DAN PENGENDALIAN
DOKUMEN & REKAMAN
UPT PUSKESMAS BOGOR TENGAH
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayatNya, sehingga penyusunan Pedoman Tata Naskah
dan Pengendalian Dokumen dan rekaman UPT Puskesmas Bogor Tengah
dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam proses penyusunan dokumen peningkatan mutu dan kinerja
pelayanan ini diperlukan acuan tata naskah sehingga format yang dihasilkan
seragam, sehingga perlu dibuat Pedoman Tata Naskah dan Pengendalian
Dokumen dan Rekaman UPT Puskesmas Bogor Tengah yang akan dijadikan
sebagai acuan dan panduan dalam pembuatan dokumen-dokumen dalam
kegiatan puskesmas.
Dengan tersusunnya Pedoman Tata Naskah dan Pengendalian Dokumen
dan rekaman UPT Puskesmas Bogor Tengah, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi dalam penyusunan buku ini.
Kami sadari Pedoman Tata Naskah Dan Pengendalian Dokumen &
Rekaman ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran perbaikan
sangat kami harapkan guna penyempurnaannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayaNya
kepada kita semua.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2
BAB II
PENYUSUNAN DOKUMEN PUSKESMAS
A. KEBIJAKAN
2. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang : memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran
yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan.
Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri,
konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
3
huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata bahwa dengan “b” huruf
kecil; diakhiri tanda baca ( ; )
b. Mengingat : memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Peraturan
perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Konsideran ini diletakkan di
bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang. Konsideran yang
berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata
perundangan diawali dengan nomor 1, 2, dst. Dan diakhiri tanda
baca ( ; )
3. Diktum :
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf kapital.
b. Diktum “Menetapkan” dicantumkan setelah kata “MEMUTUSKAN”
disejajarkan ke bawah dengan kata “Menimbang” dan “Mengingat”,
huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : )
c. Nama keputusan sesuai dengan judul ( kepala ), seluruhnya ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . )
4. Batang Tubuh :
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
dst
b. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/
keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat
yang menetapkan peraturan/ keputusan, dan
c. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/ keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya.
5. Kaki :
Kaki peraturan/ keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/ keputusan yang memuat penanda tangan penerapan
peraturan/ keputusan, pengundangan peraturan/ keputusan yang terdiri
atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat,
dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani. Jarak antara nama
jabatan dengan nama pejabat yang menandatangani adalah 3 spasi.
6. Penandatanganan :
Peraturan/ Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas.
4
7. Lampiran peraturan/ keputusan :
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul, tanggal dan nomor,
tentang peraturan/ keputusan.
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
5
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BOGOR TENGAH
Jl. Telepon No. 1 Bogor 16121
Telp. 0251-8326540
Email: pkmbogortengah@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS BOGOR TENGAH
NOMOR : ..................................
TENTANG
..................................
MEMUTUSKAN
6
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana
mestinya.
Dst ...
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : ............................
7
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPT
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG :
ISI LAMPIRAN
..................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
8
B. PEDOMAN MUTU
9
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan ( jika ada )
f. Manajemen resiko dan keselamatan
4. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan sasaran kinerja
UKM
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit Internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendaliaan jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisa Data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. PELAYANAN KLINIS ( UPAYA KESEHATAN PERORANGAN )
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/ pengadaan barang terkait dengan pelayanan
klinis :
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
a. Pengendalian Proses Pelayanan Klinis
b. Validasi Proses Pelayanan
c. Identifkasi dan Ketelusuran
d. Hak dan Kewajiban Pasien
e. Pemeliharaan Barang Milik Pelanggan
f. Manajemen Resiko dan Keselamatan Pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan
Pasien
a. Penilaian Indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen resiko
10
f. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan :
1) Umum
2) Pemantauan dan pengukuran
a) Kepuasan pelanggan
b) Audit internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan Berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif
6. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan Pelayanan
Klinis:
a. Umum
b. Kepuasan pelanggan
c. Audit Internal
d. Pemantauan dan pengukuran proses kinerja
e. Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
f. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
g. Analisis Data
h. Peningkatan berkelanjutan
i. Tindakan korektif
j. Tindakan preventif
BAB VII PENUTUP
1. Pendahuluan
Sejalan dengan rencana strategi Dinas Kesehata Kota Bogor,
Puskesmas perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan target kinerja
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas
pokok dan fungsi Puskesmas bedasarkan pada analisis kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
11
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas
bersama seluruh jajaran karyawan yang bertugas di Puskesmas
melakukan analisis situasi yang meliputi analisis pencapaian kinerja,
mencari faktor-faktor yang menjadi pendorong maupun penghambat
kinerja, sehingga dapat menyusun program kerja lima tahunan yang
dijabarkan dalam kegiatan dan rencana anggaran.
12
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala
Puskesmas dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang
kemudian diuraikan dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana
Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
13
E. PEDOMAN/ PANDUAN
14
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
15
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Jadwal kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi
tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan
anggaran.
Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan.
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/ Kegiatan.
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/ Kegiatan.
Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain
dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-
lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan.
Sasaran Program/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan
untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan
arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan
untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran ( keberhasilan
upaya/ kegiatan ) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak.
16
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan
hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain
masyarakat terhadap pelayanan rawat inap sebesar 50%
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (
sebaiknya kurang dari 1 tahun ). Kalau ada Program/kegiatan 5 (
lima ) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah
dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila
dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk
tiap-tiap rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan
dalam bentuk bagan Gantt.
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah
evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap Jadwal yang direncanakan.
Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali ( kurun waktu
tertentu ), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal
atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
mengganggu
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan
tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan
adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan
tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
17
Manfaat SOP adalah untuk memenuhi standar pelayanan puskesmas,
mendokumentasi langkah-langkah kegiatan dan memastikan staf puskesmas
memahami bagaimana pelaksanaan pekerjaannya.
1. Format SOP
JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPT PUSKESMAS
DINA SITA DEWI
BOGOR TENGAH
1 PENGERTIAN
2 TUJUAN
3 KEBIJAKAN
4 REFERENSI
5 LANGKAH-
LANGKAH
PROSEDUR
6 DIAGRAM
ALIR (jika
dibutuhkan)
7 UNIT TERKAIT
8 REKAMAN
HISTORIS
Kotak Heading :
KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal : DINA SITA DEWI
Terbit
Halaman :
18
dokumen revisi pertama diberi nomor 01, revisi kedua diberi nomor
02, dan seterusnya.
e) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut ( misalnya ; halaman pertama : 1/5,
halaman kedua : 2/5, dan seterusnya ).
f) SOP diberi penamaan sesuai ketentuan ( istilah ) yang digunakan
Puskesmas, misalnya : SOP.
g) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
h) Ditetapkan Kepala Puskesmas : diberi tanda tangan Kepala
Puskesmas dan nama jelasnya.
2. Isi SOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai berikut:
a) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/
menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci :
“Sebagai acuan……”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari
SOP tersebut.
d) Referensi : berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan
SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e) Langkah - langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama
yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan
proses kerja tertentu.
f) Diagram Alir :
Didalam penyusunan prosedur, diagram alir digunakan apabila
sekiranya dibutuhkan untuk memudahkan dalam pemahaman
langkah-langkahnya. Diagram alir tidak perlu digunakan apabila
dirasa tidak dibutuhkan.
Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam,
yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
(1) Diagram alir makro/ Macro flow chart, menunjukkan kegiatan-
kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin kita
tingkatkan, hanya mengenal satu simbol.
Bentuk balok :
19
(2) Diagram alir mikro/ micro flow chart, menunjukkan rincian
kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk
simbul sebagai berikut:
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :
o Keputusan : ? Ya
Tidak
o Penghubung :
o Dokumen :
o Arsip :
g) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, jika dibutuhkan dapat
ditambahkan antara lain: rekaman historis dan dokumen terkait.
20
4. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
a) Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan
dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam
SOP. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan
daftar tilik/ check list.
b) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja. .
c) Hasil evaluasi : SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/ direvisi. Perbaikan/ revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila :
Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada.
Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi ( IPTEK ) pelayanan
kesehatan.
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru.
Adanya perubahan fasilititas.
21
BAB III
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
UPT PUSKESMAS BOGOR TENGAH
A. TUJUAN PROSES
C. URAIAN UMUM
2. PEDOMAN MUTU
a. Dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu UPT
Puskesmas Bogor Tengah
b. Format Pedoman Mutu UPT Puskesmas Bogor tengah
ditentukan sebagai berikut :
22
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil organisasi
2. Kebijakan mutu
3. Proses pelayanan ( proses bisnis )
B. Ruang lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
BAB II Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan
Pelayanan
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen dan rekaman
BAB III Tanggung Jawab Manajemen
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada sasaran/ pelanggan Puskesmas
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan sistem manajemen mutu dan
pencapaian sasaran kinerja/ mutu
E. Tanggung Jawab dan Wewenang
F. Ketua Tim Mutu
G. Komunikasi internal
BAB IV Tinjauan manajemen
A. Umum
B. Masukan tinjauan manajemen
C. Luaran tinjauan
BAB V Manajemen Sumber Daya
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
BAB VI Penyelenggaraan pelayanan:
A. Upaya kesehatan masyarakat
B. Pelayanan klinis ( Upaya Kesehatan Perorangan )
BAB VII Penutup
3. DOKUMEN INDUK
a. Dokumen asli.
b. Telah disahkan oleh Kepala UPT Puskesmas Bogor Tengah dan
diberi stempel “ MASTER”
MASTER
c. Didokumentasikan oleh Pengendali Dokumen.
23
4. DOKUMEN TERKENDALI
a. Dokumen yang didistribusikan kepada setiap unit kerja.
b. Terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen.
c. Menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Ditarik bila ada perubahan ( revisi ).
e. Pada dokumen ini harus ada tanda/ stempel “TERKENDALI”.
TERKENDALI
24
Contoh :
1. Pembuatan nomor surat Undangan
Kode surat/no urut berdasarkan tanggal terbit/PKMBT/tahun
005/0../PKMBT
2. Pembuatan nomor SK tentang kebijakan dan kepegawaian
Kode surat/no urut berdasarkan tanggal
terbit/PKMBT/bulan/tahun
800/0../PKMBT/bulan/Tahun
3. Pembuatan nomor SOP tentang Kesehatan
Kode surat/no urut berdasarkan tanggal terbit
/PKMBT/bulan/tahun
440/0../PKMBT/bulan/Tahun
4. Pembuatan nomor Dokumen Eksternal
000/no urut/PKMBT
A.
1.
a.
1)
a)
(1)
(a)
25
l. Setiap pembuatan dokumen harus mendapat persetujuan
kecukupannya sebagai berikut :
1) Peddoman Mutu :
a) Dibuat dan disiapkan oleh Pengendali Dokumen dan
Tim Mutu.
b) Ditinjau dan diperiksa oleh Ketua Tim Mutu.
c) Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
2) Kerangka Acuan :
a) Dibuat dan disiapkan oleh Penanggung Jawab
Program/ Kegiatan.
b) Ditinjau dan diperiksa oleh Koordinator Kelompok
Kerja.
c) Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
3) Standar Operasional Prosedur
a) Dibuat dan disiapkan oleh Penanggung Jawab
Program/ Kegiatan.
b) Ditinjau dan diperiksa oleh Koordinator Kelompok
Kerja.
c) Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
26
11. PENYIMPANAN DOKUMEN
Penyimpanan dokumen harus berprinsip pada keamanan dan
memiliki kemampuan telusur agar tidak hilang, tidak rusak, mudah
ditemukan serta terkendali.
a. Dokumen Rekam Medik ( RM ) inaktif wajib disimpan sekurang-
kurangnya 2 dua) tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien
meninggal, atau pindah tempat.
Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui,
rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan tindakan
dan persetujuan lain harus disimpan jangka waktu 10 tahun
terhitung dari tanggal dibuatnya.
b. Dokumen resep yang telah terlayani dipelihara dan disimpan
minimal 2 ( dua ) tahun dan dikelompokkan sesuai jenis
pasiennya yaitu : pasien umum, pasien BPJS ( PBI,non PBI,
Mandiri ) dan pasien Jamkesda.
c. Penyimpanan dokumen/ arsip kepegawaian puskesmas
dilakukan dengan menggunakan box file masing-masing nama
pegawai dengan urutan arsip kepegawaian yang ditentukan.
d. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan dimasing- masing
kelompok pelayanan, sedangkan administrasi dan manajemen (
admen ) menyimpan master dokumen semua kelompok
pelayanan dan program.
27
5) Pemusnahan rekaman diarsipkan dalam Berita Acara
Pemusnahan Rekaman
D. KEBIJAKAN
28
8. Dokumen yang telah direview dan dinyatakan tidak dipergunakan
kembali masuk ke dalam kategori dokumen kadaluarsa.
9. Masa retensi dokumen kadaluarsa ditetapkan bersama oleh
Penanggung Jawab Program/ kegiatan dan Tim Manajemen Mutu
dan tercantum dalam daftar rekaman dan kode formulir.
10. Setiap kegiatan baru didokumentasikan dalam bentuk catatan
kegiatan/ rekaman.
11. Pemusnahan dokumen kadaluarsa diusulkan Penanggung Jawab
Program dan dilakukan oleh Pengendali Dokumen atas persetujuan
penanggung jawab manajemen mutu dan Kepala Puskesmas.
12. Pemusnahan dokumen kadaluarsa dicatat dalam Berita Acara
Pemusnahan Dokumen.
29
BAB IV
PENUTUP
30