Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, sendi, otot dan jaringan konektif yang
berhubungan (kartilago, tendon dan ligamen).
Keterangan :
1. Kartilago
2. Epipisis
3. Spongy Bone
4. Compact Bone
5. Medullary Cavity
6. Periostium (jaringan ikat osteoblas)
7. Diaphysis (osteoblas, osteoklas)
SISTEM RANGKA
Dipelihara oleh Sistem Haversian yaitu sistem yang berupa rongga yang di
tengahnya terdapat pembuluh darah.
Terjadi proses pembentukan jaringan tulang baru dan reabsorpsi jaringan tulang yang
telah rusak.
FUNGSI TULANG
1. Menyokong memberikan bentuk
2. Melindungi organ vital.
3. Membantu pergerakan.
4. Memproduksi sel darah merah pada sumsum.
5. Penyimpanan garam mineral.
PEMBAGIAN TULANG
1. Tulang axial ( tulang pada kepala dan badan)
Seperti : tl. tengkorak, tl. vertebrae, tl. rusuk dan sternum.
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
2.
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
HISTOLOGI TULANG
Ada 2 tipe tulang :
Kartilage artikular
Diafisis
Metafisis
Periosteum
R. medular
membuat
SISTEM ARTIKULAR
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
SISTEM MUSKULAR
40-50 % BB manusia.
Pergerakan terjadi karena adanya kontraksi.
Tipe-tipe otot :
1) Otot jantung
2) Otot polos
3) Otot lurik atau rangka.
KARTILAGE
Kartilage adalah jaringan konektif yang tebal yang dapat menahan tekanan.
Kartilage umum terdapat pada tulang embrio
Umumnya kartilage ini berubah secara bertahap menjadi tulang dengan proses
ossifikasi tetapi beberapa kartilage tidak berubah setelah dewasa..
LIGAMEN DAN TENDON
Ligamen dan tendon tersusun dari jaringan konektif fibrosa yang tebal, mengandung
serabut kolagen dalam jumlah yang sangat besar. Tendon menghubungkan otot ke
tulang.
Tendon merupakan perpanjangan dari pembungkus otot yang berhubungan langsung
dengan periosteum.
Ligamen menghubungkan tulang dan sendi dan memberikan kestabilan pada saat
pergerakan.
FRAKTUR
DEFINISI :
Hilangnya kesinambungan substansi tulang dengan atau tanpa pergeseran fragmenfragmen fraktur.
Terputusnya hubungan/kontinuitas jaringan tulang.
SEBAB :
a. Trauma :
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
Hair line fraktur (garis fraktur hampir tidak tampak sehingga tidak ada
perubahan bentuk tulang)
Keterangan :
1.
Closed
oblique
2.
Open oblique
3.
Complete
tranversal
4.
Incomplete
longitudinal
5.
Displased
spiral
Gambar 2 : Jenis Fraktur
TANDA KLASIK FRAKTUR
1. Nyeri
2. Deformitas
WWW. @ com Nor Fuadi- edit Imanuddin./ PSIK III
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
Krepitasi
Bengkak
Peningkatan temperatur lokal
Pergerakan abnormal
Ecchymosis
Kehilangan fungsi
Kemungkinan lain.
PATOFISIOLOGI
Fraktur
Perdarahan
Kerusakan jaringan di ujung tulang
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
2. Proliferasi sel
KOMPLIKASI
1.
Shock
Kerusakan organ
Kerusakan saraf
Emboli lemak
2.
Cedera arteri
Cedera kulit dan jaringan
Cedera partement syndrom.
3.
Stffnes (kaku sendi)
WWW. @ com Nor Fuadi- edit Imanuddin./ PSIK III
Umum :
Dini :
Lanjut :
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
Degenerasi sendi
Penyembuhan tulang terganggu :
o Mal union
o Non union
o Delayed union
o Cross union
TATA LAKSANA
1. Reduksi untuk memperbaiki kesegarisan tulang (menarik).
2. Immobilisasi untuk mempertahankan posisi reduksi, memfasilitasi union :
Eksternal
gips, traksi
Internal
nail dan plate
3. Rehabilitasi, mengembalikan ke fungsi semula.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
CT-Scan
6. Obat-obatan : golongan antibiotika gram (+) dan gram (-)
Penyakit yang dapat memperberat dan mempermudah terjadinya fraktur :
a. Osteomyelitis acut
b. Osteomyelitis kronik
c. Osteomalacia
d. Osteoporosis
e. Gout
f. Rhematoid arthritis
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
DATA OBYEKTIF
Inspeksi dan palpasi ROM dan kekuatan otot
Bandingakan dengan sisi lainnya.
Pengukuran kekuatan otot (0-5)
Duduk, berdiri dan berjalan kecuali ada kontra indikasi.
Kyposis, scoliosis, lordosis.
PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. X-ray dan radiography
2. Arthrogram (mendignosa trauma pada kapsul di persendian atau ligamen). Anestesi
lokal sebelum dimasukkan cairan kontras/udara ke daerah yang akan diperiksa.
3. Lamnograph (untuk mengetahui lokasi yang mengalami destruksi atau mengevaluasi
bone graf.
4. Scanograph (mengetahui panjang dari tulang panjang, sering dilakukan pada anakanak sebelum operasi epifisis)
5. Bone scanning (cairan radioisotop dimasukkan melalui vena, sering dilakukan pada
tumor ganas, osteomyelitis dan fraktur).
6. MRI
7. Arthroscopy (tindakan peneropongan di daerah sendi)
8. Arthrocentesis (metode pengambilan cairan sinovial)
MASALAH-MASALAH YANG UMUM TERJADI
1. Gangguan dalam melakukan ambulasi.
Berdampak luas pada aspek psikosisial klien.
Klien membutuhkan imobilisasi menyebabkan spasme otot dan kekakuan sendi
Perlu dilakukan ROM untuk menguragi komplikasi :
- Kaki (fleksi, inverse, eversi, rotasi)
- Pinggul (abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, rotasi)
- Lutut (ekstensi)
- Jari-jari kaki (ektensi, fleksi)
2. Nyeri; tindakan keperawatan :
Merubah posisi pasien
Kompres hangat, dingin
Pemijatan
Menguragi penekanan dan support social
Apabila nyeri di sendi, perlu dikaji :
Kejadian sebelum terjadinya nyeri
Derajat nyeri pada saat nyeri pertama timbul
Penyebaran nyeri
Lamanya nyeri
Intensitas nyeri, apakah menyertai pergerakan
Sumber nyeri
Hal-hal yang dapat mengurangi nyeri.
3. Spasme otot
Spasme otot (kram/kontraksi otot involunter)
Spasme otot dapat disebabkan iskemi jaringan dan hipoksia.
Tindakan keperawatan :
a. Rubah posisi
b. Letakkan guling kecil di bawah pergelangan kaki dan lutut
c. Berikan ruangan yang cukup hangat
d. Hindari pemberian obat sedasi berat dapat menurunkan aktivitas
pergerakan selama tidur
e. Beri latihan aktif dan pasif sesuai program
WWW. @ com Nor Fuadi- edit Imanuddin./ PSIK III
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
INTERVENSI
1. Istirahat
Istirahat adalah intervensi utama
Membantu proses penyembuhan dan meminimalkan inflamasi, pembengkakan dan
nyeri.
Pemasangan bidai/gips.
2.
3.
Kompres hangat
Rendam air hangat/kantung karet hangat
Diikuti dengan latihan pergerakan/pemijatan
Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah :
o Perlunakan jaringan fibrosa
o Membuat relaks otot dan tubuh
o Menurunkan atau menghilangkan nyeri
o Meningkatkan suplai darah/melancarkan aliran darah.
Kompres dingin
Metoda tidak langsung seperti cold pack
Dampak fisiologis adalah vasokonstriksi dan penerunan metabolic
Membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma
Nyeri dapat berkurang, dapat menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot
Harus hati-hati, dapat menyebabkan jaringan kulit nekrosis
Tidak sampai > 30 menit.
TRAKSI
PRINSIP PEMASANGAN TRAKSI
1.
Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik.
2.
Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar
reduksi dapat dipertahankan.
3.
Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus.
4.
Traksi dapat bergerak bebas melalui katrol.
5.
Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai.
6.
Traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman.
KEUNTUNGAN PEMAKAIAN TRAKSI
1. Menurunkan nyeri spasme
2. Mengoreksi dan mencegah deformitas
3. Mengimobilisasi sendi yang sakit
KERUGIAN PEMAKAIAN TRAKSI
1. Perawatan RS lebih lama
2. Mobilisasi terbatas
3. Penggunaan alat-alat lebih banyak.
BEBAN TRAKSI
1. Dewasa
= 5-7 Kg
2. Anak
= 1/13 x BB
MACAM-MACAM PEMAKAIAN TRAKSI
1. Traksi kulit/skin traksi
Penarikan tulang yang patah melalui kulit dengan menggunakan skin traksi, plester
WWW. @ com Nor Fuadi- edit Imanuddin./ PSIK III
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
Indikasi :
o Untuk mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum dioperasi
o Digunakan pada anak.
Komplikasi :
o Perban elastis dapat mengganggu sirkulasi
o Timbul alergi kulit
o Dapat timbul ulserasi akibat tekanan pada maleolus
o Pada lansia, traksi yang berlebihan dapat merusak kulit yang rapuh.
2. Traksi Russells
Modifikasi dari traksi Bucks
Digunakan untuk fraktur lutut
Digunakan pada orang dewasa
Komplikasi :
o Perlu bedrest decubitus, pneumoni
o Penderita bergerak, beban turun traksi tidak adekuat
o Infeksi
3. Cervical traksi
Digunakan pada fraktur cervical, maxillaries, clavicula
Beban 4-6 pounds
Komplikasi :
o Dapat terjadi gangguan integritas kulit
o Alergi
o Klien tidak nyaman dan melelahkan
4. Pelvic traksi
Digunakan pada dislokasi dan fraktur pelvis, fraktur tulang belakang
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
system pernapasan
GIPS
INDIKASI
1. Immobilisasi dan penyangga fraktur
2. Stabilisasi dan istirahatkan
3. Koreksi deformitas
4. Mengurangi aktivitas pada pada daerah yang terinfeksi
5. Membuat cetakan tubuh orthotik
Gips yang ideal adalah dapat membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh.
Mata Kuliah
Dosen Pengasuh
Pertemuan
: Medikel Bedah
: Harmayetty, SKp
: 17 Mei 2001
Penggunaan gips sesuah operasi lebih memungkinkan k;ien untuk mobilisasi daripada
pasien ditraksi.