PENGARUH PENYULUHAN
KESEHATAN TENTANG BAHAYA
ROKOK TERHADAP PENGETAHUAN
DAN PERILAKU BERHENTI
MEROKOK PADA REMAJA DI SMA N
X TAHUN 2014
Diah Fitri Ayuningtyas, SKM
2013970058
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GRAFIK................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.............................................................................................1
1.2
Perumusan Masalah.....................................................................................4
1.3
Tujuan..........................................................................................................4
1.4
Manfaat Penelitian.......................................................................................4
2.2
2.3
2.4
2.5
Penyuluhan Kesehatan...............................................................................17
Kerangka Konsep.......................................................................................19
3.2
Hipotesis.....................................................................................................19
3.3
Definisi Operasional...................................................................................19
Desain Penelitian........................................................................................21
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Pengolahan Data.........................................................................................23
4.7
Analisis Data..............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar 10 Negara di Dunia Dengan Konsumsi Rokok Tertinggi Tahun
2002......................................................................................................10
Tabel 2.2 Konsumsi Rokok di Indonesia Periode 1970-2000..............................11
Tabel 2.3 Prevalensi Merokok Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut
Kelompok Wilayah dan Jenis Kelamin Tahun 1995 dan 2001............12
Tabel 2.4 Prevalensi Perokok Menurut Provinsi Tahun 1995 dan 2001..............13
Tabel 2.5 Prevalensi Merokok Penduduk Umur 10 Tahun Keatas Menurut
kelompok Unur dan Jenis Kelamin Tahun 1995 dan 2001..................15
iii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Prevalensi Merokok Menurut Provinsi Tahun 1995 dan 2001.............13
Grafik 2.2 Proporsi Perokok Berdasarkan Usia Berdasarkan Data Susenas
1995,2001,2004, dan Riskesdas 2007 dan 2010..................................16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sebagai bagian dari gaya hidup, rokok sering dikaitkan dengan simbol
pergaulan modern. Sekitar 31,4 persen atau 62,8 juta jiwa penduduk Indonesia
adalah perokok, dan hampir semuanya mengetahui akan bahaya merokok.
Konsumsi rokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data
USDA 1960-2002, konsumsi rokok di Indonesia meningkat 7 kali lipat selama
periode 1970-2000 yaitu dari 33 milyar batang pada tahun 1970 menjadi 217
milyar batang pada tahun 2000.
Rokok merupakan penyebab kematian tertinggi setelah narkoba. Sebanyak
1.172 orang meninggal akibat rokok setiap harinya di Indonesia, jumlah ini
mengalahkan kematian akibat bencana alam. Rokok menyebabkan 9,8% kematian
karena penyakit paru kronik dan emfisima pada tahun 2001. Rokok juga
merupakan penyebab dari sekitar 5 % stroke di Indonesia.
Dampak akibat rokok dapat meluas, bukan hanya dampak buruk kesehatan
bagi si perokok sendiri. Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun
tinggal dengan perokok di lingkungannya mengalami pertumbuhan paru yang
lambat, dan lebih mudah terkena infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan
Asma.
Dr Tuti Soerojo, mantan konsultan Badan Kesehatan Dunia (WHO)
Indonesia, mengemukakan analisis yang lebih mengerikan. Menurutnya, pada
tahun 2005 masyarakat miskin berjumlah 60 juta jiwa (15 juta keluarga), ternyata
2 dari 3 laki-laki pada masyarakat miskin tersebut adalah perokok aktif. Data
empiris Badan Pusat Statistik membuktikan, pada periode 1996-2003, belanja
tembakau dan sirih pada keluarga miskin 7,6 persen dari total pengeluaran.
Sementara itu, pada saat yang sama keluarga miskin hanya mengalokasikan 2,6
persen untuk biaya pendidikan dan 1,9 persen untuk kesehatan dari total
pengeluaran (Dr Puguh Irawan, BPS, Mei 2004). Egoisme perokok dapat
berdampak destruktif sangat jauh bagi anak keturunannya.
Remaja berasal dari bahasa latin yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Calon (dalam Monk, 1994) menyatakan bahwa masa remaja
1
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau perlihan karena remaja belum
meperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini
dan Siti Sundari (2004), masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan di semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa. Definisi yang sama juga dikemukakan oleh Zakiah
Darajat (1990) bahwa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak
dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan fisik maupun psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk
badan maupun cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang
lebih matang.
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada
tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut Mnteri Kesehatan
RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. Menurut Kartono (1990), usia remaja dibagi tiga, yaitu remaja awal usia
12 sampai 15 tahun, remaja pertengahan usia 15 sampai 18 tahun, dan remaja
akhir usia 18 sampai 21 tahun.
Proporsi perokok remaja di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Bahkan proporsi perokok yang terbanyak adalah pada usia 15 sampai
19 tahun. Berdasarkan data Susenas dan Riskesdas, perokok usia 10 sampai
dengan 14 tahun meningkat dari 8,9% di tahun 1995 menjadi 9,5% di tahun 2001,
kemudian menjadi 11,4% di tahun 2004, dan 17,5% di tahun 2010.
Sedangkan proporsi perokok usia 15 sampai 19 tahun adalah 54,5% di
tahun 1995, kemudian meningkat menjadi 58,9% di tahun 2001, mencapai
proporsi tertinggi yaitu 63,9% di tahun 2004, kemudian mengalami penurunan
menjadi 43,3% di tahun 2010.
Tren prevalensi remaja perokok remaja laki-laki lebih tinggi dari perokok
remja perempuan. Pada tahun 1995, prevalensi perokok remaja laki-laki adalah
13,7%, kemudian meningkat menjadi 24,2% di tahun 2001, 32,8% di tahun 2004,
dan menjadi 37,3% di tahun 2007. Sedangkan pada remaja perempuan, prevalensi
perokoknya adalah 0,3% di tahun 1995, kemudian mengingkat mnjadi 12,7% di
tahun 2001, 17,3% di tahun 2004, dan menjadi 18,8% di tahun 2007.
Alasan atau latar belakang para remaja merokok adalah pengaruh
pergaulan, baik teman di dalam sekolah2 maupun di luar sekolah adalah alasan
yang dominan menyebabkan seorang pelajar merokok. Mereka yang belum
pernah merokok, saat bergaul dengan teman-teman yang merokok biasanya lebih
mudah terpengaruh dan ikut-ikutan merokok. Mereka tidak percaya diri bila tdak
ikut merokoko saat berkumpul dengan teman-teman yang merokok. Selain itu,
alasan lainnya adalah mereka merasa lebih jantan jika merokok, menghilangkan
stes karena rokok dianggap dapat menenangkan, dan pengaruh orang tua, remaja
dengan orang tua yang merokok sebagian besar juga menjadi perokok
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapaitujuan hidup sehat (Depkes,
2002).
Dalam definisi yang lain penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy,
1998).
Sasaran penyuluhan dapat perorangan maupun kelompok. Materi yang
disampaikan adalah seputar masalah kesehatan, termasuk masalah rokok.
Diharapkan
dengan
adanya
penyuluhan
kesehatan
pada
remaja,
dapat
Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor.
Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya,
maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap gawat (Roan, Ilmu
kedokteran jiwa, Psikiatri, 1979: 33).6
3
7
8
merokok
pada
kehamilan.
Merokok
selama
kehamilan
kesehatan dari total pengeluaran (Dr Puguh Irawan, BPS, Mei 2004). Egoisme
perokok dapat berdampak destruktif sangat jauh bagi anak keturunannya.
Penghasilan yang sudah sedikit, masih harus dipotong untuk biaya merokoknya.
Mereka lebih banyak mengalokasikan uangnya untuk rokok dibanding
menyekolahkan anak mereka atau memenuhi kebutuhan mereka akan kesehatan,
hal itu tentu akan berimbas pada anak-anak dan masa depannya.9
2.3.
182 milyar batang yang merupakan urutan ke-5 diantara 10 negara di dunia
dengan konsumsi tertinggi pada tahun yang sama.10
Tabel 2.1
Daftar 10 Negara di Dunia dengan Konsumsi Rokok Tertinggi Tahun 2002
No. Negara
2002 (milyar batang)
1
Republik Rakyat Cina
1.697,291
2
Amerika Serikat
463,504
3
Rusia
375,000
4
Jepang
299,085
5
Indonesia
181,958
6
Jerman
148,400
7
Turki
116,000
8
Brasilia
108,200
9
Italia
102,357
10
Spanyol
94,309
Berdasarkan data USDA 1960-2002, konsumsi rokok di Indonesia
meningkat 7 kali lipat selama periode 1970-2000 yaitu dari 33 milyar batang pada
tahun 1970 menjadi 217 milyar batang pada tahun 2000. Kenaikan konsumsi
rokok yang paling tinggi (159%) terjadi antara tahun 1970 dan 1980, yaitu dari 33
milyar batang menjadi 84 milyar batang, ini bersamaan dengan munculnya
mekanisasi industri rokok kretek pada tahun 1974. Pada tahun berikutnya
konsumsi terus meningkat, yaitu sebesar 67% pada kurun waktu 1980-1990; dan
10
54% selama periode 1990-2000. Pada tahun 2001 konsumsi menurun sampai 199
milyar batang.
9
10
Tabel 2.2
Konsumsi Rokok di Indonesia Periode 1970 - 2000
Tahun
1970
1980
1990
2000
2001
merokok laki-laki dewasa meningkat dari 53,4% tahun 1995 menjadi 62,2% pada
tahun 2001. Prevalensi merokok perempuan menurun dari 1,7% tahun 1995
menjadi 1,3% tahun 2001 (Tabel 1.3).
11
www.litbang.depkes.go.id
2001
Perempuan
Laki
Perempuan
Desa
58,3
2,0
29,5
67,0
1,5
34,0
Kota
45,1
1,2
22,6
56,1
1,1
28,2
53,4
1,7
26,9
62,2
1,3
31,5
Desa &
Kota
Laki-Laki
(%)
DKI Jakarta
1995
Perempuan
(%)
58,3
Laki-Laki
(%)
1,8
2001
Perempuan
(%)
54,5
1,5
Jabar
Jateng
DI Jogjakarta
Bali
Irian Jaya
52,4
47,2
55,7
61,8
55,0
1,3
0,5
1,3
0,5
0,6
68,0
61,5
53,7
45,7
54,6
1,7
1,0
0,2
1,3
3,7
Grafik 2.1
68%, dan persentase perokok wanita tertinggi pada Irian Jaya dengan 3,7%.
e. Prevalensi Merokok Menurut Kelompok Umur.
Selama tahun 1995-2001, terjadi peningkatan prevalensi merokok pada
semua kelompok umur, kecuali pada laki-laki usia lebih dari 65 tahun.
Peningkatan tertinggi pada tahun 2001 terjadi pada kelompok umur 15-19 tahun
dari 13,7% menjadi 24,2% atau naik 77% dibandingkan tahun 1995, yang diikuti
dengan kelompok umur 20-24 tahun dari 42,6% menjadi 60,1% (peningkatan
sebesar 41% dari tahun 1995), dan kelompok umur 25-29 tahun dari 57,3%
menjadi 69,9%, naik 22% dari prevalensinya pada tahun 1995. Prevalensi
merokok pada usia 25-29 tahun sampai dengan 50-54 tahun bahkan melebihi 70%
dengan prevalensi tertinggi terdapat pada laki-laki umur 45-49 tahun sebesar 74,3
% pada tahun 2001. Prevalensi merokok pada laki-laki yang besarnya lebih dari
60% pada tahun 1995 terjadi pada kelompok umur 30-34 tahun sampai dengan
65-69 tahun. Pada tahun 2001 terjadi pergeseran kelompok umur yang memiliki
prevalensi lebih dari 60% ke arah usia yang lebih dini yaitu 20-24 tahun dan 2529 tahun (Tabel 1.5).
Tabel 2.5
Prevalensi merokok penduduk umur 10 tahun keatas
menurut kelompok umur dan 14
jenis kelamin, 1995 dan 2001
Kelompok
Umur
(Tahun)
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
1995
Laki- Perempuan
2001
Laki-laki & Laki- Perempuan Laki-laki
laki
Perempuan
0,5
13,7
42,6
57,3
64,4
67,3
67,3
68,0
0,1
0,3
1,0
1,1
1,2
1,7
2,3
3,1
0,3
7,1
20,3
27,4
31,5
35,6
34,2
35,7
laki
0,7
24,2
60,1
69,9
70,5
73,5
74,3
74,4
Perempuan
0,0
0,2
0,6
0,6
0,9
1,3
1,9
2,2
0,4
12,7
28,8
33,7
35,3
36,6
39,6
41,3
&
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
66,8
66,1
64,7
64,3
56,9
53,3
3,4
3,3
2,8
3,8
3,1
1,9
34,5
33,9
32,2
34,0
30,6
24,8
70,4
69,9
65,6
64,7
59,2
48,5
2.4.
Rokok dan Remaja
2.4.1. Definisi Remaja
Remaja berasal dari bahasa latin yang
2,6
3,0
2,8
2,7
2,1
2,1
34,8
36,3
32,6
32,2
30,0
23,5
menjadi dewasa. Calon (dalam Monk, 1994) menyatakan bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau perlihan karena remaja belum
meperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini
dan Siti Sundari (2004), masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan di semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa. Definisi yang sama juga dikemukakan oleh Zakiah
Darajat (1990) bahwa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak
dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan fisik maupun psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk
badan maupun cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang
15
lebih matang.
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada
tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut Mnteri Kesehatan
RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. Menurut Kartono (1990), usia remaja dibagi tiga, yaitu remaja awal usia
12 sampai 15 tahun, remaja pertengahan usia 15 sampai 18 tahun, dan remaja
akhir usia 18 sampai 21 tahun.
2.4.2. Angka Perokok Remaja
Proporsi perokok remaja di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Bahkan proporsi perokok yang terbanyak adalah pada usia 15 sampai
19 tahun. Berdasarkan data Susenas dan Riskesdas, perokok usia 10 sampai
dengan 14 tahun meningkat dari 8,9% di tahun 1995 menjadi 9,5% di tahun 2001,
kemudian menjadi 11,4% di tahun 2004, dan 17,5% di tahun 2010.
Sedangkan proporsi perokok usia 15 sampai 19 tahun adalah 54,5% di
tahun 1995, kemudian meningkat menjadi 58,9% di tahun 2001, mencapai
Tren prevalensi remaja perokok remaja laki-laki lebih tinggi dari perokok
remja perempuan. Pada tahun 1995, prevalensi perokok remaja laki-laki adalah
13,7%, kemudian meningkat menjadi 24,2%
di tahun 2001, 32,8% di tahun 2004,
16
dan menjadi 37,3% di tahun 2007. Sedangkan pada remaja perempuan, prevalensi
perokoknya adalah 0,3% di tahun 1995, kemudian mengingkat mnjadi 12,7% di
tahun 2001, 17,3% di tahun 2004, dan menjadi 18,8% di tahun 2007.
Terdpat beberapa alasan atau faktor penyebab remaja merokok, diataranya
adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh pergaulan, baik teman di dalam sekolah maupun di luar sekolah
adalah alasan yang dominan menyebabkan seorang pelajar merokok.
Mereka yang belum pernah merokok, saat bergaul dengan teman-teman
yang merokok biasanya lebih mudah terpengaruh dan ikut-ikutan
merokok. Mereka tidak percaya diri bila tdak ikut merokok
saat
Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalahpenambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy,
1998).
Sasaran penyuluhan dapat perorangan maupun kelompok. Materi yang
disampaikan adalah seputar masalah kesehatan, termasuk masalah rokok.
Diharapkan
dengan
adanya
penyuluhan
kesehatan
pada
remaja,
dapat
18
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS,
DEFINISI OPERASIONAL
3.1.
Kerangka Konsep
Penyuluhan kesehatan
tentang bahaya rokok
Jenis Kelamin
Pendidikan
Dengan adanya penyuluhan kesehatan maka remaja akan mendapatkan
pendidikan dan pengetahuan mengenai rokok dan bahayanya bagi kesehatan.
Dengan begitu diharapan informasi atau pesan yang disampaikan dari penyuluhan
tersebut dapat meningkatkan pengetahuan remaja serta dapat memicu perilaku
berhenti merokok.
3.2.
Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan tentang bahaya
Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi, di bawah ini diuraikan definisi operasional yang
20
BAB IV
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
4.1.
Desain Penelitian
Penelitian ini menggambarkan pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap
Sampel dengan
Perlakuan
Sampel
Pre Test
Sampel Kontrol
Penyuluhan
4.2.
4.6.
Pengolahan Data
Menurut Santoso (2013), pengolahan data dilakukan dalam beberapa
tahap, yaitu:
a. Editing
proses
pengkodean,
maka
langkah
berikutnya
adalah
4.7.
Analisis Data
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Kuadrat. Uji chi-
kuadrat dua mean digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
23
diantara dua kelompok sampel. Dalam hal ini adalah sampel yang diberi
perlakuan dan sampel kontrol.
Tes Statistik :
x2
( fo fh) 2
fh
Titik Kritis : Terletak pada tabel C (buku Sidney Siegel) atau tabel Chi Kuadrat
dengan berbagai taraf signifikansi dengan db (derajat kebebasan) = (baris -1)
(kolom 1) .
Keputusan : Hipotesis nol ditolak jika X kuadrat hasil analisis melebihi X titik
kritis.
Tahapan analisis :
24
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, Tulus. Politik Cukai dan Kedermawanan Industri Rokok [on line] dari:
www.indotc1.blogspot.com
Aditama, Tjandra Yoga. Sepuluh Program Penanggulangan Rokok. Majalah
Kedokteran Indonesia, Vol.54 No.7. Juli 2004
Agnes, Tineke. Koran Kompas, hal.22: Jakarta. 5 Mei 2002
Asteria. Cukai Naik, Rokok Tetap Ngebul. [on line] dari: www.inilah.com. Jakarta:
26 Feb 2008
Djimanshiro.
Dampak
Merokok
pada
Kesehatan.
[on
line]
dari:
www.one.indoskripsi.com
Johnson, James. Kawasan Tanpa Rokok Mencegah PTM. [on line] dari:
www.bapedalda-diy.go.id, 23 Oktober 2007
Khasogi, Adnan. Industri Rokok. [on line] dari: www.wartaekonomi.com
Mulyadi,
Seto.
Anak-Anak
Merokoklah!
[on
line]
dari:
www.indotcl.blogspot.com
Widodo, L.Wiji. Ambiguitas Industri Rokok. [on line] dari: www.jawapos.com
O.S., Indriyanto. Rokok Kretek dan Etiketnya, Sebuah Kajian Historis [on line]
dari: www.mesias.8k.com
Prihatiningsih, Puji. Jurnal Lingkungan Keluarga Menuju Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera Harmonis Sejahtera. Dampak Merokok Bagi Kesehatan dan
Lingkungan. [on line] dari: www.bkkbn.go.id
Sirait, Aris Merdeka, pengkritisi Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal
Departemen Kesehatan. Peringatan Bahaya Rokok Tidak Efektif. 16 Jan
2008
25
5. Kakak/adik
6. Iklan
7. Lainnya, sebutkan____________
9. Dimana biasanya kamu merokok?
1. Di rumah
2. Di sekolah
3. Di tempat teman
4. Lainnya, sebutkan ____________________
10. Berapa banyak rokok yang kamu habiskan setiap hari (rata-rata)?
1. 1-10 batang
2. 11-20 batang
3. 21-30 batang
4. Lainnya, sebutkan ____________________
11. Biasanya kamu mendapatkan rokok dari mana?
1. Teman
2. Orang tua
3. Membeli sendiri
4. Lainnya, sebutkan ______________
12. Keadaan apa yang membuat kamu merokok?
1. Saat merasa bosan
2. Saat stress/kesal/marah
3. Saat merasa gugup/menghilangkan ketegangan
4. Saat mulut terasa tidak enak
5. Saat santai/iseng
6. Saat melihat orang merokok
7. Lainnya, sebutkan _____________________
13. Pernahkah kamu merokok bersama dengan keluargamu?
1. Pernah
2. Tidak
14. Bagaimana tindakan keluargamu ketika kamu merokok?
1. Ditegur
2. Dibiarkan
15. Pernahkah orang tuamu memberikan jatah untuk membeli rokok?
1. Pernah
2. Tidak pernah
16. Pernahkah kamu merokok bersama dengan temanmu?
1. Pernah
2. Tidak
17. Bagaimana tindakan temanmu ketika kamu merokok?
1. Menasihati/menegur
2. Tidak peduli/cuek
3. Ikut-ikutan merokok
4. Meminta rokok
5. Menghindar/pergi menjauh
6. Lainnya, sebutkan ____________________
18. Pernahkah temanmu memberikan rokok pada kamu?
1. Pernah
2. Tidak
19. Seberapa besar pengaruh iklan dalam memotivasi kamu untuk merokok?
1. Besar sekali
2. Besar
3. Biasa saja
4. Tidak ada pengaruh
5. Sangat tidak berpengaruh
20. Pernahkah kamu mencoba berhenti merokok?
1. Pernah
2. Tidak Pernah (lanjut ke pertanyaan no. 23)
21. Sejak kapan kamu berhenti merokok?
1. Kurang dari 1 bulan yang lalu
2. Lebih dari 1 bulan yang lalu
22. Setelah mencoba berhenti merokok, berapa batang rokok yang kamu habiskan
setiap hari (rata- rata)?
1. 1-10 batang
2. 11-20 batang
3. 21-30 batang
4. Lainnya, sebutkan ____________________
C. PENGETAHUAN
Lingkari jawaban yang kamu pilih.
23. Menurut kamu, apakah rokok berbahaya bagi kesehatan?
1. Ya
2. Tidak (lanjut ke nomer. 28)
24. Berbahaya bagi kesehatan siapa?
1. Perokok itu sendiri
2. Orang di sekitar perokok tersebut
3. Perokok dan orang di sekitar perokok
25. Menurut kamu, seberapa besar risiko/akibat buruk yang ditimbulkan rokok
pada orang di
sekitar perokok?
1. Lebih kecil risikonya dari perokok
2. Sama risikonya dengan perokok
3. Lebih besar risikonya dari perokok
26. Orang yang tidak merokok tapi karena dia sering berada di dekat orang yang
sedang merokok
dan ikut menghirup asap rokok tersebut disebut?
1. Perokok aktif
2. Perokok pasif
27. Menurut kamu, bahaya kesehatan apa yang dapat ditimbulkan oleh rokok?
(jawaban boleh lebih
dari satu)
1. Asma
2. Penyakit jantung
3. Pikun
4. Kanker paru
5. TBC Paru
6. Pengeroposan tulang
7. Bronkhitis
8. Kanker mulut
9. Lainnya, sebutkan ____________________________
28. Menurut kamu, apakah di dalam rokok terdapat zat kimia yang berbahaya?
1. Ada
2. Tidak (lanjut ke Pertanyaan No.33)
29. Apakah kamu tahu zat kimia berbahaya yang terdapat dalam rokok?
1. Tahu
2. Tidak tahu
30. Menurut kamu, zat kimia apa yang ada dibawah ini yang berbahaya untuk
kesehatan?(jawaban
boleh lebih dari satu)
1. Tar
2. Karbon monoksida
3. Nikotin
4. Benzene
5. Hidrogen sianida
6. Benzaldehid
7. Tidak tahu
8. Lainnya, sebutkan ____________________________
31. Zat apakah yang ada di dalam rokok yang dapat membuat kecanduan?
1. Tar
2. Karbon monoksida
3. Nikotin
4. Benzene
5. Tidak tahu
6. Lainnya, sebutkan ____________________________
32. Zat apakah yang ada di dalam rokok yang dapat mengikat hemoglobin dalam
darah?
1. Karbon monoksida
2. Oksigen
3. Karbon dioksida
4. Nikotin
5. Tidak tahu
6. Lainnya, sebutkan ____________________________
33. Apakah kamu tahu tentang Kerangka Kerja Konvensi Pengendalian Tembakau
atau FCTC
(Framework Convention on Tobacco Control)?
1. Tahu
2. Tidak tahu
34. Apakah kamu mengetahui adanya peraturan yang melarang merokok di tempat
umum, sarana
kesehatan, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak,
tempat ibadah
dan angkutan umum?
1. Tahu
2. Tidak tahu