Anda di halaman 1dari 13
©) TdI$ MINHIL TWNUAL No.2 ISSN +0853 ‘Tahun ke Vill-Juli / 2007 Daftar tsi IDENTIFICATION THE INCIDENCE 0 REWORK IN HIGH-RISE BUILDING CONSTRUCTION IN INDONESIA, Gch. Sugthano Alwi, Keith Hampson, Sherif Mohamed wen MT PENETAPAN LANGKAH PENOMORAN (SEQUENCE STEP) PADA, PRECEDENCE DIAGRAMMING METHOD (PDM) Cie : Henny Wiyanto i 129 ANALISIS HUBUNGAN ELEMEN STRUKTURAT-TERHADAP. KECEPATAN 2ERTAMBAHAN LANTAI PADA GEEUNG BERTINGKAT leh: Wolfram 1 EAM soe 141 ACASE STUDY ON INUNDATIONS IN URBAN AREAS. Oleh : Sobet Matsuno, Rismawaty Gatbrnyr 135 ‘THE IMPACT OF SEMI RIGID CONNECTIONS TO THE MOMENT DISTRIBUTION AND DISPLACEMENTS OF AS Oleh : Roesdinran Soegiarso, rene Khalin ame 169 THE EFFECT OF WEB OPENING LOCATION ON TI BEHAVIOR O* REINFORCED CONCRETE HYBRID DEEP T-BEAM (Oleh : Ade | ssantono. M. Sakari Besar, Ridwan Suhud, Biemo W. Soemardi.. 183 ‘TE EPFECT OF ELLIPTICAL SECTION ON REPROFILED AND STRENGTHENED RECTANGULAR REINFORCED CONCRETE COLUMNS USING FRP-SYSTEMS Ole: Sudirgo Eddy tskandee a ds ie 18 ANALISIS PEMILIHAN ANGKUTAN UMUM KOTA BANJARMASIN MARTAPURA BERDASARKAN KEBUTUHAN leh : Achmad Karno, Iphan F Radam.... DESAIN TEBAL PERKERASAN KAKULAPANGAN TERBANG DENGAN ‘METODE PORTLAND CEMENT ASSOCIATION (ich : Aniek Prihatiningsth. Fanny wati ta ESTIMASI ERROR AKIBAT PROSES DISKRETISAS METODE FLEMEN HINGGA, Och Leo $.Te )AN p DENGAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA ‘ctl Tek Spl Unser Taranaps roan Jur ish wtsk mengembunghan sh idan Tele Sip Jon Teik Spl itn oh Joan Tek Spl an Program Ps Saran Teka Sip Universitas Taran Relat mengudang prs pofsoal dr dani wt, pena ean peel uk tenuis engena:petkebsngan Son novos moti bcs ete splan Seal tera 3 (a) ka sta aa Bulan Mone dn Nowesb Jorn Teknik Sill Uaiveras Taumaigas clan doketan okt Diekort Jira Penk Ting, Deparencn Penton dan Ketulayan Repbk dons, Drdaarkan Surat Kepewan No. HISDIKTUKep201langaal9 Me 20 PENGASUH JURNAL TEKNIK SIPIL. Pelindung Dekan Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Tarumanagara ‘Ketua Penyunting Ir. Gregorius Sandjaja S., M.T. Penyunting Penelaah Ir, Djunaedi Kosasih, M.Sc, PRD. Prof, I, Sofia W. Alisjahbana, M.Sc, PhD. Ir, Chaidir Anwar Makarim, M.Sc, Ph.D Ir. Roesdiman Soegiarso, MSc, Ph.D Te Ignatius Haryanto, M.M. Penyunting Pendamping: I Arianti Sutandi, M.Eng Ir. Leksmono S.P.. M.T. Ir. Wati A. Pranoto, MT. Ir. Inda Somarli Sekretariat Mujiono Alamat Sekretariat J), Let Jen S.Parman No.1, Jakarta 11440 Gedung L Lantai V Telp: 5638353, 5671749, 5672548, 5663124, 5655801, 5655802 Fax : (021) - 9663277, (021) ~ 5655805, E-mail sipil@cho neil & ipl tarumanagara oid DDESAIN TEAL. PERKERASAN KAKU LAPANGAN TERBANG DENGAN METODE PORTLAND CEAIENE ASSOCIATION DESAIN TEBAL PERKERASAN KAKU LAPANGAN TERBANG DENGAN METODE PORTLAND CEMENT ASSOCIATION Oleh : Aniek Prihatiningsih! Fannywati Tang! ABSTRAK Perkerasan kaku lebih banyak digunakan karena biaya perawatan yang diperlukan Jebih murah dan umur layanan lebih lama dibandingkan dengan landasan yang menggunakan perkerasan konvensional, Selain itu pelat beton juga dapat digunakan pada daerah yang kekwatan tanah dasarnya lemah, Salah sate Penggunaan perkerasan Kaku ini adalah untuk landasan pesawat paca lapangan terbang. Pada tulisan ini perhitungan tebal perkerasan yang diperlukan ‘menggunakan metode Portland Cement Association (PCA) Kata kunei : perkerasan kaku, tebal perkerasan, landasan ABSTRACT. ‘The application of conctete slab as a plate on a. surface ground is commonly utilized now Concrete slab on the ground is refer as rigid pavement, Rigid pavement is generally applic’ due o> the cheaper maintenance cost and longer life service compated to exible pavement. Rigid pavement car also be employed where the bearing eapacity is low. One ofthe applications of tid Pavement is on airport runway. The design of the pavement thickness in this paper is using Portland Cement Association method (PCA). Keywords : rigid pavement, pavement thickness, runway 1. PENDAHULUAN Pada tahun-tahun terakhir ini, pelat-pelat lantai beton di atas tanah semakin banyak digunakan, hal ini dikarenakan biaya perawatan yang dipetlukan tidak terlalu mahal dau» dapat digunakan pada tempat-tempat yang kekuatan tanah dasamya lemah. Polat ka beton di atas tanah ini merupakan perkerasan kaku, yang terdiri dari tiga lapisan, yait lapisan pelat beton yang terbuat dari campuran semen pasir dan kerikil. lapisan pondasi (subbase) yang (erdisi dari pasir dan lapisan tanaly dasar (subgrade). Adakalanya " Stat Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tarumas 207 perkerasan Kaku ini hanya terdiri dart dua lapisan saja yaitu beton dan tanah dasar, untuk Pelat-pelat_yang_memikul bebanringan. Perkerasan kaku ini beefungsi untuk ‘menjembatant tapisan tanah dasar yang kekuatannya lebih rendah dibandingkan dengan Pelat betonnya. Karena ita beban yang bekerja di atas pelat hampir seluruhnya dipikul oleh pelat betonnya, sehingga pada perkerasan kaku terjadi momen lentur (Concrete Information, 1967). Salah satu jenis Konstruksi yang menggunakan perkerasan kaku ini adalah landasan {apangan terbang. Teknik disain perkerasan kaku untuk lapangan terbang sebagian besa idasarkan pada teori tegangan pelat elastis, yang dimodifikasi dengan pengalamnan lapangan dan faktor keamanan yang tepat. Perkerasan kaku lapangan terbang. ini (ergantung pada beban berulang dari pesawat, bentuk roda gigi pesawat, besamya beban Pesawat, tekanan roda pesawat dan fungsi pelat tersebut. Fungsi pelat lantai tersebut misalnya untuk taviways, runways, dan lain-lain, Pada penulisan ini akan dibahas bagaimana merencanakan tebal perkerasan petat lantai untuk lapangan terbang dengan menggunakan metode Portland Cement Association (PCA). Metode Portland Cement Association ini disusun berdasarkan keadaon pembebanan bagian tengab atau dalam dengan anggapan bahwa tanah dasar (subgrade) bersifat cuir (dense liquid), 2. TEORI PELAT DI ATAS TANAH ELASTIS. Teori ini dipergunakan untuk perkerasan kaku ketika beban yang bekerja ditahan och Plat beton di atassuatu lapisan pondasi elastis. Lapisan pondasi elastis ini adalah lapisan ‘nah dasar (subgrade) atau dapat juga lapisan pondasinya (subbase), Pela perkerasan kaku ini merupakan pelat yang relatiftipis dengan lendutan yang kecil Oleh sebab itu pela peckerasan Kaku ini dapat diasumsikan sebagai berikut (Sarsious Michacl,1975), 1 Bidang nedtal tetap di tengah-tenga, Semua gaya yang bekeria pada pela ditinjau Penurannn yang cukup besa adanya w* berartipelatturun ke bawah dan w’ berati pelt naik ke atas, 4. Tegangan tanah dianggap tegak lurus bidang netral, one Ww Gambar 1. Ciri pelat perkerasan kaku 3. PEMBEBANAN PELAT LANTAL Perencanaan pelat lantai beton untuk lapsngan pesawat terbang didasarkan pada beban roda rencaia (Yoder; 1975). Beban soda sencana ini tergantung dari jenis beban toda pevawat udara, yang dibagi dalam beberapa bagian, yaitu Roda tunggal dan ganda = Poros /as tunggal dan ganda Roda hidung pesawat Dalam pereneanaan perkerasan lapangan terbang, beban rencana yang dipergunakan adalah pesawat udara terbesar yang akan menggunakan Iapangan terbang tersebut. Datit- data dari beberapa pesawat udara yang bersumber dari Federal Aviation Administration dan Asphatt Institute dapat dilihat pada tabel 1. di bawah ini Tabell 1. pada tabel t. Dapat dilihat bahwa roda utama pesawat memikul beban mara 90% sampai 95% dari maksimum berat kotor pesavwat dengan tekanan ban yang beekisar antara 127 psi sampai dengan 208 psi. Sedangkan tekanan bidang Kontak antara tan atau roda pesawat dengan perkerasan Kakw harus sama dengan tekanan har, Untuk jenisjonis pesawat lain yang kanya menyediakan data berat Kotor pesawat maka beban rola urama pesawat diastmsikan sebesar 90% - 95% dari berat kotor pest Pad tabol 2. dipertihatkan panjang dari ranw.auneuk berbagal jenis pesaa 229 ‘Tab 2 Panjang runway untuk berta hiacam pesassatterbang dan berbayai bonis ~ Tomporatar Nonna a a | bilan Te meine ta Data dart Rurva publikanl FAN, * Panjang runs: yang terlibot pada tabol aaa rela dan (abel ini dimaksusdkan untuk pads berbagai faktoe yan Komoeingun memantang diri runs, pengaturan sirip sayap pesawat terbaae kin iorat pesawat pada sat Cinggal Tandas. Tiap ranstay harus dianalisis untuk kontist Khusus ‘dan pests dla eal enti Iwenjckiskan baw panfang rors yang diporlukan rer gant 4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN. Povencanssan pockoasan Kaku untuk kunlasan pcsaseat Grhang banyak dipengarahi okey borhagar faktor (ACT Journal 1977: Fintel. Mark. 1974: Largo, GE, 1982), Paktor-fukior dapat mompengaub disain pelat Lata lupangan tera fa Brat hotin dani pasion b. Kokuatan duct hanab dasar (subgrade € Mexlulus kermntuban heton (Moris of Ruprure) 4. Faklor keuwsana fe Pethiraan lintasan pesawat A4.a, Pengaruh borat kotor dari pesawat BBebsan kotor ini tergamung dai jenis pesawat yang akan menggunakan fapangan terbang tersebut 230 DESAI TEAL. FERKERASAS KAT LAPANGAN TERBANGHEMGAN METODE FORTLA LMS TATU 4.0, Pengaruh kekuatan dari tanah dasar (subgrade), k (Ped. Nilai ini didapat dari hasil penyetidikan tanah “Plate Bracing Test”, dengan ‘mempergunakan pelat-pelat dengan diameter 30 inci, 24 inci, dan 18 inci 4c, Pengarub modulus keruntuban beton (Modulus of Rupture) ‘Modulus keruntuhan beton yang dipergunakan dalam perencanaan adalah besarnya modulus keruntuban beton” pada unwur 90 hari, yang diasumsikan besurnya adalah 10% dari modulus Keruntuban beton (modults of rupture) pacta wmur 28 hati 4.4, Pengaruh faktor keamanan Besarnya faktor Keananan untuk lapany wn terbang seperti tereantum pada tabel 3 ‘Tabel 3. Faktor keamanan untuk lapangan pe einen eees SPT RORT n0| | pescorsanny No oe Ne "| REAMANAN ‘Apeon (lenpat muat penumpang / barang, taiwy Gandasan hubung), rumvay Candasan pacu), tanta | 1. 7~20 hhanggar pesawat Rumway (bagian tengah) dan ujung war landas penghubung Mau 4.e. Pengaruh perkiraan lintasan pesawat Pada perencanaan pelat untuk lapangan terbang, Jjumlah Hintasan pesawat yang akan terjadi s ppereneanaaan ik beral perencaman adalah pacla nina umnur rencana, bukan pada wine 5. METODE PORTLAND CEMENT ASSOCIATION (PCA). Metode Portiand Cement Association didasarkan pada teori perkerasan kak Westergaard? {Sargious Michael, 1975) yang mengasumsikan 1. Polat beton diangeap clastis, padat, homogen, isotropis dan dalam keadaaan seimbang 2. Reaksi tanal dianggap vertikal dan berbanding lurus dengan penurunat (deflection) sesuai dengan arah lendutan dari pelat. 231 {URAL TEKNIK SHRLUNTARYNO 2TAHUN vn -sua002 3. Reaksi tanah dasar persatuan luas pada setiap titik adalah Konstan, yang nilainya adalah K (modulus of subgrade reaction) dikalikan dengan lendatan pada titik tersebut 4. Tebal dari pelat lant harus sam, 5. Muatan roda akan diteruskan secara merata oleh bidang kontak yang berbentuk Jingkaran dibagian tengah maupun dibagian wjung » @ ©) census venprtsinn Metode Portland Cement Association menerapkan pembebanan pada bagian tengah, Modulus elastisitas beton diasumsikan sebesar 4.000.000 pei dan poisson's ratio beton sebesar 0,15. Anggapan ini untuk grafik yang tersedia yaitw pada gambar 3. sampai dengan gambar 8. untuk beberapa pesawat udara khusus. “i AY Gambar 3. Kurva perancangan perkerasan kaku untuk DC-9 dual wheels, 24 inci c-< (Portland Cement Association dati Jurnal ACD, 232 ‘ESA TEBAL FERKERASAN KAKU LAPANGAN TERBANG DENGAN METODE PORTLAND CEMENT ASSOCIA HOS Gambar 4, Kurva perancangan perkerasan kaku untuk Boing 727, dual wheels, 34 inci c-c (Portland Comene Association dati Jurnal ACD Gambar 5. Kurva perancangan peskerasan kaku untuk Boing 707, dc! tandem gear. 34.6 inci x 56 inci (Portland Cement Association dati Hurnal ACI) Gamiar 6. Kurva pera 55 in cangain perkeravan kaku untuk DC-8, avin tandem peer (Portland Cement Association dari Jurnal ACT) Gambar 7. Kurva perancangan perkerasan kaku untuk DC-10, dal tandem gear, $4 inet x 64 inci (ordlunel Cement Associarion davi Jurnal ACT Gaunbar 8. Kurva pera perkeras r 747, dual tandem gear 44 inci x S¥ inci Portland Cemene Associate lari Surmal AC 6. CONTOH PERHITUNGAN. Data yang diperlukan dsitam pereneanaan, Beban roda gigi (gear loud pesawat yang beroperasi di landasan tersebat Modulus kerantutin beton paki unsar 90 har + Faktor keamanan (Fs) dari Tabel | kerja yang dij ys in di MR a. Fy ft = Working ress yang diijinkan MR. modulus of rupture (modulus keruntuhan) beton pada wmor 90 hati nilainy adalah 110% Mos Fs = faktor keamanan Besumya modulus subgrade reaction (k) pada permuukian subhase Jews ERAT ESAR SHOT AHER SHE yang dlireneanakan Jenis pesawat Boo = Beban gandar utaima = 169,5 10° ths = 166.5 kips (label 2. Perens unto ry. maka Zak Keamanannya, Modus stbegracde reaciion. k= 300 psi = Modulus keruntuban, MR3.= 600 psi Maka MR,= [10% x Mig = 660) psi ~ Working stress yang dijinkan MR, _ 660 eee, 38K psi Rencana tebat perkerssan, Jad tebal perkerasan belon untuk lapangan pesawat terbang dapat ditentukan dari gratiks 6, Dengan data yang a, ako = 13,5 inch = 34,5 em untuk faktor keansanan 1,7. Perhitungan tehal perkerasan untuk berbagai jenis pesawat Diketahut : Modulus Sid MR?) rade of Reaction k= 300 Psi 04) Psi, maka MROO = 110.4 x 601) = 660) Psi 1.4. Perhitunsan whal perkerasan kakw untuk bers jenis pesawat [aaa esicai aie biekey. OL Mina GL we ee sharon bar | Saye kea hast a pee eri ee ee lie fae | Reem the .. ee eee > | w | no [a7 | ws B70 seme | 2) 30 [ua | as | ase pe-s fissa [aaume | as | a7 [ass fas [so faa pe fis serine | 2 | 350 | ua fous | ows | ane 0 wi fas [seine | 2 | a3 | aa [a7 | a | ans 7. KESIMPULAN 4 Perencanawn petkerasan kaku lapangan terbang ini tergantung pada beban berulat dari_pesawat, bentuk rod gigi pesawat, besarnya heb pesawat, tekanan toda pesawat b. Tebal perkerasan direncanakan berdasarkan pada bethaga jenis pesawat udara yuu ‘akan menggunakan lundasan pada lapangan terbang, © Dari hasif perhitungan tersebut di atas, maka tebal perkerasan yang. diambil berdasurkan beban roda pesawat yang terbesa. DAFTAR PUSTAKA ACI JOURNAL. (1977). Analyvis of steel fiber concrete warehouse floor slabs, pp 616-— 621, December 1977 CONCRETE INFORMA PION (1967), Design of concrete floor on ground, PCA, 1-6 E.S-Yoder; M.W.Witezak (1975), Principles of Pavement Design, 2” Edition, Wiley Interscience, Fintel, Mark (1974), Hund Book af Concrete Engineering, New York, VNR, Large, GE. (1957) Basic Reinforced Concrete Design, 2nd Ed., Colombus : Ronald Sargious Michael (1975), Pavement and Survacings for highways and Airports Applied Science Publishers LTD, London 237

Anda mungkin juga menyukai