(SEMESTER 8)
Man is more the product of his environment than of his genetic
endowmrent. The health of human beings is determined not by
their race but by the conditions under which they live.
Rene Jules Dubos
LEARNING
OBJECTIVE:
OVERVIEW
Tumor pada organ genitourinaria adalah salah satu tumor yang paling sering
dijumpai pada usia dewasa. Karsinoma prostat tercatat sebagai keganasan yang
paling sering dijumpai pada pria berusia lanjut (36%); kanker ginjal dan buli-buli
10% dari seluruh keganasan pada usia lanjut. Meskipun sekarang telah tersedia
peralatan untuk mendiagnosis kelainan itu dengan cukup baik, tetapi 50% dari
tumor tersebut tidak berhasil didiagnosis hingga mencapai stadium metastasis
regional atau jauh. Perkembangan sistem diagnosis dan tersedia modalitas terapi
berhasil meningkatkan prognosis karsinoma ini.
Tumor ganas saluran urogenitalia dapat mengenai seluruh organ, mulai dari
parenkim ginjal, sistem pelvikalises ginjal, ureter, buli-buli, uretra, prostat, testis,
hingga penis. Tumor dapat tumbuh ke lumen saluran kemih yang dapat
menghalangi saluran kemih, sehingga menimbulkan keluhan obstruksi saluran
kemih dengan segala akibatnya. Di samping itu semakin lama, permukaan tumor
akan mengalami nekrosis dan perdarahan yang menimbulkan keluhan berupa
Onkologi Urologi Semester 8, Lab Bedah, Divisi /SMF Urologi, FKUB/RSSA, 2009, Basuki B Purnomo
1
hematuria atau retensi bekuan darah. Tumor yang tumbuh ke luar dari lumen
saluran kemih akan mengadakan invasi ke organ sekitarnya dan dapat
menimbulkan penekanan atau infiltrasi pada organ sekitarnya.
Organ urogenitalia sebagian besar berada di daerah retroperitoneum (kecuali penis
dan struktur yang berada di dalam skrotum), sehingga kelainan atau tumor yang
mengenai organ ini seringkali sulit terdeteksi dengan cepat. Keadaan ini disebabkan
karena tumor tersebut tidak langsung terlihat oleh pasien, atau gejala yang
dirasakan pasien tidak nyata sehingga pasien seringkali tidak segera pergi berobat
ke dokter. Bahkan tidak jarang meskipun ia pergi ke dokter, seringkali dokter tidak
segera mencurigai akan ada keganasan yang sedang diderita oleh pasiennya,
sehingga pasien terlambat mendapatkan penanganan yang tepat.
Kecurigaaan adanya tumor pada sistem saluran kemih dapat diperoleh dari gejala
atau tanda yang terkadang dapat dikenali dengan mudah oleh seorang dokter yang
telah terlatih untuk itu. Namun demikian tidak jarang dokter kurang memperhatikan
adanya gejala dan tanda yang dikeluhkan pasien keganasan urologi, dan
menganggapnya sebagai sesuatu kelainan yang tidak serius; dan hal inipun
semakin lama berakibat tidak baik bagi pasien.
Tumor yang tumbuh ke dalam lumen saluran kemih dapat mengganggu aliran urine
yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan obtruksi saluran kemih. Di
samping itu semakin besar pertumbuhan tumor, semakin berkurang vaskularisasi
pada permukaan tumor sehingga daerah itu mengalami hipoksia kemudian nekrosis
dan jaringan permukaannya mudah terlepas. Keadaan ini menyebabkan perdarahan
atau hematuria dan keluhan inilah yang menyebabkan pasien berobat ke dokter.
Sangat disayangkan masih banyak dokter yang kurang menanggapi serius dalam
menghadapi hematuria ini; apalagi hematuri yang terjadi seringkali dapat berhenti
sendiri, dengan atau tanpa pemberian obat. Hematuri ini akan muncul lagi pada
suatu saat jika tumor yang tumbuh mengalami keadaan yang sama dengan
keadaan pertama. Seringnya timbul hematuri yang bersifat kambuhan (intermiten)
ini dianggap oleh pasien maupun dokter sebagai hal yang biasa. Di samping itu
tumor terus tumbuh invasi lokal, regional, maupun pertumbuhan jauh (metastasis).
Oleh karena itu pasien yang mengeluh hematuri berulang, patut dicurigai
menderita suatu kanker sistem saluran kemih sampai dibuktikan dibuktikan
sebaliknya. Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan yang lengkap utnuk
menyingkirkannya, di antaranya pemeriksaan pencitraan (IVU), sitologi urine, atau
bahkan uretrosistoskopi atau ureterorenoskopi untuk sekalian melakukan biopsi
pada jaringan yang dicurigai.
Di dalam onkologi dikenal dua macam istilah yang seringkali disalah tafsirkan, yakni
stadium (derajat penyebaran tumor) dan gradasi ( derajat deferensiasi sel tumor).
Penyebutan stadium tumor secara internasional dipermudah dengan memakai
sistem TNM (tumor, nodul, dan metastasis), yaitu suatu tatanama yang
menunjukkan derajat invasi tumor lokal atau jaringan sekitarnya (T), penyebaran
melalui aliran limfe yang terdeteksi dengan mencari pembesaran kelenjar limfe
regional (N), atau penyebaran secara hematogen ke organ yang lebih jauh (M).
Onkologi Urologi Semester 8, Lab Bedah, Divisi /SMF Urologi, FKUB/RSSA, 2009, Basuki B Purnomo
2
Stadium suatu tomor dapat dideteksi dengan berbagai modalitas atau pemeriksaan
klinis serta penunjang dari yang canggih hingga sederhana.
Derajat deferensiasi sel tumor (grading) ditentukan melalui pemeriksaan mikroskop
oleh ahli histopatologi. Dari pemeriksaan tersebut dapat diperoleh deferensiasi yang
masih baik (well diferentiated) hingga jelek (poor) atau sel tumor tidak dapat
dibedakan dengan sel normal (undifferetiated). Baik stadium maupun gradasi tumor
menentukan prognosis penyakit yang diderita oleh pasien.
Deteksi dini untuk beberapa jenis kanker saat ini cukup terbantu dengan
diketemukannya penanda tumor (tumor marker). Khususnya kanker prostat,
prostate specific antigens (PSA) adalah hal yang tidak dipisahkan dengan pria yang
sudah menginjak usia lanjut. Pemeriksaan ini sangat membantu para dokter dalam
menegakkan pasien yang diduga menderita karsinoma prostat, meskipun
selanjutnya harus dilakukan pemeriksaan lain untuk diagnosis pasti. Selain untuk
membantu diagnosis, tumor marker juga berguna untuk mengikuti perjalanan
kanker (menilai adanya kekambuhan) setelah mendapatkan terapi.
Pada prinsipnya, kesembuhan suatu tumor ganas hanya terjadi jika diterapi pada
stadium dini, yakni sebelum terjadi infiltrasi maupun metastasis. Pembedahan
merupakan tindakan radikal, dengan menyertakan jaringan yang sehat di
sekitarnya. Pada kanker buli-buli operasi pengangkatan tumor dan buli-buli diikuti
dengan rekonstruksi buli-buli yang dibuat dari usus. Modalitas terapi yang lain
adalah radiasi, kemoterapi, imunoterapi, atau bahkan telah mulai dicobakan gene
terapi. Khusus untuk kanker prostat seringkali jika diketemukan pada stadiumlanjut, salah satu pilihan terapi adalah hormonal terapi dengan jalan memblokade
hormon testosteron yang dikenal sebagai hormon yang memicu terjadinya
pertumbuhan sel kanker prostat.
Tumor yang sudah dalam stadium lanjut seringkali tindakannya adalah paliatif,
yakni mengurangi gejala yang diakibatkan oleh kanker tersebut, di antaranya
adalah untuk mengecilkan masa tumor, mengurangi rasa sakit, diversi urine guna
mengalirkan urine untuk mencegah gagal ginjal, mengurangi perdarahan atau
hematuria, atau tindakan lain yang dilakukan secara operasi, radiasi, maupun
medikamentosa.
TUGAS UMUM:
1. Sebutkan jenis histopatologi tersering dari tumor ganas sistem
urogenitalia
2. Sebutkan etiopatogenesis terjadinya tumor ganas sistem urogenitalia
3. Sebutkan perkiraan insidens atau prevalensi tumor ganas sistem
urogenitalia
4. Sebutkan gejala dan tanda klinis berbagai tumor ganas sistem urogenitalia
5. Sebutkan modalitas atau pemeriksaan tambahan untuk menegakkan atau
menentukan stadium tumor ganas sistem urogenitalia tumor ganas sistem
urogenitalia
6. Sebutkan beberapa penanda tumor (marker) untuk beberapa tumor ganas
sistem urogenitalia
Onkologi Urologi Semester 8, Lab Bedah, Divisi /SMF Urologi, FKUB/RSSA, 2009, Basuki B Purnomo
3
PENGETAHUAN
PEMBAGIAN
KELOMPOK DISKUSI
Diskusi dibagi dalam 5 kelompok dan setiap kelompok melakukan presentasi
selama 15 menit dan diskusi oleh kelompok lain selama 10 menit. Kelompok
tersebut terdiri atas:
1.
2.
3.
4.
5.
Karsinoma
Karsinoma
Karsinoma
Karsinoma
Karsinoma
ginjal
buli
prostat
testis
penis
DAFTAR PUSTAKA:
1.
2.
3.
4.
Campbells Urology
Smith General Urology
Dasar-dasar Urologi
Sumber lain
TUGAS
KHUSUS:
1. Sebutkan permasalahan yang sedang dihadapi pasien
2. Apa kemungkinan diagnosis banding penyakit yang diderita oleh pasien?
Onkologi Urologi Semester 8, Lab Bedah, Divisi /SMF Urologi, FKUB/RSSA, 2009, Basuki B Purnomo
4
3.
4.
5.
6.
SKILL LABORATORIUM:
1. Anamnesis (history taking)
2. Pemeriksaan fisis umum, abdomen & urogenitalia
3. Komunikasi (breaking bad news)
PRESENTASI
DI DEPAN KELAS:
Isi presentasi adalah: membahas problem (skenario) yang kemudian diselaraskan
dengan teori dengan panduan task dan LO (learning objective)
TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
KHUSUS:
Sebutkan permasalahan yang sedang dihadapi pasien?
Apakah terdapat kekeliruan dalam manajemen pasien itu sebelumnya?
Apa kemungkinan diagnosis banding penyakit yang diderita oleh pasien?
Pemeriksaan apa yang diusulkan untuk melakukan diagnosis penyakit itu?
Bagaimana peranan pemeriksaan sitologi urine pada kasus ini?
Sebutkan etiopatogenesis terjadinya penyakit tersebut
Modalitas apa yang diusulkan untuk mengobati pasien?
Bagaimana prognosis penyakit tersebut?
SKILL LABORATORIUM:
1. Anamnesis (history taking)
2. Pemeriksaan fisis umum, abdomen & urogenitalia
3. Komunikasi (breaking bad news)
PRESENTASI
DI DEPAN KELAS:
Isi presentasi adalah: membahas problem (skenario) yang kemudian diselaraskan
dengan teori dengan panduan task dan LO (learning objective)
Onkologi Urologi Semester 8, Lab Bedah, Divisi /SMF Urologi, FKUB/RSSA, 2009, Basuki B Purnomo
5
TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
KHUSUS:
Sebutkan permasalahan yang sedang dihadapi pasien
Apa kemungkinan diagnosis banding penyakit yang diderita oleh pasien?
Pemeriksaan apa yang diusulkan untuk melakukan diagnosis penyakit itu?
Sebutkan etiopatogenesis terjadinya penyakit tersebut
Bagaimana peranan tumor marker untuk membantu menegakkan
diagnosis penyakit tersebut
Apa ke-khasan penyakit tersebut?
Modalitas apa yang diusulkan untuk mengobati pasien?
Bagaimana prognosis penyakit tersebut?
SKILL LABORATORIUM:
1. Anamnesis (history taking)
2. Pemeriksaan fisis umum, abdomen & urogenitalia
3. Komunikasi (breaking bad news)
PRESENTASI
DI DEPAN KELAS:
Isi presentasi adalah: membahas problem (skenario) yang kemudian diselaraskan
dengan teori dengan panduan tugas dan LO (learning objective)
TUGAS
KHUSUS:
Onkologi Urologi Semester 8, Lab Bedah, Divisi /SMF Urologi, FKUB/RSSA, 2009, Basuki B Purnomo
6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
SKILL LABORATORIUM:
1. Anamnesis (history taking)
2. Pemeriksaan fisis umum, abdomen & urogenitalia
3. Komunikasi (breaking bad news)
PRESENTASI
DI DEPAN KELAS:
Isi presentasi adalah: membahas problem (skenario) yang kemudian diselaraskan
dengan teori dengan panduan tugas dan LO (learning objective)
TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KHUSUS:
Sebutkan permasalahan yang sedang dihadapi pasien
Apa kemungkinan diagnosis banding penyakit yang diderita oleh pasien?
Pemeriksaan apa yang diusulkan untuk melakukan diagnosis penyakit itu?
Sebutkan etiopatogenesis terjadinya penyakit tersebut
Apakah faktor predisposisi penyebab penyakit tersebut?
Modalitas apa yang diusulkan untuk mengobati pasien?
Bagaimana prognosis penyakit tersebut?
SKILL LABORATORIUM:
1. Anamnesis (history taking)
2. Pemeriksaan fisis umum, abdomen & urogenitalia
3. Komunikasi (breaking bad news)
PRESENTASI
DI DEPAN KELAS:
Isi presentasi adalah: membahas problem (skenario) yang kemudian diselaraskan
dengan teori dengan panduan tugas dan LO (learning objective)
Onkologi Urologi Semester 8, Lab Bedah, Divisi /SMF Urologi, FKUB/RSSA, 2009, Basuki B Purnomo
7
Onkologi Urologi Semester 8, Lab Bedah, Divisi /SMF Urologi, FKUB/RSSA, 2009, Basuki B Purnomo
8