Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN
KESEHATAN TENTANG BAHAYA
ROKOK TERHADAP PENGETAHUAN
DAN PERILAKU BERHENTI
MEROKOK PADA REMAJA DI SMA N
X TAHUN 2014
Diah Fitri Ayuningtyas, SKM
2013970058

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GRAFIK................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang.............................................................................................1

1.2

Perumusan Masalah.....................................................................................4

1.3

Tujuan..........................................................................................................4

1.4

Manfaat Penelitian.......................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1

Definisi dan Kandungan Rokok...................................................................6

2.2

Resiko Kesehatan Akibat Rokok.................................................................7

2.3

Konsumsi Rokok di Indonesia...................................................................10

2.4

Rokok dan Remaja.....................................................................................15

2.5

Penyuluhan Kesehatan...............................................................................17

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL


3.1

Kerangka Konsep.......................................................................................19

3.2

Hipotesis.....................................................................................................19

3.3

Definisi Operasional...................................................................................19

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


4.1

Desain Penelitian........................................................................................21

4.2

Populasi dan Sampel..................................................................................22

4.3

Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................22

4.4

Alat Pengumpul Data.................................................................................22

4.5

Prosedur Pengumpulan Data......................................................................22

4.6

Pengolahan Data.........................................................................................23

4.7

Analisis Data..............................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar 10 Negara di Dunia Dengan Konsumsi Rokok Tertinggi Tahun
2002......................................................................................................10
Tabel 2.2 Konsumsi Rokok di Indonesia Periode 1970-2000..............................11
Tabel 2.3 Prevalensi Merokok Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut
Kelompok Wilayah dan Jenis Kelamin Tahun 1995 dan 2001............12
Tabel 2.4 Prevalensi Perokok Menurut Provinsi Tahun 1995 dan 2001..............13
Tabel 2.5 Prevalensi Merokok Penduduk Umur 10 Tahun Keatas Menurut
kelompok Unur dan Jenis Kelamin Tahun 1995 dan 2001..................15

iii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Prevalensi Merokok Menurut Provinsi Tahun 1995 dan 2001.............13
Grafik 2.2 Proporsi Perokok Berdasarkan Usia Berdasarkan Data Susenas
1995,2001,2004, dan Riskesdas 2007 dan 2010..................................16

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sebagai bagian dari gaya hidup, rokok sering dikaitkan dengan simbol

pergaulan modern. Sekitar 31,4 persen atau 62,8 juta jiwa penduduk Indonesia
adalah perokok, dan hampir semuanya mengetahui akan bahaya merokok.
Konsumsi rokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data
USDA 1960-2002, konsumsi rokok di Indonesia meningkat 7 kali lipat selama
periode 1970-2000 yaitu dari 33 milyar batang pada tahun 1970 menjadi 217
milyar batang pada tahun 2000.
Rokok merupakan penyebab kematian tertinggi setelah narkoba. Sebanyak
1.172 orang meninggal akibat rokok setiap harinya di Indonesia, jumlah ini
mengalahkan kematian akibat bencana alam. Rokok menyebabkan 9,8% kematian
karena penyakit paru kronik dan emfisima pada tahun 2001. Rokok juga
merupakan penyebab dari sekitar 5 % stroke di Indonesia.
Dampak akibat rokok dapat meluas, bukan hanya dampak buruk kesehatan
bagi si perokok sendiri. Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun
tinggal dengan perokok di lingkungannya mengalami pertumbuhan paru yang
lambat, dan lebih mudah terkena infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan
Asma.
Dr Tuti Soerojo, mantan konsultan Badan Kesehatan Dunia (WHO)
Indonesia, mengemukakan analisis yang lebih mengerikan. Menurutnya, pada
tahun 2005 masyarakat miskin berjumlah 60 juta jiwa (15 juta keluarga), ternyata
2 dari 3 laki-laki pada masyarakat miskin tersebut adalah perokok aktif. Data
empiris Badan Pusat Statistik membuktikan, pada periode 1996-2003, belanja
tembakau dan sirih pada keluarga miskin 7,6 persen dari total pengeluaran.
Sementara itu, pada saat yang sama keluarga miskin hanya mengalokasikan 2,6
persen untuk biaya pendidikan dan 1,9 persen untuk kesehatan dari total
pengeluaran (Dr Puguh Irawan, BPS, Mei 2004). Egoisme perokok dapat
berdampak destruktif sangat jauh bagi anak keturunannya.
Remaja berasal dari bahasa latin yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Calon (dalam Monk, 1994) menyatakan bahwa masa remaja
1

menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau perlihan karena remaja belum
meperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini
dan Siti Sundari (2004), masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan di semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa. Definisi yang sama juga dikemukakan oleh Zakiah
Darajat (1990) bahwa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak
dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan fisik maupun psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk
badan maupun cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang
lebih matang.
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada
tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut Mnteri Kesehatan
RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. Menurut Kartono (1990), usia remaja dibagi tiga, yaitu remaja awal usia
12 sampai 15 tahun, remaja pertengahan usia 15 sampai 18 tahun, dan remaja
akhir usia 18 sampai 21 tahun.
Proporsi perokok remaja di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Bahkan proporsi perokok yang terbanyak adalah pada usia 15 sampai
19 tahun. Berdasarkan data Susenas dan Riskesdas, perokok usia 10 sampai
dengan 14 tahun meningkat dari 8,9% di tahun 1995 menjadi 9,5% di tahun 2001,
kemudian menjadi 11,4% di tahun 2004, dan 17,5% di tahun 2010.
Sedangkan proporsi perokok usia 15 sampai 19 tahun adalah 54,5% di
tahun 1995, kemudian meningkat menjadi 58,9% di tahun 2001, mencapai
proporsi tertinggi yaitu 63,9% di tahun 2004, kemudian mengalami penurunan
menjadi 43,3% di tahun 2010.
Tren prevalensi remaja perokok remaja laki-laki lebih tinggi dari perokok
remja perempuan. Pada tahun 1995, prevalensi perokok remaja laki-laki adalah
13,7%, kemudian meningkat menjadi 24,2% di tahun 2001, 32,8% di tahun 2004,
dan menjadi 37,3% di tahun 2007. Sedangkan pada remaja perempuan, prevalensi
perokoknya adalah 0,3% di tahun 1995, kemudian mengingkat mnjadi 12,7% di
tahun 2001, 17,3% di tahun 2004, dan menjadi 18,8% di tahun 2007.
Alasan atau latar belakang para remaja merokok adalah pengaruh
pergaulan, baik teman di dalam sekolah2 maupun di luar sekolah adalah alasan
yang dominan menyebabkan seorang pelajar merokok. Mereka yang belum

pernah merokok, saat bergaul dengan teman-teman yang merokok biasanya lebih
mudah terpengaruh dan ikut-ikutan merokok. Mereka tidak percaya diri bila tdak
ikut merokoko saat berkumpul dengan teman-teman yang merokok. Selain itu,
alasan lainnya adalah mereka merasa lebih jantan jika merokok, menghilangkan
stes karena rokok dianggap dapat menenangkan, dan pengaruh orang tua, remaja
dengan orang tua yang merokok sebagian besar juga menjadi perokok
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapaitujuan hidup sehat (Depkes,
2002).
Dalam definisi yang lain penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy,
1998).
Sasaran penyuluhan dapat perorangan maupun kelompok. Materi yang
disampaikan adalah seputar masalah kesehatan, termasuk masalah rokok.
Diharapkan

dengan

adanya

penyuluhan

kesehatan

pada

remaja,

dapat

meningkatkan pengetahunannya tentang bahaya merokok dan segala kerugian


akibat rokok serta dapat memacu keinginan bahkan menimbulkan sikap berhenti
merokok.
1.2.

Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh

penyuluhan kesehatan tentang bahaya rokok


3 terhadap pengetahuan dan perilaku
berhenti merokok pada remaja di SMA N X pada tahun 2014.
1.3.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan


kesehatan tentang bahaya rokok terhadap pengetahuan dan perilaku berhenti
merokok pada remaja.
1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1

Bagi Penulis

b. Mendapatkan gambaran kebiasaan merokok pada remaja


c. Mendapatkan pengetahuan mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang bahaya rokok terhadap pengetahuan dan perilaku berhenti
merokok pada remaja.
d. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan penelitian dengan metode
kuantitatif
1.4.2 Bagi SMA N X
a. Mendapatkan gambaran kebiasaan merokok pada siswa
b. Mendapatkan pengetahuan mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang bahaya rokok terhadap pengetahuan dan perilaku berhenti
merokok pada remaja
c. Dapat menindaklanjuti hasil penelitian, berhubungan dengan aturan
mengenai rokok di sekolah atau upaya untuk menurunkan angka perokok
di sekolah
1.4.3 Bagi Ilmu Pengetahuan
a. Menambah kajian dalam bidang promosi kesehatan
b. Menambah studi kasus mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
bahaya rokok terhadap pengetahuan dan perilaku berhenti merokok pada
remaja
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Definisi dan Kandungan Rokok


Rokok merupakan salah satu produk tembakau. Menurut Framework

Convention on Tobacco Control (FCTC)-WHO, produk tembakau adalah produk


yang dibuat dengan menggunakan seluruh atau sebagian dari daun tembakau
sebagai bahan dasar yang diproduksi untuk menghasilkan rokok yang kemudian
dikonsumsi dengan cara dihisap, dikunyah, atau disedot.1
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapt dihirup lewat mulut pada ujung lain.2
Ada dua jenis rokok, yaitu rokok berfilter dan tidak berfilter. Filter pada
rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok dapat berbentuk sigaret, kretek, cerutu, lintingan, menggunakan pipa,
tembakau yang disedot, dan tembakau tanpa asap.
Diantara merek-merek rokok yang terkenal dan banyak beredar di
Indonesia adalah Rokok LA Lights, LA Menthol, Djarum BLACK Reg, Djarum
BLACK Tea, Djarum BLACK Cappucino, Djarum Super, A Mild, Class Mild,
Bentoel, Benson & Hedges, Lestee, Lintang Enam, Marlboro, Wismilak, Dji Sam
Soe, Gudang Garam, Lucky strike, dan lain-lain.
Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia, mengandung kurang
lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya
bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah Tar yang bersifat karsinogenik,
Nikotin yang bersifat adiktif, dan Karbon Monoksida, juga nitrogen oksida,
hidrogen cyanide, ammonia acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene,
methanol, coumarin, 4-ethylcatechol, ortocresol, perlyne, dan lain-lain secara
umum, bahan-bahan ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen
gas dan komponen padat atau partikel. Komponen padat atau partikel kemudian
dibagi menjadi nikotin dan tar.
1
2

Djimanshiro.Dampak Merokok pada Kesehatan www.oneindoskripsi.com


Rokok www.wikipedia.com

Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel


pada paru-paru. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan
peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paruparu yang mematikan. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin
dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian terbagi
ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasa
nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih
tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar.
Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada
bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin
menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. 3
Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena
sudah ketergantungan pada nikotin.4
Sesungguhnya, bila seseorang membakar kemudian menghisap rokok,
maka ia akan sekaligus menghisap bahan-bahan kimia yang disebutkan di atas.
Bila rokok dibakar, maka asap rokok akan berterbangan di sekitar perokok. Asap
yang berterbangan itu juga mengandung bahan berbahaya, dan bila asap rokok itu
dihisap oleh orang yang ada di sekitar si perokok (perokok pasif) maka juga akan
menghirup bahan berbahaya walaupun dirinya sendiri tidak merokok. Asap rokok
yang dihisap si perokok disebut dengan asap utama (mainstream smoke) dan
asap yang keluar dari ujung rokk dan dihisap oleh perokok pasif disebut asap
sampingan (sidestream smoke).5
2.2.

Resiko Kesehatan Akibat Rokok


Efek dari rokok/tembakau memberi stomulasi depresi ringan, gangguan

daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor.
Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya,
maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap gawat (Roan, Ilmu
kedokteran jiwa, Psikiatri, 1979: 33).6
3

Agnes Tineke. Kompas. Minggu, 5 Mei 2002 Hal.22


Djimanshiro.Dampak Merokok pada Kesehatan www.oneindoskripsi.com
5 Tjandra Yoga Aditama. Rokok dan Kesehatan. Hal.23-24
4

Djimanshiro.Dampak Merokok pada Kesehatan7www.oneindoskripsi.com

Beberapa risiko kesehatan bagi perokok berdasarkan hasil Survei Sosial


Ekonomi Nasional tahun 2004, antara lain:7
a. Di Indonesia rokok menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit paru
kronik dan emfisima pada tahun 2001.
b. Rokok merupakan penyebab dari sekitar 5 % stroke di Indonesia.
c. Wanita yang merokok mungkin mengalami penurunan atau penundaan
kemampuan hamil, pada pria meningkatkan risiko impotensi sebesar 50%.
d. Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilan ataupun terkena asap
rokok dirumah atau di lingkungannya beresiko mengalami proses
kelahiran yang bermasalah.
e. Seorang bukan perokok yang menikah dengan perokok mempunyai risiko
kanker paru sebesar 20-30% lebih tinggi daripada mereka yang
pasangannya bukan perokok dan juga risiko mendapatkan penyakit
jantung.
f. Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun tinggal dengan
perokok di lingkungannya mengalami pertumbuhan paru yang lambat, dan
lebih mudah terkena infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan asma.
Disamping itu beberapa penyakit akibat merokok menurut Badan POM RI
antara lain:8
a. Penyakit jantung dan stroke. Satu dari tiga kematian di dunia berhubungan
dengan penyakit jantung dan stroke.
b. Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan sudden death (kematian
mendadak).
c. Kanker paru. Satu dari sepuluh perokok berat akan menderita penyakit
kanker paru. Pada beberapa kasus dapat berakibat fatal dan menyebabkan
kematian, karena sulit dideteksi secara dini. Penyebaran dapat terjadi
dengan cepat ke hepar, tulang dan otak.
d. Kanker mulut. Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, kerusakan gigi
dan penyakit gusi.

7
8

Djimanshiro.Dampak Merokok pada Kesehatan www.oneindoskripsi.com


Djimanshiro.Dampak Merokok pada Kesehatan8www.oneindoskripsi.com

e. Osteoporosis. Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya


angkut oksigen darah perokok sebesar 15%, mengakibatkan kerapuhan
tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80% lebih
lama untuk penyembuhan. Perokok juga lebih mudah menderita sakit
tulang belakang.
f. Katarak. Merokok dapat menyebabkan gangguan pada mata. Perokok
mempunyai risiko 50% lebih tinggi terkena katarak, bahkan bisa
menyebabkan kebutaan.
g. Psoriasis. Perokok 2-3 kali lebih sering terkena psoriasis yaitu proses
inflamasi kulit tidak menular yang terasa gatal, dan meninggalkan guratan
merah pada seluruh tubuh.
h. Kerontokan rambut. Merokok menurunkan sistem kekebalan, tubuh lebih
mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang menyebabkan
kerontokan rambut, ulserasi pada mulut, kemerahan pada wajah, kulit
kepala dan tangan.
i. Dampak

merokok

pada

kehamilan.

Merokok

selama

kehamilan

menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan dapat meningkatkan risiko


Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Risiko keguguran pada wanita
perokok 2-3 kali lebih sering karena Karbon Monoksida dalam asap rokok
dapat menurunkan kadar oksigen.
j. Impotensi. Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran
darah ke penis berkurang sehingga tidak terjadi ereksi.
Dampak akibat rokok dapat meluas, bukan hanya dampak buruknya
kesehatan bagi si perokok sendiri. Dr Tuti Soerojo, mantan konsultan Badan
Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia, mengemukakan analisis yang lebih
mengerikan. Menurut dia, ketika pada 2005 masyarakat miskin berjumlah 60 juta
jiwa (15 juta keluarga), ternyata 2 dari 3 laki-laki pada masyarakat miskin tersebut
adalah perokok aktif. Data empiris Badan Pusat Statistik membuktikan, pada
periode 1996-2003, belanja tembakau dan sirih pada keluarga miskin 7,6 persen
dari total pengeluaran. Sementara itu, pada saat yang sama keluarga miskin hanya
mengalokasikan 2,6 persen untuk biaya pendidikan dan 1,9 persen untuk
9

kesehatan dari total pengeluaran (Dr Puguh Irawan, BPS, Mei 2004). Egoisme
perokok dapat berdampak destruktif sangat jauh bagi anak keturunannya.
Penghasilan yang sudah sedikit, masih harus dipotong untuk biaya merokoknya.
Mereka lebih banyak mengalokasikan uangnya untuk rokok dibanding
menyekolahkan anak mereka atau memenuhi kebutuhan mereka akan kesehatan,
hal itu tentu akan berimbas pada anak-anak dan masa depannya.9
2.3.

Konsumsi Rokok di Indonesia


Di Indonesia, konsumsi rokok secara nasional pada tahun 2002 berjumlah

182 milyar batang yang merupakan urutan ke-5 diantara 10 negara di dunia
dengan konsumsi tertinggi pada tahun yang sama.10
Tabel 2.1
Daftar 10 Negara di Dunia dengan Konsumsi Rokok Tertinggi Tahun 2002
No. Negara
2002 (milyar batang)
1
Republik Rakyat Cina
1.697,291
2
Amerika Serikat
463,504
3
Rusia
375,000
4
Jepang
299,085
5
Indonesia
181,958
6
Jerman
148,400
7
Turki
116,000
8
Brasilia
108,200
9
Italia
102,357
10
Spanyol
94,309
Berdasarkan data USDA 1960-2002, konsumsi rokok di Indonesia
meningkat 7 kali lipat selama periode 1970-2000 yaitu dari 33 milyar batang pada
tahun 1970 menjadi 217 milyar batang pada tahun 2000. Kenaikan konsumsi
rokok yang paling tinggi (159%) terjadi antara tahun 1970 dan 1980, yaitu dari 33
milyar batang menjadi 84 milyar batang, ini bersamaan dengan munculnya
mekanisasi industri rokok kretek pada tahun 1974. Pada tahun berikutnya
konsumsi terus meningkat, yaitu sebesar 67% pada kurun waktu 1980-1990; dan
10

54% selama periode 1990-2000. Pada tahun 2001 konsumsi menurun sampai 199
milyar batang.
9

Tulus Abadi. Politik Cukai dan Kedermawanan Industri Rokok www.indotc1.blogspot.com


Data USDA mengenai konsumsi untuk Indonesia berdasarkan laporan produksi dari pemesanan
pita cukai rokok, termasuk impor tapi tidak termasuk ekspor. http://www.litbang.depkes.go.id

10

Tabel 2.2
Konsumsi Rokok di Indonesia Periode 1970 - 2000
Tahun
1970
1980
1990
2000
2001

Jumlah (Milyar Batang)


33
84
141
217
199

Presentase kenaikan (%)


159
67
54
8,29 (penurunan)

Prevalensi Merokok di Indonesia


Menurut WHO definisi perokok sekarang adalah mereka yang merokok
setiap hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya dan masih
merokok pada saat survey dilakukan. Berdasarkan pengolahan data Susenas 1995
dan 2001 prevalensi merokok dapat dikelompokkan berdasarkan orang dewasa
(umur diatas 15 tahun), jenis kelamin, wilayah (perkotaan atau desa), provinsi,
kelompok umur (yang dimulai dari umur 10 tahun ke atas), pendapatan, dan
pendidikan.11
a. Prevalensi Merokok diantara Orang Dewasa.
Pada tahun 2001 besarnya prevalensi merokok penduduk usia 15 tahun ke
atas adalah 31,5 %, lebih tinggi dibandingkan tahun 1995 yang besarnya 26,9%
(Tabel 1.3). Prevalensi ini berbeda menurut jenis kelamin, wilayah tempat tinggal,
kelompok umur, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan.

b. Prevalensi Menurut Jenis Kelamin.


Prevalensi merokok dewasa (umur 15 tahun ke atas) pada laki-laki lebih
tinggi dibandingkan dengan prevalensi pada perempuan. Pada tahun 2001,
11
prevalensi pada laki-laki sebesar 62,2% dan
perempuan sebesar 1,3%. Prevalensi

merokok laki-laki dewasa meningkat dari 53,4% tahun 1995 menjadi 62,2% pada
tahun 2001. Prevalensi merokok perempuan menurun dari 1,7% tahun 1995
menjadi 1,3% tahun 2001 (Tabel 1.3).

11

www.litbang.depkes.go.id

c. Prevalensi Merokok Menurut Wilayah (Perkotaan-Pedesaan).


Penduduk yang tinggal di pedesaan mempunyai prevalensi merokok yang
lebih tinggi dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan. Prevalensi merokok
di pedesaan adalah sebesar 34,0% dan di perkotaan sebesar 28,2%. Prevalensi
merokok laki-laki umur 15 tahun ke atas yang tinggal di desa adalah sebesar 67,0
% dan yang tinggal di kota 56,1 %, sedangkan prevalensi merokok wanita umur
15 tahun keatas di desa 1,5 % dan di kota 1,1 % (Tabel 1.3).
Tabel 2.3
Prevalensi Merokok Penduduk Umur 15 Tahun Keatas
Menurut Kelompok Wilayah dan Jenis Kelamin Th 1995 dan 2001
1995

2001

Wilayah Laki- Perempuan Laki-Laki & Laki- Perempuan Laki-Laki &


Laki

Perempuan

Laki

Perempuan

Desa

58,3

2,0

29,5

67,0

1,5

34,0

Kota

45,1

1,2

22,6

56,1

1,1

28,2

53,4

1,7

26,9

62,2

1,3

31,5

Desa &
Kota

d. Prevalensi Merokok Menurut Provinsi.


Prevalensi perokok di beberapa 12
provinsi di Indonesia adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.4
Prevalensi Perokok Menurut Provinsi tahun 1995 dan 2001
Provinsi

Laki-Laki
(%)

DKI Jakarta

1995
Perempuan
(%)

58,3

Laki-Laki
(%)

1,8

2001
Perempuan
(%)

54,5

1,5

Jabar
Jateng
DI Jogjakarta
Bali
Irian Jaya

52,4
47,2
55,7
61,8
55,0

1,3
0,5
1,3
0,5
0,6

68,0
61,5
53,7
45,7
54,6

1,7
1,0
0,2
1,3
3,7

Grafik 2.1

Dari grafik diketahui dari beberapa provinsi di Indonesia, pada tahun


1995, persentase tertinggi perokok pria adalah Bali dengan persentase 61,8% dan
persentase tertinggi perokok wanita dari DKI Jakarta dengan 1,8%. Pada tahun
13
2001 persentase perokok pria tertinggi terdapat
pada provinsi Jawa Barat dengan

68%, dan persentase perokok wanita tertinggi pada Irian Jaya dengan 3,7%.
e. Prevalensi Merokok Menurut Kelompok Umur.
Selama tahun 1995-2001, terjadi peningkatan prevalensi merokok pada
semua kelompok umur, kecuali pada laki-laki usia lebih dari 65 tahun.
Peningkatan tertinggi pada tahun 2001 terjadi pada kelompok umur 15-19 tahun
dari 13,7% menjadi 24,2% atau naik 77% dibandingkan tahun 1995, yang diikuti
dengan kelompok umur 20-24 tahun dari 42,6% menjadi 60,1% (peningkatan
sebesar 41% dari tahun 1995), dan kelompok umur 25-29 tahun dari 57,3%
menjadi 69,9%, naik 22% dari prevalensinya pada tahun 1995. Prevalensi

merokok pada usia 25-29 tahun sampai dengan 50-54 tahun bahkan melebihi 70%
dengan prevalensi tertinggi terdapat pada laki-laki umur 45-49 tahun sebesar 74,3
% pada tahun 2001. Prevalensi merokok pada laki-laki yang besarnya lebih dari
60% pada tahun 1995 terjadi pada kelompok umur 30-34 tahun sampai dengan
65-69 tahun. Pada tahun 2001 terjadi pergeseran kelompok umur yang memiliki
prevalensi lebih dari 60% ke arah usia yang lebih dini yaitu 20-24 tahun dan 2529 tahun (Tabel 1.5).

Tabel 2.5
Prevalensi merokok penduduk umur 10 tahun keatas
menurut kelompok umur dan 14
jenis kelamin, 1995 dan 2001
Kelompok
Umur
(Tahun)
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49

1995
Laki- Perempuan

2001
Laki-laki & Laki- Perempuan Laki-laki

laki

Perempuan

0,5
13,7
42,6
57,3
64,4
67,3
67,3
68,0

0,1
0,3
1,0
1,1
1,2
1,7
2,3
3,1

0,3
7,1
20,3
27,4
31,5
35,6
34,2
35,7

laki
0,7
24,2
60,1
69,9
70,5
73,5
74,3
74,4

Perempuan
0,0
0,2
0,6
0,6
0,9
1,3
1,9
2,2

0,4
12,7
28,8
33,7
35,3
36,6
39,6
41,3

&

50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+

66,8
66,1
64,7
64,3
56,9
53,3

3,4
3,3
2,8
3,8
3,1
1,9

34,5
33,9
32,2
34,0
30,6
24,8

70,4
69,9
65,6
64,7
59,2
48,5

2.4.
Rokok dan Remaja
2.4.1. Definisi Remaja
Remaja berasal dari bahasa latin yang

2,6
3,0
2,8
2,7
2,1
2,1

34,8
36,3
32,6
32,2
30,0
23,5

berarti tumbuh atau tumbuh

menjadi dewasa. Calon (dalam Monk, 1994) menyatakan bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau perlihan karena remaja belum
meperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini
dan Siti Sundari (2004), masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan di semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa. Definisi yang sama juga dikemukakan oleh Zakiah
Darajat (1990) bahwa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak
dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan fisik maupun psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk
badan maupun cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang
15

lebih matang.
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada
tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut Mnteri Kesehatan
RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. Menurut Kartono (1990), usia remaja dibagi tiga, yaitu remaja awal usia
12 sampai 15 tahun, remaja pertengahan usia 15 sampai 18 tahun, dan remaja
akhir usia 18 sampai 21 tahun.
2.4.2. Angka Perokok Remaja
Proporsi perokok remaja di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Bahkan proporsi perokok yang terbanyak adalah pada usia 15 sampai
19 tahun. Berdasarkan data Susenas dan Riskesdas, perokok usia 10 sampai
dengan 14 tahun meningkat dari 8,9% di tahun 1995 menjadi 9,5% di tahun 2001,
kemudian menjadi 11,4% di tahun 2004, dan 17,5% di tahun 2010.
Sedangkan proporsi perokok usia 15 sampai 19 tahun adalah 54,5% di
tahun 1995, kemudian meningkat menjadi 58,9% di tahun 2001, mencapai

proporsi tertinggi yaitu 63,9% di tahun 2004, kemudian mengalami penurunan


menjadi 43,3% di tahun 2010.
Grafik 2.2
Proporsi Perokok Berdasarkan Usia Berdasarkan Data Susenas 1995,
2001, 2004 dan Riskesdas 2007 dan 2010

Tren prevalensi remaja perokok remaja laki-laki lebih tinggi dari perokok
remja perempuan. Pada tahun 1995, prevalensi perokok remaja laki-laki adalah
13,7%, kemudian meningkat menjadi 24,2%
di tahun 2001, 32,8% di tahun 2004,
16
dan menjadi 37,3% di tahun 2007. Sedangkan pada remaja perempuan, prevalensi
perokoknya adalah 0,3% di tahun 1995, kemudian mengingkat mnjadi 12,7% di
tahun 2001, 17,3% di tahun 2004, dan menjadi 18,8% di tahun 2007.
Terdpat beberapa alasan atau faktor penyebab remaja merokok, diataranya
adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh pergaulan, baik teman di dalam sekolah maupun di luar sekolah
adalah alasan yang dominan menyebabkan seorang pelajar merokok.
Mereka yang belum pernah merokok, saat bergaul dengan teman-teman
yang merokok biasanya lebih mudah terpengaruh dan ikut-ikutan
merokok. Mereka tidak percaya diri bila tdak ikut merokok

saat

berkumpul dengan teman-teman yang merokok.


b. Merasa lebih jantan jika merokok
c. Menghilangkan stes karena rokok dianggap dapat menenangkan
d. Pengaruh orang tua, remaja dengan orang tua yang merokok sebagian
besar juga menjadi perokok
e. Pengaruh iklan dan promosi rokok
f. Penasaran dan ingin mencoba
2.5.

Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalahpenambahan pengetahuan dan kemampuan

seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun

masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapaitujuan hidup sehat


(Depkes, 2002).
Dalam definisi yang lain penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
17

sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy,
1998).
Sasaran penyuluhan dapat perorangan maupun kelompok. Materi yang
disampaikan adalah seputar masalah kesehatan, termasuk masalah rokok.
Diharapkan

dengan

adanya

penyuluhan

kesehatan

pada

remaja,

dapat

meningkatkan pengetahunannya tentang bahaya merokok dan segala kerugian


akibat rokok serta dapat memacu keinginan bahkan menimbulkan sikap berhenti
merokok.
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah (Effendy, 1998) :
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
c. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

18

BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS,
DEFINISI OPERASIONAL
3.1.

Kerangka Konsep

Penyuluhan kesehatan
tentang bahaya rokok

Pengetahuan dan perilaku


berhenti merokok
Usia

Jenis Kelamin
Pendidikan
Dengan adanya penyuluhan kesehatan maka remaja akan mendapatkan
pendidikan dan pengetahuan mengenai rokok dan bahayanya bagi kesehatan.
Dengan begitu diharapan informasi atau pesan yang disampaikan dari penyuluhan
tersebut dapat meningkatkan pengetahuan remaja serta dapat memicu perilaku
berhenti merokok.
3.2.

Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan tentang bahaya

rokok berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku berhenti


merokok pada remaja
3.3.

Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi, di bawah ini diuraikan definisi operasional yang

digunakan dalam penulisan ini, yaitu


a. Variabel pengaruh:
Penyuluhan kesehatan tentang bahaya rokok
Definisi operasional:
Proses penyampaian pesan mengenai rokok, kandungan di dalamnya,
beserta bahayanya yang bertujuan agar objek penyuluhan tahu, mau, dan
melakukan pesan kesehatan yang19disampaikan. Dalam hal ini mengenai
rokok sehingga mau dan berhenti merokok
Skala pengukuran: nominal
Hasil ukur : ada dan tidak ada
b. Variabel tergantung:
- Pengetahuan remaja
Definisi opersional:Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan
remaja mengenai rokok dan bahayanya bagi kesehatan

Hasil ukur: rendah, sedang, tinggi


Skala pengukuran: ordinal
- Perilaku berhenti merokok pada remaja
Definisi operasional:Berhentinya remaja dari kebiasaan merokok
Hasil ukur: Berhenti atau tidak berhenti merokok
Skala pengukuran : nominal
c. Variabel Luar:
- Usia
Definisi operasional: Lamanya seseorang hidup
Hasil ukur: usia responden
Skala pengukuran: ratio
- Jenis kelamin
Definisi operasional: kondisi biologis sejak lahir seseorang yang

membedakannya menjadi laki-laki dan perempuan


Hasil pengukuran: laki-laki atau perempuan
Skala pengukuran : nominal
Pendidikan
Definisi operasional: Jenjang pendidikan yang telah ditempuh
Hasil pengukuran: SD, SMP, SMA
Skala pengukuran : ordinal

20

BAB IV
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
4.1.

Desain Penelitian
Penelitian ini menggambarkan pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap

pengetahuan dan perilaku berhenti merokok pada remaja. Jenis rancangan


penelitian ini adalah eksperimental murni dengan rancangan pra-pasca perlakuan.
Subjek penelitian diambil sebanyak 50 orang remaja, kemudian diberikan pre tes
tentang pengetahuan mengenai rokok dan keinginan untuk berhenti merokok.
Sampel dibagi secara random menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi
perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing berjumlah 25 orang.
Perlakuan yang diberikan adalah penyuluhan kesehatan secara ceramah
dengan menggunakan media power point, vidio, leaflet, dan banner. Selain itu
selama dua bulan dibolehkan berkonsultasi dengan peneliti mengenai bahaya
rokok dan cara berhenti merokok. Untuk kelompok kontrol diberikan penyuluhan
hanya dengan power point dan sekilas materi saja. Setelah itu diberikan post test
pada kedua kelompok sampel. Dilakukan pengukuran apakah penyuluhan
kesehatan tersebut berpengaruh terhadap pengetahuan. Kelompok sampel diikuti
selama 2 bulan dan dilihat apakah timbul perilaku berhenti merokok
Gambar 4.1
Skema Rancangan Penelitian
Populasi

Sampel dengan
Perlakuan

Sampel

Pre Test
Sampel Kontrol
Penyuluhan

4.2.

Populasi dan Sampel


Subjek penelitian adalah 50 orang remaja usia 16-18 tahun yang berjenis
Post Test
kelamin laki-laki, sedang menjalani pendidikan di sekolah menengah atas, yaitu di
21

SMA N X dan memiliki kebiasaan merokok. Sampel dipilih dengan metode


Uji Analisis
random sampling.
Kriteria inklusi adalah remaja siswa laki-laki, usia 16 sampai dengan 18
tahun dan memiliki kebiasaan merokok

Kriteria eksklusi adalah remaja selain siswa laki-laki, usia 16 sampai


dengan 18 tahun, tidak memiliki kebiasaan merokok
4.3.

Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini adalah di SMA N X dan penelitian akan dilakukan

pada bulan September sampai dengan Oktober 2014.


4.4.

Alat Pengumpul Data


Alat ukur yang akan digunakan dalam penlitian ini adalah kuesioner tentang

pengetahuan mengenai rokok dan perilaku berhenti merokok. Kuesioner yang


akan digunakan adalah kuesioner yang sudah tersedia (sudah digunakan dalam
penelitian sebelumnya sehingga tidak perlu melakukan uji validitas dan
reliabilitas) dengan beberapa modifikasi yaitu pada poin perilaku berhenti
merokok
4.5.

Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Peneliti akan memilih subjek (sampel) penelitian dengan beberapa
matching variabel. Sampel dibagi dua yaitu yang diberi perlakuan dan
kelompok kontrol
b. Melakukan pre tes untuk mengetahui pengetahuan subjek mengenai rokok
dan perilaku berhenti merokok.
c. Memberikan penyuluhan kesehatan pada kelompok yang diberi perlakuan
dengan cara ceramah dengan menggunakan media power point, vidio,
leaflet, dan banner. Selain itu selama dua bulan dibolehkan berkonsultasi
dengan peneliti mengenai bahaya rokok dan cara berhenti merokok
d. Untuk kelompok kontrol diberikan penyuluhan hanya dengan power point
dan sekilas materi saja
e. Melakukan post test untuk mengetahui
pengetahuan tentang rokok setelah
22
penyuluhan
f. Kelompok sampel diikuti selama 2 bulan dan dilihat apakah timbul
perilaku berhenti merokok
g. Melakukan uji statistik

4.6.

Pengolahan Data
Menurut Santoso (2013), pengolahan data dilakukan dalam beberapa

tahap, yaitu:
a. Editing

Editing adalah proses penyuntingan yang dilakukan untuk menghindari


kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang belum diisi
b. Coding
Mengubah data yang berbentuk huruf menjadi angka atau bilangan yang
bertujuan untuk memudahkan saat menganalisis dan mempercepat proses
entry data.
c. Entry
Setelah semua isis lembar kuesioner sudah terisi penuh dan benar, serta
melewati

proses

pengkodean,

maka

langkah

berikutnya

adalah

memasukkan data dari kuesioner ke program komputer untuk dianalisis


d. Cleaning
Melakukan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah sudah
benar atau tidak. Pengecekan ini berguna untuk mengetahui adanya data
yang tidak konsisten, variasi, dan missing data.

4.7.

Analisis Data
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Kuadrat. Uji chi-

kuadrat dua mean digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
23

diantara dua kelompok sampel. Dalam hal ini adalah sampel yang diberi
perlakuan dan sampel kontrol.
Tes Statistik :
x2

( fo fh) 2
fh

Titik Kritis : Terletak pada tabel C (buku Sidney Siegel) atau tabel Chi Kuadrat
dengan berbagai taraf signifikansi dengan db (derajat kebebasan) = (baris -1)
(kolom 1) .
Keputusan : Hipotesis nol ditolak jika X kuadrat hasil analisis melebihi X titik
kritis.
Tahapan analisis :

1. Meletakkan frekuensi observasi (fo) dalam k kategori. Jumlah total


frekuensi harus sama dengan N yakni banyak observasi-observasi
independent.
2. Menentukan frekuensi yang diharapkan (fh) untuk masing-masing sel
tabel. Jika k >2 dan lebih 20 persen fh <5 maka gabungkan kategori yang
berdekatan.
3. Menentukan harga Chi kuadrat sesuai dengan rumus yang ada.
4. Menetapkan harga derajad kebebasan (db) dengan menghitung db = (b
1) (k-1).
5. Menentukan titik kritis dengan melihat tabel C yakni tabel Chi-kuadrat
6. Memberikan keputusan apakah hipotesis yang dirumuskan ditolak atau
diterima pada taraf signifikansi tertentu. Selanjutnya kemukakan
kesimpulan berdasarkan hasil analisis.

24

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Tulus. Politik Cukai dan Kedermawanan Industri Rokok [on line] dari:
www.indotc1.blogspot.com
Aditama, Tjandra Yoga. Sepuluh Program Penanggulangan Rokok. Majalah
Kedokteran Indonesia, Vol.54 No.7. Juli 2004
Agnes, Tineke. Koran Kompas, hal.22: Jakarta. 5 Mei 2002
Asteria. Cukai Naik, Rokok Tetap Ngebul. [on line] dari: www.inilah.com. Jakarta:
26 Feb 2008
Djimanshiro.

Dampak

Merokok

pada

Kesehatan.

[on

line]

dari:

www.one.indoskripsi.com
Johnson, James. Kawasan Tanpa Rokok Mencegah PTM. [on line] dari:
www.bapedalda-diy.go.id, 23 Oktober 2007
Khasogi, Adnan. Industri Rokok. [on line] dari: www.wartaekonomi.com
Mulyadi,

Seto.

Anak-Anak

Merokoklah!

[on

line]

dari:

www.indotcl.blogspot.com
Widodo, L.Wiji. Ambiguitas Industri Rokok. [on line] dari: www.jawapos.com
O.S., Indriyanto. Rokok Kretek dan Etiketnya, Sebuah Kajian Historis [on line]
dari: www.mesias.8k.com
Prihatiningsih, Puji. Jurnal Lingkungan Keluarga Menuju Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera Harmonis Sejahtera. Dampak Merokok Bagi Kesehatan dan
Lingkungan. [on line] dari: www.bkkbn.go.id
Sirait, Aris Merdeka, pengkritisi Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal
Departemen Kesehatan. Peringatan Bahaya Rokok Tidak Efektif. 16 Jan
2008

25

KUESIONER PENELITIAN TESIS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Assalamualaikum/Selamat Pagi/Siang, saya adalah mahasiswa semester 3
dan saat ini sedang menyelesaikan tesis yang berjudul Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan Tentang Bahaya Rokok Terhadap Pengetahuan dan Sikap Berhenti
Merokok Pada Remaja Tahun 2014. Kuesioner yang sedang teman-teman pegang
ini adalah alat bantu untuk mendapatkan data tentang pengetahuan dan perilaku
merokok siswa SMA di Bogor. Saya sangat mengharapkan kejujuran teman-teman
dalam mengisi kuesioner ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam
pengisian kuesioner ini. Semua jawaban dan identitas teman-teman akan
dirahasiakan. Saya ucapkan terima kasih atas kerja sama dan partisipasi yang
teman-teman berikan.
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Usia :
2. Kelas :
B. PERILAKU MEROKOK RESPONDEN
Lingkari jawaban yang kamu pilih.
3. Apakah kamu pernah merokok?
1. Ya
2. Tidak (lanjut ke P.24)
4. Apakah sampai sekarang masih merokok?
1. Ya
2. Tidak (lanjut ke P.22)
5. Sudah berapa lama kamu merokok?
1. Kurang dari 1 tahun
2. Lebih dari 1 tahun
6. Pada umur berapa kamu mulai merokok?
1. Kurang dari 10 tahun
2. Lebih dari 10 tahun
7. Alasan pertama kali merokok?
1. Iseng
2. Penasaran/Ingin mencoba-coba
3. Diajak/dipaksa teman
4. Mencontoh orang tua
5. Agar terlihat dewasa/keren
6. Agar terlihat seperti tokoh idola
7. lainnya, sebutkan ____________
8. Siapa yang pertama kali mempengaruhi kamu untuk merokok?
1. Tidak ada
2. Orang tua
3. Saudara
4. Teman

5. Kakak/adik
6. Iklan
7. Lainnya, sebutkan____________
9. Dimana biasanya kamu merokok?
1. Di rumah
2. Di sekolah
3. Di tempat teman
4. Lainnya, sebutkan ____________________
10. Berapa banyak rokok yang kamu habiskan setiap hari (rata-rata)?
1. 1-10 batang
2. 11-20 batang
3. 21-30 batang
4. Lainnya, sebutkan ____________________
11. Biasanya kamu mendapatkan rokok dari mana?
1. Teman
2. Orang tua
3. Membeli sendiri
4. Lainnya, sebutkan ______________
12. Keadaan apa yang membuat kamu merokok?
1. Saat merasa bosan
2. Saat stress/kesal/marah
3. Saat merasa gugup/menghilangkan ketegangan
4. Saat mulut terasa tidak enak
5. Saat santai/iseng
6. Saat melihat orang merokok
7. Lainnya, sebutkan _____________________
13. Pernahkah kamu merokok bersama dengan keluargamu?
1. Pernah
2. Tidak
14. Bagaimana tindakan keluargamu ketika kamu merokok?
1. Ditegur
2. Dibiarkan
15. Pernahkah orang tuamu memberikan jatah untuk membeli rokok?
1. Pernah
2. Tidak pernah
16. Pernahkah kamu merokok bersama dengan temanmu?
1. Pernah
2. Tidak
17. Bagaimana tindakan temanmu ketika kamu merokok?
1. Menasihati/menegur
2. Tidak peduli/cuek
3. Ikut-ikutan merokok
4. Meminta rokok
5. Menghindar/pergi menjauh
6. Lainnya, sebutkan ____________________
18. Pernahkah temanmu memberikan rokok pada kamu?
1. Pernah
2. Tidak

19. Seberapa besar pengaruh iklan dalam memotivasi kamu untuk merokok?
1. Besar sekali
2. Besar
3. Biasa saja
4. Tidak ada pengaruh
5. Sangat tidak berpengaruh
20. Pernahkah kamu mencoba berhenti merokok?
1. Pernah
2. Tidak Pernah (lanjut ke pertanyaan no. 23)
21. Sejak kapan kamu berhenti merokok?
1. Kurang dari 1 bulan yang lalu
2. Lebih dari 1 bulan yang lalu
22. Setelah mencoba berhenti merokok, berapa batang rokok yang kamu habiskan
setiap hari (rata- rata)?
1. 1-10 batang
2. 11-20 batang
3. 21-30 batang
4. Lainnya, sebutkan ____________________
C. PENGETAHUAN
Lingkari jawaban yang kamu pilih.
23. Menurut kamu, apakah rokok berbahaya bagi kesehatan?
1. Ya
2. Tidak (lanjut ke nomer. 28)
24. Berbahaya bagi kesehatan siapa?
1. Perokok itu sendiri
2. Orang di sekitar perokok tersebut
3. Perokok dan orang di sekitar perokok
25. Menurut kamu, seberapa besar risiko/akibat buruk yang ditimbulkan rokok
pada orang di
sekitar perokok?
1. Lebih kecil risikonya dari perokok
2. Sama risikonya dengan perokok
3. Lebih besar risikonya dari perokok
26. Orang yang tidak merokok tapi karena dia sering berada di dekat orang yang
sedang merokok
dan ikut menghirup asap rokok tersebut disebut?
1. Perokok aktif
2. Perokok pasif
27. Menurut kamu, bahaya kesehatan apa yang dapat ditimbulkan oleh rokok?
(jawaban boleh lebih
dari satu)
1. Asma
2. Penyakit jantung
3. Pikun
4. Kanker paru
5. TBC Paru
6. Pengeroposan tulang

7. Bronkhitis
8. Kanker mulut
9. Lainnya, sebutkan ____________________________
28. Menurut kamu, apakah di dalam rokok terdapat zat kimia yang berbahaya?
1. Ada
2. Tidak (lanjut ke Pertanyaan No.33)
29. Apakah kamu tahu zat kimia berbahaya yang terdapat dalam rokok?
1. Tahu
2. Tidak tahu
30. Menurut kamu, zat kimia apa yang ada dibawah ini yang berbahaya untuk
kesehatan?(jawaban
boleh lebih dari satu)
1. Tar
2. Karbon monoksida
3. Nikotin
4. Benzene
5. Hidrogen sianida
6. Benzaldehid
7. Tidak tahu
8. Lainnya, sebutkan ____________________________
31. Zat apakah yang ada di dalam rokok yang dapat membuat kecanduan?
1. Tar
2. Karbon monoksida
3. Nikotin
4. Benzene
5. Tidak tahu
6. Lainnya, sebutkan ____________________________
32. Zat apakah yang ada di dalam rokok yang dapat mengikat hemoglobin dalam
darah?
1. Karbon monoksida
2. Oksigen
3. Karbon dioksida
4. Nikotin
5. Tidak tahu
6. Lainnya, sebutkan ____________________________
33. Apakah kamu tahu tentang Kerangka Kerja Konvensi Pengendalian Tembakau
atau FCTC
(Framework Convention on Tobacco Control)?
1. Tahu
2. Tidak tahu
34. Apakah kamu mengetahui adanya peraturan yang melarang merokok di tempat
umum, sarana
kesehatan, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak,
tempat ibadah
dan angkutan umum?
1. Tahu
2. Tidak tahu

Anda mungkin juga menyukai