Penemuan elektron
Pada mulanya banyak sekali percobaan-percobaan yang dilakukan oleh
ilmuwan-ilmuwan yang menggunakan tabung sinar katoda, salah satunya
adalah William crookes. William crookesadalah ilmuwan yang paling
banyak melalukan percobaan menggunakan tabung sinar katoda, tetapi
pengertian dan hasil dari percobaan dengan tabung sinar katoda menjadi
jelas setelah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh JJ. Thomson.
Nama Lengkap J.J Thomson adalah Sir Joseph John Thomson (1856-1940),
beliau adalah seorang Fisikawan asal Inggris.
Efek Compton
mula hf dan energi foton sinar X yang terhambur menjadi (hf hf) dalam hal ini f >
f, sedangkan panjang gelombang yang terhambur menjadi tambah besar yaitu > .
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan Compton menurunkan
momentum foton dari teori relativitas khusus Einstein dan hasilnya sebagai berikut.
p= hcc=h
dengan p = momentum foton (Ns).
Dengan menggunakan Persamaan (1-1) untuk momentum foton, Compton
menerapkan Hukum Kekekalan Momentum dan Energi pada tumbukan antara
foton dan elektron.
Compton berhasil menunjukkan bahwa perubahan panjang gelombang foton
terhambur dengan panjang gelombang semula, yang memenuhi persamaan :
'-=hmoc(1-cos)
dengan
= Panjang Gelombang Sinar X Sebelum Tumbukan (m)
= Panjang Gelombang Sinar X Setelah Tumbukan (m)
h = Konstanta Planck (6,625 10-34 Js)
mo = Massa Diam Elektron (9,1 10-31 kg)
c = Kecepatan Cahaya (3 108 ms-1)
= Sudut Hamburan Sinar X Terhadap Arah Semula (derajat atau radian)
Besaran hmoc sering disebut dengan panjang gelombang Compton. Jadi jelaslah
sudah bahwa dengan hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton dari sinar
X menunjukkan bahwa foton dapat dipandang sebagai partikel, sehingga
memperkuat teori kuantum yang mengatakan bahwa cahaya mempunyai dua sifat,
yaitu cahaya dapat sebagai gelombang dan cahaya dapat bersifat sebagai
partikel yang sering disebut sebagai dualisme gelombang cahaya.
Contoh soal
Tentukan momentum foton yang panjang gelombangnnya 600 nm
Jawab
Diketahui =600 nm=600x 10-9m
h = konstanta planck = 6,63 x 10-34 Js
ditanya = p ??
jawab
p=h=6,63 x 10-34 Js600x 10-9m=1,11 x 10-27Ns
Berkas sinar-X dengan panjang gelombang 0,010 disinarkan pada sebuah
elektron bebas yang diam. Ternyata, sinar-X tersebut dihamburkan dengan sudut
60.
Hipotesis de Broglie
Eksperimen efek fotolistrik dan efek Compton telah membuktikan bahwa cahaya
terdiri atas partikel-partikel (foton-foton). Lalu, bagaimana dengan peristiwa
interferensi dan difraksi cahaya yang telah membuktikan bahwa cahaya merupakan
gelombang? Manakah yang benar, cahaya itu gelombang atau partikel? Jawaban dari
pertanyaan tersebut sangat dilematis. Keduanya didukung oleh hasil eksperimen yang
kuat. Kenyataan ini akhirnya mengantarkan pada sebuah kesimpulan bahwa cahaya
dapat berkelakuan seperti partikel, maka partikel pun seperti halnya electron dapat
berkelakuan seperti gelombang.. Konsep tersebut dikenal sebagai dualisme
gelombang-partikel.
Konsep dualisme gelombang-partikel diperluas oleh Louis de Broglie (18921987) pada 1923. Louis de Broglie menyatakan bahwa jika cahaya dapat bersifat
sebagai gelombang dan partikel, partikel pun mungkin dapat bersif at sebagai
gelombang. Pernyataan tersebut dikenal sebagai Hipotesis de Broglie.
Menurut de Broglie, selain berlaku untuk foton, berlaku pula untuk partikel yang
memiliki momentum. Dengan demikian, setiap partikel yang bergerak akan memiliki
panjang gelombang sebesar
=hp=hmv
Dengan = panjang gelombang partikel (m)
Penafsiran paling umum adalah bahwa fungsi gelombang menghadirkan kemungkinan menemukan sebuah
partikel yang diberikan pada titik yang diberikan. Persamaan probabilitas ini dapat diffract, interfere, dan
memamerkan gelombang lain seperti kekayaan, menghasilkan fungsi gelombang probabilitas final yang
memunculkan kekayaan-kekayaan ini juga. Partikel berakhir didistribusi sesuai dengan hukum-hukum
probabilitas, dan karena itu menampakkan kekayaan gelombang. Dengan kata lain, probabilitas partikel yang
ada di beberapa lokasi adalah sebuah gelombang, tetapi pemunculan fisik aktual dari partikel itu bukan
gelombang.
Sementara matematika, meski pun rumit, membuat prediksi akurat, makna fisika dari persamaan ini lebih sulit
untuk to grasp. Usaha untuk menjelaskan "apa itu sesungguhnya" dualitas partikel gelombang adalah titik kunci
perdebatan dalam fisika quantum. Banyak penafsiran muncul untuk mencoba menjelaskan ini, tetapi penafsiranpenafsiran itu semua dikendalikan oleh perangkat persamaan gelombang ... dan harus menjelaskan pengamatan
eksperimental yang sama.
Efek Fotolistrik
Pernahkah kamu melihat pelangi? Pernahkah kamu melihat warna-warni di jalan aspal yang
basah? Pelangi terjadi akibat dispersi cahaya matahari pada titik-titik air hujan. Adapun warnawarni yang terlihat di jalan beraspal terjadi akibat gejala interferensi cahaya. Gejala dispersi dan
interferensi cahaya menunjukkan bahwa cahaya merupakan gejala gelombang. Gejala difraksi
dan polarisasi cahaya juga menunjukkan sifat gelombang dari cahaya.
pola warna-warni di atas aspal basah yang dikenai bensin terjadi akibat interferensi cahaya
Gejala fisika yang lain seperti spektrum diskrit atomik, efek fotolistrik, dan efek Compton
menunjukkan bahwa cahaya juga dapat berperilaku sebagai partikel. Sebagai partikel cahaya
disebut dengan foton yang dapat mengalami tumbukan selayaknya bola.
Efek Fotolistrik
Ketika seberkas cahaya dikenakan pada logam, ada elektron yang keluar dari permukaan logam.
Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik diamati melalui prosedur sebagai berikut. Dua
buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang terpisah ditempatkan di dalam tabung hampa
udara. Di luar tabung kedua pelat ini dihubungkan satu sama lain dengan kawat. Mula-mula tidak
ada arus yang mengalir karena kedua plat terpisah. Ketika cahaya yang sesuai dikenakan
kepada salah satu pelat, arus listrik terdeteksi pada kawat. Ini terjadi akibat adanya elektronelektron yang lepas dari satu pelat dan menuju ke pelat lain secara bersama-sama membentuk
arus listrik.
Hasil
fotolistrik.
1.
untuk
2.
E = W + Ekm
hf = hf + Ekm
Ekm = hf hf
Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein. Perlu diperhatikan bahwa W adalah
energi ambang logam atau fungsi kerja logam, f adalah frekuensi ambang logam, f adalah
frekuensi cahaya yang digunakan, dan Ekm adalah energi kinetik maksimum elektron yang lepas
dari logam dan bergerak ke pelat logam yang lain. Dalam bentuk lain persamaan efek fotolistrik
dapat ditulis sebagai
Dimana m adalah massa elektron dan ve adalah dan kecepatan elektron. Satuan energi
dalam SI adalah joule (J) dan frekuensi adalah hertz (Hz). Tetapi, fungsi kerja logam biasanya
dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV) sehingga perlu diingat bahwa 1 eV = 1,6 10 19 J.
Potensial Penghenti
Gerakan elektron yang ditandai sebagai arus listrik pada gejala efek fotolistrik dapat dihentikan
oleh suatu tegangan listrik yang dipasang pada rangkaian. Jika pada rangkaian efek fotolistrik
dipasang sumber tegangan dengan polaritas terbalik (kutub positif sumber dihubungkan dengan
pelat tempat keluarnya elektron dan kutub negatif sumber dihubungkan ke pelat yang lain),
terdapat satu nilai tegangan yang dapat menyebabkan arus listrik pada rangkaian menjadi nol.
Arus nol atau tidak ada arus berarti tidak ada lagi elektron yang lepas dari permukaan logam
akibat efek fotolistrik. Nilai tegangan yang menyebabkan elektron berhenti terlepas dari
permukaan logam pada efek fotolistrik disebut tegangan atau potensial penghenti (stopping
potential). Jika Vadalah potensial penghenti, maka
Ekm = eV
Persamaan ini pada dasarnya adalah persamaan energi. Perlu diperhatikan
bahwa e adalah muatan elektron yang besarnya 1,6 1019 C dan tegangan dinyatakan dalam
satuan volt (V).
Aplikasi Efek fotolistrik
Efek fotolistrik merupakan prinsip dasar dari berbagai piranti fotonik (photonic device) seperti
lampu LED (light emitting device) dan piranti detektor cahaya (photo detector).