Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan
kasus, argumentasi atas kesenjangan tersebut dan solusi atau strategi pemecahan untuk
mengatasi masalah-masalah yang timbul setelah proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Dalam penguraiannya disesuaikan dengan empat tahapan proses keperawatan.
A. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan langkah awal pada proses keperawatan untuk
mendapatkan data dari pasien. Dalam laporan studi kasus ini ditemukan kesenjangan,
yaitu dalam tinjauan teoritis pada pasien stroke terdapat data : pasien kesulitan
beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis atau hemiplegi, mudah
lelah, susah beristirahat, gangguan tonus otot, paralitik, gangguan penglihatan, gangguan
penglihatan gangguan kesadaran, hipertensi, frekuensi nadi bervariasi, disritmia dan
perubahan EKG, adanya perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa, emosi labil,
kesulitan mengekspresikan diri, inkontinensia urine, anuria, distensi abdomen, bising
usus, nafsu makan hilang, pusing, sakit kepala, dilatasi atau miosis pupil, gelisah,
ketegangan otot, batuk, hambatan jalan nafas, ronchi, sulit bernafas, disorientasi, masalah
bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi. Sedangkan pada pasien J.S pasien
mengatakan mempunyai riwayat stroke 3 tahun yang lalu, tensi 183/67 mmHg, N = 100
x/menit, S= 360C, respirasi 44x/menit. kekuatan otot
222
222

222
222

Bila dibandingkan dengan teori ada beberapa yang tidak muncul pada kasus.
Kerusakan integritas kulit tidak terjadi karena lesi tidak ada, kemerahan tidak dialami
pasien saat pengkajian. Pada pemeriksaan diagnostik sudah dilakukan CT-scan dan
pemeriksaan Darah Lengkap. Untuk pemeriksaan angiografi serebral, fungsi lumbal,
tidak dikerjakan karena pemeriksaan penunjang neurovaskuler diutamakan yang non
invasif dan dianjurkan pada pasien bila alat tersedia dan biaya terjangkau. Sedangkan
pemeriksaan EEG tidak dilakukan karena pasien tidak mengalami kejang dimana EEG
(Elektro

Ensefalografi)

berguna

untuk

merekam

gelombang

saraf

otak

dan

memperlihatkan daerah lesi yang spesifik. Pada laporan kasus pasien Tn. GKP semua
73

masalah keperawatan yang muncul sesuai dengan teori, masalah yang muncul yang
menjadi prioritas kami ada 5 diagnosa keperawatan yaitu Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas, Gangguan pertukaran gas, Ketidakefektifan pola nafas, Gangguan perfusi jaringan
cerebral, Penurunan cardiac output.
Masalah keperawatan yang tidak muncul pada kasus yaitu perubahan persepsi
sensori tidak ditemukan pada pasien karena pasien tidak mengalami gangguan dalam
pendengaran dan penglihatan.
Perencanaan
Dalam perencanaan prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan atas berat
ringannya masalah yang dihadapi pasien. Dari kelima diagnosa yang ditemukan pada
pasien Tn. GKP yang menjadi prioritas utama adalah Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas karena jika tidak ditanggulangi akan mengganggu pola nafas pasien. Masalah
kedua gangguan pertukaran gas karena jika tidak ditanggulangi akan menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan asam basa didalam tubuh sehingga dapat memperberat
keadaan pasien. Masalah ketiga yaitu ketidakefektifan pola nafas, masalah keempat
gangguan perfusi jaringan serebral dan yang kelima yaitu penurunan cariac output,
karena jika tidak ditanggulangi akan membuat kerja jantung lebih berat sehingga tekanan
darah akan terus meningkat yang akan membahayakan kondisi pasien. Pada rencana
keperawatan tidak terdapat kesenjangan antara rencana tindakan pada tinjauan teori dan
kasus pada semua diagnosa sudah sesuai dengan tinjauan teori dan kasus.
B. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai setelah tindakan disusun dan diajukan untuk
membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan, dimana tujuan dari perencanaan ini
adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal, dan dikerjakan dengan metode
tim dan dalam pelaksanaan di rumah sakit sudah memperhatikan hal-hal yang
mengancam bagi pasien, perawatan dan pengobatan sudah mengacu pada protap yang
ada.
Rencana dilaksanakan oleh penulis sesuai dengan rencana perawatan yang dibuat
karena didukung oleh situasi dan kondisi serta respon pasien atau keluarga yang
kooperatif.
C. Evaluasi
74

Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai seberapa jauh diagnosa keperawatan,


rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Dalam paparan kasus ini,
dari lima masalah keperawatan yang ada semuanya memiliki kompleksitas yang berbeda.
Dari kelima diagnosa tersebut tidak ada yang teratasi atau tercapai karena pasien
meninggal dunia setelah 3 hari perawatan di ICU, kondisi pasien yang buruk sejak awal
masuk UGD sampai dirawat di ICU karena sudah mengalami pecahnya pembuluh darah
diotak.

BAB V
PENUTUP
75

A. Kesimpulan
Dari uraian yang ditulis pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa penulis telah
mendapat gambaran umum tentang asuhan keperawatan pasien Tn. GKP dengan Stroke
Hemoragic dan secara garis besar pelaksanaan asuhan keperawatan pasien Tn. GKP
dengan Stroke Hempragic di RSUD Badung sudah dapat dilaksanakan dengan baik
walaupun hasilnya tidak sesuai dengan harapan dan kriteria hasil.
Pada pengkajian pasien Tn. GKP data yang ditemukan sangat dipengaruhi oleh
kondisi atau keadaan fisik pasien saat pengkajian. Berdasarkan hal tersebut, maka
masalah keperawatan yang muncul pada kasus juga disesuaikan dengan data yang
muncul pada kasus.
Perencanaan

keperawatan

diawali

dengan

penentuan

prioritas

masalah

keperawatan. Berdasarkan prioritas tersebut maka didapatkan prioritas masalah


keperawatan sebagai berikut : prioritas pertama Ketidakefektifan bersihan jalan nafas,
yang kedua Gangguan pertukaran gas, ketiga Ketidakefektifan pola nafas, keempat
Gangguan perfusi jaringan cerebral, dan yang kelima Penurunan cardiac output.
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada dasarnya berpedoman pada perencanaan yang
telah disusun sesuai dengan kondisi, mengingat waktunya sangat terbatas. Pelaksanaan
yang dilakukan tidak terlepas kerjasama dari pasien, keluarga, perawat ruangan, serta tim
kesehatan lainnya.
Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan
keperawatan yang dilakukan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari lima diagnosa
prioritas tidak ada diagnosa yang teratasi atau tercapai karena pasien meninggal dunia.
B. Saran
Dari permasalahan yang muncul pada pembahasan, penulis mengajukan saran :
1.

Kepada Institusi STIKES BALI


Diharapkan untuk memperpanjang jadwal dinas sehubungan dengan perawatan
pasien yang komprehensif.

2.

Kepada pihak rumah sakit


Agar tetap mempertahankan mutu pelayanan rumah sakit serta tetap menjaga sikap
terapeutik yang baik.

3.

Kepada pihak ruangan


76

Agar tetap mempertahankan pemberian asuhan keperawatan yang sudah dilakukan


secara optimal.
4.

Kepada pihak keluarga pasien


a. Agar keluarga mampu melaksanakan pencegahan terhadap penyakit serta dapat
meningkatkan derajat kesehatan keluarga sehingga tidak ada lagi anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8). Jakarta :
EGC.
77

Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis

(Edisi 8).

Jakarta : EGC.
Doengoes, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (Edisi 3). Jakarta : EGC.
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran (Edisi 3). Jakarta : Media Ausculapius.
Price, S.A. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit (Edisi 4). Jakarta :
EGC.
Muttaqin, A(2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System
Persarafan.Jakarta : Salemba Medika
Batticaca, F. B (2008). Asuhan keperawatan pada Klien dengan Gangguan system
persarafan, Jakarta : Salemba Medika

Lampiran 1
DAFTAR SINGKATAN

78

Lemah
Kerusakan
Nyeri
Penurunan
Bersihan
Perubahan
Sindrom
Risiko
Pasien
Manifestasi
Perubahan
Kerusakan
hipertensi
Hilangnya
Trombosis
BertanyaPembuluh
Hipoksia
Trombus
Disfagia
Emboli
Kurang
Pasien
Resiko
Afasia
Mual
Sulit
Plak
kepala
tidak
WOC
Dilanjutka
555
444
Lanjutan
Bagan
Dilanjutka
Etiologi
1.1
komunikasi
mobilitas
perfusi
kesadaran
jalan
persepsi
kurang
cedera
pengetahua
rangsangan
ateromatos
kerusakan
bernafas
serebral
mampu
nutrisi
dalam
darah
tanya
harus
klinis
nafas
Stroke
n
verbal
fisik
jaringan
tak
sensori
perawatan
berbaring
kurang
melakukan
integritas
sempit
sensorik,
tentang
jantung
aefektif
pada
n dari
din
di
Lelah
Vertigo
Berbicara
menelan
Muntah

diri
serebral
penyakitnya
kebutuhan
gangguan
aktifitas
sinus
otak
kulit
tidak
Ronchi
lancar
pengecapan
sehari-hari
progresif
karotis
tempat
Hemiplegi
Pupil
anoreksia
edema
Perdarahan
Plak
arteri
,
tidur
batuk
berlemak
serebri
penglihatan
serebri
pada
lap
hemiparese

WBC

White Blood Cell (Jumlah Sel Leukosit)

RBC

Red Blood Cell (Jumlah Sel Eritrosit)

HGB

Hemoglobin (Hb)

HCT

Hematocrit

MCV

Mean Corpuscular Volume (Volume rata-rata sebuah erotrosit)

MCH

Mean Corpuscular Hemoglobin (banyaknya Hb per Eritrosit)

MCHC

Mean Corpuscular Hemoglobin Contretation (kadar Hb yang didapat per


Eritrosit)

RDW

Ring Deviasion Width

PLT

Platelet / Trombosit

MPV

Mean Platelet Volume

ADL

Activity Daily Living

DM

Diabetes Melitus

CVA

Cerebro Vaskular Accident

79

Anda mungkin juga menyukai