Anda di halaman 1dari 11
Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2007, him I-11 Vol35 No.1 ISSN 0126 - 4265 ANALISA KINERJA KOPERASI DILIHAT DARI SISI KEUANGAN KASUS PADA KOPERASI PERIKANAN PANTAI MADANI DI DESA TELUK PAMBANG KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS. This research was conducted from March to April’ 2007 in the Koperasi Perikanan Pantai Madani / Fishery Cooperative Trading in’ the Teluk Pambang Village, Bahtan' District, Beligkalis Regency: The objective of this research is to understand the financial performance of the cooperative trading. The’ financial reports issued by the year of 2004-2006 were analyzed. Financial report was ‘analyzed by using’ a liquidity ratio analysis, solvability ratio analysis and rentability ratio analysi Results indicated that the financial performance of the KPPM from 2004 to 2006 is liquid, solvable and rentable. However by the year of 2005, the KPPM °s financial is not rentable. Keywords : Financial analysis, Fishery cooperative trading, Madani beach. PENDAHULUAN’ Istilah kinerja merujuk pada hasil keluaran dan. hasil. yang diperoleh Latar Belakang dari proses, produk dan layanan yang : mungkinkan evaluasi. dan Koperasi merupakan badan usaha ss . i" perbandingan relatif terhadap goal yong memesans peranan penting Saku dan organisa lin perekonomian rakyat, sebagai sarana untuk —mewujudkan — pemerataan seperti tercantum dalam trilogi pembangunan. Pembangunan koperasi_ sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang tangguh dan mandiri yang berakar dalam masyarakat serta mampu memajukan ekonomi anggotanya. Stat pengajar Fakultas Perikanan dan Himu. Kelautan Universitas Riau Pekanbaru dapat dinyatakan istilah uang dan non van Kinerja koperasi_diberbagai negara, seperti telah disampaikan oleh Peter Davis, Edger Panell (dalam Joesron, 2005) _sedang dihadapkan pada berbagai_masatah sehingga kemampuan —_ bersaing koperasi semakin melemah, Dengan tidak mengecilkan arti dari beberapa usaha koperasi yang berhasil di negara berkembang termasuk di Indonesia, disinyalir pada umumnya koperasi tidak berfungsi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 4 UU No.25 tahun 1992. Menurut — Wirasasmita (dalam. 37 Analisa Kinerja Koperasi oerson; ' 1 2005) »'' perkembangan iierja yang relatif rendah, terutama dalam: koperasi‘konsumsi. Hal: ii disebabkan mereka tidak memiliki konsep —pengembangan strategis dalam merespons persaingan dan pasar yang berkembang cepat. Menurut Munawir (1997) ‘Salah satu cara untuk menilai tingkat Kesehatan Koperasi adalah dengan melakukan analisis,terhadap laporan cuangan koperasidimasa, .lalu, mendatang dengan pethitungan rasio Koperasi_Perikanan Pantai Madani (KPPM) yang berada di Desa. Teluk Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten. Bengkalis. mengeiola beberapa unit fain unit usaha than, usaha perdagangan suku cadang, unit usaha perdagengan bahan bakar minyak dan unit usaha simpan pinjam. Selania’tahut’ 2005 tercatat total aktiva ‘tfancar keuanganKPPM naik sebesat 27,7% ‘yaitu dari Rp 372.159.975,tahun 2004 menjadi Rp 475.418.707, tahun 2005, aktiva tetap_naik” 1,28% yaitu- dari Rp 12.327.116,tahun 2004 menjadi Rp 12.484.738,tahuin ‘2005, total aktiva naik 269% dari Rp 384.487.091,tahun 2004 menjadi Rp 487.903.446,tahun 2005, total kewajiban naik 3.1% dari Rp 318.442.493,tahun 2004 menjadi Rp 328.441.451.tahun 2005, kekayaan bersih naik 141,4% dari Rp 66.044.598,tahun 2004 menjadi Rp 159,461.995,tahun 2005 dan total pasiva naik sebesar 26,9% dari Rp 384.487.091,tahun 2004 menjadi Rp 467.903.446,tahun 2005. Dapat dilihat dari laporanneraca menunjukkan adanya _peningkatan dari tahun 2004 sampai 2005 akan Berka Prkren Tern Vel 35, No Februari 2007 tetapi apakah peningkatan ini bisa menjamin * bahwa < nilai —rasio keuangan koperasi tersebut. telah memenuhi standar yang telah ditetapkan, dan peningkatan ini belum tentu dapat menjamin kinerja koperasi yang baik. Kriteriapenilaian Kesehatan koperasi_ menurut Kanwil Depkop Riau tahun 2000, ukuran salah satunya adalah ratio keuangan dimana, ketentuan ratio, keuangan diukur berdasarkan, Ratio Likuiditas menurat Current _ Ratio, Ratio Solvabilitas, menurut Total Assets to Total Debt, dan Rentabilitas Modal Sendiri, yaitu . untuk... likuiditas ditentukan standamya adalah 125%, untuk solvabilitas standarnya adalah 110% dan Rentabilitas standarnya adalah 10%. Berdasarkan, Latar _ belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan “Analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio_likuiditas, solvabilitas: “dan rentabilitas guna menilai Kinerja koperasi agar dapat mengevaluasi kekurangan'-yarig ada sehingga dapat mengambil tindakan perbaikan dimasa mendatang guna memajukan koperasi tersebut.” ‘Tujuan Penelitia Tujuan penelitian adalah untuk Mengukur — kinerja__Koperasi Perikanan Pantai Madani (KPPM) melalui analisis rasio keuangan dalam —mengelola dana yang diperoleh dalam hubungan dengan upaya —melaksanakan—_kegiatan usahanya METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah Metode Studi Kasus, studi kasus merupakan —_penyelidikan mendalam — suatu unit sosial 38 Analisa Kinerja Koperasi sedemikian.rupa._schingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan’ dengan baik dan lengkap . mengenai unit - sosial tersebiit (Anwar 2001). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian . ° ini .dilaksanakan tanggal. 28. Maret. sampai: tanggal 4 ‘April 2007, dilaksanakan di‘Koperasi Périkanan Pantai Madani (KPPM) Di Desa Teluk ' Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten» Bengkalis Provinsi Riau. Pengumprlan Data Dalam penelitian ini data utama yang diperoleh adalah data keuangan koperasi dari tahun 2004 - 2006 yang i dapat: dari manajer dan pengurus koperasi. dan untuk melengkapi informasi tentang kegiatan. koperasi dilskukan wawancara pada manajer dan pengurus koperasi. Annalisa Data Data-data.. di analisa dengan menggunakan metode yang bersifat deskriptif, menggunakan analisa rasio yaitu metode analisa yang digunakan Menurut) Riyanto (2001) Adapun rasio keuangannya adalah sebagai berikut a. Rasio Likuiditas Rasio Lancar = Aksivalancar 5. o9y, Hutan gLancar b. Rasio Solvabilitas Total assets to debt ratio Totalassets Totaldebt ¢. Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas Modal Sendiri SHU TVodalsendivi®!0” x100% HASIL DAN PEMBAHASAN Berka Prlanan Tanda Vol 35,No Febricr 2007 Koperasi di indonesia bukan merupakan bentuk akumulasi modal atau kumpulan modal, namun sebagai badan usaha di dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi_memerlukan modal pula. Namun demikian pengaruh. modal dan. penggunaannya pada koperasi tidak boleh . mengaburkan: dan ‘mehgurangi_makna koperasi. Di dalam. -koperasi'. ; penekanan kepentingan kemmanusiaan’” lebih ditekankan dari pada. kepentingan kebendaan (Untung,2005). Selain itm Untung ( 2005) juga mengatakan bahwa sebagai suatu badan usaha yang bergerak di bidang kegiatan ekonomi, koperasi sangat memérlukan” modal» sebagai pembiayaan dari usahanya tersebut. Besar kecilnya modal yang ada pada koperasi menentukan pula . besar kecilnya lapangan’ usaha yang dijalankan —koperasi _ tersebut. Sehingga dengan demikian faktor modal dalam usaha ‘koperasi ini merupakan salah satu alat yang ikut menentukan ° maju.—-mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal ini, sesuatu usaha yang —_bersifat ekonomis tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. panan —pokok adalah simpanan yang wajib dibayar pada saat masuk menjadi anggota koperasi,besamnya sama untuk setiap anggota,simpanan pokok tidak dapat diambil kembali oleh anggota selama yang bersangkutan masih_ menjadi anggota koperasi. Penyetoran dapat dilakukan sekaligus atau. bertahap (Untung,2005). Menurut Widiyanti et.al, (2003) simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan. jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota. Kalan dalam anggaran dasarnya ditetapkan simpanan pokok 39 Analisa Kinerja'Koperasi Rp. 100,00 berarti bahwa semua orang yang terdaftar dalam buku daftar “anggota harus membayar masing-masing: Rp. 1000,00 untuk simpanan pokoknya. Berdasarkan hasil.. penelitian bahwa. setiap \anggota : koperasi membayar simpanan pokok; pada tahun 2006 jumlah.'simparian pokok ‘anggota scharusnya Rp. 1.075.000,00 tetapi pada-taporan Neraca.. KPPM 2006. jumlah simpanan:,.pokok anggota sebesar Rp. 1.100.000,00 hat ini karena’ awal tahun 2006 jumlah anggota koperdsi adalah 44 orang Kemudian Bapak Norbet meningeal dunia, pada pertengahan tahun buku 2006, sementara itu. simpanan « pokoknya belum dikembalikan. Jumlah —simpanan ”“pokok tergantung pada jumiah anggota Koperasi.. Sebagnimana yang dikatakan oleh Widiyanti et,al (2003) bahwa kalau modal masing-masing anggota hanya. terbatas. pada simpanan pokok’ saja, maka modal koperasi akan lambat . bertambah. Karena modal baru akan bertambah kalau ada anggota baru yang masuk dan memasukkan simpanan pokok, retapi kalau ada anggota yang keluar tenta saja modal akan’ berkurang, xarena simpanan pokoknya diambil Kembali. Simpanan pokok’ tidak boleh diambit selama masih menjadi aniggota. Oleh sebab itu modal sendiri perlu ditambah, -caranya dengan simpanan wajib. Simpanan Ws adalah simpanan tertentu. yang. diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu-waktu tertentu, misalnya ditarik pada waktu penjualan barang-barang, atau ditarik pada waktu anggota menerima kredit dari... koperasi dan, .. sebagainya. Simpanan + wajib ini tidak ikut ‘Berka Perko TenbukVol, No | Feber 2007 menanggung kerugian (Hendrojogi, 1998). Untung (2005) _ mengartikan simpanan wajib sebagai jumlah wang yang wajib dibayar setiap anggota koperasi- yang nilainya untuk «masing-masing afggota tidak’ harus ‘samna.Bisa \perhari, perminggu atau perbulan, .schingga’ ‘anggota yang lebih mampu dari segi keuangan bisa ‘memberikan ’ simpanan. wajib! lebih banyak: kepada’ koperasi dibanding anggota lainnya. ‘Simpanan wajib bagi anggota KPPM ditctapkan 2000/bulamt:untuk masing-masing anggota, bahwa tidak semua. anggota’ KPPM yang membayar‘ simpanan wajib--setiap bulannya: bahkan ada. beberapa anggota KPPM yang selama setahun tidak membayar simpanan wajib padahal -simpanan wajib- sangat dibutuhkan untuk .. meningkatkan modal koperasi.. Simpanan _wajib pada -—KPPM hanya: boleh diambil kembali dengan cara yang sudah ditentukan didalam anggaran dasar, agar modal koperasi tidak goncang. Simpanan. wajib anggota pada tahun 2004 -Rp.4.175.675,00 kemudian mengalami peningkatan 17,4% menjadi Rp. 4.904.000,00 tahun 2005 sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 5,1% menjadi Rp. 4,665.500,00. Penurunan simpanan wajib_ pada tahun 2006 disebabkan Karena anggota KPPM tidak ada yang membayar simpanan wajib khusus penjualan, hal ini terjadi karena ‘erjadinya penurunan hasil tangkapan ikan anggota KPPM scbesar 66,5% dari tahun 2005. Menurut Widiyanti et.al, (2003) simpanan sukarela adalah suatu jumlah tertentu dalam nilai_uang ‘yang diserahkan olch anggota / ibukan anggota terhadap koperasi atas 40 ‘Analisa Kinerja ‘Koperasi kehendak sendiri sebagai impanan —sukarela ikatakan sebagai sumbangan baik oleh para anggota..maupun bukan anggota koperasi, hanya bedanya kalau sumbangan tidak dapat diminta Kembali, — sedangkan simpanan sukarela dapat. diminta.“kembali dengan cara dan waktu yang telah ditentukan » Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga’ Koperasi, sehingga ~ simpanan _sukarela ‘mempunyai fungsi yaitu : 1. Sebagai pendorong untuk majunya koperasi,. artinya ikut menyokong perkembangan koperasikearah kemajuan. 2. Sebagai pendidik kepada anggota Khususnya dan masyarakat umumnya kearah kebiasaan menabung. Karena simpanan tersebut — merupakan tabungan bagi. mereka. yang menyimpan, sebab pada umumnya simpanan sukarela diberi bunga / balas jasa -menurut —ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari masing-masing koperasi yang bersangkutan. Pada tahun 2004 simpanan KPPM sebesar Rp £708000.00, cementare i meskipun asi tangkapan ikan nelayan anggota KPPM pada tahun 2005 lebih besar dati tahun 2004 dan tahun 2006 tetapi ‘anggota KPPM pada tahun 2005. tidak ada yang membayar simpanan _sukarela, kefnudian pada tahun 2006 simpanan sukarela. anggota_KPPM sebesar sebesar Rp. 96.475,00. Ini menunjukkan — kurangnya kesadaran anggota KPPM_ untuk menyimpan wang ke koperasi dalam bentuk ~ simpanan sukarela. Disebabkan anggota - koperasi perikanan:*:pantai: madani ‘Kurang termotivasi untuk-meriyimpan uang dikoperasi sebagai simpanan BarckaPerteren Tenn Vol35, No I Fetreni 2007 sukarela_meskipun hasil tangkapan atau pendapatan anggota koperasi pada waktu tetentu meningkat tetapi mereka tetap tidak punya motivasi untuk menyimpan uang dikoperasi tersebut, padahal simpanan sukarela juga dapat digunakan koperasi untuk ‘memperkuat modal koperasi: selain itu anggota . yang melakukan simpanan sukarela pada koperasi juga akan mendapatkan imbalan atas simpanan sukarela tersebut, seperti halnya yang »-diungkapkan . oleh Hendrojogi (1998) yaitu simpanan sukarela diadskan anggoté atas dasar sukarela atau berdasarkan perjanjian- perjanjian atau peraturan-peraturan khusus. Simpanan sukarela tersebut bisa saja diadakan misalnya dalam rangke hari raya / lebaran atau bisa saja_simpanan tersebut disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu, dimana kepada pemiliknya dapat diberikan suatu imbalan jasa. Hasil Usaha Koperasi Hasil usaha unit Penjualan ikan pada tahun. 2004 sebesar Rp. 44.610.213,00. dimana HPP ( Harga Pokok Penjualan) sebesar Rp '696,002.650,00 dan beban usaha Rp. 65.174,837,00. maka unit usaha penjualan ikan memperofeh hasil usaha sebesar Rp. 44.610.213;00. Untuk tahun 2005 penjualan ikan pada unit’ perdagangan ikan meningkat dari tahun 2004 ‘sebesar 8,73% atau Rp.70.331.050,00 namun demikian besarya harga » pokok penjualan dan beban usaha maka unit perdagangan ikan hanya mampu menghasilkan hasil usaha sebesar Rp. (37.997.527,00. yang menurun 17,4% atau Rp. 6.612.686,00 dari tahun. 2004." yang)» mampu memperolch’ hasil usaha "'sebesar Rp.44.610.213,00. 41 Analisa Kinerja'Koperasi Penjualan ikan pada tahun 2006 sebesar Rp. 600.654.130,00 menurun 45,9% atau —sebesar_~—sRp. 275.464.620,00 dari tahun 2005, unit perdagangan ikan hanya bisa menghasil hasil usaha sebesar Rp. 15.991.852,00 yang jauh_menurun dari tahun. 2005-yaitu .sebesar 137,6% hal ini disebabkan’ Karena menurunnya penjualan ikan sebesar 45,9% dari tahun. 2005. Adapun penurunan hasil. tangkapan ikan anggota' KPPM sebesar 66,5% atau 12.875,7 Kg dari tahun 2005: hal ini diakibatken adanya konflik antara nelayan rawai dengan nelayan jaring atu. Pada tahun 2004 -penjualan barang. suku cadang pada unit perdagangan suku cadang sebesar Rp. 68.899.650,00 dengan harga pokok penjualan, Rp. 54.600.402,00 dan, beban usaha Rp. 5.953.167,00 maka unit perdagangan suku cadang memperoleh hasil usaha sebesar Rp. Rp. 8.346.081,00. sementara itu pada tahun 2005 penjualan barang suku cadang —mengalami.... peningkatan sebesar 43,03% dari tahun 2004 namun hanya mampu memperoleh hasil usaha sebesar Rp.5.661.061,00 turun 47,4%. Penurunan hasil usaha ini disebabkan besarnya beban usaha pada tahun 2005. peningkatan beban usaha pada unit petdangan suku cadang pada tahun 2005 disebabkan adanya — pembayaran_ ~ angsuran pinjaman MAP Rp. 3.697.500,00 dan adanya peningkatan gaji karyawan unit perdagangan suku cadang. Pada tahun 2006: unit usaha perdagangan suku cadangimengalami kkerugian sebesar Rp. '5.003.692,00 hal ini di sebabkan terjadi penurunan penjualan.- barang suku..» cadang ssebesar-/69,3% dari tahun: 2005, sementara itu beban usaha meningkat sebesar 6,2% dari tahun 2005 dan Berea Peheren Teréuk Viel 35, No Februari 2007 adanya barang suku cadang’ yang hilang senilai Rp. 3.944.25,00 pada tahun 2006. Pada tahun 2004 hasil usaha unit perdagangan BBM. pada koperasi perikanan pantai madani sebesar Rp. 7.201.567,00.. penjualan’ minyak solar Rp. 187.388.500,00 dengan harga_ pokok.. penjualan’ Rp. 178.532.142,00. penjualan minyak tanah Rp. 37.500.000,00 dengan harga pokok penjualan Rp.34.500.000,00 dan beban usaha sebesar Rp. 4.654.791,00 . maka diperoleh hasil usaha sebesar Rp. 7.201.567,00. Penjualan minyak solar’ pada tahun 2005 mengalami peningkatan 146,8% dengan haga pokok penjualanRp. 441.296.814, penjualan minyak tanah naik 3,6% dengan harga. pokok penjualan sebesar Rp. 35.350.000,00 sehingga ~mampu memperoleh hasil usaha sebesar Rp. 9152.535,00 meningkat 27,1% atau Rp. 1.950.968,00 dari tahun 2004. Pada tahun 2006 _penjualan minyak solar Rp. 180:940.000,00 dengan ‘harga pokok penjualan Rp. 171.413,043,00 = dan —_penjualan tanah Rp. 12.255.000,90 dengan harga pokok penjualan Rp. 13.750.000,00. penjualan minyak solar’ eceran . sebesar Rp. 219.014.604,00: dengan harga pokok penjualan Rp. 192.912.135,00, beban usaha_meningkat 52;1% meskipun demikian unit usaha perdagangan BBM mampu memperoleh hasil usaha sebesar Rp. 11.393.143,00 mengalami peningkatan 24,5% atau Rp.2.240.608,00 dari tahun 2005, Pada ‘tahun. 2004’"unit simpan pinjam mengalami kerugian sebesar Rp.5.964.866,00 yang. ‘mana pada tahun 2004 jasa pinjaman-tahap I Rp. 17.887.300,00. jasa pinjaman tahap TE Rp 915,000,00. jasa’ pinjaman 2 Analisa Kinexja Kopérasi tahap IH Rp.60.000,00. _jasa pinjaman Umum Rp 1.500.000,00 dengan nilai SHU tertahan Rp. 16.000.000,00. derigan beban usaha Rp. 41.977.616,00.. terlihat bahwa kerugian ini disebabkan besarnya beban usaha unit simpan pinjam pada tahun 2004. ‘Tahun 2005 jasa.pinjaman tahap 1, turun:77,2%, jasa pinjaman tahap IF naik, 72,9%, jasa: pinjaman tahap III naik 1600%, jasa pinjaman modal usaha turun 87,03% jasa. pinjaman umum ‘naik 363,3% dengan nilai SHU. tertahan Rp. 96.400.000,00. dan beban usaha naik 24,06% maka unit simpan pinjam — memperoleh hasil usaha sebesar Rp.23.737.850,00. Sedangkan pada tahun 2006 "kembali_ mengalami kerugian sebesar Rp. 162.119.,00. yang mana jasa pinjaman tahap 1 naik 213,9%, jasa pinajaman tahap II turun 290,7%, jasa pinjaman tahap I turun:38,8%, jasa pinjaman modal usaha naik 18,2%, jasa pinjaman umum naik 208,8% dengan beban usaha yang naik sebesar 16,1%dari tahun 2005, Kerugian unit usaha _simpan pinjam pada tahun 2006 ini disebabkan beban usaha terlalu tinggi sementara_pendapatan usaha menurun, shal: ini juga. didadasarkan pada menurunnya pendapatan usaha anggota . sehingga tidak —mampu membayar angsuran pinjaman. Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan koperasi untuk mengukur kemampuan,koperasi_ dalam memenuhi . 'kewajiban —lancarya, yaitu kewajiban. yang -harus segera dipenuhi- dalam ‘Waktu .dekat dan dapat terjadi_, sewaktu-waktu. ‘Perhitungan rasio. likuiditras i dimaksudkani untuk. mengetahui besarnya kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban yang »segera Berkaka Perle Teréxt Vol 35, No Febucri 2007 harus dibayar, apakah koperasi memiliki kemampuan atau tidak, apakah mengalami _ peningkatan dalam posisi keuangannya atau tidak. Rasio lanear menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi hutang- hutang lancar.' Semakin . besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan — koperasimenutupi kewajiban jangka —_pendeknya. Apabila rasio fancamya. 1:1 atau 100% berarti bawha aktiva lancar dapat menutupi semua hutang fancar. Rasio lancer harus jauh diatas jumtah hutang —lancar (Harahap,1999). Sementara itu Perbandingan tingkat likuiditas menurut Depkop Riau tahun 2000 adalah 1:125, setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp.1,25. Rasio _likuiditas _koperasi perikanan pantai madani berada diatas standar _likuiditas yan ditetapkan oleh Depkop Propinsi Riau tahun 2000, Ini menunjukkan likuiditas KPPM dalam, keadaan aman dimana aktiva lancar berada diatas jumlah hutang Iancar atau aktiva lancar lebih besar dari hutang Jancar. Pada tahun 2004 nilai likuiditas KPPM adalah 643% yang. berarti perbandingan hutang lancar dengan aktiva lancar adalah 1 : 643% hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar akan dijamin dengan Rp.6,43 aktiva lancar. Pada tahun 2005 nilai likuiditas KPPM, 675% dimana perbandingan antara hutang. lancar dengan aktiva lancar KPPM adalah 1 : 675 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 hutang lancar, akan ijamin oleh, Rp.6,75. aktiva lancar. Selanjutnya untuk tahun, » 2006 menunjukkan nilai likuiditas, 520% yang berarti bahwa perbandingan 3 Analisa Kinerja Koperasi hutang Jancar dengan aktiva lancar KPPM adalah 1 : 520 hal ini berarti bahwa setiap Rp.1,00 hutang lancar akan dijamin oleh Rp. 5,20°aktiva lancar, Dari. hasil _ pérhitungan tersebut dapat dilihat bahwa rasio likuiditas KPPM berada diatas rasio standar yang’. ditetapkan. Depkop Riau. Perbandingan ini dalam keadaan yang cukup baik hal ini menunjukkan tingkat keamanan atas kemampuan KPPM untuk membayar ‘hutang - hutangnya karena setiap hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar. Pada’ tahun 2004 rasio lancar koperasi, perikanan pantai_madani adalah 643% _kemudian meningkat pada tahun 2005 4,9% dari tat peningkstan aktiva lancar sebesar 27,7% diikuti dengan. peningkatan passiva lancar sebesar 21.7%. Selanjutnya untuk tahu, 2006 menunjukkan ‘nilai ‘rasio | lancar 520%. Meskipun nifai likuiditas pada tahun 2006 ini diatas standar yang ditetapkan tetapi nilai likuiditas pada tahun 2006 ini mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, nilai jikuiditas KPPM pada tahun 2006 menurun sebesar 29,8% hal ini disebabkan ‘karena aktiva’.lancar hanya’ meningkat 4,8%. sedangkan hhutang lancar’ meningkat . sebesar 35,9%. Rasio solv. is KPPM berada diatas Rasio standar yarig ditetapkan oleh Depkop Provinsi‘ Riau tahun 2000, tasio solvabilitas KPPM ini ‘menunjukkan bahwa aktiva ” yang dithiliki' Kopéfasi bisa “menjamin hitang, / Kewajiban koperasi, dalam Janigka ‘panjang: "Maka jika di lihat dari" Yasio. | Solvabilitas’ KPPM meniinjukkan "” Kinetja'” Kevangan Berka Pekan Tenbuk Vd35, No I Febru 2007 Koperasi tahun 2004-2006. dalam keadaan yang sehat. Rasio solvabilitas KPPM pada tahun 2004, adalah 121% yang artinya. setiap Rp. 1,00 total hutang akan. dijamin dengan Rp. 1,21 total aktiva. . Kemudian’..perbandingan antara jumlah total aktiva.. dengan total hutang yang dimiliki KPPM ‘untuk tahun-2005 menunjukkan nilai 149% dimana. setiap Rp.1,00 total hutang akan dijamin’ oleh Rp.1,49 total aktiva, sementara itu pada tahun 2006 solvabilitas .KPPM adalah 162% yang artinya setiap Rp.1,00 total hutang akan dijamin. dengan Rp.l,62 total aktiva, Tahun 2005 rasio solvabilitas KPPM .mengalami - peningkatan sebesar 23;1% dari tahun 2004 hal ini Karena terjadi peningkatan total aktiva sebesar 26,8% sementara total hhutang hanya. naik 3,1%, dalam hal ini peningkatan total aktiva lebih besar dari pada peninglatan total hutang. Sementaéa itu. pada tahun 2006 rasio solvabilitas menunjukkan nilai 162% yang mana meningkat 8,7 % dari tahun 2005 hal ini dipengarul oleh peningkatan total aktiva 4,4 ddan juga diakibatkan penurunan total hutang 4,7 % dari tahun 2005. ‘Untuk dapat mengetahui kondisi keuangan » koperasi; .akan-. dapat diketahui dengan menganalisis data yang. terdapat dalam —laporan keuangan koperasi dalam periode waktu tertentu. Untuk dapat mengetahui kondisi keuangan koperasi- dapat digunakan analisis rasio. seperti rasio'rentabilitas modal sendiri. Untuk dapat mencapai tingat efektifitas penggunaan modal’ maka kkoperasi’ harus) benar’:'~ ‘benar memperhatikan hasil.» penerimaan, aktiva tetap koperasi serta total asset milik koperasi. Analisa Kinerja ‘Koperasi Pada tahun 2004 _rentabilitas KPPM berada dibawah nilai standar yang ditetapkan Depkop Riau tahun 2000, rasio rentabilitas KPPM 9 % yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 modal KPPM — hanya akan menghasilkan Rp. 0,09 SHU bersih KPPM. Pada tahun 2004 = ini rentabilitas KPPM menurun 411% dari,tahun 2003, hal ini dikarenakan ‘modal: yang digunakan pada tahun 2004 meningkat 611,9% dari tahun 2003 tetapi SHU. yang dihasilkan hanya meningkat 34,5% dari tahun 2003. Kemudian pada tahun 2005 rasio. rentabilitas KPPM Kembali diatas nilaistandar Depkop Riau tahun 2000 yaitu 16 % dimana setiap Rp.1,00 modal KPPM akan menghasilkan Rp. 0,16 SHU bersih KPPM. Rentabilitas pada tahun 2005 ini mengalami peningkatan dari tahun 2004 sebesar 77,7 % yang mana dengan peningkatan modal sebesar 26,8% dapat meningkatkan SHU sebesar 119% dari tahun 2004. ‘Tetapi digunakan meningkat 4,3% "dari tahun 2005 tetapi KPPM pada tahun 2006 tidak menghasilkan SHU. Hal ini disebabkan kerena adanya Kerugian pada unit usaha KPPM yaitu unit Usaha. Perdagangan. Suku ‘Cadang dan Unit Simpan Pinjam. Unit usaha yang memperolch keuntungan yaitu. unit usaha perdagangan " ikan dan unit perdagangan BBM. Yang mana SHU unit perdagangan ikan sebesar Rp. 15.280.432 dan: SHU unit perdagangan BBM. Rp. 8.449.079 sementara unit usaha' perdagangan ssuku cadang dan unit simpan pinjam mengalami. kerugian, unit Berka Pericren Terubuh VO35, No I Februari 2007 perdagangan suku cadang rug sebesar Rp. 7.996.019 dan USP rugi sebesar Rp. 25.655.707. Unit perdagangan suku cadang mengalami kerugian usaha sebesar Rp. 7.996.019 yang menurut analisa sedethana diakibatkan oleh : 1. Pembelian anggota menurun kama kebutuhan anggota akan barang mulai berkurang: 2. Kondisi pada tahun 2006, tingkat — melaut—nelayan berkurang —kerena__konflik nelayan ( rawai dan jaring batu ) yang intensitasnya sangat memuncak 3. Pendapatan usaha — semakin berkurang dari tahun-tahun sebelumnya, ini diakibatkan adanya barang suku cadang hilang. Harga pokok pei parang suky cadang yang hilang yaitu sebesar Rp. 3.944.235. Sementara itu beban usaha meningkat dari tahun sebelumnya. Pada unit simpan pinjam (USP) terdapat. Kerugian sebesar Rp. 25.655.707, yang mana total pendapatan usaha Rp. 63.240.600 sementara itu total beban usaha USP sebesar RP. 88,896,307, Hal ini diakibatkan karena permodalan USP tertahan pada tunggakan pinjaman, pendapatan nelayan =~ menurun sehingga banyak nelayan » yang menunggak dalam =—_anggsuran pinjaman, Pendapatan yang dihasilkan dari USP _ adalah pembayaran angsuran _pinjaman. Sederhananya, jika — anggota (peminjam) tidak = melakukan pembayaran angsuran maka kerugian yang akan terjadi pada USP ini. Rentat KPPM | sangat dipengarthi ‘oleh SHU setiap unit usaha yang ada pada KPPM. Dengan demikian jika unit usaha mengalami 45 Analisa Kinerja Koperasi kerugian yang tidak bisa di tutupi oleh unit usaha tain maka KPPM akan mengalami kerugian. Jika kerugian pada _unit-unit usaha ini terus berlanjut yang mengakibatkan rentabilitas” KPPM ‘menurun maka akan berakibat tidak baik pada kesehatan keuangan Koperasi perikan pantai madani ini. Tingkat —rentabilitas’ dapat mencerminkan kemampuan modal perusahaan, . dalam — menghasilkan keuntungan, dengan tingkat rentabilitas yang tinggi dapat mencerminkan efisiensi yang tinggi pula ( Anthony ,etel 193). Oleh kerena itu dapat dilihat bahwa KPPM pada tahun 2006 khususnya tidak efisien dalam menggunakan modal KPPM. Bagi perusahan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting dari pada masalah taba, karena taba yang besar belumlah merupakan ukuran_ bahwa. perusahaan itu telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan | membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau = modal__—yang digunakan untuk menghasilkan taha tersebut, atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. Yang harus diperhatikan oleh perusahaan tidak hanya. bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang —_pentis usaha mempertinggi rentabilitasnya, maka bagi perusahaan pada umumnya ‘usahanya lebih diarahkan untuk ‘mendapatkan titik —_rentabilitas maksimal dari pada laba maksimal ( Riyanto,2001). KESIMPULAN DAN SARAN Baka Perheran Teka Vol, No I Februar 2007 Koperasi_Perikanart’ —Pantai Madani merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang Perikanan. Akhir tahun buku 2006 memil Asset Koperasi sebesar Rp. 509.216.333,00 hutang » koperasi sebesar Rp. 313.518.834,00 dan total kekayaan koperasi.' sebesar Rp.195.697.499,00. Dilihat. dari rasio likuiditas dari tahun 2003-2006 keuangan KPPM berada ‘dalam keadaan sehat karena rasio likuiditas selalu berada. diatas nilai standar yang ditetapkan oleh Depkop Provinsi Riau (125%). Rasio likuiditas KPPM pada tahun 2003.sebesar 204%, tahun 2004 sebesar 643%, ‘tahun 2005 sebesar 675% dan pada tahun 2006 sebesar 520%, Rasio_solvabilitas KPPM_ dari tahun. 2003-2006 selalu berada diatas standar kriteria ukuran Kesehatan koperasi yang ditetapkan Depkop Propinsi Riaw (110%); adapun nilai rasio solvabilitas KPPM dari tahun 2003-2006 ‘secara_berturut-turut adalah 226%, 121%, 149% dan 162%. Dilihat dari rasio solvabilitas stands kriteria Kesehatan koperasi yang ditetapkan Depkop Provinsi Riau, berarti KPPM pada tahun: 2003, dan 2005 dilihat dari rasio rentabilitas dalam keadaan sehat. Sedangkan pada tahun 2004 dan 2006 rasio rentabilitas KPPM berada dibawah nilai_—standar yang ditetapkan Depkop Propinsi Riau (10%), ini_menunjukkan Kkeadaan keuangan KPPM yang tidak schat. ‘Untuk dapat meningkatkan rasio likwiditas maka perlu dipethatikan--; ~ usaha untuk meningkatkan aktiva lancar jauh lebih besar dibandingkan dengan Analisa Kinerja Koperasi passiva lancar atau dengan cara meningkatkan aktiva lancar dan mengurangi passiva lancar, jangan sampai_passiva lancar lebih besar dari pada aktiva lancar. Untuk mempertahankan solvabilitas selalu berada diatas nilai standar keschatan koperasi dan untuk terus meningkatkan _solvabilitas maka pihak = -KPPM _perlu memperhatikan kemampuan koperasi dalam membayar seluruh kewajiban koperasi. Untuk itu pihak koperasi perlu menjaga agar total aktiva sebaiknya lebih beser dari total hutang. Untuk — masalah —_rentabilitas sebaiknya pihak koperasi _harus an penggunaan modal i secara efisien agar dapat _menghasilkan SHU sesuai dengan kemampuan modal yang ada DAFTAR PUSTAKA. Anthony. R.N, Dearden. J. Dan Bedford. N.M. 1993, Sistem Pengendalian —- Manajemen. Edisi Kelima. Penerjemah Agus Maulana. Erlangga. Jakarta. Harahap, S.S. 1999. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1, cetakan 2. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Hendrojogi. Drs., 1998. Koperasi , ‘Azas-azas, Teori dan Praktek. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Joeston, T.S. Dr. 2005. Manajemen Strategik Koperasi. Penerbit Graha IImu, Yokyakarta. Kantor Wilayah_—_Departemen Koperasi, Pengusaha kecil dan Berka Perkeran Tarde Vol35,No | Feber 207 Menengah Propinsi Riau, 2000. Petunjuk Teknik — Penilaian Keschatan Koperasi Riau. Munawir, $, 1997. Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta. Riyanto. B, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Yokyakarta. Untung. B. H. 2005. Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia. Penerbit Andi, Yokyakarta. ‘Widiyanti. N. dan Sunindhia. Y. W. 2003. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. PT. Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara, Jakarta. 47

Anda mungkin juga menyukai