Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH MEDIA

PEMBELAJARAN

Oleh :
1. Agustin Tika Maya
(113174058)
2. Dwi Aprilia Wulandari (113174082)
3. Muhammad Wihdatun Nafiin(113174207)
4. Alfia Rahma Lutfiana
(113174210)
5. Dewi Nur hidayati
(113174216)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
MATEMATIKA
PENDIDIKAN MATEMATIKA 2011 C

MEDIA

A. PENGERTIAN MEDIA
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerimapesan (Azhar Arsyad, 2011:3).
Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011),
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011:4) media
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa

pesan dari komunikator menuju komunikan.


Association for Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk
suatu proses penyaluran informasi.
Dari beberapa pengertian tersebut maka pengertian media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai perantara untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima.

Pengertian media pembelajaran


Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima
pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak
didik untuk tercapainya tujuan pendidikan. Heinich, Molenda, dan
Russell (1993) mendefinisikan media sebagai alat saluran komunikasi.
Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara"
yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar


yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses
komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai komunikator
(communicator) yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan
(message) kepada penerima pesan (communican) yaitu anak. Agar pesanpesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh
anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan
wahana penyalur pesan yang disebut media pendidikan/pembelajaran.
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Pendapat para pakar tentang media pembelajaran :

Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis


komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk

belajar.
Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.


Gerlac & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat peserta didik memperoleh

pengetahuan, ketrampilan, atau konsep.


Hamidjojo (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan ide,
gagasan, dan pendapat, sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang

dikemukakan itu dapat diterima oleh penerima yang dituju.


Dalam dunia pendidikan Arief S. Sadiman menyatakan bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA)


memiliki pengertian yang berbeda yakni, media adalah bentuk-bentuk
media komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta

peralatannya.
Umar Hamalik, pakar pendidikan Indonesia menyatakan media
adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka
lebih mengefektifkan komunikasi dan interest antara guru dan anak

didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran disekolah


E. De Corte dalam WS.Winkel menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah suatu sarana non personal (bukan manusia)
yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang
memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, untuk
mencapai tujuan intruksional.
Dari berbagai pendapat tersebut, bisa kita simpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan informasi dari pengirim pesan (guru) ke penerima
pesan (siswa), sehingga merangsang siswa untuk berfikir dan
memperhatikan proses pembelajaran agar proses belajar dapat
terjadi.

B. LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA


PEMBELAJARAN
Telah dikaji pada bagian sebelumnya bahwa agar interaksi belajar
mengajar dapat berjalan efektif dan efisien perlu digunakan media yang
tepat. Ketepatan yang dimaksud tergantung pada tujuan pembelajaran,
pesan (isi) pembelajaran dan karakteristik siswa yang terlibat dalam

kegiatan pembelajaran. Pada bagian ini akan dikaji lebih dalam mengapa
butir-butir ini yang dijadikan kriteria dalam menetapkan ketepatan
penggunaan suatu media pembelajaran.
Dalam konteks ini, kita akan menggunakan 4 Landasan, yaitu:
landasan psikologis, teknologis, empirik, dan filosofis.
a. Landasan Psikologis.
Belajar adalah proses yang kompleks dan unik; artinya, sesorang
yang belajar melibatkan segala aspek kepribadiannya, baik fisik
maupun mental. Keterlibatan dari semua aspek kepribadian ini akan
nampak dari perilaku belajar orang itu. Perilaku belajar yang nampak
adalah unik; artinya perilaku itu hanya terjadi pada orang itu dan tidak
pada orang lain. Setiap orang memunculkan perilaku belajar yang
berbeda.
Keunikan perilaku belajar ini disebabkan oleh adanya perbedaan
karakteristik yang menentukan perilaku belajar, seperti: gaya belajar
(visual vs auditif), gaya kognitif (field independent vs field
dependent), bakat, minat, tingkat kecerdasan, kematangan intelektual,
dan lainnya yang bisa diacukan pada karakteristik individual siswa.
Perilaku belajar siswa yang kompleks dan unik ini menuntut
layanan dan perlakuan pembelajaran yang kompleks dan unik pula
untuk setiap siswa. Komponen pembelajaran yang bertanggungjawab
untuk menangani masalah ini adalah strategi penyampaian
pembelajaran, lebih khusus lagi media pembelajaran. Strategi (media)
pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan karakteristik individual
siswa. Ia sedapat mungkin harus memberikan layanan pada setiap
siswa sesuai dengan karakteristik belajarnya. Umpamanya, siswa yang
memiliki gaya belajar visual harus mendapatkan rangsangan belajar
visual, seperti halnya siswa yang memiliki gaya auditif harus
mendapatkan rangsangan belajar auditif.

Perubahan perilaku sebagai akibat dari belajar dapat


dikelompokkan ke dalam 3 aspek, yaitu: kognitif, sikap, dan
keterampilan. Setiap aspek menuntut penggunaan media pembelajaran
yang berbeda. Artinya, belajar kognitif memerlukan media yang
berbeda dibandingkan siswa yang belajar aspek lainnya. Atas dasar
ini, diperlukan strategi penyampaian yang menggunakan multimedia
untuk memenuhi tuntutan belajar aspek yang berbeda-beda.
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah
mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan
dengan kontinum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan
media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome Bruner,
mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya
menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic
representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol,
yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Menurut
Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk
orang dewasa. Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan bahwa
sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam
proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media
mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar Dale,
membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa
sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa sebagai
pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan
terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan
simbol.
b. Landasan Teknologis.
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan
belajar siswa. Untuk mencapai sasaran akhir ini, teknolog-teknolog di

bidang pembelajaran mengembangkan berbagai sumber belajar untuk


memenuhi kebutuhan setiap siswa sesuai dengan karakteristiknya.
Dalam upaya itu, teknologi bekerja mulai dari pengembangan
dan pengujian teori-teori tentang berbagai media pembelajaran
melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan
desainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang telah
diproduksi, pembuatan katalog untuk memudahkan layanan
penggunaannya, mengembangkan prosedur penggunannya dan
akhirnya menggunakannya baik pada tingkat kelas maupun pada
tingkat yang lebih luas lagi (diseminasi). Semua kegiatan ini
dilakukan oleh para teknolog dengan berpijak pada prinsip bahwa
suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila
digunakan oleh siswa yang memiliki karakteristik sesuai dengan
rangsangan yang ditimbulkan oleh media pembelajaran itu. Dengan
demikian, proses belajar setiap siswa akan amat dimudahkan dengan
hadirnya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya.
Jadi, dalam kaitannya dengan teknologi, media pembelajaran
merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,
mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana
kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam
teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk:
kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah
disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta
dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap.
Komponen-komponen tersebut meliputi pesan, orang,bahan, media,
peralatan, teknik, dan latar.
c. Landasan Empirik.

Berbagai temuan penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi


anatara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar
siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, bahwa siswa
akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan
menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya. Siswa yang
memiliki gaya belajar visual akan lebih mendapatkan keuntungan dari
menggunakan media visual, seperti film, video, gambar atau diagram.
Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar auditif lebih
mendapatkan keuntungan dari penggunaan media pembelajaran
auditif, seperti rekaman suara , radio atau ceramah dari guru/
pengajar. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe
belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan
landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media
pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi
harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar,
karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri. Atas
dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual siswa
menjadi semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media
hendaknya jangan didasarkan pada kesukaan atau kesenanangan
pengajar, tetapi dilandaskan pada kecocokan media itu dengan
karakteristik siswa, disamping kriteria lain yang telah disebutkan
sebelumnya.
d. Landasan filosofis.
Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbaga
jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses
pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan
teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benarkah
pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media
pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk

digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya?


Dengan kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi
kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar
sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan
teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat
tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru
terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap
siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri,
motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan
yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau
tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan
pendekatan humanis.
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar,
maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu,
persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab
itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas
dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktorfaktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya
diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat
berangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan
pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa
serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan
pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman
siswa.

C. PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN MEDIA


PEMBELAJARAN

Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada


pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar
mengajar. Ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh
pengajar dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, yaitu:
1. Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Satu
media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi
mungkin tidak cocok untuk yang lain.
2. Media adalah bagian intregal dari proses pembelajaran. Hal ini berarti
bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar pengajar saja.,
tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses
pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan
komponen yang lain dalam perancangan instruksional. Tanpa alat
bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi
tanpa media pembelajaran itu tidak akan terjadi.
3. Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk
memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah
dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.
4. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan
hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan
mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
5. Pemilihan media hendaknya obyektif (didasarkan pada tujuan
pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan pribadi.
6. Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan
siswa. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media
yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan
tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.

7. Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan


dan keabstrakannya. Media yang kongkrit wujudnya, mungkin sukar
untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula
memberikan pengertian yang tepat.
Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media
yaitu :
1) Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa.
2) Pemilihan media harus secara objektif, bukan semata-mata didasarkan
atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan.
pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk
meningkatkan efektivitas belajar siswa.
3) Tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan.
Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk
menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya
dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai
tujuan pengajaran tertentu.
4) Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan
materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral
dalam proses belajar mengajar.
5) Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal
ciri-ciri dan masing-masing media.
6) Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik
lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media
pembelajaran yaitu:

1. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran,
metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang
belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa
yang belajar)
2. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciriciri dan tiap tiap media pembelajaran.
3. Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang
belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas
belajar siswa.
4. Pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan,
ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat
siswa belajar.

D. MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN


1. Menurut Rudy Bretz
Bretz (1972) mengidentifikasikan ciri utama media menjadi tiga unsur,
yaitu unsur : suara, visual, dan gerak. Media visual dibedakan menjadi tiga,
yaitu: gambar, garis, dan simbol, yang merupakan suatu bentuk yang dapat
ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping ciri tersebut, Bretz (1972)
juga membedakan antara media siar (telecomunication) dan media rekam
(recording), sehingga terdapat delapan klasifikasi media, yaitu:
(1) media audio visual gerak,
(2) media audio visual diam,
(3) media visual gerak,
(4) media visual diam,

(5) media semi gerak,


(6) media audio, dan
(7) media cetak.
Dilihat dari jenisnya,
a) Media auditif
Media yang hanya mengadalkan suara saja seperti radio, kaset
rekoorder, peringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang yang
mempunyai kelainan pendengaran.
b) Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera pengelihatan media
ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slide, foto,
gambar atau lukisan, dan cetakan. Adapula yag menampilkan gambar
atau symbol yang bergerak, dan film kartun.
Media ini dibagi dalam:
a. Audio visual murni yatu baik unsur suara maupun unsur gambar
berasal dari satu sumber seperti viseo kaset
b. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara
yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsure
suaranya berasal dari tape recorder.
c) Media audio visual
Media yang mempunyai unsure suara dan unsure gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Disamping itu para ahli media lainnnya juga membagi jenis-jenis
media pengajaran itu kepada:
1.

Media asli dan tiruan;

2.

Media bentuk papan;

3.

Media bagan dan grafis;

4.

Media proyeksi;

5.

Media dengar (audio);

6.

Media cetak atau pinted materials.

2. Menurut Briggs
Briggs lebih mengarah kepada karakteristik siswa, tugas instruksional,
bahan dan transmisinya. Briggs mengidentifikasikan tiga macam media yang
dapat digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain: objek, model,
suara langsung, rekaman audio, media cetak, pelajaran terprogram, papan
tulis, media transparansi, film bingkai, film rangkai, film gerak, televisi dan
gambar.
3. Menurut Gagne
Gagne membagi media menjadi tujuh macam pengelompokan media yang
dikaitkan dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki
belajar yang dikembangkan. Pengelompokan tersebut antara lain meliputi:
benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,
gambar gerak, didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar
diam, gambar gerak, filem bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok
media tersebut kemudian dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi
menurut tingkat hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu: pelontar stimulus
belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasuk-alihkan
ilmu, menilai prestasi, dan memberi umpan balik.
4. Menurut Edling
Menurut Edling media merupakan bagian dari unsur-unsur rangsangan
belajar, yaitu dua unsur untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjek
audio, dan kodifikasi objek visual, dua unsur pengalaman belajar tiga
dimensi, meliputi: pengalaman langsung dengan orang, dan pengalaman

langsung dengan benda-benda Dipandang dari banyaknya isyarat yang


diperlukan, pengalaman subjektif, objektif.
5. Menurut Heinich
Heinich (1996: 8) menjabarkan media pembelajaran dalam bukunya
meliputi: nonprojected media, projected media, audiomedia, motionmedia,
computer mediated instruction, computer based multimedia and hypermedia,
media radio and television. Nonprojectedmedia berupa photographs,
diagrams, displays, dan models.Projectedmedia terdiri dari slides, filmstrips,
overhead transparencies,dan computer projection. Audiomedia berupa
cassettes dan compact discs, sedangkan motionmedia berupa video dan film.

6. Menurut Seels dan Glasgow


Seels & Glasgow (1990: 181-183) membagi media berdasarkan
perkembangan terknologi, yaitu media dengan teknologi tradisional danmedia
dengan teknologi mutakhir. Media dengan teknologi tradisional meliputi: (a)
visual diam yang diproyeksikan berupa proyeksi opaque(tak tembus
pandang), proyeksi overhead, slides, filmstrips; (b) visual yang tidak
diproyeksikan berupa gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran,
papan info; (c) audio terdiri dari rekaman piringan dan pita kaset; (d)
penyajian multimedia dibedakan menjadi slide plus suara dan multi image;
(e) visual dinamis yang diproyeksikan berupa film, televisi, video; (f) media
cetak seperti buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah,
berkala, dan hand out; (g) permainan diantaranya teka-teki, simulasi,
permainan papan; (h) realita dapat berupa model, specimen (contoh),
manipulatif (peta, miniatur, boneka).
7. Menurut Schram

Schramm (1977: 21) membedakan media menurut jumlah audiens yang


dilayaninya menjadi: massal, klasikal, dan individual. Yang termasuk media
untuk massal antara lain televisi, radio, dan internet. Media untuk klasikal
adalah OHP, papan tulis, slide, videotape, poster, foto, dan lain-lain.
Sedangkan media yang bersifat individual dapat berupa hand out, telepon,
dan Computer Assisted Instruction (CAI).
8. Menurut Kemp dan Dayton
Kemp & Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis,
yaitu
(1) media cetakan,
(2) media pajang,
(3) overhead transparacies,
(4) rekaman audiotape,
(5) seri slide dan filmstrips,
(6) penyajian multi-image,
(7) rekaman video dan film hidup, dan
(8) computer.
Berdasarkan macam-macam media di atas, menunjukkan bahwa media
pembelajaran senantiasa mengalami perkembangan seiring kemajuan ilmu
dan teknologi. Perkembangan media pembelajaran juga mengikuti tuntutan
dan kebutuhan pembelajaran, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran

Sesuai dengan klasifikasinya, maka setiap media pembelajaran


mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat
menurut kemampuan media pembelajaran untuk membangkitkan rangsangan
indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun
pembauan/penciuman. Media pembelajaran seperti yang telah dijelaskan di
atas, berdasarkan tujuan praktis yang akan dicapai dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok.
1) Media Grafis
Media grafis adalah suatu jenis media yang menuangkan pesan yang
akan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal. Simbolsimbol tersebut artinya perlu difahami dengan benar, agar proses
penyampaian pesannya dapat berhasil dengan balk dan efisien. Selain fungsi
tersebut secara khusus, grafis berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin
akan cepat terlupakan bila tidak digrafiskan (divisualkan). Bentuk-bentuk
media grafis antara lain adalah: (1) gambar foto, (2) sketsa, (3) diagram, (4)
bagan/chart, (5) grafik, (6) kartun, (7) poster, (8) peta, (10) papan flannel, dan
(11) papan buletin.
2) Media Audio
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang
disampaikan melalui media audio dituangkan ke dalam lambang-lambang
auditif, balk verbal maupun non-verbal. Bebarapa media yang dapat
dimasukkan ke dalam kelompok media audio antara lain: (1) radio, dan (2)
alat perekam pita magnetik, alat perekam pita kaset.
3) Media Projeksi
Media projeksi diam memiliki persamaan dengan media grafis, dalam
art dapat menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Bahan-bahan grafis

banyak digunakan juga dalam media projeksi diam. Media projeksi gerak,
pembuatannya juga memerlukan bahan-bahan grafis, misalnya untuk lembar
peraga (captions). Dengan menggunakan perangkat komputer (multi media),
rekayasa projeksi gerak lebih dapat bervariasi, dan dapat dikerjakan hampir
keseluruhannya menggunakan perangkat komputer. Untuk mengajarkan skill
(keterampilan motorik) projeksi gerak mempunyai banyak kelebihan di
bandingkan dengan projeksi diam. Beberap media projeksi antara lain adalah:
(1) Film Bingkai, (2) Film rangkai, (3) Film gelang (loop), (4) Film
transparansi, (5) Film gerak 8 mm, 16 mm, 32 mm, dan (6) Televisi dan
Video.

E. PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN


Sudjana dkk.(1989) memandang peran media sangat penting dalam
proses pembelajaran. Media berperan sebagai alat dan sumber belajar bagi
siwa. Sebagai alat, media berperan sebagai alat untuk memperjelas bahan
pengajaran, jadi media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal
mengenai materi pembelajaran; sedang sebagai sumber belajar bagi siswa,
media berisi bahan-bahan yang harus dipelajari siswa baik secara individu
maupun sebagai kelompok. Namun hendaknya dicatat bahwa sebagai alat dan
sumber belajar, media tidak bisa menggantikan keberadaan guru sepenuhnya,
artinya media tanpa guru tidak dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,
Karena media bukan tujuan pembelajaranDapat disimpulkan bahwa media
memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi pencapaian standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai dalam
pembelajaran . Dalam pendidikan media difungsikan sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Karena informasi yang terdapat dalam media
harus dapat melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental maupun dalam
bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi

harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis, serta ditinjau dari segi
prinsip prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi belajar yang efektif.
Kemp dan Dayton(1985 : 3-4) mengemukakan beberapa hasil
penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai
bagian integral pembelajaran di kelas, atau sebagai cara utama pembelajaran
langsung, sebagai berikut :
Penyampaian pelajaran tidak kaku. Pembelajaran lebih menarik dan
pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan
prinsip prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan
balik dan penguatan. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat
dipersingkat, karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat
untuk mengantarkan pesanpesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup
banyak dan memungkinkan dapat diserap oleh siswa lebih besar.
Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan gambar
sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen elemen
pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.
Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja diinginkan atau
diperlukan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan
secara individu. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan
terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. Peran guru dapat berubah ke arah
yang lebih positif.
Adapun peran guru dan siswa dalam peran media pembelajaran adalah
sebagai berikut :
1. Memperjelas penyajian materi agar tidak hanya bersifat verbal (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau tulisan)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, karena menurut
para ahli kemampuan daya serap manusia dalam memahami masalah
dengan panca indera yaitu:

a) Telinga (pendengaran) 13%


b) Mata (penglihatan) 75%
c) Hidung (penciuman) 3%
d) Kulit 6%
e) Lidah (rasa) 3%
3. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat
pasif anak didik
4. Menghindari kesalahpahaman terhadap suatu objek dan konsep
5. Menghubungkan yang nyata dengan yang tidak nyata.
Kelemahan-kelemahan yang ditemukan antara lain : tayangan terlalu
cepat, mata cepat lelah, gambar kurang tajam, waktu yang sedikit. Kelemahan
ini diperbaiki dengan pengaturan waktu penanyangan dan pengggunaan
penampilan gambar yang lebih baik.
Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam
system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan
materi pelajaran seperti di bawah ini :
1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas
2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa
3. Menunjukan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan
minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa
4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa
5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa
6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan
jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan
meningkatkan hasil belajar
7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu
siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari
8. Melengkapi pengalaman, dengan pengalaman itu konsep-konsep yang
bermakna dapat dikembangkan
9. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan
pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat

10. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa
butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem
gagasan yang bermakna.
Sudjana & Rivai (1992:2) mengemukakan peranan media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau
guru mengajar pada setiap jam pelajaran
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru,tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lainlain.
Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik (1994:15)
merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1. Meletakan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama
melalui gambar hidup.
6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara


lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak
dalam belajar.
Peran media dalam pembelajaran sangat signifikan, karena media
pembelajaran merupakan suatu bagian integral dari keseluruhan proses
pendidikan dalam semua program dan jenjang. Kualitas outpot dari sebuah
sekolah termasuk media sebai salah satu unsur yang menentukan, Karenanya
seorang guru profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya, akan tetapi juga
harus mampu memanfaatkan mengembangkan media pembelajaran, agar
pencapaian prestasi belajar akan sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai.

F. MANFAAT MEDIA
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar
tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena, dengan adanya media
tersebut maka guru dapat mengerjakan dengan mudah tugasnya dalam
menyampaikan materi kepada siswa. Tanpa bantuan media, maka materi akan
sukar dipahami oleh siswa.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang
bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan
media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang
memerlukan media pembelajaran.
Menurut Kemp & Dayton dalam Arsyad (2011) bahwa banyak
manfaat penggunaan media pembelajaran yakni,

a. Penyampaian pesan menjadi lebih baku karena setiap pelajar yang


melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan
yang sama.
b. Pembelajaran bisa lebih menarik karena dapat membuat siswa terjaga
dan memperhatikan.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori
belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal
partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
mengantarkan pesan/ isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak.
e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan apabila media pembelajaran
dapat mengkomunikasikan pengetahuan dengan cara yang baik,
spesifik, dan jelas.
f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diperlukan.
g. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dapat
ditingkatkan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)
adalah :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata
katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif siswa.
4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Sujana dan Rivai (1990) memberikan alasan mengenai kegunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maksudnya, sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa;
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga;

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan, karena tidak hanya


mendengarkan uraian guru, tetapi juga mengamati, melaksanakan,
mendemonstrasikan, dan lain- lain.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kegunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar pebelajar.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu;
1)
Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di
ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, film, dan lain2)

lain, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif.


Objek atau benda yang terlalu kecil yyang tidak tampak oleh indera
penglihatan dapat disajikan dengan bantuan mikrosskop, film,

3)

slide, atau gambar.


Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
kurun waktu tertentu dapat ditampilkan melalui rekaman video,

4)

film, foto, atau slide.


Objek atau proses yang sangat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau

5)

komputer.
Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat

disimulasikan dengan media komputer, film, atau video.


d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa
tentang peristiwa- peristiwa di lingkungan mereka.
Adapun juga kegunaan media dalam pembelajaran matematika yaitu antara
lain:

a. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih jelas


dipahami siswa sehingga memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
b. Metode mengajar akan lebih bervariasi
c. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar
d. Motivasi belajar dari para siswa dapat ditumbuhkan / dinaikkan
e. Dapat mengatasi sifat pasif dari para siswa

G. FUNGSI MEDIA
Menurut Kemp & Dayton (1985), media pembelajaran dapat
memenuhi tiga fungsi utama apabila media tersebut digunakan untuk
perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya,
yaitu memotivasi minat, menyajikan informasi, dan memberi instruksi.
Sadiman (1986), mengemukakan fungsi media instruksional, meliputi:
memberi rangsangan siswa dalam belajar, mengarahkan perhatian atau
kegiatan belajar, menyajikan contoh- contoh secara nyata, menyajikan syarat
eksternal, dan menimbulkan umpan balik siswa.
Secara umum dalam media instruksional, media mempunyai fungsi:
1) Fungsi pendidikan; yaitu media memberikan nilai edukatif, baik
dalam nuansa berfikir, merangsang motivasi, memberikan rangsangan
berfikir logis, sistematis, dan realistis.
2) Fungsi sosial; media memungkinkan terjadinya sosialisasi dalam
pendidikan, pengembangan sifat sosial, sikap mau bekerja sama dan
saling membantu.
3) Fungsi budaya; media dapat mengembangkan kreativitas berkarya/
berbudaya individu.
4) Fungsi efisiensi; media memungkinkan dilakukannya efisiensi, baik
waktu, tenaga, dan biaya karena tidak semua materi pelajaran dapat
dipelajari melalui benda langsung, tetapi perlu alat pengganti dan
penyederhanaan.

5) Fungsi politis; pemanfaatan media secara tepat dapat mengubah suatu


kebijakan dalam pendidikan sehingga dapat menghemat tenaga guru,
keseragaman konsep keteraturan kegiatan dan konsistensi materi
pelajaran. (Padmono, 2011).
Adapun fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran matematika yaitu
sebagai berikut:
1. Fungsi edukatif, memberikan pengaruh yang bernilai pendidikan,
mendidik siswa dan masyarakat untuk berpikir kritis, memberi
pengalaman yang bermakna, serta mengembangkan dan memperluas
cakrawala berpikir siswa.
2. Fungsi sosial, memberikan informasi autentik dalam berbagai bidang
kehidupan dan konsep yang sama pada setiap orang sehingga dapat
mempeluas pergaulan,pengenalan,pemahaman tentang orang,adat
istiadat dan cara bergaul.
3. Fungsi ekonomis, dengan menggunakan media pendidikan
pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan efesien, penyampaian
materi dapat menekan sedikit mungkin penggunaan biaya,tenaga,
serta waktu tanpa mengurangi efektivitas dalam pencapaian tujuan.
4. Fungsi budaya, memberikan perubahan-perubahan dalam segi
kehidupan manusia, dapat mewariskan dan meneruskan unsur-unsur
budaya dan seni yang ada di masyarakat.

H. KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN


Untuk keperluan pengklasifikasian media itu, pertama-tama
harus diketahui Sifat umum apa yang dimiliki oleh berbagai
media

seperti

mengenali

buku,

slide,

rekaman

benda-bendatersebut

audio,

sebagai

yang orang

bentuk media?

jawabannya terletak pada fungsinya, yaitu apa yang dilakukan dan


bagaimana

cara

melakukannya.

Semuanya menyampaikan pesan

yang disusun ke dalam bentuk informasi audio visual yang dasar


ataupun lebih. Menurut Rudy Brezt ada lima bentuk dasar informasi,
yaitu gambar, cetakan, grafik garis, suara, dan gerakan.
Karena

msing-masing

mewakili

bentuk

penyampaian

informasi yang berbeda-beda, kita akan menyebutnya sebagai bentuk


penyajian. Istilah ini diberikan oleh Donald T. Tosti dan John R. Ball.
Karena

itu

semua

media

yang

menyampaikan pesan melalui

bentuk-bentuk ini akan disebut media penyaji. Media penyaji


meliputi sebagian besar media yang populer, dan merupakan salah satu
dari kategori pokok media yang sedang kita bahas. Di samping itu
masih ada dua kategori pokok lain untuk menjaring semua sarana
yang bermanfaat bagi seorang instruktur, yang akan dijelaskan
kemudian. Menurut bentuk informasi yang digunakan, kita dapat
memisahkan

dan

mengklasifikasi

media

penyaji

dalam

lima

kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media
audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak.
Kemudian dapat kita teliti media ini untuk membedakan proses yang
dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara dan atau gambar
itu kta terima, apakah melalui penglihatan langsung,
optik,

proyeksi

elektronik

atau telekomunikasi.

proyeksi
Kita

akan

keempat cara ini sebagai cara penyajian dari sebuah media. Dengan
menganalisis

media

penyajiannya,

kita

melalui
mendapatkan

bentuk
suatu

penyajian

dan

cara

format klasifikasi yang

meliputi tujuh kelompok media penyaji, yaitu (a) kelompok kesatu;


grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b) kelompok kedua; media
proyeksi diam, (c) kelompok ketiga; media audio, (d) kelompok
keempat;
hidup/film,

media
(f)

audio,

(e) kelompok kelima; media gambar

kelompok keenam;

media

televisi,

dan

(g)

kelompok ketujuh; multi media. Perlu kita ingat bahwa masih ada

media lain yang tidak termasuk

media

penyaji,

yaitu

media

objek dan media interaktif. Kedua media ini akan dibicarakan


secara khusus setelah selesai membahas masing-masing ketujuh
kelompok media penyaji.
1) Media Grafis
Yang termasuk media grafis antara lain :

Grafik, yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara

angka, garis, dan simbol.


Diagram, yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan timbal balik yang biasanya disajikan

melalui garis-garis simbol.


.Bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan simbol yang
merupakan ringkasan suatu proses, perkembangan, atau

hubungan-hubungan penting.
Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang

melukiskan bagian-bagian pokok dari suatu bentuk gambar.


Poster, yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan

menarik dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat.


Papan Flanel, yaitu papan yang berlapis kain flanel untuk
menyajikan gambar atau kata-kata yang mudah ditempel dan

mudah pula dilepas.


Bulletin Board, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambargambar atau tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelkan

dengan menggunakan lem atau alat penempel lainnya.


2) Media Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang
pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media
bahan cetak ini menyajikannya pesannya melalui huruf dan
gambar

yang

diilustrasikan

untuk

gambar-

lebih memperjelas pesan

atau informasi yang disajikan.


Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah :
a. Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu

yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa


upaya

mencapai

tujuan

dalam

pembelajaran. Penyusunan buku teks

ini disesuaikan dengan urutan (sequence) dan ruang lingkup


(scope) GBPP tiap bidang studi tertentu.
b. Modul, yaitu suatu paket progaram yang disusun dalam bentuk
satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan
belajar siswa. Satu paket modul biasanya memiliki komponen
petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja
siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran
tes.
c. Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program
pengajaran

individual,

hampir

sama

dengan

modul.

Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terprogram ini


disusun

dalam

topik-topik

kecil

untuk

setiap

bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang


merupakan

bahan

ajaran,

pertanyaan,

dan balikan/respons

dari pertanyaan bingkai lain.


3) Media Gambar Diam
Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar
yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini
adalah foto.
4) Media OHP dan OHT
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang
diproyeksikan

melalui

alat

proyeksi

yang

disebut OHP

(Overhead Projector). OHT terbuat dari bahan transparan yang biasanya


berukuran 8,5 X 11 inci.
a. Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT, yaitu :
Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang
dapat ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan
spidol.
b. PPC transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu jenis
transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan

menggunakan mesin photocopy.


c. Infrared transparency film, yaitu jenis transparansi yang dapat
diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin
thermofax.
OHP (Overhead Projector) adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layar.
Biasanya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis.
Ada dua jenis model OHP, yaitu :
a. OHP Classroom, yaitu OHP yang dirancang dan dibuat secara
permanen untuk disimpan di suatu kelas atau ruangan. Biasanya
memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan OHP jenis
portable.
b. OHP Portable, yaitu OHP yang dirancang agar mudah dibawa
kemana-mana, sehingga ukuran dan bobot beratnya lebih ringkas.
5) Media Opaque Projektor
Opaque Projector atau proyektor tak tembus pandang adalah media
yang digunakan untuk memproyeksikan bahan dan benda-benda yang
tidak tembus pandang, seperti buku, foto, dan model-model baik
yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi. Berbeda dengan
OHP, opaque projector ini tak memerlukan
memerlukan

transparansi,

tapi

penggelapan ruangan. Opaque projector biasanya

dapat pula digunakan untuk memproyeksikan film bingkai/slide


akan tetapi tidak dilengkapi dengan tape recorder.
6) Media Slide
Media slide atau film bingkai adalah media visual yang
diproyeksikan melalui alat yang disebut dengan proyektor slide. Slide
atau film bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai
yang terbuat dari karton atau plastik. Film positif yang biasa digunakan
untuk film slide adalah film positif yang ukurannya 35 mm dengan
ukuran bingkai 2 x 2 inchi. Sebuah program slide biasanya terdiri
atas beberapa bingkai yang banyaknya
yang akan disampaikan.

tergantung pada bahan materi

7) Media Filmstrip
Filmstrip atau film rangkai atau film gelang adalah media
visual proyeksi diam, yang pada dasarnya hampir sama dengan media
slide. Hanya filmstrip ini terdiri atas beberapa film yang merupakan
satu kesatuan (merupakan gelang, dimana antara ujung yang satu
dengan ujung yang lainnya bersatu). Jumlah frame atau gambar
dari suatu filmstrip ada yang berjumlah 50 buah dan ada pula
yang berjumlah 75 buah dengan panjang 100 sampai dengan 130 cm.
8) Media Radio
Radio adalah media audio uang penyampaian pesannya dilakukan
melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar.
Pemberi pesan (penyiar) secara langsung dapat mengkomunikasikan
pesan atau informasi melalui suatu alat (microfon) yang kemudian
diolah dan dipancarkan ke segenap penjuru melalui gelombang
elektromagnetik dan penerima pesan (pendengar) menerima pesan atau
informasi tersebut dari pesawat radio di rumah-rumah atau para siswa
mendengarkannya di kelas-kelas.
9) Media Alat Perekam Pita Magnetik
Alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder adalah
media yang menyajikan pesannya melalui proses perekaman kaset
audio. Tidak seperti radio yang menggunakan gelombang
elektromagnetik sebagai alat pemancarannya
10) Media Audio Visual Diam
Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya
dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera pengelihatan, akan
tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit
memiliki unsur gerak.
Jenis media ini antara lain media sound slide (slide suara), film
strip bersuara, dan halaman bersuara.
11) Media Film
Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian
gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan
diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film

merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh


karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya.
Ada beberapa jenis film, diantaranya film bisu, film bersuara,
dan film gelang yang ujungnya saling bersambungan dan proyeksinya
tak memerlukan penggelapan ruangan.
12) Media Televisi Terbuka
Media televisi terbuka adalah media audio-visual gerak yang
penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang
elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tadi diterima
oleh pemirsa melalui pesawat televisi.
13) Media Televisi Siaran Terbatas
TVST atau CCTV adalah media audiovisual gerak yang
penyampaian pesannya didistribusikan melalui kabel (bukan TV kabel).
Dengan perkataan lain, kamera televisi mengambil suatu objek di
studio, misalnya guru yang sedang mengajar, kemudian hasil
pengambilan tadi didistribusikan melalui kabel-kabel ke pesawat televisi
yang ada di ruangan-ruangan kelas.
14) Media Video Cassette Recorder
Berbeda dengan media film, media VCR perekamannya dilakukan
dengan

menggunakan

kaset

video,

dan penayangannya

melalui pesawat televisi; sedangkan media film, perekaman


gambarnya menggunakan film selluloid yang positif dan gambarnya
diproyeksikan melalui proyeksi ke layar.
15) Media Objek
Media objek merupakan media tig dimensi yang
menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian,
melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya,
bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan
sebagainya. Media objek ini dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu media objek sebenarnya dan media objek pengganti. Media objek
sebenarnya dibagi dua jenis, yaitu media objek alami dan media objek
buatan. Media objek alami dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu oblek

alami yang hidup dan objek alami yang tidak hidup. Sebagai
contoh objek alami yang hidup adalah ikan, burung elang, singa, dan
sebagainya. Sedangkan objek alami yang tidak hidup adalah batubatuan, kayu, air, dan sebagainya. Objek buatan, yaitu buatan
manusia, contohnya gedung, mainan, jaringan transportasi dan
sebagainya. Media cetak kelompok ke dua terdiri atas benda-benda
tiruan yang dibuat untuk mengganti benda-benda yang
sebenarnya. Objek-objek pengganti dikenal dengan sebutan replika,
model, dan benda tiruan. Replika dapat didefinisikan sebagai
reproduksi statis dari suatu objek dengan ukuran yang sama dengan
benda yang sebenarnya. Model merupakan sebuah reproduksi yang
kelihatannya sama, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam
skala tertentu. Benda tiruan ada dua macam, yaitu pertama
merupakan bangunan yang dibuat kurang lebih menyerupai suatu
benda yang besar, misalnya bagian dari sebuah kapal terbang (sayap).
Bentuk benda tiruan yang kedua ialah bentuk yang menggambarkan
mekanisasi kerja suatu benda, misalnya sistem pembakaran automobile
16) Media Interaktif

I. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN MEDIA


PEMBELAJARAN
1) Media Grafis
Kelebihan Media Grafis
Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa

terhadap pesan yang disajikan.


Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih

menarik perhatian siswa.


Pembuatannya mudah dan harganya murah.
Kelemahan Media Grafis
Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya,

terutama untuk grafis yang lebih kompleks.


Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

2) Media Bahan Cetak


Kelebihan media bahan cetak
Dapat menyajikan pesan atau informasi

dalam jumlah yang banyak.


Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh
siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan

kecepatan masing-masing.
Dapat dipelajari kapan dan dimana saja

karena mudah dibawa.


Akan lebih menarik apabila dilengkapi

dengan gambar dan warna.


Perbaikan/revisi mudah dilakukan.
Kelemahan media bahan cetak
Proses pembuatannya membutuhkan waktu

yang cukup lama.


Bahan cetak yang tebal mungkin dapat
membosankan dan mematikan minat siswa

untuk membacanya.
Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak
akan mudah rusak dan sobek.

3) Media Gambar Diam


Kelebihan media gambar diam
Dibandingkan dengan grafis, media foto ini lebih konkret.
Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari
objek yang sebenarnya.
Pembuatannya mudah dan harganya murah.
Kelemahan media gambar diam
Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif

untuk pembelajaran kelompok besar.


Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek
akan menimbulkan kesalahan persepsi.

4) Media OHP dan OHT


Kelebihan OHP dan OHT

Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua

ukuran ruangan kelas.


Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif

dan disertai dengan warna-warna yang menarik.


Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan
memungkinkan siswa untuk mencatat hal-hal yang

penting.
Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak

pula memerlukan penggelapan ruangan.


Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu

yang relatif singkat.


Program OHT dapat digunakan berulang-ulang.
Kelemahan OHP dan OHT
Memerlukan perencanaan yang matang dalam

pembuatan dan penyajiannya.


OHT dan OHP merupakan hal yang tak dapat
dipisahkan, karena sebuah gambar dalam kertas

biasa tidak bisa diproyeksikan melalui OHP.


Urutan OHT mudah kacau karena merupakan urutan yang

lepas.
5) Media Opaque Projektor
Kelebihan dan kelemahan media opaque projector ini hampir
mirip dengan kelemahan dan kelebihan media OHP dan media
Slide. Oleh karena opaque projector dengan segala
karakteristiknya dapat berfungsi sebagai OHP dan Slide
Projector.
6) Media Slide
Kelebihan media slide
Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang
kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan

dengan unsur suara.


Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna

dan gambar yang kongkrit.


Program slide mudah direvisi sesuai dengan

kebutuhan, karena filmnya terpisah-pisah.


Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil.
Kelemahan media slide
Memerlukan
penggelapan
ruangan

untuk memproyeksikannya.
Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama,

jika program yang dibuatnya cukup panjang.


Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.
Hanya dapat menyajikan gambar yang diam
(geraknya terbatas walaupun dengan menggunakan lebih
dari sebuah proyektor.

7) Media Filmstrip
Kelebihan filmstrip dibanding film slide adalah media
filmstrip mudah penggandaannya karena tidak memerlukan
bingkai, juga frame-frame filmstrip tidak akan tertukar karena
merupakan satu kesatuan. Akan tetapi pengeditan dan
perbaikan/ revisi filmstrip relatif agak sukar, karena harus
dilakukan di laboratorium khusus.
8) Media Radio
Kelebihan media radio
Memiliki variasi program yang cukup banyak.
Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat

dan gelombangnya.
Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa.
Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap
kata, kalimat atau musik, sehingga sangat cocok

digunakan untuk pengajaran bahasa.


Jangkauannya sangat luas, sehingga dapat didengar

oleh massa yang banyak.


Harganya relatif murah
Kelemahan media radio
Sifat komunikasinya hanya

satu

arah

way communication).
Jika siarannya monoton akan lebih cepat

(one

membosankan siswa untuk mendengarkannya.


Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa
diulang-ulang dan disesuaikan dengan kemampuan
belajar siswa secara individual.

9) Media Alat Perekam Pita Magnetik


Kelebihan media alat perekam pita magnetik
Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Rekaman dapat dihapus dan digunakan kembali.
Mengembangkan daya imajinasi siswa.
Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa.
Penggandaan programnya sangat mudah.
Kelemahan media alat perekam pita magnetik
Daya jangkauannya terbatas
Alat penggandaanya jauh lebih mahal daripada radio
10) Media Audio Visual Diam
Kelebihan dan kelemahan media ini tidak jauh berbeda dengan
media proyeksi diam. Perbedaannya adalah adanya aspek
suara pada media audiovisual diam.
11) Media Film
Kelebihan media film
Memberikan pesan yang dapat diteima secara lebih

merata oleh siswa.


Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan

sesuai dengan kebutuhan.


Memebrikan kesan yang

mendalam,

yang

dapat mempengaruhi sikap siswa.


Kelemahan media film
Harga produksinya cukup mahal.
Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.
Memerlukan penggelapan ruangan.
12) Media Televisi Terbuka

Kelebihan media televisi terbuka


Informasi/pesan yang disajikannya lebih

aktual.
Jangkauan penyebarannya sangat luas.
Memberikan pesan yang dapat diterima

secara lebih merata oleh siswa.


Sangat bagus untuk menerangkan suatu

proses.
Mengatasi keterbatasan ruangdn waktu.
Memberikan kesan yang mendalam,

yang dapat mempengaruhi sikap siswa.


Kelemahan media televisi terbuka
Programnya tidak dapat diulang-ulang sesuai

kebutuhan.
Sifat komunikasinya hanya satu arah.
Gambarnya relatif kecil.
Kadangkala terjadi distorsi gambar dan
warna akibat kerusakan atau gangguan
magnetik.

13) Media Televisi Siaran Terbatas


Kelebihan televisi siaran terbatas ini
dibandingkan dengan televisi terbuka diantaranya
adalah komunikasi dapat dilakukan secara dua
arah (hubungan antara studio dan kelas dilakukan
melalui intercom), kebutuhan siswa dapat lebih
diperhatikan dan terkontrol. Sedangkan
kelemahannya adalah jangkauannya relatif terbatas.
14) Media Video Cassette Recorder
Kelebihan media video cassette recorder sama dengan
kelebihan yang dimiliki oleh media televisi terbuka.
Selain itu, media VCR ini memiliki kelebihan
lainnya yaitu programnya dapat

diulang-ulang.

Akan

tetapi

kelemahannya

jangkauannya terbatas.

adalah

DAFTAR PUSTAKA
Haryono, Agung.dkk.2005.Media Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
http://eprints.uny.ac.id/8323/3/BAB%202%20-%2008513241018.pdf
http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/172/jiptiain--umarhadini-8584-5-baii.pdf
http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/PPB/Konten%20Materi/16%20Uwes
%20Chaeruman/diklat%2024/modul%2069/Buku/Jenis%20dan%20Klasifikasi%20Media.pdf
Usman,

M.

Basyiruddin-asnawir,

2002,

media

pengajaran,

Jakarta,

ciputat

pers

Arsyad, azhar, media pembelajaran, Jakarta, rajawali pers, 2011


Umar Suwito (1978). Komunikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta: Bamedik IKIP Yogyakarta.
Ed Minor (1978). Hanbook for Preparing Visual Media. Second Edition. New York: McGraw
Hill Book Company.
Latuheru,D.J.1988. Media pembelejaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini
Kasbollah,K.1993. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Inggris I (Teaching Learning Strategi.)
IKIP MALANG, Malang
Arsyad, Azhar, 1997 .Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media
and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Heinich, R., et. al. (1996) Instructional Media and Technologies for Learning. New
Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia
Dini. Jakarta : Grasindo
Sadiman,

A.S.

1986.

Media

pendidikan:

pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.

pengeratian,

pengembangan,

dan

Anda mungkin juga menyukai