukan seperti
biasanya.
Jahitan
dibuka pada
hari
ke 5-7. Tindakan
fungsi
dan
menjadi
masalah
pokok
pada
Gangguan Lokomotor
anggota
gerak
yang
sehat
harus
dipelihara
kaku.
Bila
ada
spastisitas,
harus
diusahakan
menggunakan
refleks
hambatan.
Kadang-kadang
Sistim
piramidalis
sangat
mempengaruhi
kemahiran
Gangguan bicara
memerlukan
penderita ada
Gangguan kordinasi
dimulai
dari
gerakan
jari-jari
sendiri-sendiri,
dan
mata.
Sangat
menolong
adalah
rekreasi
posisi tegak
dilatih
Gangguan sensorik
c. Stereognosis
Perasaan ini adalah
kemampuan mengenal
benda tiga
e. Pembedaan ringan-berat
f. Stereognosis
g. Bentuk persepsi dsb.
Untuk mengatasi gangguan sensorik ini perlu latihan berulangulang setiap rangsangan untuk memulihkan fungsi anggota
gerak misalnya untuk berdiri, jalan, ADL memasang kancing
baju, sikat gigi, makan dengan garpu dan sebagainya. Variasi
rangsangan bisa diberikan melalui permainan dengan bahan
berlainan misalnya balok-balok kayu, plastik dan tanah fiat.
Latihan secara bertahap dari ringan sampai berat sesuai
dengan kemampuan yang telah dicapai.
6.
Gangguan kejiwaan
psikiater.
Depresi,
cemas,
kelelahan
berlebihan,
dapat
diobati
sehingga
2.
masalah
yang
timbul
dalam
pengobatan
penderita.
c) Mendorong cara inovatif dan riset.
d) Mengambil keputusan apabila tim tidak bisa menentukan
secara konsensus untuk menentukan tindakan.
Fisiatris merupakan penghubung dengan spesialis lain yang
menangani tumor otak.
3. Perawat Rehabilitasi
Perawat
memantau
keterbatasan
dan
cacatnya,
perawat
dan
5. Okupasi terapis
Peran okupasi terapis adalah memulihkan penderita hingga
mandiri dan hidup normal dan produktif. Evaluasi penampilan
penderita
baik
ADL
sederhana
dan
rumit
berpakaian,
terapis
harus
merencanakan
penatalaksanaan
berupa :
a) Evaluasi dan pemulihan kemampuan penderita dalam
hubungannya dengan ADL dan pekerjaan.
b) Memanfaatkan fungsi yang tersisa dengan alat bantu.
c) Memperbaiki pengertian akan cacat yang disandang dan
fungsi psiko sosial sebagai bagian dari kemanusiaan.
6. Speech therapist (Bina Wicara)
Gangguan komunikasi karena tumor otak ditangani oleh
speech
therapist
yang
terlatih
mengatasi
gangguan
tim
rehabilitasi
khususnya
memberi
informasi
tentang
7. Ortotik Prostetik
Setelah ada pengarahan fisiatris tentang evaluasi penderita,
pilihan
alat
ortosa
atau
protesa
yang
cocok
harus
juga
mengamati
secara
obyektif
keberhasilan
laporan
tentang
penderita
dan
keluarga,
tim.
Diagnosis
menerima
sosial
defisit
termasuk
fungsinya
dan
kemampuan
penerimaan
medik
yang diberikan
kepada
penderita
adalah
tentang
dan
keluarga
Penerangan
keuangan
dan badan
yang
cukup
dan
bermutu
adalah
mutlak
untuk
menghitung
gizi yang
khusus
dan
evaluasi
gizi
seleksi
makanan
harus
ke-
rehabilitasi
vokasional
dan
Hasil
sosial
yang
pada
semula.
b) Penderita sembuh dengan cacat dan fungsi yang tersisa
dapat melakukan pekerjaan ringan.
c) Penderita sembuh dengan cacat memerlukan bantuan dari
keluarga untuk kehidupan sehari-hari.
d) Penderita akan mengalami kemunduran dari waktu ke
waktu dan selalu memerlukan bantuan tim medik.
X. PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada :
Besarnya