Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Laju Amilase-Libre
Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Laju Amilase-Libre
KATA PENGATAR
Alhamdulilah, segala puji dan rasa syukur senantiasa kami berikan kepada
Allah SWT, yang telah memberikan kemampuan, kekuatan, dan kemudahan bagi
penulis untuk melaksanakan tugas sekaligus membuat Laporan Kerja Praktikum
yang telah kami lakukan.
Sebagai prasyarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan,
maka penulis melakukan praktikum dengan judul Pengaruh Kadar Enzim
Terhadap Kecepatan Reaksi Pengubahan Amilum Menjadi Glukosa. Kegiatan ini
dilakukan pada tanggal 18 Maret 2014, sebagai waktu yang ditentukan oleh dosen
mata kuliah terkait yaitu Ibu Yuni Sri Rahayu dan Bu Yuliani.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang sengaja maupun tak
disengaja kami lakukan, baik dari segi tinjauan teori maupun prakteknya sehingga
kritik dan saran pembaca selalu kami tunggu demi perbaikan Laporan Kerja
Praktikum ini.
Terakhir, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi
kami sebagai penulis. Kurang lebih kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................
D. Hipotesis ...................................................................................................
BAB II
KAJIAN TEORI ..........................................................................................
BAB III
METODE PENELITIAN ...........................................................................
10
10
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..............................................................
13
A. Hasil .........................................................................................................
13
B. Analisis .....................................................................................................
14
C. Pembahasan ..............................................................................................
16
D. Diskusi ......................................................................................................
18
BAB V
PENUTUP ............................................................................................................
19
A. Kesimpulan ...............................................................................................
19
B. Saran ..........................................................................................................
19
20
LAMPIRAN ........................................................................................................
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu proses penting yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yaitu
metabolisme. Proses tersebut berupa pemecahan molekul menjadi molekul
yang lebih kecil (katabolisme) dan penyusunan molekul dari molekulmolekul yang lebih kecil (anabolisme). Dalam tubuh tumbuhan terjadi banyak
reaksi kimia yang kompleks dengan banyak tipe yang berbeda. Namun tidak
pernah terjadi kekacauan, hal ini disebabkan karena adanya suatu protein
khusus yang mengontrol metabolisme yang disebut enzim (Widarmayanti, P
Ratih. 2012).
Enzim merupakan biokatalisator yang sangat efektif yang akan
meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata, dimana reaksi ini
tanpa enzim akan berlangsung lambat (Lehninger, 1995). Kebanyakan enzimenzim yang terdapat di tubuh organisme tidak bekerja secara sendiri-sendiri
tetapi saling bekerja sambung-menyambung satu dengan yang lain
membentuk sistem enzim (Isnawati, 2009). Pemanfaatan enzim amilase dari
kecambah biji di bidang industri masih belum banyak dilakukan. Bila hal ini
dilakukan tentunya merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan nilai
ekonomis dari jagung tersebut (Bahri, Syaiful dkk. 2012).
Berdasarkan uraian diatas maka kami melakukan suatu percobaan dengan
judul Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Kecepatan Rekasi Pengubahan
Amilum.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan
amilum menjasi glukosa?
C. Tujuan
Untuk mengamati pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa.
D. Hipotesis
H0: Semakin tinggi kadar enzim, maka semakin cepat reaksi pengubahan
amilum menjadi glukosa.
Laboratorium Fisiologi Biologi - UNESA
BAB II
KAJIAN TEORI
Enzim
Enzim merupakan katalisator biologi, sehingga dapat mengkatalis reaksi
kimia pada kondisi yang tidak ekstrim (suhu tubuh dan pH netral). Sebagian besar
enzim-enzim tubuh organisme tersusun atas protein yang mempunyai struktur
tersier (konformasi tiga dimesi). Protein penyusun enzim adalah makromolekul
yang sangat besar. Dengan demikian ukuran enzim jauh lebih besar dibandingkan
substratnya. Enzim fungsional disebut holoenzim (Isnawati, 2009).
Penggolongan enzim secara internasional telah dilakukan secara sistematis.
Sistem ini menempatkan semua enzim ke dalam enam kelas utama, masingmasing dengan sub kelas, berdasarkan atas jenis reaksi yang dikatalisa (Tabel 2).
Tabel 2. Klasifikasi enzim secara internasional, berdasarkan reaksi yang
dikatalisis.
No.
Kelas
Oksidoreduktase
Transferase
ke air)
Hidrolase
Liase
sebaliknya
Isomerase
Ligase
Sumber
: Lehninger
(1995)
Laboratorium
Fisiologi
Biologi - UNESA
suhu
derajat keasaman (pH)
konsentrasi enzim
jenis substrat
penimbunan hasil akhir
pengaruh aktivator/penggiat
konsentrasi inhibitor
Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu
perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi
melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai
menjadi sukrosa dan galaktosa (Salisbury, 1995).
Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga
substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak
akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya
denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995).
Kompetitif
hambatan kerja
enzim
Dapat balik/
reversible
Tidak dapat
balik/irreversi
ble
Non kompetitif
Amilase
Salah satu enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah amilase.
Amilase dapat diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen
dan polisakarida yang lain. Tumbuhan mengandung dan amilase, hewan
memiliki hanya amilase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga (pada
manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah. Amilase memotong rantai
polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Amilosa
merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling
berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan iodin
memberikan warna biru yang khas (Fox, 1991).
Amilase merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan
bioteknologi. Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati
menjadi gula sederhana. Amilase mengubah karbohidrat yang merupakan
polisakarida menjadi maltosa (alfa dan beta) ataupun glukosa (gluko amilase).
Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses
perkecambahan. Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut
berasal dari perombakan bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lemak, dan
protein. Enzim yang digunakan untuk merombak protein adalah enzim protease,
perombakan lemak adalah enzim lipase dan pati memerlukan enzim amilase.
Enzim-enzim tersebut secara bersamaan dihasilkan tumbuhan selama proses
perkecambahan (Bahri, Syaiful dkk., 2012).
Larutan Buffer
Larutan buffer adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH dengan
penambahan asam atau basa. Larutan seperti itu digunakan dalam berbagai
percobaan biokimia dimana dibutuhkan pH yang terkontrol dan tepat ( Fardiaz,
1992 ). Larutan buffer bermanfaat untuk melarutkan kotoran yang masih terikut di
dalam endapan enzim tersebut sekaligus bisa mencegah enzim dari denaturasi dan
kehilangan fungsi biologisnya ( Fox, 1991 ). Buffer dapat mempertahankan
kondisi enzim presipitat agar tidak terjadi perubahan pH dan mencegah agar
enzim tidak mengalami inaktivasi (Winarno, 1995 ).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimental, karena dilakukan percobaan
untuk menjawab rumusan masalah, dan terdapat variabel-variabel dalam
penelitian yang dilakukan.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : kadar enzim
2. Variabel kontrol
1 buah
2. Tabung reaksi
4 buah
1 buah
4. Timbangan
1 buah
5. Tabung centrifuge
4 buah
6. Gelas ukur 10 mL
1 buah
7. Centrifuge
8. Cawan tetes/kaca arloji
1 / 12 buah
9. Pipet tetes
5 buah
1 buah
1 buah
Bahan
1. Kecambah kacang hijau berumur dua hari
30 gr
2. Larutan amilum 4%
2 ml
3. Aquades
4. Larutan KI-I2
1 tetes
10 ml
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan.
2. Membuang kulit biji kecambah.
3. Tambahkan 30 ml larutan buffer fosfat sitrat pada kecambah hijau,
kemudian gerus 30 gram kecambah kacang hijau sampai semua
kecambah hancur.
4. Memasukkan ke dalam tabung reaksi centrifuge dan memusingnya
selama 5 menit dengan kecepatan 250 rpm.
5. Mengambil cairan bagian atas (supernatan) dengan bantuan pipet tetes
dan memasukkkannya ke dalam tabung reaksi. Cairan ini dianggap
sebagai larutan enzim amilase 100%.
6. Membuat enzim dengan kadar 0% ,25% ,50% ,dari enzim yang berkadar
100% dengan cara sebagai berikut: kadar enzim 50% diperoleh cara
mengambil 5 ml enzim 100% dan ditambahkan aquades sampai
volemenya menjadi 10 ml, kadar enzim 25% diperoleh dengan cara
mengambil 5 ml enzim 50% dan ditambahkan aquades sampai
volumenya menjadi 10 ml, kadar enzim 0% diperoleh dengan cara
memanaskan 5 ml enzim 100% sampai mendidih.
7. Menyediakan tabung reaksi dan isilah dengan 5 ml larutan enzim 100%,
tambahkan 2 ml larutan amilum 1%. Mencatat waktunya.kemudian
mengocok perlahan sampai larutan tercampur benar. Saat mencampur
larutan amilum + enzim ditetapkan sebagai saat nol.
8. Mengambil 1 tetes campuran setiap 2 menit lalu mengujinya dengan 1
tetes larutan KI-I2 pada lempeng penguji (cawan tetes).
9. Mencatat waktu tiap perubahan warna yang terjadi pada lempeng
penguji.
10. Mengulangi langkah ke 6 sampai 8, masing-masing untuk kadar enzim
50% , 25%, dan 0%.
E. Alur Kerja
Membuang kulit biji kecambah
10
cair
100%10 mL
10 mL
Untuk
Larutan
enzim
0%,
panaskan
10mL
supernatan
sampai mendidih.
Aquades 5mL
50%5mL
25%
2mL Amilum 4%
100%
50%
25%
11
100%
50%
25%
0%
12
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dua
menit
ke-
25%
50%
100%
+++++
+++++
+++++
+++++
+++++
+++++
+++++
+++++
+++++
+++++
+++++
++++
+++++
+++++
+++++
+++
+++++
+++++
++++
+++
+++++
+++++
++++
++
+++++
++++
++++
++
+++++
++++
+++
++
+++++
++++
+++
++
10
+++++
++++
+++
11
+++++
++++
++
12
+++++
+++
++
13
+++++
+++
++
14
+++++
+++
++
15
+++++
+++
++
16
+++++
++
17
+++++
++
18
+++++
++
19
+++++
++
20
+++++
++
21
+++++
++
22
+++++
++
23
+++++
++
24
+++++
++
25
+++++
++
13
Dua
menit
0%
ke-
25%
50%
100%
26
+++++
++
27
+++++
++
28
+++++
++
29
++++
30
++++
31
++++
32
++++
33
++++
: biru tua
++++
: biru keunguan
+++
: ungu
++
: coklat tua
: coklat kekuningan
: kuning
B. Analisis Data
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat diketahui pada konsentrasi
larutan enzim 0% tidak terjadi perubahan warna yang menonjol sampai pada
2 menit ke-29. Pada konsentrasi larutan enzim 0%, semula berwarna biru tuakehitaman pekat, ketika diuji dengan KI-I2 satu tetes pada dua menit ke-29
terjadi perubahan warna dari biru tua kehitaman yang pekat menjadi biru tua
dengan kepekatan berkurang satu tingkat. hal ini dapat terjadi karena
konsentrasi enzim sama dengan nol%.
Sedangkan pada larutan konsentrasi enzim 25%, yang semula berwarna
sama yaitu biru tua-kehitaman pekat pada dua menit ke 7, 12, 16 dan 29
terjadi perubahan warna secara berturut-turut dari biru tua-kehitaman menjadi
14
lebih terang dan kepekatan turun satu tingkat. sehingga pada dua menit ke 31
warna larutan merubah menjadi kuning.
Kemudian pada konsentrasi enzim 50% perubahan warna pertama terjadi
pada dua menit ke-5, lebih cepat dibandingkan dengan kedua konsentrasi
enzim sebelumnya. Pada dua menit ke-29 larutan konsentrasi enzim 50%
sudah mengalami perubahan warna menjadi kuning sampai pada dua menit
ke-33.
Pada konsentrasi larutan enzim 100% perubahan warna terjadi lebih cepat
dibandingkan ketiga larutan sebelumnya, yaitu perubahan warna pertama
pada dua menit ke-3 yang semula berwarna biru tua pekat menjadi biru
keunguan dengan kepekatan warna dari +++++ menjadi ++++. Semua uji
pada larutan enzim dengan KI-I2 dihentikan pada dua menit ke-33 hal tersebut
dikarenakan semua larutan sudah berubah warna menjadi kuning kecuali pada
konsentrasi enzim 0%.
Dari analisis hasil data di atas dapat dibuat grafik pengaruh kadar enzim
terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa.
15
C. Pembahasan
Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses
perkecambahan. Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi
tersebut berasal dari perombakan bahan-bahan organik. Enzim yang
digunakan untuk merombak protein adalah enzim protease, perombakan
lemak adalah enzim lipase dan pati memerlukan enzim amilase. Enzim-enzim
tersebut
secara
bersamaan
dihasilkan
tumbuhan
selama
proses
16
17
suhu
derajat keasaman (pH)
konsentrasi enzim
jenis substrat
penimbunan hasil akhir
pengaruh aktivator/penggiat
konsentrasi inhibitor
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
5. Kadar enzim berpengaruh terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum
menjadi glukosa.
6. Semakin tinggi kadar/konsentrasi enzim, maka semakin cepat kecepatan
reaksi dalam mengubah amilum menjadiglukosa. Sebaliknya, pada reaksi
dengan konsentrasi sedikit atau tanpa adanya enzim, maka kecepatan
reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa membutuhkan waktu yang
lebih lama.
B. Saran
1. Pastikan bahwa dalam membuat larutan konsentrasi enzim tidak
tercampur dengan konsentrasi lain.
2. Pada saat memanaskan larutan enzim untuk konsentrasi 0%, pastikan
larutan mendidih dengan sempurna.
19
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Sri Rahayu., dan Yuliani, dkk. 2014. Petunjuk Praktikum Mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan. Surabaya : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan-BiologiUNESA
Salisbury, Frank B., dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2 Edisi
Keempat alih bahasa Lukman dan Sumaryono. Bandung: ITB.
Isnawati. 2009. Biokimia. Surabaya: UNESA University Press.
Anam, Khairul. 2010. Sekolah Pascasarjana Institute Pertanian Bogor: Produksi
Enzim
Amilase
(online),
(http://khairulanam.files.wordpress.com/2010/08/enzim-amilase.pdf,
diakses pada 22 Maret 2014).
Bahri, Syaiful., Moh, Mirzan., dan Moh, Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim
Amilase Dari Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.). Journal
Natural Sciencies, 1:132-143.
BMC. 2012. Enzim. (http://biologimediacentre.com/enzim/, diakses pada tanggal
22 Maret 2014).
Miladi, D Sahri. 2010. Fungsi Larutan Penyangga. (http://sahri.ohlog.com/fungsilarutan-penyangga.oh81641.html, diakses pada tanggal 22 Maret 2014).
Widarmayanti, Ratih. 2012. Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi.
(http://id.scribd.com/doc/109719857/Pengaruh-Kadar-Enzim-TerhadapKecepatan-Reaksi, diakses pada tanggal 22 Maret 2014).
20
LAMPIRAN
dicentrifuge
setelah dicentrifuge
21
dicentrifuge
dicentrifuge
22