Anda di halaman 1dari 22

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

ASUHAN KEPERAWATAN REUMATIK (ARTRITIS


TREUMATOID)
PENDAHULUAN
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan
dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal
kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan
demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan
lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan
reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia
lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah
arthritis reumatoid. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat
sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan
perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang
menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot.
Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih
dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita
reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang
belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu
penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang
menampilkan

perwujudan

sindroma

reumatik

cukup

banyak,

namun

semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para


ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan
dan/atau tanda.
Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem
muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta
adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan
gangguan gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik dapat terjadi pada semua umur
dari kanak kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia

Kelompok 2 (A1)

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur.


(Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)

KONSEP DASAR MEDIS


A. DEFINISI
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang
berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke
sendi dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau
dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada
sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris. (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.
165).
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi
setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresifitasnya.

Pasien

dapat

juga

menunjukkan

gejala

berupa

kelemahan umum cepat lelah.


B. ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara
pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis
Reumatoid, yaitu:
1. Autoimmun
2. infeksi
Kelompok 2 (A1)

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

3. Faktor genetik
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun
dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi
mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau
grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang
rawan sendi penderita.
C. MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa manifestasi klinis yang lazim di temukan pada seseorang
dengan Artritis rematoid. Manifestasi klinis ini tidak harus timbul sekaligus
pada awal yang bersamaan karena penyakit ini memiliki manifestasi klinis
yang sangat bervariasi, diantaranya yaitu :

Gejala-gejala konstitusional misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat


badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian
hebatnya.

Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan)


terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun
biasanya tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki.
Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan
bebas) dapat terserang.

Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum
tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang
biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama
kurang dari 1 jam.

Arthritis erosive merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada


gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan
pengikisan ditepi tulang.

Deformitas kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan


penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada

Kelompok 2 (A1)

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa
adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada
penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul
sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga
dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak
terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.

Nodul-nodul rheumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada


sekitar sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling
sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di
sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian
tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya
nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang
aktif dan lebih berat.

Manifestasi

ekstra-artikular

(diluar

sendi):

reumatik

juga

dapat

menyerang organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato


konjungtivitis

siccs

yang

merupakan

sindrom

Sjgren,

sistem

cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang berat,


lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada
myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi
katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.
D. PATOFISIOLOGI
Pada arthritis rheumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi dalam
jaringan synovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam
sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi
edema, proliferasi membrane synovial dan akhirnya membentuk pannus.
Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi
tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan
mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot
akan mengalami perubahan degerstif dengan menghilangnya elastisiitas
otot dan kekuatan kontraksi otot.
Kelompok 2 (A1)

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis
yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki
serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan
nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.
Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association (ARA)
adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness).
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya
pada satu sendi.
3. Pembengkakan (oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan)
pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya
selama 6 minggu.
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9. Pengendapan cairan musin yang jelek
10.

Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia

11.

gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :

Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya


selama 6 minggu

Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya


selama 6 minggu.

Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung


sekurang-kurangnya selama 4 minggu.

Kelompok 2 (A1)

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

F. PENATALAKSANAAN/PERAWATAN
Oleh karena kausa pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka tidak
ada pengobatan kausatif yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini
harus benar-benar dijelaskan kepada penderita sehingga tahu bahwa
pengobatan

yang

diberikan

bertujuan

mengurangi

keluhan/

gejala

memperlambat progresivitas penyakit.


Tujuan utama dari program penatalaksanaan/ perawatan adalah sebagai
berikut :

Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan

Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari


penderita

Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada


sendi

Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang


lain.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk

mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :


a. Pendidikan
Langkah

pertama

memberikan

dari

pendidikan

program
yang

penatalaksanaan

cukup

tentang

ini

adalah

penyakit

kepada

penderita, keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan


penderita. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi
(perjalanan penyakit), penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis)
penyakit ini, semua komponen program penatalaksanaan termasuk
regimen

obat

yang

kompleks,

sumber-sumber

bantuan

untuk

mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang penatalaksanaan


yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus
dilakukan secara terus-menerus.
b. Istirahat

Kelompok 2 (A1)

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah


yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap
hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih
berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa
kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
c. Latihan Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi
sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi
yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri
perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada sendi
yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi
parafin dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas
dan dingin dapat dilakukan di rumah. Latihan dan termoterapi ini
paling baik diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan
latihan khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang
berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang
sudah lemah oleh adanya penyakit.
d. Diet/ Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara
pemberian

diet

dengan

variasi

yang

bermacam-macam,

tetapi

kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk


memperoleh diet seimbang adalah penting.
e. Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk
mengurangi

nyeri,

meredakan peradangan dan untuk

mencoba

mengubah perjalanan penyakit.


Penanganan medis dimulai dengan pemberian salisilat NSAID dalam
dosis terapeutik. Kelompok obat ini mengurangi peradangan dengan
menghalangi proses produksi mediator peradangan. Tepatnya, obatobat ini menghambat sintetase prostaglandin atau siklooksigenase.
Kelompok 2 (A1)

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

Enzim-enzim ini mengubah asam lemak sistemik endogen, yaitu asam


arakidonatmenjadi prostaglandin, prostasiklin, tromboksan dan radikalradikal oksigen. Obat standar yang sudah dipakai sejak lama dalam
kelompok ini adalah aspirin dan piroksikam.
Aspirin (analgetik antipiretik) PO (Dewasa) : 325 1000 mg tiap 4 6
jam sesuai kebutuhan (tidak lebih dari 4 g/hari). Aspirin (antiinflamasi)
PO (Dewasa) : 2,6 6,2 g/hari dalam dosis terbagi.
Piroksikam PO (Dewasa) : 20 mg/hari dapat diberikan sebagai dosis
tunggal atau dalam 2 dosis terbagi dengan sediaan kapsul : 10 mg, 20
mg supositoria : 10 mg, 20 mg.
Bagi arthritis reumathoid erosif moderat suatu program formal dengan
terapi okupasi dan fisioterapi. Bagi arthritis reumathoid erosive
persisten bedah rekonstruksi dan terapi kortikosteroid seringkali
diresepkan. Bagi arthritis rheumatoid yang lanjut dan tidak pernah
sembuh,

obat-obat

imunosupresi

diresepkan

mengingat

kemampuannya untuk mempengaruhi produksi antibody pada tingkat


seluler. Obat-obat ini mencakup preparat metotreksat dosis tinggi,
siklofosfamid dan azatioprin.

Kelompok 2 (A1)

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
Data

dasar

pengkajian

pasien

tergantung

pada

keparahan

dan

keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru,


ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan
bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan
stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral
dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup,
waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan
pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal).
3. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya
ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan/ cairan
Kelompok 2 (A1)

Keperawatan Gerontik
Gejala

Artritis Reumatoid

Ketidakmampuan

makanan/cairan

adekuat:

untuk
mual,

menghasilkan/mengkonsumsi
anoreksia,

kesulitan

untuk

mengunyah.
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi. Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jari tangan, pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala

Fase

akut

dari

nyeri

(mungkin

tidak

disertai

oleh

pembengkakan jaringan lunak pada sendi).


8. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus, Lesi kulit, ulkus
kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah
tangga.
Demam ringan menetap, Kekeringan pada meta dan membran
mukosa.
9. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan peran; isolasi.
10.

Penyuluhan/ pembelajaran

Gajala : Riwayat AR pada keluarga (pada awitan remaja)


Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan arthritis
tanpa

pengujian.

Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kelompok 2 (A1)

10

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

1. Nyeri b/d penurunan fungsi tulang, proses inflamasi


2. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skeletal
3. Gangguan citra tubuh b/d perubahan kemampuan untuk melaksanakan
tugas-tugas umum
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya daya mengingat dan kesalahan
interpretasi informasi.
5. Kurang perawatan diri b/d kerusakan musculoskeletal, penurunan
kekuatan, nyeri pada waktu bergerak.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d penurunan fungsi tulang, proses inflamasi
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan:
Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam
aktivitas sesuai kemampuan
Menunjukkan nyeri hilang/terkontrol
Mengikuti program farmakologis yang diresepkan
Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke
dalam program kontrol nyeri.
Intervensi dan Rasional
1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat
faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non
verbal
R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program
2. Berikan matras/kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat
tidur sesuai kebutuhan
R/ Matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress
Kelompok 2 (A1)

11

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan


tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri
3. Tempatkan/pantau

penggunaan

bantl,

karung

pasir,

gulungan

trokhanter, bebat, brace


R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan
posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat
mengurangi kerusakan pada sendi
4. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari
gerakan yang menyentak
R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi
5. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada
waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat
untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.
Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.
R/ Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan
rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada
panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan
6. Berikan masase yang lembut
R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi nyeri
7. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi
progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman
imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.
R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin
meningkatkan kemampuan koping)
8. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat
9. Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai
petunjuk.
Kelompok 2 (A1)

12

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/spasme,


memudahkan untuk ikut serta dalam terapi
10.

Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil

salisilat)
R/ sebagai anti inflamasi dan efek

analgesik ringan dalam

mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.


11.

Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan

R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama


periode akut
2. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skeletal
Hasil yang dihapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan
kontraktur.
Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari
dan/ atau konpensasi bagian tubuh.
Mendemonstrasikan

tehnik/perilaku

yang

memungkinkan

melakukan aktivitas
Intervensi dan Rasional
1. Evaluasi/lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada
sendi
R/ Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari perkembangan/resolusi
dari peoses inflamasi
2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan jadwal
aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus
dan tidur malam hari yang tidak terganmggu
R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan
seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan
mempertahankan kekuatan

Kelompok 2 (A1)

13

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan


resistif dan isometris jika memungkinkan
R/ Mempertahankan/meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan
stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan
kekakuan

sendi,

karenanya

aktivitas

yang

berlebihan

dapat

dengan

jumlah

personel

cukup.

merusak sendi
4. Ubah

posisi

dengan

sering

Demonstrasikan/bantu

tehnik

pemindahan

dan

penggunaan

bantuan mobilitas, mis, trapeze


R/

Menghilangkan

tekanan

pada

jaringan

dan

meningkatkan

sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien.


Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi
kulit
5. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat,
brace
R/

Meningkatkan

stabilitas

(mengurangi

resiko

cidera)

dan

memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran


tubuh, mengurangi kontraktor
6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.
R/ Mencegah fleksi leher
7. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,
berdiri, dan berjalan
R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas
8. Berikan

lingkungan

yang

aman,

misalnya

menaikkan

kursi,

menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi


roda.
R/ Menghindari cidera akibat kecelakaan/jatuh
9. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.
R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang
berdasarkan

pada

kebutuhan

individual

dan

dalam

mengidentifikasikan alat
Kelompok 2 (A1)

14

Keperawatan Gerontik
10.

Artritis Reumatoid

Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan.

R/ Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk


mengurangi risiko imobilitas
11.

Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).

R/ Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut


3. Gangguan pola tidur b/d stress psikologis dan nyeri
Hasil yang dihapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
Gangguan tidur dapat teratasi dan klien dapat beradaptasi
Intervensi dan Rasional
1. Kaji tingkat kesulitan tidur
R/ Membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya
2. Ciptakan lingkungan yang tenang
R/Lingkungan yang tenang dapat mendukung klien untuk tidur
3. Anjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
R/Membantu klien mengatasi kesulitan tidur
4. Batasi masukan makanan/minuman yang mengandung kafein
R/Kafein dapat memperlambat tidur dan mempengaruhi tidur tahap
REM
5. Kolaborasi dalam pemberian obat penenang/ obat tidur
R/Mengatasi kesulitan tidur
4. Gangguan citra tubuh/perubahan penampilan peran b/d perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum
Hasil yang dihapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan
kemungkinan keterbatasan.
Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
Intervensi dan Rasional
1. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,
harapan masa depan.
R/ Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan
konsep dan menghadapinya secara langsung
Kelompok 2 (A1)

15

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

2. Diskeusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien/orang


terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam
memfungsikan

gaya

hidup

sehari-hari,

termasuk

aspek-aspek

seksual.
R/ Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi
diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan
terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut
3. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat
menerima keterbatasan.
R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai
pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya
sendiri
4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan
R/ Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan
bermusuhan umum terjadi
5. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau
terlalu memperhatikan perubahan.
R/

Dapat

menunjukkan

emosional

ataupun

metode

koping

maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut


6. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping
R/ Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang
dapat meningkatkan perasaan harga diri
7. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat
jadwal aktivitas.
R/ Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan
mendorong berpartisipasi dalam terapi
8. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan
R/ Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri
9. Berikan bantuan positif bila perlu.

Kelompok 2 (A1)

16

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

R/ Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya


sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri
10.

Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis

psikiatri, psikolog.
R/ Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama
berhadapan dengan proses jangka panjang/ketidakmampuan
11.

Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti

ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan.


R/ Mungkin dibutuhkan pada sat munculnya depresi hebat sampai
pasien mengembangkan kemapuan koping yang lebih efektif
5. Kurang pengetahuan b/d kurangnya daya mengingat dan kesalahan
interpretasi informasi.
Hasil yang dihapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/prognosis, perawatan.
Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk
modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau
pembatasan aktivitas.
Intervensi dan Rasional
1. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan
R/ Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi
2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit
melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, latihan dan
istirahat.
R/ Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/
jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah
deformitas
3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang
realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi
fisik, dan manajemen stres.
R/ Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu
menangani proses penyakit kronis kompleks
Kelompok 2 (A1)

17

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik.


R/ Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan
dosis
5. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau
antasida pada waktu tidur.
R/ Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan
meningkatkan tidur dan mengurangi kekakuan di pagi hari
6. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus,
perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik.
R/ Memperpanjang dan memaksimalkan dosis

aspirin

dapat

mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan


kadar terapeutik darah yang tinggi
7. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi
penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter.
R/ Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yang dapat
meningkatkan risiko takar layak obat/ efek samping yang berbahaya
8. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang
banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
R/ Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan
9. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan
informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan.
R/ Pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi,
terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki
10. Berikan informasi mengenai alat bantu
R/ Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi

dan

memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam


aktivitas yang dibutuhkan
11. Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk daripada
berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi
R/ Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri,
dan kemandirian
12. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada sat
istirahat

maupun

pada

waktu

melakukan

aktivitas,

misalnya

menjaga agar sendi tetap meregang , tidak fleksi, menggunakan


bebat untuk periode yang ditentukan, menempatkan tangan dekat

Kelompok 2 (A1)

18

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

pada pusat tubuh selama menggunakan, dan bergeser daripada


mengangkat benda jika memungkinkan.
R/ mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup
pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
13. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit
lainnya dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian
bantalan yang tepat.
R/ mengurangi resiko iritasi/ kerusakan kulit
14. Diskusikan pentingnya obat obatan

lanjutan/pemeriksaan

laboratorium, mis: LED, Kadar salisilat, PT.


R/ Terapi obat obatan membutuhkan pengkajian/perbaikan yang
terus menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar
lajak, efek samping yang berbahaya.
15. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan
R/ Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau
pilihan lain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan
hubungan pribadi dan perasaan harga diri/ percaya diri.
16. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis
( bila ada).
R/ bantuan/ dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan
pemulihan maksimal.
6. Kurang perawatan diri b/d kerusakan musculoskeletal, penurunan
kekuatan, nyeri pada waktu bergerak.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten
dengan kemampuan individual.
Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
Mengidentifikasi

sumber-sumber

pribadi/komunitas

yang

dapat

memenuhi kebutuhan perawatan diri.


Intervensi dan Rasional

Kelompok 2 (A1)

19

Keperawatan Gerontik
1. Diskusikan

Artritis Reumatoid

tingkat

awitan/eksaserbasi

fungsi
penyakit

umum
dan

(0-4)

potensial

sebelum

timbul

perubahan

yang

sekarang diantisipasi.
R/ Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan
adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini.
2. Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
R/ Mendukung kemandirian fisik/emosional)
3. Kaji

hambatan

terhadap

partisipasi

dalam

perawatan

diri.

Identifikasi/rencana untuk modifikasi lingkungan.


R/ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan
meningkatkan harga diri
4. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.
R/

Berguna

untuk

menentukan

alat

bantu

untuk

memenuhi

kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat


bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi
pancuran
5. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan
dengan evaluasi setelahnya.
R/

Mengidentifikasi

masalah-masalah

yang

mungkin

dihadapi

karena tingkat kemampuan aktual


6. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan
perawatan rumah, ahli nutrisi.
R/ Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk
persiapan situasi di rumah

Kelompok 2 (A1)

20

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

PENYIMPANGAN KDM ARTRITIS REUMATOID


Infeksi, autoimun dan genetic
Artritis Reumatoid
Antigen mengaktifkan monosit & limfosit T
Antibody immunoglobulin membentuk kompleks imun dengan antigen
Fagositosis kompleks imun
Menghasilkan leukotrien & prostaglandin
Menghasilkan enzim kalogenase
pengobatan

Tindakan

Pemecahan kalogen

Faktor usia

Edema, proliferasi membrane synovial


Kurangnya daya megingat
Pembentukan panus
informasi
Inflamasi

Penghancuran kartilago & erosi tulang

Merangsang nosiseptor
Medulla spinalis
musculoskeletal

Kesalahan interpretasi

Deformitas tulang

Kerusakan
mobilitas fisik

Kurang
pengetahuan

Kerusakan

Korteks cerebri
kekuatan

Penurunan

Nyeri dipersepsikan
bergerak

Nyeri saat
Penurunan aktivitas

Nyeri
Stres psikologis
Kelompok 2 (A1)

Perubahan kemampuan
Untuk melaksanakan
Tugas-tugas umum
Gangguan
citra tubuh

Kurang
perawatan diri

21

Keperawatan Gerontik

Artritis Reumatoid

Merangsang saraf simpatis


RAS teraktivasi
REM menurun
Gangguan
pola tidur PUSTAKA
DAFTAR

1. Doenges, Marillyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.


Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Dorland.( 1998 ). Kamus Saku Kedokteran. EGC, Jakarta.
3. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 6. Vol. 2 Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
4. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jilid
3. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
5. http:// www.ninds.nih.gov /disorders /Artritis Reumatoid/ detail_Artritis
Reumatoid.htm.
6. http://www. Artritis Reumatoid.org/docs/AR_Brochure.pd.
7. http://www. Artritis Reumatoid.org/amg_treatments.cfm .

Kelompok 2 (A1)

22

Anda mungkin juga menyukai