Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2007, him I-11 Vol35 No.1
ISSN 0126 - 4265
ANALISA KINERJA KOPERASI DILIHAT DARI SISI KEUANGAN
KASUS PADA KOPERASI PERIKANAN PANTAI MADANI DI DESA
TELUK PAMBANG KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS.
This research was conducted from March to April’ 2007 in the Koperasi
Perikanan Pantai Madani / Fishery Cooperative Trading in’ the Teluk Pambang
Village, Bahtan' District, Beligkalis Regency: The objective of this research is to
understand the financial performance of the cooperative trading. The’ financial
reports issued by the year of 2004-2006 were analyzed. Financial report was
‘analyzed by using’ a liquidity ratio analysis, solvability ratio analysis and
rentability ratio analysi
Results indicated that the financial performance of the KPPM from 2004
to 2006 is liquid, solvable and rentable. However by the year of 2005, the KPPM
°s financial is not rentable.
Keywords : Financial analysis, Fishery cooperative trading, Madani beach.
PENDAHULUAN’ Istilah kinerja merujuk pada hasil
keluaran dan. hasil. yang diperoleh
Latar Belakang dari proses, produk dan layanan yang
: mungkinkan evaluasi. dan
Koperasi merupakan badan usaha ss .
i" perbandingan relatif terhadap goal
yong memesans peranan penting Saku dan organisa lin
perekonomian rakyat, sebagai sarana
untuk —mewujudkan — pemerataan
seperti tercantum dalam trilogi
pembangunan.
Pembangunan koperasi_ sebagai
wadah kegiatan ekonomi rakyat
diarahkan agar makin memiliki
kemampuan menjadi badan usaha
yang efisien dan menjadi gerakan
ekonomi rakyat yang tangguh dan
mandiri yang berakar dalam
masyarakat serta mampu memajukan
ekonomi anggotanya.
Stat pengajar Fakultas Perikanan dan Himu.
Kelautan Universitas Riau Pekanbaru
dapat dinyatakan
istilah uang dan non van
Kinerja koperasi_diberbagai
negara, seperti telah disampaikan
oleh Peter Davis, Edger Panell
(dalam Joesron, 2005) _sedang
dihadapkan pada berbagai_masatah
sehingga kemampuan —_ bersaing
koperasi semakin melemah, Dengan
tidak mengecilkan arti dari beberapa
usaha koperasi yang berhasil di
negara berkembang termasuk di
Indonesia, disinyalir pada umumnya
koperasi tidak berfungsi
sebagaimana yang tercantum dalam
pasal 4 UU No.25 tahun 1992.
Menurut — Wirasasmita (dalam.
37Analisa Kinerja Koperasi
oerson; ' 1 2005) »'' perkembangan
iierja yang relatif rendah, terutama
dalam: koperasi‘konsumsi. Hal: ii
disebabkan mereka tidak memiliki
konsep —pengembangan strategis
dalam merespons persaingan dan
pasar yang berkembang cepat.
Menurut Munawir (1997) ‘Salah
satu cara untuk menilai tingkat
Kesehatan Koperasi adalah dengan
melakukan analisis,terhadap laporan
cuangan koperasidimasa, .lalu,
mendatang dengan pethitungan rasio
Koperasi_Perikanan Pantai
Madani (KPPM) yang berada di
Desa. Teluk Pambang Kecamatan
Bantan
Kabupaten. Bengkalis.
mengeiola beberapa unit
fain unit usaha
than, usaha
perdagangan suku cadang, unit usaha
perdagengan bahan bakar minyak
dan unit usaha simpan pinjam.
Selania’tahut’ 2005 tercatat total
aktiva ‘tfancar keuanganKPPM naik
sebesat 27,7% ‘yaitu dari Rp
372.159.975,tahun 2004 menjadi Rp
475.418.707, tahun 2005, aktiva
tetap_naik” 1,28% yaitu- dari Rp
12.327.116,tahun 2004 menjadi Rp
12.484.738,tahuin ‘2005, total aktiva
naik 269% dari Rp
384.487.091,tahun 2004 menjadi Rp
487.903.446,tahun 2005, total
kewajiban naik 3.1% dari Rp
318.442.493,tahun 2004 menjadi Rp
328.441.451.tahun 2005, kekayaan
bersih naik 141,4% dari Rp
66.044.598,tahun 2004 menjadi Rp
159,461.995,tahun 2005 dan total
pasiva naik sebesar 26,9% dari Rp
384.487.091,tahun 2004 menjadi Rp
467.903.446,tahun 2005. Dapat
dilihat dari laporanneraca
menunjukkan adanya _peningkatan
dari tahun 2004 sampai 2005 akan
Berka Prkren Tern Vel 35, No Februari 2007
tetapi apakah peningkatan ini bisa
menjamin * bahwa < nilai —rasio
keuangan koperasi tersebut. telah
memenuhi standar yang telah
ditetapkan, dan peningkatan ini
belum tentu dapat menjamin kinerja
koperasi yang baik.
Kriteriapenilaian Kesehatan
koperasi_ menurut Kanwil Depkop
Riau tahun 2000, ukuran salah
satunya adalah ratio keuangan
dimana, ketentuan ratio, keuangan
diukur berdasarkan, Ratio Likuiditas
menurat Current _ Ratio, Ratio
Solvabilitas, menurut Total Assets to
Total Debt, dan Rentabilitas Modal
Sendiri, yaitu . untuk... likuiditas
ditentukan standamya adalah 125%,
untuk solvabilitas standarnya adalah
110% dan Rentabilitas standarnya
adalah 10%.
Berdasarkan, Latar _ belakang
diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan “Analisis rasio keuangan
yang terdiri dari rasio_likuiditas,
solvabilitas: “dan rentabilitas guna
menilai Kinerja koperasi agar dapat
mengevaluasi kekurangan'-yarig ada
sehingga dapat mengambil tindakan
perbaikan dimasa mendatang guna
memajukan koperasi tersebut.”
‘Tujuan Penelitia
Tujuan penelitian adalah untuk
Mengukur — kinerja__Koperasi
Perikanan Pantai Madani (KPPM)
melalui analisis rasio keuangan
dalam —mengelola dana yang
diperoleh dalam hubungan dengan
upaya —melaksanakan—_kegiatan
usahanya
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini
adalah Metode Studi Kasus, studi
kasus merupakan —_penyelidikan
mendalam — suatu unit sosial
38Analisa Kinerja Koperasi
sedemikian.rupa._schingga
menghasilkan gambaran yang
terorganisasikan’ dengan baik dan
lengkap . mengenai unit - sosial
tersebiit (Anwar 2001).
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian . ° ini .dilaksanakan
tanggal. 28. Maret. sampai: tanggal 4
‘April 2007, dilaksanakan di‘Koperasi
Périkanan Pantai Madani (KPPM) Di
Desa Teluk ' Pambang Kecamatan
Bantan Kabupaten» Bengkalis
Provinsi Riau.
Pengumprlan Data
Dalam penelitian ini data utama
yang diperoleh adalah data keuangan
koperasi dari tahun 2004 - 2006 yang
i dapat: dari manajer dan pengurus
koperasi. dan untuk melengkapi
informasi tentang kegiatan. koperasi
dilskukan wawancara pada manajer
dan pengurus koperasi.
Annalisa Data
Data-data.. di analisa dengan
menggunakan metode yang bersifat
deskriptif, menggunakan analisa rasio
yaitu metode analisa yang digunakan
Menurut) Riyanto (2001) Adapun
rasio keuangannya adalah sebagai
berikut
a. Rasio Likuiditas
Rasio Lancar =
Aksivalancar 5. o9y,
Hutan gLancar
b. Rasio Solvabilitas
Total assets to debt ratio
Totalassets
Totaldebt
¢. Rasio Rentabilitas
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
SHU
TVodalsendivi®!0”
x100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berka Prlanan Tanda Vol 35,No Febricr 2007
Koperasi di indonesia bukan
merupakan bentuk akumulasi modal
atau kumpulan modal, namun
sebagai badan usaha di dalam
menjalankan kegiatan usahanya,
koperasi_memerlukan modal pula.
Namun demikian pengaruh. modal
dan. penggunaannya pada koperasi
tidak boleh . mengaburkan: dan
‘mehgurangi_makna koperasi. Di
dalam. -koperasi'. ; penekanan
kepentingan kemmanusiaan’” lebih
ditekankan dari pada. kepentingan
kebendaan (Untung,2005).
Selain itm Untung ( 2005) juga
mengatakan bahwa sebagai suatu
badan usaha yang bergerak di bidang
kegiatan ekonomi, koperasi sangat
memérlukan” modal» sebagai
pembiayaan dari usahanya tersebut.
Besar kecilnya modal yang ada pada
koperasi menentukan pula . besar
kecilnya lapangan’ usaha yang
dijalankan —koperasi _ tersebut.
Sehingga dengan demikian faktor
modal dalam usaha ‘koperasi ini
merupakan salah satu alat yang ikut
menentukan ° maju.—-mundurnya
koperasi. Tanpa adanya modal ini,
sesuatu usaha yang —_bersifat
ekonomis tidak akan dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
panan —pokok adalah
simpanan yang wajib dibayar pada
saat masuk menjadi anggota
koperasi,besamnya sama untuk setiap
anggota,simpanan pokok tidak dapat
diambil kembali oleh anggota selama
yang bersangkutan masih_ menjadi
anggota koperasi. Penyetoran dapat
dilakukan sekaligus atau. bertahap
(Untung,2005).
Menurut Widiyanti et.al, (2003)
simpanan pokok adalah simpanan
yang sudah ditentukan. jumlahnya
dan sama besarnya bagi setiap
anggota. Kalan dalam anggaran
dasarnya ditetapkan simpanan pokok
39Analisa Kinerja'Koperasi
Rp. 100,00 berarti bahwa semua
orang yang terdaftar dalam buku
daftar “anggota harus membayar
masing-masing: Rp. 1000,00 untuk
simpanan pokoknya.
Berdasarkan hasil.. penelitian
bahwa. setiap \anggota : koperasi
membayar simpanan pokok; pada
tahun 2006 jumlah.'simparian pokok
‘anggota scharusnya Rp. 1.075.000,00
tetapi pada-taporan Neraca.. KPPM
2006. jumlah simpanan:,.pokok
anggota sebesar Rp. 1.100.000,00 hat
ini karena’ awal tahun 2006 jumlah
anggota koperdsi adalah 44 orang
Kemudian Bapak Norbet meningeal
dunia, pada pertengahan tahun buku
2006, sementara itu. simpanan
« pokoknya belum dikembalikan.
Jumlah —simpanan ”“pokok
tergantung pada jumiah anggota
Koperasi.. Sebagnimana yang
dikatakan oleh Widiyanti et,al (2003)
bahwa kalau modal masing-masing
anggota hanya. terbatas. pada
simpanan pokok’ saja, maka modal
koperasi akan lambat . bertambah.
Karena modal baru akan bertambah
kalau ada anggota baru yang masuk
dan memasukkan simpanan pokok,
retapi kalau ada anggota yang keluar
tenta saja modal akan’ berkurang,
xarena simpanan pokoknya diambil
Kembali. Simpanan pokok’ tidak
boleh diambit selama masih menjadi
aniggota. Oleh sebab itu modal
sendiri perlu ditambah, -caranya
dengan simpanan wajib.
Simpanan Ws adalah
simpanan tertentu. yang. diwajibkan
kepada anggota untuk membayarnya
kepada koperasi pada waktu-waktu
tertentu, misalnya ditarik pada waktu
penjualan barang-barang, atau ditarik
pada waktu anggota menerima kredit
dari... koperasi dan, .. sebagainya.
Simpanan + wajib ini tidak ikut
‘Berka Perko TenbukVol, No | Feber 2007
menanggung kerugian (Hendrojogi,
1998).
Untung (2005) _ mengartikan
simpanan wajib sebagai jumlah wang
yang wajib dibayar setiap anggota
koperasi- yang nilainya untuk
«masing-masing afggota tidak’ harus
‘samna.Bisa \perhari, perminggu atau
perbulan, .schingga’ ‘anggota yang
lebih mampu dari segi keuangan bisa
‘memberikan ’ simpanan. wajib! lebih
banyak: kepada’ koperasi dibanding
anggota lainnya.
‘Simpanan wajib bagi anggota
KPPM ditctapkan 2000/bulamt:untuk
masing-masing anggota, bahwa tidak
semua. anggota’ KPPM yang
membayar‘ simpanan wajib--setiap
bulannya: bahkan ada. beberapa
anggota KPPM yang selama setahun
tidak membayar simpanan wajib
padahal -simpanan wajib- sangat
dibutuhkan untuk .. meningkatkan
modal koperasi.. Simpanan _wajib
pada -—KPPM hanya: boleh diambil
kembali dengan cara yang sudah
ditentukan didalam anggaran dasar,
agar modal koperasi tidak goncang.
Simpanan. wajib anggota pada
tahun 2004 -Rp.4.175.675,00
kemudian mengalami peningkatan
17,4% menjadi Rp. 4.904.000,00
tahun 2005 sedangkan pada tahun
2006 mengalami penurunan sebesar
5,1% menjadi Rp. 4,665.500,00.
Penurunan simpanan wajib_ pada
tahun 2006 disebabkan Karena
anggota KPPM tidak ada yang
membayar simpanan wajib khusus
penjualan, hal ini terjadi karena
‘erjadinya penurunan hasil tangkapan
ikan anggota KPPM scbesar 66,5%
dari tahun 2005.
Menurut Widiyanti et.al, (2003)
simpanan sukarela adalah suatu
jumlah tertentu dalam nilai_uang
‘yang diserahkan olch anggota /
ibukan anggota terhadap koperasi atas
40‘Analisa Kinerja ‘Koperasi
kehendak sendiri sebagai
impanan —sukarela
ikatakan sebagai sumbangan baik
oleh para anggota..maupun bukan
anggota koperasi, hanya bedanya
kalau sumbangan tidak dapat diminta
Kembali, — sedangkan simpanan
sukarela dapat. diminta.“kembali
dengan cara dan waktu yang telah
ditentukan » Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga’ Koperasi,
sehingga ~ simpanan _sukarela
‘mempunyai fungsi yaitu :
1. Sebagai pendorong untuk majunya
koperasi,. artinya ikut menyokong
perkembangan koperasikearah
kemajuan.
2. Sebagai pendidik kepada anggota
Khususnya dan masyarakat umumnya
kearah kebiasaan menabung. Karena
simpanan tersebut — merupakan
tabungan bagi. mereka. yang
menyimpan, sebab pada umumnya
simpanan sukarela diberi bunga /
balas jasa -menurut —ketentuan
anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga dari masing-masing koperasi
yang bersangkutan.
Pada tahun 2004 simpanan
KPPM sebesar
Rp £708000.00, cementare i
meskipun asi tangkapan ikan
nelayan anggota KPPM pada tahun
2005 lebih besar dati tahun 2004 dan
tahun 2006 tetapi ‘anggota KPPM
pada tahun 2005. tidak ada yang
membayar simpanan _sukarela,
kefnudian pada tahun 2006 simpanan
sukarela. anggota_KPPM sebesar
sebesar Rp. 96.475,00.
Ini menunjukkan — kurangnya
kesadaran anggota KPPM_ untuk
menyimpan wang ke koperasi dalam
bentuk ~ simpanan sukarela.
Disebabkan anggota - koperasi
perikanan:*:pantai: madani ‘Kurang
termotivasi untuk-meriyimpan uang
dikoperasi sebagai simpanan
BarckaPerteren Tenn Vol35, No I Fetreni 2007
sukarela_meskipun hasil tangkapan
atau pendapatan anggota koperasi
pada waktu tetentu meningkat tetapi
mereka tetap tidak punya motivasi
untuk menyimpan uang dikoperasi
tersebut, padahal simpanan sukarela
juga dapat digunakan koperasi untuk
‘memperkuat modal koperasi: selain
itu anggota . yang melakukan
simpanan sukarela pada koperasi
juga akan mendapatkan imbalan atas
simpanan sukarela tersebut, seperti
halnya yang »-diungkapkan . oleh
Hendrojogi (1998) yaitu simpanan
sukarela diadskan anggoté atas dasar
sukarela atau berdasarkan perjanjian-
perjanjian atau peraturan-peraturan
khusus. Simpanan sukarela tersebut
bisa saja diadakan misalnya dalam
rangke hari raya / lebaran atau bisa
saja_simpanan tersebut disimpan
untuk suatu jangka waktu tertentu,
dimana kepada pemiliknya dapat
diberikan suatu imbalan jasa.
Hasil Usaha Koperasi
Hasil usaha unit Penjualan ikan
pada tahun. 2004 sebesar Rp.
44.610.213,00. dimana HPP ( Harga
Pokok Penjualan) sebesar Rp
'696,002.650,00 dan beban usaha Rp.
65.174,837,00. maka unit usaha
penjualan ikan memperofeh hasil
usaha sebesar Rp. 44.610.213;00.
Untuk tahun 2005 penjualan
ikan pada unit’ perdagangan ikan
meningkat dari tahun 2004 ‘sebesar
8,73% atau Rp.70.331.050,00 namun
demikian besarya harga » pokok
penjualan dan beban usaha maka unit
perdagangan ikan hanya mampu
menghasilkan hasil usaha sebesar
Rp. (37.997.527,00. yang menurun
17,4% atau Rp. 6.612.686,00 dari
tahun. 2004." yang)» mampu
memperolch’ hasil usaha "'sebesar
Rp.44.610.213,00.
41Analisa Kinerja'Koperasi
Penjualan ikan pada tahun 2006
sebesar Rp. 600.654.130,00 menurun
45,9% atau —sebesar_~—sRp.
275.464.620,00 dari tahun 2005, unit
perdagangan ikan hanya bisa
menghasil hasil usaha sebesar Rp.
15.991.852,00 yang jauh_menurun
dari tahun. 2005-yaitu .sebesar
137,6% hal ini disebabkan’ Karena
menurunnya penjualan ikan sebesar
45,9% dari tahun. 2005. Adapun
penurunan hasil. tangkapan ikan
anggota' KPPM sebesar 66,5% atau
12.875,7 Kg dari tahun 2005: hal ini
diakibatken adanya konflik antara
nelayan rawai dengan nelayan jaring
atu.
Pada tahun 2004 -penjualan
barang. suku cadang pada unit
perdagangan suku cadang sebesar
Rp. 68.899.650,00 dengan harga
pokok penjualan, Rp. 54.600.402,00
dan, beban usaha Rp. 5.953.167,00
maka unit perdagangan suku cadang
memperoleh hasil usaha sebesar Rp.
Rp. 8.346.081,00. sementara itu pada
tahun 2005 penjualan barang suku
cadang —mengalami.... peningkatan
sebesar 43,03% dari tahun 2004
namun hanya mampu memperoleh
hasil usaha sebesar Rp.5.661.061,00
turun 47,4%. Penurunan hasil usaha
ini disebabkan besarnya beban usaha
pada tahun 2005. peningkatan beban
usaha pada unit petdangan suku
cadang pada tahun 2005 disebabkan
adanya — pembayaran_ ~ angsuran
pinjaman MAP Rp. 3.697.500,00 dan
adanya peningkatan gaji karyawan
unit perdagangan suku cadang.
Pada tahun 2006: unit usaha
perdagangan suku cadangimengalami
kkerugian sebesar Rp. '5.003.692,00
hal ini di sebabkan terjadi penurunan
penjualan.- barang suku..» cadang
ssebesar-/69,3% dari tahun: 2005,
sementara itu beban usaha meningkat
sebesar 6,2% dari tahun 2005 dan
Berea Peheren Teréuk Viel 35, No Februari 2007
adanya barang suku cadang’ yang
hilang senilai Rp. 3.944.25,00 pada
tahun 2006.
Pada tahun 2004 hasil usaha unit
perdagangan BBM. pada koperasi
perikanan pantai madani sebesar Rp.
7.201.567,00.. penjualan’ minyak
solar Rp. 187.388.500,00 dengan
harga_ pokok.. penjualan’ Rp.
178.532.142,00. penjualan minyak
tanah Rp. 37.500.000,00 dengan
harga pokok penjualan
Rp.34.500.000,00 dan beban usaha
sebesar Rp. 4.654.791,00 . maka
diperoleh hasil usaha sebesar
Rp. 7.201.567,00.
Penjualan minyak solar’ pada
tahun 2005 mengalami peningkatan
146,8% dengan haga pokok
penjualanRp. 441.296.814, penjualan
minyak tanah naik 3,6% dengan
harga. pokok penjualan sebesar Rp.
35.350.000,00 sehingga ~mampu
memperoleh hasil usaha sebesar Rp.
9152.535,00 meningkat 27,1% atau
Rp. 1.950.968,00 dari tahun 2004.
Pada tahun 2006 _penjualan
minyak solar Rp. 180:940.000,00
dengan ‘harga pokok penjualan Rp.
171.413,043,00 = dan —_penjualan
tanah Rp. 12.255.000,90
dengan harga pokok penjualan Rp.
13.750.000,00. penjualan minyak
solar’ eceran . sebesar Rp.
219.014.604,00: dengan harga pokok
penjualan Rp. 192.912.135,00, beban
usaha_meningkat 52;1% meskipun
demikian unit usaha perdagangan
BBM mampu memperoleh hasil
usaha sebesar Rp. 11.393.143,00
mengalami peningkatan 24,5% atau
Rp.2.240.608,00 dari tahun 2005,
Pada ‘tahun. 2004’"unit simpan
pinjam mengalami kerugian sebesar
Rp.5.964.866,00 yang. ‘mana pada
tahun 2004 jasa pinjaman-tahap I Rp.
17.887.300,00. jasa pinjaman tahap
TE Rp 915,000,00. jasa’ pinjaman
2Analisa Kinexja Kopérasi
tahap IH Rp.60.000,00. _jasa
pinjaman Umum Rp 1.500.000,00
dengan nilai SHU tertahan Rp.
16.000.000,00. derigan beban usaha
Rp. 41.977.616,00.. terlihat bahwa
kerugian ini disebabkan besarnya
beban usaha unit simpan pinjam pada
tahun 2004.
‘Tahun 2005 jasa.pinjaman tahap
1, turun:77,2%, jasa pinjaman tahap
IF naik, 72,9%, jasa: pinjaman tahap
III naik 1600%, jasa pinjaman modal
usaha turun 87,03% jasa. pinjaman
umum ‘naik 363,3% dengan nilai
SHU. tertahan Rp. 96.400.000,00.
dan beban usaha naik 24,06% maka
unit simpan pinjam — memperoleh
hasil usaha sebesar
Rp.23.737.850,00. Sedangkan pada
tahun 2006 "kembali_ mengalami
kerugian sebesar Rp. 162.119.,00.
yang mana jasa pinjaman tahap 1
naik 213,9%, jasa pinajaman tahap II
turun 290,7%, jasa pinjaman tahap
I turun:38,8%, jasa pinjaman modal
usaha naik 18,2%, jasa pinjaman
umum naik 208,8% dengan beban
usaha yang naik sebesar 16,1%dari
tahun 2005,
Kerugian unit usaha _simpan
pinjam pada tahun 2006 ini
disebabkan beban usaha terlalu
tinggi sementara_pendapatan usaha
menurun, shal: ini juga. didadasarkan
pada menurunnya pendapatan usaha
anggota . sehingga tidak —mampu
membayar angsuran pinjaman. Rasio
likuiditas adalah rasio yang
digunakan koperasi untuk mengukur
kemampuan,koperasi_ dalam
memenuhi . 'kewajiban —lancarya,
yaitu kewajiban. yang -harus segera
dipenuhi- dalam ‘Waktu .dekat dan
dapat terjadi_, sewaktu-waktu.
‘Perhitungan rasio. likuiditras i
dimaksudkani untuk. mengetahui
besarnya kemampuan koperasi dalam
memenuhi kewajiban yang »segera
Berkaka Perle Teréxt Vol 35, No Febucri 2007
harus dibayar, apakah koperasi
memiliki kemampuan atau tidak,
apakah mengalami _ peningkatan
dalam posisi keuangannya atau tidak.
Rasio lanear menunjukkan sejauh
mana aktiva lancar menutupi hutang-
hutang lancar.' Semakin . besar
perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancar semakin tinggi
kemampuan — koperasimenutupi
kewajiban jangka —_pendeknya.
Apabila rasio fancamya. 1:1 atau
100% berarti bawha aktiva lancar
dapat menutupi semua hutang fancar.
Rasio lancer harus jauh diatas jumtah
hutang —lancar (Harahap,1999).
Sementara itu Perbandingan tingkat
likuiditas menurut Depkop Riau
tahun 2000 adalah 1:125, setiap Rp.
1,00 hutang lancar dijamin oleh
aktiva lancar sebesar Rp.1,25.
Rasio _likuiditas _koperasi
perikanan pantai madani berada
diatas standar _likuiditas yan
ditetapkan oleh Depkop Propinsi
Riau tahun 2000, Ini menunjukkan
likuiditas KPPM dalam, keadaan
aman dimana aktiva lancar berada
diatas jumlah hutang Iancar atau
aktiva lancar lebih besar dari hutang
Jancar.
Pada tahun 2004 nilai likuiditas
KPPM adalah 643% yang. berarti
perbandingan hutang lancar dengan
aktiva lancar adalah 1 : 643% hal ini
berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang
lancar akan dijamin dengan Rp.6,43
aktiva lancar. Pada tahun 2005 nilai
likuiditas KPPM, 675% dimana
perbandingan antara hutang. lancar
dengan aktiva lancar KPPM adalah 1
: 675 hal ini menunjukkan bahwa
setiap Rp.1,00 hutang lancar, akan
ijamin oleh, Rp.6,75. aktiva lancar.
Selanjutnya untuk tahun, » 2006
menunjukkan nilai likuiditas, 520%
yang berarti bahwa perbandingan
3Analisa Kinerja Koperasi
hutang Jancar dengan aktiva lancar
KPPM adalah 1 : 520 hal ini berarti
bahwa setiap Rp.1,00 hutang lancar
akan dijamin oleh Rp. 5,20°aktiva
lancar, Dari. hasil _ pérhitungan
tersebut dapat dilihat bahwa rasio
likuiditas KPPM berada diatas rasio
standar yang’. ditetapkan. Depkop
Riau. Perbandingan ini dalam
keadaan yang cukup baik hal ini
menunjukkan tingkat keamanan atas
kemampuan KPPM untuk membayar
‘hutang - hutangnya karena setiap
hutang lancar dijamin dengan aktiva
lancar.
Pada’ tahun 2004 rasio lancar
koperasi, perikanan pantai_madani
adalah 643% _kemudian meningkat
pada tahun 2005
4,9% dari tat
peningkstan aktiva lancar sebesar
27,7% diikuti dengan. peningkatan
passiva lancar sebesar 21.7%.
Selanjutnya untuk tahu, 2006
menunjukkan ‘nilai ‘rasio | lancar
520%. Meskipun nifai likuiditas pada
tahun 2006 ini diatas standar yang
ditetapkan tetapi nilai likuiditas pada
tahun 2006 ini mengalami penurunan
dari tahun-tahun sebelumnya, nilai
jikuiditas KPPM pada tahun 2006
menurun sebesar 29,8% hal ini
disebabkan ‘karena aktiva’.lancar
hanya’ meningkat 4,8%. sedangkan
hhutang lancar’ meningkat . sebesar
35,9%.
Rasio solv. is KPPM berada
diatas Rasio standar yarig ditetapkan
oleh Depkop Provinsi‘ Riau tahun
2000, tasio solvabilitas KPPM ini
‘menunjukkan bahwa aktiva ” yang
dithiliki' Kopéfasi bisa “menjamin
hitang, / Kewajiban koperasi, dalam
Janigka ‘panjang: "Maka jika di lihat
dari" Yasio. | Solvabilitas’ KPPM
meniinjukkan "” Kinetja'” Kevangan
Berka Pekan Tenbuk Vd35, No I Febru 2007
Koperasi tahun 2004-2006. dalam
keadaan yang sehat.
Rasio solvabilitas KPPM pada
tahun 2004, adalah 121% yang
artinya. setiap Rp. 1,00 total hutang
akan. dijamin dengan Rp. 1,21 total
aktiva. . Kemudian’..perbandingan
antara jumlah total aktiva.. dengan
total hutang yang dimiliki KPPM
‘untuk tahun-2005 menunjukkan nilai
149% dimana. setiap Rp.1,00 total
hutang akan dijamin’ oleh Rp.1,49
total aktiva, sementara itu pada tahun
2006 solvabilitas .KPPM adalah
162% yang artinya setiap Rp.1,00
total hutang akan dijamin. dengan
Rp.l,62 total aktiva,
Tahun 2005 rasio solvabilitas
KPPM .mengalami - peningkatan
sebesar 23;1% dari tahun 2004 hal
ini Karena terjadi peningkatan total
aktiva sebesar 26,8% sementara total
hhutang hanya. naik 3,1%, dalam hal
ini peningkatan total aktiva lebih
besar dari pada peninglatan total
hutang.
Sementaéa itu. pada tahun 2006
rasio solvabilitas menunjukkan nilai
162% yang mana meningkat 8,7 %
dari tahun 2005 hal ini dipengarul
oleh peningkatan total aktiva 4,4
ddan juga diakibatkan penurunan total
hutang 4,7 % dari tahun 2005.
‘Untuk dapat mengetahui kondisi
keuangan » koperasi; .akan-. dapat
diketahui dengan menganalisis data
yang. terdapat dalam —laporan
keuangan koperasi dalam periode
waktu tertentu. Untuk dapat
mengetahui kondisi keuangan
koperasi- dapat digunakan analisis
rasio. seperti rasio'rentabilitas modal
sendiri. Untuk dapat mencapai tingat
efektifitas penggunaan modal’ maka
kkoperasi’ harus) benar’:'~ ‘benar
memperhatikan hasil.» penerimaan,
aktiva tetap koperasi serta total asset
milik koperasi.Analisa Kinerja ‘Koperasi
Pada tahun 2004 _rentabilitas
KPPM berada dibawah nilai standar
yang ditetapkan Depkop Riau tahun
2000, rasio rentabilitas KPPM 9 %
yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00
modal KPPM — hanya akan
menghasilkan Rp. 0,09 SHU bersih
KPPM. Pada tahun 2004 = ini
rentabilitas KPPM menurun 411%
dari,tahun 2003, hal ini dikarenakan
‘modal: yang digunakan pada tahun
2004 meningkat 611,9% dari tahun
2003 tetapi SHU. yang dihasilkan
hanya meningkat 34,5% dari tahun
2003.
Kemudian pada tahun 2005 rasio.
rentabilitas KPPM Kembali diatas
nilaistandar Depkop Riau tahun
2000 yaitu 16 % dimana setiap
Rp.1,00 modal KPPM akan
menghasilkan Rp. 0,16 SHU bersih
KPPM. Rentabilitas pada tahun 2005
ini mengalami peningkatan dari
tahun 2004 sebesar 77,7 % yang
mana dengan peningkatan modal
sebesar 26,8% dapat meningkatkan
SHU sebesar 119% dari tahun 2004.
‘Tetapi
digunakan meningkat 4,3% "dari
tahun 2005 tetapi KPPM pada tahun
2006 tidak menghasilkan SHU. Hal
ini disebabkan kerena adanya
Kerugian pada unit usaha KPPM
yaitu unit Usaha. Perdagangan. Suku
‘Cadang dan Unit Simpan Pinjam.
Unit usaha yang memperolch
keuntungan yaitu. unit usaha
perdagangan " ikan dan unit
perdagangan BBM. Yang mana SHU
unit perdagangan ikan sebesar Rp.
15.280.432 dan: SHU unit
perdagangan BBM. Rp. 8.449.079
sementara unit usaha' perdagangan
ssuku cadang dan unit simpan pinjam
mengalami. kerugian, unit
Berka Pericren Terubuh VO35, No I Februari 2007
perdagangan suku cadang rug
sebesar Rp. 7.996.019 dan USP rugi
sebesar Rp. 25.655.707.
Unit perdagangan suku cadang
mengalami kerugian usaha sebesar
Rp. 7.996.019 yang menurut analisa
sedethana diakibatkan oleh :
1. Pembelian anggota menurun
kama kebutuhan anggota akan
barang mulai berkurang:
2. Kondisi pada tahun 2006,
tingkat — melaut—nelayan
berkurang —kerena__konflik
nelayan ( rawai dan jaring batu
) yang intensitasnya sangat
memuncak
3. Pendapatan usaha — semakin
berkurang dari tahun-tahun
sebelumnya, ini diakibatkan
adanya barang suku cadang
hilang. Harga pokok
pei parang suky cadang
yang hilang yaitu sebesar Rp.
3.944.235. Sementara itu beban
usaha meningkat dari tahun
sebelumnya.
Pada unit simpan pinjam (USP)
terdapat. Kerugian sebesar Rp.
25.655.707, yang mana total
pendapatan usaha Rp. 63.240.600
sementara itu total beban usaha USP
sebesar RP. 88,896,307, Hal ini
diakibatkan karena permodalan USP
tertahan pada tunggakan pinjaman,
pendapatan nelayan =~ menurun
sehingga banyak nelayan » yang
menunggak dalam =—_anggsuran
pinjaman, Pendapatan yang
dihasilkan dari USP _ adalah
pembayaran angsuran _pinjaman.
Sederhananya, jika — anggota
(peminjam) tidak = melakukan
pembayaran angsuran maka kerugian
yang akan terjadi pada USP ini.
Rentat KPPM | sangat
dipengarthi ‘oleh SHU setiap unit
usaha yang ada pada KPPM. Dengan
demikian jika unit usaha mengalami
45Analisa Kinerja Koperasi
kerugian yang tidak bisa di tutupi
oleh unit usaha tain maka KPPM
akan mengalami kerugian.
Jika kerugian pada _unit-unit
usaha ini terus berlanjut yang
mengakibatkan rentabilitas” KPPM
‘menurun maka akan berakibat tidak
baik pada kesehatan keuangan
Koperasi perikan pantai madani ini.
Tingkat —rentabilitas’ dapat
mencerminkan kemampuan modal
perusahaan, . dalam — menghasilkan
keuntungan, dengan tingkat
rentabilitas yang tinggi dapat
mencerminkan efisiensi yang tinggi
pula ( Anthony ,etel 193). Oleh
kerena itu dapat dilihat bahwa KPPM
pada tahun 2006 khususnya tidak
efisien dalam menggunakan modal
KPPM.
Bagi perusahan pada umumnya
masalah rentabilitas adalah lebih
penting dari pada masalah taba,
karena taba yang besar belumlah
merupakan ukuran_ bahwa.
perusahaan itu telah bekerja dengan
efisien. Efisiensi baru dapat
diketahui dengan | membandingkan
laba yang diperoleh itu dengan
kekayaan atau = modal__—yang
digunakan untuk menghasilkan taha
tersebut, atau dengan kata lain
menghitung rentabilitasnya.
Yang harus diperhatikan oleh
perusahaan tidak hanya. bagaimana
usaha untuk memperbesar laba,
tetapi yang —_pentis usaha
mempertinggi rentabilitasnya, maka
bagi perusahaan pada umumnya
‘usahanya lebih diarahkan untuk
‘mendapatkan titik —_rentabilitas
maksimal dari pada laba maksimal
( Riyanto,2001).
KESIMPULAN DAN SARAN
Baka Perheran Teka Vol, No I Februar 2007
Koperasi_Perikanart’ —Pantai
Madani merupakan koperasi yang
bergerak dalam bidang Perikanan.
Akhir tahun buku 2006 memil
Asset Koperasi sebesar Rp.
509.216.333,00 hutang » koperasi
sebesar Rp. 313.518.834,00 dan
total kekayaan koperasi.' sebesar
Rp.195.697.499,00.
Dilihat. dari rasio likuiditas dari
tahun 2003-2006 keuangan KPPM
berada ‘dalam keadaan sehat karena
rasio likuiditas selalu berada. diatas
nilai standar yang ditetapkan oleh
Depkop Provinsi Riau (125%).
Rasio likuiditas KPPM pada tahun
2003.sebesar 204%, tahun 2004
sebesar 643%, ‘tahun 2005 sebesar
675% dan pada tahun 2006 sebesar
520%,
Rasio_solvabilitas KPPM_ dari
tahun. 2003-2006 selalu berada diatas
standar kriteria ukuran Kesehatan
koperasi yang ditetapkan Depkop
Propinsi Riaw (110%); adapun nilai
rasio solvabilitas KPPM dari tahun
2003-2006 ‘secara_berturut-turut
adalah 226%, 121%, 149% dan
162%. Dilihat dari rasio solvabilitas
stands kriteria Kesehatan koperasi
yang ditetapkan Depkop Provinsi
Riau, berarti KPPM pada tahun: 2003,
dan 2005 dilihat dari rasio
rentabilitas dalam keadaan sehat.
Sedangkan pada tahun 2004 dan
2006 rasio rentabilitas KPPM berada
dibawah nilai_—standar yang
ditetapkan Depkop Propinsi Riau
(10%), ini_menunjukkan Kkeadaan
keuangan KPPM yang tidak schat.
‘Untuk dapat meningkatkan
rasio likwiditas maka perlu
dipethatikan--; ~ usaha untuk
meningkatkan aktiva lancar jauh
lebih besar dibandingkan denganAnalisa Kinerja Koperasi
passiva lancar atau dengan cara
meningkatkan aktiva lancar dan
mengurangi passiva lancar, jangan
sampai_passiva lancar lebih besar
dari pada aktiva lancar.
Untuk mempertahankan
solvabilitas selalu berada diatas nilai
standar keschatan koperasi dan untuk
terus meningkatkan _solvabilitas
maka pihak = -KPPM _perlu
memperhatikan kemampuan koperasi
dalam membayar seluruh kewajiban
koperasi. Untuk itu pihak koperasi
perlu menjaga agar total aktiva
sebaiknya lebih beser dari total
hutang.
Untuk — masalah —_rentabilitas
sebaiknya pihak koperasi _harus
an penggunaan modal
i secara efisien agar
dapat _menghasilkan SHU sesuai
dengan kemampuan modal yang ada
DAFTAR PUSTAKA.
Anthony. R.N, Dearden. J. Dan
Bedford. N.M. 1993, Sistem
Pengendalian —- Manajemen.
Edisi Kelima. Penerjemah
Agus Maulana. Erlangga.
Jakarta.
Harahap, S.S. 1999. Analisa Kritis
atas Laporan Keuangan. Edisi
1, cetakan 2. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Hendrojogi. Drs., 1998. Koperasi ,
‘Azas-azas, Teori dan Praktek.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Joeston, T.S. Dr. 2005. Manajemen
Strategik Koperasi. Penerbit
Graha IImu, Yokyakarta.
Kantor Wilayah_—_Departemen
Koperasi, Pengusaha kecil dan
Berka Perkeran Tarde Vol35,No | Feber 207
Menengah Propinsi Riau, 2000.
Petunjuk Teknik — Penilaian
Keschatan Koperasi Riau.
Munawir, $, 1997.
Laporan Keuangan. Liberty,
Yogyakarta.
Riyanto. B, 2001. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan.
Yayasan Badan Penerbit Gajah
Mada. Yokyakarta.
Untung. B. H. 2005. Hukum
Koperasi dan Peran Notaris
Indonesia. Penerbit Andi,
Yokyakarta.
‘Widiyanti. N. dan Sunindhia. Y. W.
2003. Koperasi dan
Perekonomian Indonesia. PT.
Rineka Cipta dan PT Bina
Adiaksara, Jakarta.
47