I. PENDAHULUAN
Permintaan anggrek cenderung terus meningkat. Anggrek
sangat populer dan biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan
seperti upacara keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ucapan
selamat serta untuk ungkapan duka cita. Hongkong, Singapura dan
Amerika Serikat merupakan contoh beberapa negara yang cukup
gencar meminta anggrek yang berasal dari Indonesia karena memiliki
keragaman serta ciri khas tersendiri sebagai bunga tropis. Hal ini
menyebabkan minat masyarakat untuk memelihara tanaman anggrek
dengan tujuan komersial menjadi tinggi, mengingat kondisi pasar di
dalam dan luar negeri yang sangat cerah. Anggrek merupakan
sumber devisa potensial bagi negara di samping dapat menjadi sumber
penghasilan bagi petani dan pendapatan asli daerah.
Perkembangan teknologi memungkinkan untuk menghasilkan
anggrek berwarna-warni, bentuk yang menarik, tahan lama dengan
harga yang relatif terjangkau. Adanya segmen pasar untuk masyarakat
golongan tertentu yang mempunyai selera eksklusif dan fanatik
terhadap jenis bunga tertentu yang belum dapat dihasilkan di dalam
negeri menyebabkan semakin meningkatnya impor anggrek. Di lain
pihak, lembaga penelitian dan nursery dalam negeri telah mampu
mengembangkan varietas-varietas baru yang mempunyai daya saing
kuat dengan produk impor, selain teknologi budidaya yang semakin
dikuasai, menjadikan harga jual anggrek mampu bersaing dengan
produk impor. Dengan kondisi tanah, agroklimat dan sumberdaya
manusia serta dukungan teknologi inovatif dan investasi yang memadai
di Indonesia, akan sangat mendukung pengembangan usaha anggrek.
Berkembangnya usaha anggrek dalam negeri akan mampu
meningkatkan pendapatan petani, memenuhi tuntutan keindahan
lingkungan, menunjang pembangunan industri pariwisata, membuat
kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran bertambah asri.
Pembangunan industri anggrek diharapkan mampu menciptakan
lapangan kerja, menambah devisa, dan membuka peluang tumbuhnya
industri sarana produksi, produk sekunder dan jasa transportasi.
SAAT INI
A. Usaha Pertanian Primer
1. Luas panen, produksi dan produktivitas
Perkembangan komoditas anggrek dapat dilihat dari luas areal
panen di beberapa propinsi di Indonesia. Dari tahun 1999 sampai
dengan tahun 2001, luas areal panen tanaman anggrek mengalami
penurunan, namun mulai tahun 2002 sampai dengan 2003 kembali
meningkat, diperkirakan tahun 2005 luas areal panen menjadi
1.903.080 m2. Daerah sentra anggrek di Indonesia adalah Jawa Barat,
DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali (Tabel 1). Peta sentra
anggrek disajikan dalam Lampiran 1 dan lampiran 2.
Tabel 1. Luas panen (m2 )tanaman anggrek menurut propinsi
No
Propinsi
1 Sumatra Utara
Tahun
1999
2000
406.832
2001
60.610
2002
2003
105,796
73.023
83.976
2004*
96.170
110.134
2005*
1.174
2 Riau
1.760
733
598
1.099
1.121
1.147
3 Jambi
7.132
5.139
7.988
5.032
4.881
4.726
4.576
4 DKI Jakarta
172.128
126.097
77.765
150.795
295.558
323.961
355.094
5 Jawa Barat
628.945
475.967
346.597
261.284
195.963
146.247
109.144
6 Jawa Tengah
145.035
89.931
82.148
104.603
98.327
91.995
86.070
69.085
73.075
68.847
42.265
37.193
32.406
28.236
128.178
41.935
31.176
25.035
15.522
9.693
6.053
53.022
339.190
464.690
634.621
866.694
7 DI Yogyakarta
8 Jawa Timur
9 Banten
10 Bali
0
124.507
40.988
38.681
106.322
142.471
190.983
256.013
11 Kalimantan Barat
7.041
8.499
15.010
20.056
28.881
41.484
59.588
12 Kalimantan Timur
5.155
12.943
4.279
5.511
7.605
10.468
14.408
13 Sulawesi Utara
4.369
3.505
4.638
2.981
2.743
2.531
2.335
20.530
11.317
4.964
4.000
2.400
1.437
860
1.065
1.065
1.448
1.978
2.701
14 Sulawesi Selatan
15 Gorontalo
Indonesia
1.720.697
950.739
Tabel 2.
Tahun
Jumlah
Tanaman
Produksi (tangkai)
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
2000
2001
2002
2003*
2004*
2005*
6.394.265
7.455.456
4.420.229
4.126.427
3.806.362
4.147.122
3.039.477
950.739
1.205.764
1.257.607
1.364.978
1.481.517
1.608.006
15.250.622
15.474.695
13.846.546
11.714.457
11.129.935
11.576.063
11.614.355
3.260.858
4.450.787
4.995.735
5.835.265
6.815.877
7.961.280
Produktivitas
(tangkai/tanaman)
2,39
2,08
3,13
2,84
2,92
2,79
3,82
3,43
3,69
3,97
4,27
4,60
4,95
Tabel 3.
Jenis usaha
Hulu
Individu/
Benih
Biaya tetap
Biaya tidak tetap
Total biaya
Total biaya + bunga
Penerimaan
Keuntungan
R/C ratio
1.260.000
200.000
1.460.000
1.722.800
2.250.000
527.200
1,31
Compot
tan
remaja
Tan
dewasa
Bunga
potong
9.083,75
140.250,00
149.333,75
162.773,78
180.075,00
17.301,22
1,11
3. Kalender pertanaman
Pertanaman anggrek dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
a. Protocorm like bodies sampai menjadi plantlet siap keluar dari
botol. Untuk mendapatkan ini waktu yang dibutuhkan 1
tahun.
4
Tahun I
stadia tanaman
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
eksplan-plb
proliferasi plb
plb-plantlet
Primer
Uraian
compot
(aklimatisasi)
tanam individu
Remaja
dewasa/berbunga
dst
Pengusaha benih botolan mampu menghasilkan benih botolan 4000 6000 botol dalam satu tahun yang dihasilkan dari 2 (dua) tanaman
induk. Media yang populer digunakan pengusaha benih adalah media
Vacin and Went dan 1 enkast mampu menghasilkan 100 - 150 botol
dalam sehari dengan faktor kontaminasi 5 - 10 persen. Diperkirakan
harga media per botol Rp. 5000,- dan harga jual benih anggrek
Dendrobium Rp. 25.000,- per botol dan harga benih anggrek
Phalaenopsis berkisar antara Rp. 50.000,- sampai dengan Rp.
100.000,- . Pengusaha benih anggrek botolan di Jawa Timur antara lain
adalah Handoyo Harjo, Royal Orchids, Simanis Orchids, Edward Frans,
Sien Orchids, Suryanto Orchids, Lawang Orchids, dan Indah Orchids.
Pengusaha benih botolan di Jawa Barat adalah PT Melrimba, PT Dafa
Teknolog Mandiri, Rizal, Ayub dan lain-lain.
Persyaratan yang perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan usaha perbenihan adalah (1) lokasi : jarak tempat
produksi dengan pasar, (2) jenis produk : untuk mass production atau
niche products, (3) efisiensi produksi : daya saing ditentukan oleh
efisiensi produksi, (4) nilai produk : nilai ekonomis dari produk.
Permasalahan utama perbenihan tanaman anggrek adalah hama
dan penyakit. Petani/ pengusaha anggrek belum menyadari
sepenuhnya bahwa tanaman anggrek yang ditanam di daerah Jawa
Barat dan DKI Jakarta telah banyak terserang penyakit virus (Muharam
dan Dyah Widiastoety, 1999), oleh karena itu, permasalahan tersebut
perlu mendapatkan perhatian serius dalam permasalahan ini terutama
untuk mendukung pengembangan perbenihan nasional.
Usaha perbenihan anggrek memerlukan biaya yang sangat besar.
Dari analisa usahatani yang dilakukan untuk luasan 200 m2, besar biaya
per 2 tahun yang dibutuhkan untuk usaha perbenihan setelah
ditambahkan dengan bunga modal adalah sebesar Rp. 1.722.800.000,dengan penerimaan sebesar Rp. 2.250.000.000 dan R/C rasio 1,31
(Tabel 3)
C. Pasar dan Harga
Selera konsumen terhadap mutu bunga potong anggrek sangat
spesifik dan berkembang sangat dinamis ke arah yang lebih serasi dan
sempurna dari segi keindahan, warna, ukuran, susunan, daya tahan
6
Anggrek
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Vanda Douglas
Dendrobium
Golden Shower
James Storie
Magie Oie
Cattleya
Tahun (tangkai)
1996
1997
9.335.150
2.017.700
763.500
376.500
629.700
8.545
7.501.500
1.812.000
687.200
306.550
456.600
5.498
1998
1999
2000
6.094.875
1.539.500
1.530.000
275.600
268.500
7.370
5.110.625
1.443.750
525.400
287.650
182.900
6.322
6.510.025
1.848.334
627.500
352.644
219.231
9.287
Total
13.131.095
10.769.348
9.715.845
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta tahun 2001
7.556.647
9.567.021
Jenis Anggrek
2002
2003
HRR
HTT
HRR
HTT
A. Ukuran S
149.718
150.000
139.616
152.143
B. Ukuran M
17.444
175.000
165.946
177.143
200.687
211.845
188.577
202.857
Vanda Douglas**
35.109
55.536
44. 854
62.857
Golden Shower***
77.142
87.750
72.819
87.143
James Storie*
80.354
143.750
114.320
152.500
Volume (kg)
Nilai (US $)
Volume (kg)
Magie Oie*
16.413
19.205
11.496
18.929
2000
1.473.722
2.340.506
91.685
604.555
6.833
9.018
7.474
9.283
2001
1.211 .510
2.439.598
523.981
1.716.958
2..855
3.500
2.583
3.167
2002
2.720.691
3.941.929
169.179
375.050
2003
638.339
1.756.158
72.757
217.613
2004*
702.173
1.808.843
157.155
263.312
2005*
772.390
2.351.496
339.455
318.607
10
116
21
Dendrobium Sp*
C. Ukuran L
Cattleya****
Anggrek Bulan****
Tabel 6.
Tahun
Growth (%)
Impor
Nilai (US $)
10
18.900
5.600
11.498
3.972
170
74
80
216.610 362.931 84.722
54.709
2.874
90
1.200
22.326
2.874
24.777
16.128
2000
106.970
50.198
140.246
5.000
1999
9.475
58.315
7.366
81.049
15.977
50
80
1998
1997
-
Ekspor Benih
2001
2000
472.129
52.211
51.242
24.412
16.317
14.200
10.363
4.752
4.600
2.975
780
708
494
250
655.433
1999
1.565.008
84.344
4.805
17.235
4.900
49.348
10.485
1.710
464
44.215
13.530
1.270
63.000
18.940
490.962
80
1.679
542
7.858
2.380.375
1998
5.140
5.140
Sumber : WTO, 2002
1997
5.723
5.235
24.482
35.440
1. Belanda
2. Singapura
3. Hongkong
4. Amerika
5. Italia
6. Korsel
7. Jerman
8. Inggris
9. Kanada
10. Taiwan
11. Mexico
12. Jepang
13. Armenia
14. China
15. Australia
16. Brunei
17. Denmark
18. Perancis
19. Mali
20. Nikaragua
21. Pakistan
22. Kanada
23. Nigeria
24. Malaysia
25. Belgia
26. Swiss
Total
Ekspor Tanaman
Flower
Net
Value
Weight
US $
11.463
90.145
21.453
270.216
32.916
36.0361
Negara Tujuan
Ekspor
Seedling
Plant
Net Weight
Value
Net Weight
Value
US $
US $
15.511
16.111
3.690
2.173
14.565
11.211
53.235
33.093
547
295
6.666
1.000
419.099
113.772
86.751
167.565
107.108 1.640.688
76.176
9.435
345
3.193
1.143
17.838
27.000
65.000
37
434
140
8.800
19.278
7.366
2.431
16.768
140
490.982
219.876
216.610
613.986 2.389.114
Negara tujuan ekspor tanaman dan benih anggrek tahun 1997-2001 (US $-cif)
2001
Tabel 8.
Tabel 7.
11
13
Tabel 9.
Negara tujuan ekspor bunga potong anggrek 1997 - 2001 (US $ - cif)
1997
7.037
151.546
95.112
-
260
-
15.183
-
269.138
35.990
-
37.696
6.174
11
2.541
4.219
-
72
-
6.852
23.507
-
2.447.710
1.683.324
2001
46.490
292.672
2.687
213.247
19.385
10.833
9.578
13.406
377.203
925
3.312
5.875
3.098
4.599
1.201.882
14
Tabel 10.
Total
Tahun
1997
91.017
70.107
188.323
1998
75.534
21.608
14.902
1999
54.473
29.675
2.998
2000
57.547
82.489
19.318
7.505
58.816
12.877
46.334
83.952
4.270
4.922
24.853
6.745
34.553
-
4.846
-
1.133
-
11.182
120
920
39.758
-
3.922
-
525.079
74.732
-
1.447
-
318.509
2.507
17.904
781
5.392
651
2.556
1.254
493
119.163
5.144
97.663
667
-
360
340.409
2001
204.463
128.996
23.005
17.009
15.140
10.500
8.824
8.284
3.363
1.155
831
741
577
289
174
-
423.351
Trend
%
415.143
14,42
332.875
29,16
248.546
-32,60
17.009
78.171
- 8,04
178.121
28.446
8.284
57.327
1.155
11.850
741
1.228
3.980
1.428
74.732
11.849
120
920
159.406
5.144
3.922
1.447
360
1.705.011
E. Infrastruktur
Tanaman anggrek akan
tumbuh baik bila kebutuhan airnya
tercukupi. Frekuensi dan jumlah air
yang diberikan pada tanaman
anggrek tergantung pada jenis,
ukuran tanaman dan keadaan
lingkungan pertanaman. Sistem
penyiraman pada anggrek yang
masih kecil (compot dan tanaman
individu yang masih kecil)
dilakukan dengan pengkabutan
(mist) menggunakan sprayer,
sedangkan untuk tanaman remaja
dilakukan dengan penyiraman
menggunakan selang. Selain itu,
15
16
17
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
Sumber
Volume Kebutuhan
Tanaman
Bunga Potong
10.769.348
71.652
9.715.845
72.041
7.566.547
83.017
9.567.647
188.454
7.362.369
: Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI
Jumlah Penjualan
Tanaman
Bunga Potong
4.389.160.266
1.368.523.000
3.470.897.290
1.447.657.500
4.055.830.681
1.774.307.000
5.639.757.026
4.934.800.000
8.160.569.242
20
Teknologi
Perlakuan Segar
o Teknologi
pemanenan
o Sortasi/grading
o Pra pendinginan
o Larutan pengawet
(holding&pulsing
solution)
o Pengemasan*
o Transportasi*
o Penyimpanan*
Sarana dan
prasarana:
o ruang pendingin
Tabel 12.
Pot plant
Compot/seedling/
remaja
Plantlet
ANGGREK
Bunga
Potong
C. Potensi Pengembangan
Tahun
Produktivitas
2005
2006
2007
2008
2009
2010
4
5
6
7
8
10
Tingkat pertumbuhan
(%)
25
20
17
14
25
Keterangan
Rata -rata tangkai
pertanaman = 4
tangkai (2005)
22
Tabel 13.
Penyusunan
Sosialisasi
Bimbingan
TAHUN paket teknologi
dan
manajemen
dan SOP, GAP,
bimbingan
mutu dan
standarisasi
SPO dan GAP pasca panen
2005
2006
2007
2008
2009
2010
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Pengembangan
kawasan
sentra
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
D. Arah Pengembangan
1. Paket teknologi dan standarisasi
Dalam upaya pengembangan industri anggrek yang berdaya
saing dibutuhkan dukungan teknologi dan infrastruktur yang memadai.
Komponen teknologi yang dibutuhkan adalah varietas unggul yang
dirakit di dalam negeri menggunakan sumberdaya genetik nasional.
Teknologi lainnya yang diperlukan adalah media tanam, teknologi
pemupukan, perbenihan, pengendalian OPT dan pengelolaan rumah
kaca.
Komponen teknologi tersebut dirakit menjadi teknologi
pengelolaan tanaman terpadu yang akan digunakan dalam
pelaksanaan program pengembangan tanaman anggrek.
Di dalam kegiatan ini akan dilakukan penerapan SPO dan GAP
dalam skala pilot di tujuh sentra produksi. Kegiatan dilakukan di lahan
petani dengan melibatkan kelompok tani. Selama penerapan SPO para
petani mendapat pendampingan tenaga ahli dengan mengacu pada
panduan yang telah disediakan.
Berbicara tentang perdagangan internasional dewasa ini,
tentunya tidak bisa terlepas dari adanya suatu standarisasi terhadap
komoditas yang diperdagangkan. Anggrek sebagai salah satu
komoditas non migas diperdagangkan dalam bentuk hasil tanaman
(bunga potong) maupun berupa tanaman hidup (live plant / bibit).
Pada perdagangan internasional anggrek, baik dalam bentuk
tanaman maupun bunga potong, sebenarnya tidak ada aturan baku
23
b. Jumlah daun
3 untuk ukuran pot 1,5
3,5 untuk ukuran pot 2,5 (1,5 adalah tunas daun aktif)
4 untuk ukuran pot 3,5 batang + 2 cm
c. Perakaran sehat
Grade
4L
3L
2L
Jumlah Percabangan
50/45 cm
45/40 cm
40/35 cm
8+
5-7
3-4
Keterangan :
a.Panjang dari percabangan terbawah sampai ujung atas stem;
b.Panjang dari ujung bawah stem utama sampai percabangan terbawah.
26
27