Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

AYU PARAMITHA
030.09.035

PEMBIMBING :
dr. Magdalena, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RSAL MINTOHARDJO
PERIODE 27 OKTOBER 2014 2 JANUARI 2015
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RSAL MINTOHARDJO

I. IDENTITAS
PASIEN
Nama

: An. F

Suku Bangsa : Jawa

Umur

: 10 bulan 20 hari

Agama

: Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki


Alamat

: Jl. Bendungan hilir gg. Beringin no. 46

ORANG TUA / WALI


AYAH
Nama

: Tn. M

Agama

: Islam

Tgl.lahir (Umur) : 33 tahun

Pendidikan

: D3

Suku Bangsa

: Sunda

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Jl. Dukuh pinggir I no. 2 rt. 002 rw. 005

Gaji

: 2.000.000-2.500.000

IBU
Nama

: Ny. R

Agama

: Islam

Umur

: 32 tahun

Pendidikan

: D3

Suku Bangsa

: Sunda

Pekerjaan

: PNS

Gaji

: 2.500.000-3.000.000

Hubungan dengan orang tua : anak kandung

Masuk RS

: 13 November 2014

Ruangan

: Kamar 4 Bangsal Anak P. Laut RS TNI AL Dr. Mintohardjo

II. ANAMNESIS
Auto anamnesis dan alloanamnesis dengan ibu kandung pasien di Pulau Laut Bangsal
Anak RS TNI AL dr. Mintohardjo pada tanggal 14 November 2014 (perawatan hari ke 2)
KELUHAN UTAMA
BAB cair sejak 1 hari SMRS
KELUHAN TAMBAHAN
Muntah, demam, penurunan nafsu makan
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Anak F, laki-laki berusia 10 bulan, datang ke RS TNI AL Mintohardjo dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari SMRS. BAB konsistensi cair disertai ampas dan lendir, namun tidak
ada darah, frekuensi 5x, 200-250cc setiap BAB. Muntah sejak 1 hari SMRS sebanyak >10x,
berisi air, 100-120 setiap muntah. Nafsu makan menurun. Demam sejak 3 hari SMRS,
demam naik turun, demam turun dengan pemberian obat. Batuk pilek sejak 3 hari yang lalu.
BAK normal seperti biasa.
Selama di RS keluhan BAB cair 2-5x/hari, konsistensi cair+ampas dan lendir.
Keluhan muntah sampai perawatan hari ke 1 sudah tidak ada lagi.
Pasien sering mengalami diare seperti ini beberapa bulan terakhir.

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


KEHAMILAN
Perawatan Antenatal
Penyakit Kehamilan

Kontrol di Bidan
-

KELAHIRAN
Tempat Kelahiran

Praktek Bidan

Penolong Persalinan

Bidan

Cara Persalinan

Persalinan spontan per vaginam

Masa Gestasi

40 minggu

Riwayat Kelahiran

Berat badan : 3000 gram


Panjang badan lahir : 50 centimeter
Lingkar kepala : 33 centimeter
Langsung menangis
APGAR score : 8/9
Kelainan bawaan : tidak ditemukan

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama

7 bulan

Tengkurap

4 bulan

Duduk

7 bulan

Berdiri berpegangan

9 bulan

Psikomotor

Gangguan Perkembangan

:-

Kesan Perkembangan

: baik sesuai dengan anak seusia.

RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN
BCG

1 bulan

DASAR (umur)
-

ULANGAN (umur)
-

DPT/DT
Polio
Campak
Hepatitis

2 bulan
0 bulan
9 bulan
0 bulan

4 bulan
2 bulan
1 bulan

6 bulan
4 bulan
6 bulan

6 bulan
-

B
MMR
TIPA
Kesan :

Imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal.


RIWAYAT MAKANAN
Umur
(bulan)
02
24
46
68

BUAH /

ASI / PASI

BISKUIT

BUBUR SUSU

NASI TIM

Asi
Asi
Asi
Asi + Pasi

8 10

Asi + Pasi

10 12

Asi+Pasi

Kesan :
Pasien mendapatkan asi eksklusif. Pasien telah mendapatkan makanan pendamping
berupa buah, biskuit, bubur susu dan nasi tim.

JENIS MAKANAN
Nasi
Sayur
Daging
Telur
Ikan
Tahu
Tempe
Susu (merek/takaran)
Kesan :

FREKUENSI DAN JUMLAHNYA


2-3 x/hari, susu SGM, 120-150cc

Pasien belum mendapatkan makanan lain selain buah, biskuit, bubur susu ataupun
nasi tim.
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
PENYAKIT

UMUR

PENYAKIT

KETERANGAN

Diare
Otitis
Radang Paru
Tuberculosis
Kejang
Ginjal
Jantung
Darah
Difteri

9 bulan
-

Morbili
Parotitis
Demam Berdarah
Demam Tifoid
Cacingan
Alergi
Kecelakaan
Operasi
Herpes di ketiak

RIWAYAT KELUARGA
Corak Produksi
Tgl Lahir
(Umur)
6 tahun
10 bulan

Sex

Hidup

Laki-laki
Laki-laki

Lahir
Mati

Abortus

Mati
(sebab)

Keterangan
Sehat
Pasien

DATA KELUARGA
Perkawinan keUmur saat menikah
Kosanguinitas
Keadaan kesehatan /

AYAH / WALI
1
26 tahun
-

IBU / WALI
1
25 tahun
-

Penyakit bila ada


Riwayat Penyakit dalam Keluarga

Tidak ada penyakit turunan dalam keluarga.


Riwayat asma (-), alergi (-)

Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga lain / orang serumah

Ayah kandung pasien memiliki keluhan yang sama dan dicurigai memiliki penyaki
TB paru.

DATA PERUMAHAN
Kepemilikan rumah : Rumah sendiri

Keadaan rumah :
Rumah terdiri dari 2 lantai, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 dapur.
Jendela rumah dibuka setiap pagi, aliran udara baik serta pencahayaan cukup di siang hari
tanpa menggunakan lampu. Sumber air bersih menggunakan air pam.
Keadaan lingkungan :
Rumah berada di dalam lingkungan padat, jarak 1 rumah dan yang lainnya
berdempetan. Air bersih untuk kebutuhan sehari-hari menggunakan air pam, sedangkan untuk
minum menggunakan air mineral merk Aqua. Jarak septiktank 10m dari sumber air
bersih. Tempat pembuangan sampah sementara didepan rumah dan diangkut petugas
kebersihan setiap hari.
Tetangga (rumah sebelah) pasien memiliki riwayat penyakit TB paru.
Kesan : kondisi rumah cukup baik, kondisi lingkungan kurang baik karena padat penduduk,
dan dicurigai memiliki resiko penularan infeksi TB.

III.PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal

: 15 November 2014 (Perawatan hari ke 3)

Pukul

: 10.00 WIB

Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos Mentis

Vital sign

Nadi : 104 x/menit


Suhu : 37,6oC

Data Antropometri:
Status gizi

RR

: 24 x/menit

BB

: 6,9 kg

TB : 73 cm

BB/U : menurut tabel NCHS berat badan ideal pasien adalah 6,9 kg.
6,9/ x 100% = %
BB/TB :
Menurut tabel NCHS didapatkan BB/TB ideal pasien

/ x 100% = %
Kesan gizi : Gizi kurang
Pemeriksaan Sistematis
KEPALA

Bentuk dan ukuran : Normocephali


Rambut dan kulit kepala : Warna hitam, rambut halus, kulit kepala bersih, tidak mudah

dicabut
Mata : Palpebra tidak ada kelainan, konjungtiva tidak pucat, kornea jernih, sklera putih,

pupil bulat isokor, RCL +/+ RCTL +/+, mata cekung (-)
Telinga : Normotia, serumen +/+
Hidung : Normosepti, sekret -/-, deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-)
Bibir : Warna merah muda
Mulut : Mukosa mulut lembab
Gigi-geligi :
I I
I I

Lidah : normoglotia, lembab, tidak ada papil atrofi


Tonsil : T1-T1 tenang
Faring : hiperemis (-)

LEHER : Tidak teraba kelenjar getah bening dan tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid,
trakea ditengah
THORAKS
Dinding thoraks
I : Bentuk dada datar, simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis
PARU
I : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian yang tertinggal, tidak terdapat
retraksi
P : Vocal fremitus sama di kedua lapang paru
P: Sonor di seluruh lapang paru
Batas paru kanan-hepar : sulit dinilai
Batas paru kiri-gaster: sulit dinilai
A: Suara nafas vesikuler, ronkhi basah halus -/-. Wheezing (-/-), tidak terdapat suara nafas
tambahan
JANTUNG

I : Ictus cordis tidak terlihat


P : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS IV
P : Batas kanan jantung : sulit dinilai
Batas kiri jantung : sulit dinilai
Batas atas jantung : sulit dinilai
A: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
I : bentuk datar, tidak tampak pelebaran vena
A : Bising usus (+)
P : supel, tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepat
P: perkusi timpani di seluruh kuadran abdomen
ANUS
Tidak ada kelainan
GENITAL
Jenis kelamin laki-laki, tidak ada kelainan
ANGGOTA GERAK
Akral hangat pada keempat ekstremitas
KULIT
Warna kulit sawo matang, kelembapan baik.
KELENJAR GETAH BENING
Tidak teraba kelenjar getah bening di preaurikular, retroaurikular, oksipitalis,
submandibula, submental, cervicalis anterior dan posterior, supraklavikula, infraklavikula,
axillaris dan inguinalis.
Pemeriksaan Neurologis
Refleks fisiologis :
Biceps (+/+) , triceps (+/+), patella (+/+), achilles (+/+)
Refleks patologis :
Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gordon (-/-), Oppenheim (-/-), Schaeffer (-/-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


LABORATORIUM
HEMATOLOGI
(7/11/2014)
Darah rutin
Leukosit
Eritrosit
Hemaglobin
Hematokrit
Trombosit
LED
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
Limfosit
Monosit

Hasil
7.000 /l
4,49 juta/l
10,6 g/dl
30 %
391.000 /l
111 mm/jam

Nilai rujukan
5.000-10.000
4,2-5,4
10,8-15,6
35-45
150.000-450.000
P: <20 , L:<10

0%
0%
1%
57 %
29 %
13 %

0-1
0-5
2-6
50-70
20-40
2-8

LAIN-LAIN
Foto Thorax (14 November 2014)
Kesan

:
Sugestif TB

Mantoux Test (14 November 2014)


Hasil : (+)

V.

RINGKASAN
Anak F, laki-laki, usia 10 bulan, BB 6,9 kg datang dengan keluhan BAB konsistensi

cair disertai ampas dan lendir sejak 1 hari SMRS, frekuensi 5x. Muntah sejak 1 hari SMRS
sebanyak >10x. Nafsu makan menurun. Demam sejak 3 hari SMRS. Batuk pilek sejak 3 hari
yang lalu.
Selama di RS keluhan BAB cair 2-5x/hari. Keluhan muntah sampai perawatan hari ke
2 sudah tidak ada lagi.
Riwayat diare berulang beberapa bulan terakhir. Ayah kandung pasien dicurigai
memiliki penyakit TB. Lingkungan sekitar pasien ada yang memiliki riwayat TB paru.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Status gizi pasien
gizi kurang. Tidak ditemukan Ronkhi.

Pemeriksaan laboratorium darah didapatkan

peningkatan LED. Foto thorax

didapatkan kesan sugestif TB. Mantoux test (+).


VI.

VII.

DIAGNOSIS KERJA
Diare akut tanpa dehidrasi
TB paru
DIAGNOSIS BANDING
-

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


IX.

X.

PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa

Infus Cairan :
o KAEN 4B
Tetesan mikro 6,9 x
Lacto B 2x1 sach
Vometa 3x8 tetes (jika muntah)
Sporetik 2 x 2,5 cc
Sanmol 3 x 0,8 cc
Salbutamol camp 3x1 bungkus
Non-medikamentosa :
ASI tetap dikonsumsi
Makan seperti biasa
XI.

RESUME TINDAK LANJUT


Pasien masuk dengan keluhan BAB konsistensi cair, muntah, demam, batuk pilek

serta penurunan nafsu makan. Terapi awal diberikan infus cairan KAEN 4B tpm mikro.
Untuk keluhan BAB cair diberikan terapi Probiokid 2x1 sach, keluhan mual muntah
diberikan Vometa 3x8 tetes. Sanmol 3 x 0,8cc untuk penurun demam. Untuk batuk pilek

diberikan Salbutamol camp 3x1 bungkus. Pasien dilakukan pemeriksaan Thorax dan mantoux
test, didapatkan hasil foto thorax sugestif TB serta mantoux test (+). Pasien diberi terapi OAT
dengan dosis kombinasi diberikan 1x1 sebelum makan. Pasien dirawat selama 5 hari, dan
dibolehkan pulang dengan terapi .
XII.

FOLLOW UP

Tanggal
Perawatan

Minggu

Senin

16 November 2014

17 November 2014

Perawatan hari ke 9
Perawatan hari ke 10
Telapak tangan tampar kebiruan dan Gatal-gatal di sekitar lokasi yang terdapat
sedikit nyeri apabila menggenggam. Gatal- bercak merah. Muntah (-),BAB/BAK

gatal di sekitar lokasi yang terdapat bercak normal, nyeri perut hilang timbul.
merah. Muntah (-), BAB/BAK normal,
nyeri perut hilang timbul.
Kes/KU : CM/ TSS

Kes/KU : CM/ TSS

S: 36.5oC, N: 108 x/mnt (reguler,kuat), S: 36.8oC, N: 112 x/mnt (reguler,kuat),


TD: 90/60 mmhg, RR: 26/mnt,

TD: 90/60 mmhg, RR: 26/mnt,

Thoraks: SNV Wh -/- Rh -/- BJ I II reg Thoraks: SNV Wh -/- Rh -/- BJ I II reg

M(-) G(-),

M(-) G(-),

Abdomen: datar, supel, BU (+), NT (-)

Abdomen: BU (+) NT(-)

Ekstremitas: akral hangat

Ekstremitas: akral hangat

Kulit : Terdapat purpura di pedis dextra Kulit : Terdapat purpura di pedis dextra
dan sinistra, regio cruris dextra sinistra, dan sinistra (dorsum serta plantar pedis,
regio genu dan poplitea dextra sinistra, terutama di regio maleolus medial), regio
regio

femoralis

antebrachii

dextra

dextra

sinistra

sinistra,

konfluens menyebar tidak merata.

regio genu dan poplitea dextra sinistra, regio

purpura antebrachii
konfluens

dextra
menyebar

sinistra,

purpura

tidak

merata.

Terdapat hematom di regio maleolus Terdapat hematom di regio maleolus


medial dextra dan sinistra), plantar manus medial dextra dan sinistra), plantar manus

dextra sinistra
Hennoch Schonlein Purpura

dextra sinistra
Hennoch Schonlein Purpura

Cholelithiasis

Cholelithiasis

Tranfusi FFP 400 cc

IVFD RL 20 tpm

IVFD RL 20 tpm

Cefotaxim 2 x500mg

Cefotaxim 2 x500mg

Ranitidin 2x amp

Ranitidin 2x amp

Dexanta syr 3x1cth

Dexanta syr 3x1cth

Buscopan 3x tab

Buscopan 3x tab

Metil prednisolon 2x10mg

Metil prednisolon 2x10mg

Metronidazol 1x500mg

Metronidazol 1x500mg

Follow up laboratorium ulang post tranfusi FFP dan albumin :


(16 November 2014, perawatan hari ke 8)
Darah rutin
Hasil
Leukosit
17.600 /l
Eritrosit
3,91 juta/l
Hemaglobin
9,3 g/dl
Hematokrit
30 %
Trombosit
533.000 /l
LED
35 mm/jam
Hitung Jenis
Basofil
0%
Eosinofil
0%
Neutrofil Batang
0%
Neutrofil Segmen
89 %
Limfosit
8%
Monosit
3%
Hemostasis
APTT
Masa Pendarahan/BT
Masa Pembekuan/CT
PT
Protein total
Total protein
Albumin
Globulin
Tanggal
Perawatan

Selasa

Nilai rujukan
5.000-10.000
4,2-5,4
10,8-15,6
35-45
150.000-450.000
P: <20 , L:<10
0-1
0-5
2-6
50-70
20-40
2-8

Hasil
33 detik
330 menit
1200 menit
12,9 detik

Nilai rujukan
12-16
1-3
5-15
12-16

5,2 g/dl
4,0 g/dl
1,2 g/dl

3,4-5
3,8-4,2
2,6-3,4
Rabu

18 November 2014
19 November 2014
Gatal-gatal masih (+) di sekitar lokasi yang Gatal-gatal sedikit berkurang.
terdapat bercak merah. Nyeri perut (-), Nyeri perut (-),Mual muntah (-),BAB 1x

Mual muntah (-),BAB 1x normal, BAK normal, BAK (+) normal, nafsu makan

(+) normal, nafsu makan masih kurang.

masih kurang.

Kes/KU : CM/ TSS

Kes/KU : CM/ TSS

S: 36.5oC, N: 108 x/mnt (reguler,kuat), S: 36.7oC, N: 104 x/mnt (reguler,kuat),


TD: 90/60 mmhg, RR: 26/mnt,

TD: 90/60 mmhg, RR: 26/mnt,

Thoraks: SNV Wh -/- Rh -/- BJ I II reg Thoraks: SNV Wh -/- Rh -/- BJ I II reg
M(-) G(-),

M(-) G(-),

Abdomen: datar, supel, BU (+), NT (-)

Abdomen: datar, supel, BU (+), NT (-)

Ekstremitas: akral hangat

Ekstremitas: akral hangat

Kulit : Terdapat purpura di pedis dextra Kulit : Terdapat purpura di pedis dextra
O

dan sinistra, regio cruris dextra sinistra, dan sinistra (dorsum serta plantar pedis,
regio genu dan poplitea dextra sinistra, terutama di regio maleolus medial), regio
regio

femoralis

antebrachii

dextra

dextra

sinistra

sinistra,

regio genu dan poplitea dextra sinistra, regio

purpura antebrachii

dextra

sinistra,

purpura

konfluens menyebar tidak merata. Warna konfluens menyebar tidak merata. Warna
merah keungungan. Pada bagian plantar merah keungungan. Pada bagian plantar
pedis mulai memudar.

pedis mulai memudar.

Hematomplantar manus dextra sinistra Hematom di plantar manus dextra sinistra

mulai memudar.
Hennoch Schonlein Purpura

memudar.
Hennoch Schonlein Purpura

Cholelithiasis

Cholelithiasis

IVFD RL 20 tpm

IVFD RL 20 tpm

Cefotaxim 2 x500mg

Cefotaxim 2 x500mg

Ranitidin 2x amp

Ranitidin 2x amp

Dexanta syr 3x1cth

Dexanta syr 3x1cth

Buscopan 3x tab

Buscopan 3x tab

Metil prednisolon 2x10mg

Metil prednisolon 2x10mg

Metronidazol 1x500mg

Metronidazol 1x500mg

Cetirizine 2x10mg

Cetirizine 2x10mg

Loratadine 2x10mg

Loratadine 2x10mg

Tanggal
Perawatan

Kamis

Jumat

20 November 2014

21 November 2014

Perawatan hari ke 13
Gatal-gatal berkurang.

Perawatan hari ke 14
Keluhan membaik.

Nyeri perut (-), Mual muntah (-),


S

BAB 1x normal, BAK (+) normal,


nafsu makan masih kurang.
Kes/KU : CM/ TSS
S:

36.5oC,

N:

Kes/KU : CM/ TSS


104

x/mnt S: 36.4oC, N: 104 x/mnt (reguler,kuat), TD:

(reguler,kuat), TD: 90/60 mmhg, 90/60 mmhg, RR: 22/mnt,


RR: 22/mnt,

Thoraks: SNV Wh -/- Rh -/- BJ I II reg M(-)

Thoraks: SNV Wh -/- Rh -/- BJ I G(-),


O

II reg M(-) G(-),

Abdomen: datar, supel, BU (+), NT (-)

Abdomen: datar, supel, BU (+), Ekstremitas: akral hangat


NT (-)

Kulit : Purpura tidak bertambah/meluas,

Ekstremitas: akral hangat

warna

Kulit

Purpura

merah

gelap,

tampak

tidak memudar.

bertambah/meluas, warna merah

gelap, tampak seperti memudar.


Hennoch Schonlein Purpura

Hennoch Schonlein Purpura

Cholelithiasis

Cholelithiasis

seperti

Cefotaxim 2 x500mg

Pasien boleh pulang

Dexanta syr 3x1cth

Obat pulang :

Buscopan 3x tab
Metil prednisolon 1x10mg
P

Metronidazol 1x500mg
Cetirizine 2x10mg

Metil Prednisolon 3 x tab


Cetirizine 1 x tab
Cimetidine 3 x tab

Pasien kontrol ke Poliklinik Anak

Loratadine 2x10mg

XIII. ANALISA KASUS


Pasien dirawat dengan diagnosis awal GEA atas dasar keluhan nyeri perut,
BAB cair, mual muntah dan penurunan nafsu makan. Tidak ada demam dan BAK normal.
Pasien diberi terapi antibiotik, anti diare, probiotic dan zink. Pada perawatan hari ke 3
BAB sudah tidak cair. Pada perawatan hari ke 4 pasien merasakan nyeri perut yang sangat
hebat, disertai mulai munculnya bercak kemerahan pada kedua kaki nya. pasien dicurigai
adanya kelainan pada abdomennya. Dilakukan pemeriksaan fisik tambahan untuk
mengetahui apakah terdapat tanda appendicitis ataupun peritonitis. Namun pada
pemeriksaan fisik tidak didapatkan nyeri tekan pada titik Mc. Burney, tidak ada defence
muscular. Maka kemungkinan diduga adanya appendicitis ataupun peritonitis dapat
disingkirkan. Dilakukan pemeriksaan penunjang foto polos abdomen 3 posisi dan
didapatkan hasil tidak tampak gambaran ileus maupun perforasi. Dilanjutkan pemeriksaan
USG abdomen

yang pertama didapatkan hasil Polip Kandung Empedu (dengan

kalsifikasi), diagnosis banding Kolelitiasis. Pada hari berikutnya dilakukan kembali USG
abdomen yang ke 2 dengan hasil Kolelitiasis serta organ abdomen lain tak tampak
kelainan.
Pasien ini didiagnosis sebagai Henoch Schonlein Purpura (HSP) berdasarkan
gejala dan tanda (sign and symptoms) yang dialami oleh pasien. Henoch Schonlein
Syndrome bersifat akut dengan beberapa manifestasi terjadi simultan atau bertahap. Pada
pasien ini dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik ditemukan :

Kulit

Pada pasien ini ditemukan bercak-bercak kemerahan di ekstremitas bawah dan


berlanjut ke ekstremitas atas berupa lesi purpura, multiple, ukuran lentikuler, bilateral di
kedua tungkai bawah serta lengan bawah yang palpable. Hal ini sesuai dengan teori dari
HSP dimana umumnya predileksi lesi purpura pada HSP terdapat di kedua tungkai hingga
bokong. Walaupun pada pasien juga terdapat lesi purpura di lengan bawah pasien namun
lesi purpura terlihat lebih jelas pada kedua tungkai pasien. Lesi purpura pada HSP tidak
hilang dengan penekanan karena penyakit ini disebabkan oleh terjadinya inflamasi pada
pembuluh darah kecil (arteriol, venula, dan kapiler) sehingga terjadinya purpura di kulit.
Lesi di kulit terjadi 95-100% dari kasus HSP. Yang khas dari HSP yaitu selain terdapat
lesi purpura, juga terdapat gejala lain dari sistem gastrointestinal (GI Tract.), ginjal dan
sendi, maka apabila terdapat gejala-gejala tersebut dapat dicurigai penyakit HSP ini.

GI Tract

Nyeri perut merupakan gejala yang sering terjadi pada HSP. Pada pasien terdapat
nyeri perut yang hebat saat muncul nya keluhan bercak-bercak merah tersebut (pada
perawatan hari ke 4). Menurut kepustakaan dari Current Pediatric Diagnosis & Treatment,
18th edition, colic abdomen disebabkan oleh perdarahan dan edema di usus kecil, yang
juga bisa menyebabkan keluhan mual dan muntah. Dari keluhan nyeri perut ini dapat
didiagnosis banding dengan nyeri perut yang diakibatkan oleh peritonitis ataupun
apendisitis akut. Pada pemeriksaan fisik pada pasien tidak didapatkan defence muscular,
nyeri tekan di titik Mc Burney maupun BAB yang disertai darah. Pada pasien terdapat
keluhan BAB cair disertai ampas, namun tidak disertai darah. Keluhan BAB cair
membaik dengan pemerian obat anti diare.

Sendi

Gejala lain yang juga dapat terjadi pada HSS yaitu antralgia dan artritis. Pada pasien
didapatkan keluhan nyeri pada sendi-sendi pada lutut dan tangan telapak tangan.
Menurut kepustakaan dari Nelson Textbook of Pediatric 19th edition, terdapat kriteria
diagnosis HSP yaitu:
CLASSIFICATION CRITERIA FOR HENOCH-SCHONLEIN PURPURA
*EUROPEAN LEAGUE AGAINST
*AMERICAN COLLEGE OF
RHEUMATOLOGY CLASSIFICATION

RHEUMATISM/PEDIATRIC

CRITERIA*

RHEUMATOLOGY
EUROPEAN SOCIETY CRITERIA*

Two of the following criteria must be Palpable purpura (in absence of coagulopathy
present:

or thrombocytopenia) and one or

Palpable purpura

more of the following criteria must be

Age at onset 20 yr

present:

Bowel angina (postprandial abdominal Diffuse abdominal pain


pain, bloody diarrhea)

Biopsy

demonstrating

Arthritis or arthralgia
intramural Biopsy of affected tissue demonstrating

granulocytes in small arterioles and/or

predominant immunoglobulin A

venules

Deposition

Berdasarkan kriteria tersebut pasien telah memenuhi kriteria HSP yaitu terdapatnya
purpura yang palbaple, usia pasien 9 tahun, serta adanya nyeri perut. Pengobatan pada pasien
ini adalah suportif dan bersifat simptomatik.
Pasien juga didiagnosis dengan Kolelitiasis berdasarkan anamnesis serta pemeriksaan
fisik yang didapatkan adanya nyeri perut, namun tidak spesifik. Maka dilakukan pemeriksaan
diagnostik/penunjang berupa USG abdomen, didapatkan hasil :

Kandung empedu : besar dan bentuk baik, dinding tak menebal. Tampak batu
dengan akustik shadow pada lumen KE dengan ukuran 1,49 x 2,00 x 2,20 cm. Tak

tampak pelebaran ductus billiaris ataupun intra hepatic.


Kesan : Kolelitiasis

Pasien direncanakan untuk dilakukan operasi, namun ditunda karena pada hasil
laboratorium didapatkan pemanjangan APTT serta hipoalbumin. Pasien diberi tranfusi FFP
2x400 cc dan Albumin 20% 100cc

HENOCH SCHONLEIN PURPURA


Henoch-Schnlein purpura (HSP) merupakan penyakit peradangan akut pembuluh
darah kecil pada usia anak-anak yang sangat sering, ditandai dengan leukositosis dan deposit
Immunoglobulin (Ig) A di dalam pembuluh darah kecil di kulit, sendi, GI tract., dan ginjal.
Manifestasi klinik pada kulit berupa purpura, sendi (artritis atau atralgia), saluran
gastrointestinal (nyeri abdomen atau perdarahan saluran cerna) dan ginjal (nefritis).
Prevalensi tersering terjadi pada usia 3-10 tahun, jarang terjadi pada dewasa. Beberapa kasus
dapat dipengaruhi oleh infeksi saluran pernafasan atas.
CLINICAL FEATURES
Fever, weight loss, fatigue of unknown origin
Skin lesions (palpable purpura, vasculitic urticaria, livedo reticularis, nodules,
ulcers)
Neurologic lesions (headache, mononeuritis multiplex, focal central nervous
system lesions)
Arthralgia or arthritis, myalgia, or myositis
Serositis
Hypertension
Pulmonary infiltrates or hemorrhage
LABORATORY FEATURES
Increased erythrocytes sedimentation rate or C-reactive protein level
Leukocytosis, anemia
Eosinophilia
Antineutrophil cytoplasmic antibodies
Elevated factor VIIIrelated antigen (von Willebrand factor)
Cryoglobulins
Circulating immune complexes
Hematuria, proteinuria, elevated serum creatinine

CLASSIFICATION CRITERIA FOR HENOCH-SCHONLEIN PURPURA


*EUROPEAN LEAGUE AGAINST
*AMERICAN COLLEGE OF
RHEUMATOLOGY CLASSIFICATION

RHEUMATISM/PEDIATRIC

CRITERIA*

RHEUMATOLOGY
EUROPEAN SOCIETY CRITERIA*

Two of the following criteria must be Palpable purpura (in absence of coagulopathy
present:

or thrombocytopenia) and one or

Palpable purpura

more of the following criteria must be

Age at onset 20 yr

present:

Bowel angina (postprandial abdominal Diffuse abdominal pain


pain, bloody diarrhea)

Biopsy

demonstrating

Arthritis or arthralgia
intramural Biopsy of affected tissue demonstrating

granulocytes in small arterioles and/or

predominant immunoglobulin A

venules

Deposition

Pemeriksaan laboratorium tidak terlihat adanya kelainan spesifik. Tes laboratorium


yang rutin biasanya dalam batas normal dan tidak spesifik untuk diagnostik.
Terapi HSP bersifat simpomatik dan suportif, berupa perbaikan cairan, nutrisi serta
atasi rasa nyeri. Umumnya diberikan obat anti inflamasi non steroid (NSAIDs) dan
kortikosteroid seperti prednison 1 mg/kg/hari untuk 1-2 minggu dengan taperring off. Secara
umum prognosis PHS adalah baik karena dapat sembuh secara spontan, bersifat self limitting
disease.

Anda mungkin juga menyukai