240210120090
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Air merupakan zat yang sangat penting dan mutlak bagi kelangsungan
hidup di alam semesta. Air merupakan senyawa yang terkandung dalam jumlah
besar di alam, yang terdapat di udara, di dalam bumi, di dalam makhluk hidup
( manusia, tumbuhan, dan hewan ). Air merupakan komponen penting dalam
pangan, yang terdapat dalam bentuk dan jumlah berbeda. Air dapat berupa
komponen ekstraseluler atau intraseluler dari bahan nabati atau hewani. Air dapat
berfungsi sebagai medium pendispersi atau pelarut dalam berbagi produk pangan,
sebagai fase terdispersi dalam produk emulsi , atau sebagai komponen minor
dalam bahan atau produk pangan kering. Air dalam bahan pangan berperan dalam
memengaruhi tingkat kesegaran, stabilitas, keawetan, dan kemudahan terjadinya
reaksi-reaksi kimia, aktivitas enzim, dan pertumbuhan mikroba ( Kusnandar,
2010).
Air dalam bahan makanan yang berupa air bebas dapat membantu
terjadinya proses kerusakan bahan makanan misalnya proses mikrobiologis,
kimiawi, enzimatik, bahkan oleh aktivitas serangga perusak. Sedangkan air yang
dalam bentuk air lainnya tidak berpengaruh pada proses kerusakan tersebut.
Karena itu, kadar air bukan merupakan parameter yang absolute untuk digunakan
dalam meramalkan kecepatan terjadinya kerusakan bahan makanan. Dalam hal ini
dapat digunakan Aw ( aktivitas air ) untuk menentukan kemampuan air dalam
proses-proses kerusakan bahan makanan ( Sudarmadji, dkk., 1989).
Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara
antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
yaitu
metode
pengeringan
(thermogravimetri)
(Thermovolumetri).
5.1 Kadar Air Metode Thermogravimetri
dan
metode
destilasi
belum menguap semua, sehingga untuk memastikan air telah menguap semua
digunakan suhu diatas suhu didih air, yaitu pada praktikum ini sebesar 105
dan apabila suhu yang digunakan lebih tinggi dari 105 , akan dikhawatirkan
terjadi cash hardening, yaitu keadaan bagian luar bahan pangan telah mengeras
atau mengkerut sehingga air ada di dalam bahan pangan tidak dapat keluar.
Pengunaan cawan aluminium sebagai wadah sampel pada proses
pemanasan disebabkan cawan alumunium ini merupakan bahan yang inert yang
W3
100
W2
%Kadar air ( w . b ) =
W3
100
W1
Total Padatan=
W2
100
W1
Dimana:
W1 = Berat sampel (g)
W2 = Berat sampel setelah dikeringkan (g)
W3 = Kehilangan berat (g)
Tabel 1. Berat cawan kosong dan berat cawan+sampel
WCawan
WCawan
Wc+s
Wc+s
WtC+s
Penimbangan1
Penimbangan
2
Penimbangan3
kosong
konstan
(g)
(g)
(g)
(g)
(g)
1
4,35
4,35
4,70
4,70
4,70
2
5,14
5,14
7,95
7,95
7,95
3
4,15
4,15
6,79
6,80
6,80
4
3,75
3,75
3,98
3,98
3,97
5
4,55
4,55
6,26
6,26
6,26
6
5,71
5,71
6,06
6,06
6,06
7
4,15
4,15
6,95
6,95
6,95
8
5,08
5,08
7,75
7,75
7,75
9
3,78
3,78
4,02
4,02
4,02
10
4,49
4,49
6,23
6,23
6,22
(Sumber: dokumentasi pribadi, 2014)
Kel
W2
(g)
0,35
2,81
2,64
0,23
1,71
0,34
2,81
2,67
0,24
1,74
W1
W2
W3
% db
%wb
TS
2,75
0,23
0,4
2,78
1,3
2,68
0,24
0,4
2,79
1,32
785,71
8,19
15,15
1208,70
76,02
788,24
8,54
14,98
1162,5
75,86
88,71
7,57
13,16
92,36
43,19
88,74
7,87
13,03
92,08
43,14
11,29
92,43
86,84
7,64
56,81
11,26
92,13
86,97
7,92
56,86
2,78
0,23
x 100%
= 1208,70
2,78
%Wb = 3,01 x 100%
TS
= 92,36
0,23
= 3,01
x 100%
= 7,59123116
Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen.
(Syarif dan Halid, 1993).
Berdasarkan literature, kadar air pada buah apel adalah 84%, kacang tanah
6-8%, tepung tapioka 8-12%, sawi 95%, ikan teri basah 78%,dan ikan teri kering
20%. Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel 1 menunjukan kadar air yang
diperoleh pada praktikum pada seluruh sampel mendekati kadar air berdasarkan
literature. Menurut nilai kadar air ( dry basis ) yaitu anatara kehilangan berat
dibagi dengan massa bahan setelah dikeringkan dan dalam persen, menghasilkan
hasil yang sama, nilai kadar air ( dry basis ) sawi adalah yang paling besar. nilai
kadar air (dry basis ) sawi adalah 1208,70% pada uji di kelompok 4 dan 1162,5%
di pengujian kelompok 9. Nilai yang begitu besar pada kadar air ( dry basis ) lebih
besar dibandingkan kadar air ( wet basis ), hal ini terjadi karena nilai kehilangan
berat pada kadar air ( dry basis ) dibandingkan dengan nilai massa bahan yang
telah kering, sehingga nilai massa bahan telah jauh berkurang dibandingkan massa
bahan
pangan
tersebut
akan
mengalami
pemekatan
pada
Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi yakni menguapkan air dengan
pembawa cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan
tidak dapat bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah
daripada air. Pada metode ini air dikeluarkan dari sampel dengan cara destilasi
azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut immicible. Air dikumpulkan
dalam tabung penerima berskala kemudian volume air yang terkumpul dapat
W sampel (g)
5,1862
5,0036
5,0733
5,1645
5,0125
Kadar (%)
14,94322
4,796546
16,89236
13,55407
79,8005
Perhitungan
% Ka =
Vair (mL)
Wsampel (g)
x 100%
Contoh perhitungan:
Sampel Susu Kental Manis
% Ka =
0,7
5,1645
x 100%
= 13,55407
Menurut literatur dari DKBM DEPKES tahun 2005, kadar air pada sampel
mentega 16,50%, tepung tapioka 8-12%, bawang merah 65-70% dan Kemiri 6%.
Hasil kadar air yang diperoleh dari hasil praktikum mendekati kadar air
berdasarkan literature kecuali tepung tapioka. Tepung-tepungan memiliki kadar
air relatif rendah sehingga seharusnya kadar airnya lebih rendah dibandingkan
dengan susu kental manis. Hal ini dapat terjadi akibat adanya kesalahan prosedur
pada praktikum. Tepung-tepungan yang memiliki kadar air relatif rendah lebih
disarankan menggunakan metode thermogravimetri untuk menentukan kadar
airnya.
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum penentuan kadar air adalah:
Metode perhitungan kadar air yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah
metode
pengeringan
Thermogravimetri
dan
metode
destilasi
( Thermovolumetri .
Suhu yang digunakan dalam metode oven harus disesuaikan dengan bahan agar
seperti toluene.
Prinsip dari penentuan kadar air dengan metode thermogravimetri ini adalah
menguapkan air yang ada dalam bahan pangan dengan jalan pemanasan dan
kemudian menimbang berat bahan hingga konstan yang berarti semua air sudah
diuapkan.
Semakin kecil nilai kadar airnya maka akan semakin besar nilai total solid, dan
sebaliknya.
Metode destilasi lebih baik digunakan untuk bahan makanan dengan kadar air
relatif tinggi.
Prinsip penentuan kadar air dengan metode destilasi ini adalah menguapkan air
dengan pembawa cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi
daripada air dan tidak dapat mencampur dengan air serta mempunyai berat
6.2 Saran
Praktikan harus memastikan tidak ada sampel yang menempel pada labu didih
saat melakukan perhitungan kadar air metode destilasi.