Anda di halaman 1dari 5

Kematian Otak dan perdarahan masih terhitung sebagai

penyebab kematian dari eklamsia dan preeklamsia. Preeklamsia


menyebabkan vasokontriksi regional, dan kebanyakan eklamsia
berasal dari hasil vasospasme otak dan iskemik. Magnesium
sulfat secara umum diterima sebagai pengobatan pilihan untuk
eklamsia. Penggunaan magnesium sulfat
untuk mencegah
eklamsia yang umum terjadi di Amerika Serikat , tetapi belum di
gunakan secara internasional. Pemberian placebo kontrol
magnesium sulfat di uji coba (MAGPIE) sebagai pencegahan
Eklamsia. Bau-baru ini diterima sebagai aksi profilaksis dan
sepertinya mengalami peningkatan penggunaan agen profilaksis
pada wanita dengan preeklamsia di seluruh dunia.
Sejak magnesium sulfat memiliki efek vasodilator otak,
menjadi satu penjelasan sebagai antieklamsia yang bereaksi
menurunkan iskemik dengan cara mengurangi vasospasme otak.
Kami berhipotesis bahwa eklamsia disebabkan olek iskemik otak.
Nimodipine adalah calcium-channel blocker yang spesifik
sebagai vasodilatasi otak, akan menjadi obat alternative yang
ideal. Potensi keuntungan nimodipine juga mencangkup
penyerapan peroral, toksisitas minimal, dan antihipertensi. Oleh
karena itu, kami membandingkan efektifitas nimodipin dengan
magnesium sulfat sebagai pencegah kejang pada pasien dengan
preeklamsia berat.
METODE
Kami melakukan percoban jenis control secara acak
dimana sampel tidak diberitahu, penelitian dilakukan selama
1995-2000. Sampel berupa wanita dengan preeklamsia berat di
14 lokasi dengan delapan Negara ( dapat dilihat pada lampiran).
Penelitian ini diterima oleh peninjau setempat. Semua pasien
diberikan informed consent tertulis. Pasien dengan preeklamsia
berat yang dipilih adalah pasien yang tidak sedang
menggunakan magnesium sulfat dan tidak memiliki gangguan
kejang yang sudah ada sebelumnya. Kriteia diagnosis dijelaskan
secara rinci dalam lampiran tambahan dengan teks lengkap
artikel ini http://www.nejm.org. Preeklamsia berat didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah yakni (setidaknya
140/90mmHg) dengan proteinuria (pembacaan dipstick +1 atau
lebih) yang berhubungan dengan; sakit kepala, klonus, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan
atas, oliguria ( atau urin output kurang dari 500cc per 24jam),
edema paru, peningkatan level aminotransferase hati ( SGPT
atau aspartate aminotransferase lebih dari 40 U per liter),
peningkatan kreatinin level (setidaknya 1,5 mg/dl (133mmol/L)),
hemolysis, trombositopenia, Intrauterine growth
reastriction,

atau oligohidramnion. Tekanan darah 160/110 mmHg atau tinggi


dengan proteinuria tanpa ciri ciri lain juga diklasifikasikan
sebagai preeklamsia berat. Pasien secara acak menurut (Epistat
Service) diblock enam, dengan menggunakan amplop tertutup
buram, untuk menerima nimodipine (60mg oral setiap jam) atau
magnesium sulfat sesuai dengan protocol ( 6g loading dosis
diikuti intravena dari 2g per jam atau 4g loading dosis diikuti oleh
infus 1g per jam). Pengobatan dilanjutkan sampai 24 jam ante
partum (setelah protocol dimulainya seksio sesaria) dan selama
24 jam post partum. Pengukuran kadar magnesium sulfat tidak
diperlukan. Tekanan darah diukur dengan monitor otomatis atau
sphygnomanometri manual (fase korotkof V). Protein urin diukur
dengan menggunakan metode semikuantitatif (dipstick) atau,
jika tersedia urin 24 jam.
Penelitian ini tidah blinded, karena keterbatasan logistik
dan ekonomi. Hasil pengukuran pertama (eklamsia) adalan biner,
objektif, dan tidak subjektif berdasarkan pengukuran peneliti
atau pengukuran yang bias. Pasien dirawat seperti biasa sesuai
rutinitas setiap rumah sakit, dengan tidak adanya gangguan dari
kelompok peneliti. Tekanan darah dikontrol dengan hydralazine
intravena untuk wanita yang tekanan darah sistoliknya
160mmHg, dan diastolik 110 mmHg atau keseluruhan tekanan
darah setidaknya 160/110mmHg untuk lebih dari 20 menit
setelah mulai pengobatan.
Pengukuran hasil pertama adalah eklamsia ( didefinisikan
sebagai tonik-klonik convlusion) saat inisiasi studi-obat selama
24 jam post partum. Pengukuran hasil kedua termasuk control
tekanan darah, komplikasi dan efek samping obat, komplikasi
persalinan dan melahirkan dan indikator kondisi janin dan bayi.
Perdarahan postpartum (seperti yang tercatat dalam grafik)
didefinisikan sebagai kehilangan darah dalam 24 jam setelah
melahirkan lebih dari 500ml dalam kasus persalinan pervaginan
dan lebih dari 1000ml pada kasus persalinan seksio sesaria.
Wanita di kelompok nimodipine yang mengalami kejang
menerima magnesium sulfat. Wanita yang mengalami kejang
dengan pemberian regimen magnesium sulfat diteruskan.

Hydralazine (Data tidak ditampilkan). Peningkatan resiko kejang


yang berhubungan dengan resisten nimodipine penggunaan
hydralazine dan tekanan sistolok saat masuk.
Mean Atrial Pressure pada kelompok nimodipin berkurang
dengan rata rata 8,2 % pada satu jam pertama setelah
pemberian obat dan berkurang setelah dipertahankan pada tiga
jam (8,3%). Penurunan Mean Atrial Pressure selama satu jam
pertama dengan kelompok magnesium sulfat dan penurunan
7,2% dalam waktu tiga jam.
DISKUSI
Pembelajaran
ini
menunjukan
bahwa
pemberian
magnesium sulfat melalui parenteral secara signifikan lebih baik
dari pada pemberian nimodipine secara oral untuk pencegahan
eklamsia pada wanita dengan preeklamsia berat. Perbedan ini
terutama terlihat pada periode postpartum.
Walaupun perbandingan magnesium sulfat dengan
nimodipine, dengan menggunakan penelitian MAGPIE yang
membandingkan magnesium sulfat dengan plasebo pada wanita
dengan preeklamsia sedang atau preeklamsia berat dan juga
menunjukan efek menguntukan dari magnesius sulfat. Pada
pembelajaran ini, kematian ibu terendah pada kelompok
magnesium sulfat, meskipun cara membedakan tidak signifikan.
Berdasarkan temuan diatas, terdapat upaya pemberian
magnesium sulfat sebagai profilaksis pada Negara Negara yang
sebelumnya tidak menggunakan magnesium sulfat. Walaupun
demikian, tidak ada penyebab eklamsia disebabkan karena aksi
dari mekanisme kerja magnesium sulfat sebagai profilaksis
kejang.
Berdasarkan hipotesis vasospasme otak dan iskemia yang
dihasilkan penyebab utamanya adalah eklamsia. Jika hal ini
benar maka vasodilatasi otak secara spesifik akan lebih efektif
dalam mengurangi vasospasme ( dengan demikian obat yang
lebih baik untuk mencegah eklamsia) dari magnesium sulfat.
Temuan ini tidak mendukung hipotesis.

Hasil dari laporan pada hemodinamik otak dengan pasien


preeklamsia dapat menjelaskan penelitian ini, menunjukkan
bahwa peningkatan tekanan perfusi ke otak, penurunan aliran
darah keotak, penyebab utama dari cedera.
Peningkatan tekanan perfusi menghasilkan barotrauma otak dan
vasogenik ( dan/jarang sitogenik) edema. Nimodipine telah
terbukti meningkatan tekanan perfusi ke otak pada pasien
preeklamsia.

Tabel 3. Tipe kelahiran dan komplikasi neonates.


Variabel

Kelompok
Nimodipine
(N=819)

Kelompok
Magnesium
sulfat

Kelahiran Pervaginam- no.%

0,55

Normal
Forcep atau vacum
Tipe tidak spesifik

292(35,7)
42 (5,1)
48 (5,9)

300 (36,1)
33 (4,0)
41 (55,0)

Seksio sesaria
Indikasi pertama untuk
seksio sesaria- no. (%)

437 (53,4)

457 (55,0)

Fetal distress
Disporsisi kepala
Hipertensi Berat
Lain
Tidak spesifik

32 (7,3)
142 (32,5)
140 (32,0)
122 (27,9)
1 (0,2)

Estimasi kehilangan darah-ml

Kelahiran Usia Gestasional


minggu

P Hasil

0,11
39
126
174
108
10

(8,5)
(27,6)
(38,1)
(23,6)
(2,2)

505 306

512 335

0,38

36 4

36 4

0,93

Karteristik Infan
Berat lahir- gr
APGAR skor menit pertama
Rata-rata
Antara Quartil
APGAR skor 5 menit
Rata-rata
Antara Quartil
APGAR skor<7 di 5 menit
-no./total no.(%)
Respiratory
DistressSyndrome
-no./total no.(%)
Dysrhythmia -no./total no.
(%)
Hypotonia -no./total no.(%)
Intubasi -no./total no.(%)
Hipotensi -no./total no.(%)

2509 818

2447 798

0,14

8
3

8
3

9
1
59/729 (8,1)

9
1
76/770 (9,9)

0,24

43/767 (5,6)

55/797 (6,9)

0,30

2/767 (5,6)
13/767 (1,3)
38/767 (5,0)
6/767 (0,8)

0/797
24/797 (3,0)
54/797 (6,8)
2/797 (0,3)

0,24
0,10
0,13
0,17

0,73

* Nilai rata-rata plus-minus +_ SD. Fetal distress didefinisikan sebagai kondisi


janin yang memerlukan penanganan segera. Sefalopelvik disporsisi
didefinisikan sebagai ketidak mampuan untuk melahirkan secara normal.
Alasan lain untuk operasi sesar, persentasi sungsang, plasenta previa, solusio
plasenta, perdarahan vagina, gagal induksi persalinan, dan tidak ada alasan
tertentu. Diagnosis respiratory distress syndrome, dysrhythmia, hypotonic,
dan hipotensi yang diperoleh dari rekam medis pasien. Rentang interquartile
adalah perbedaan antara 25 dan 75 persentil.

Berdasarkan penelitian kami menemukan nimodipine yang


kurang efektif dari pada magnesium sulfat sebagai pencegah
kejang pada pasien eklamsia yang berasal dari perdarahan atau
yang jelas mungkin terjadi karena over perfusi (hipertensienchephalopathy) dibandingkan iskemia. Tingkat yang lebih
tinggi dari kejang pada kelompok nimodipine dapat menjelaskan
mengurangi induksi dalam vasokontriksi, yang memulai atau
memperburuk over perfusi. Efek ini diaplikasikan pada pasien
postpartum yang tingkatan kontriksi plasenta bekurang. Kami
mengamati tingkat kejang tertinggi

Anda mungkin juga menyukai