Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana: Pasal 72 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Karla M. Nashar TONGKAT AJAIB LOLITA
Happily Ever After
001/I/13
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 2010
TONGKAT AJAIB LOLITA
Happily Ever After oleh: Karla M. Nashar Editor: Rosi L. Simamora GM 312 01 10. 0016 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jl. Palmerah Barat 2937, Blok I, Lantai 4-5 Jakarta 10270 Desain cover oleh Ria Radja Haba Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI Jakarta, Maret 2010 200 hlm; 20 cm ISBN: 978 - 979 - 22 - 5572 - 0
001/I/13
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab percetakan
Dongeng Putri Tidur
KAPAN putriku akan terbangun? tanya Ratu sedih.
001/I/13
Entahlah. Mungkin setahun, sepuluh, bahkan seratus
tahun lagi. Tak ada yang tahu pasti, jawab Peri. Lalu apa yang akan membuatnya terbangun? Cinta. Kalau ada lelaki yang tulus mencintainya, sang putri akan terbangun, jelas Peri sambil mengayunkan tongkat ajaibnya dan membuat seluruh isi kerajaan tertidur. Seratus tahun berlalu. Sekeliling kastil ditumbuhi hutan amat lebat. Seorang pangeran tanpa sengaja tiba di sana. Rasa penasaran membuatnya menembus hutan dan menemukan kastil di baliknya. Seakan dituntun tangan ajaib, Pangeran menuju kamar Putri. Lama Pangeran terpaku menatap Putri yang tertidur pulas. Kecantikan, kedamaian, dan kesuciannya membuat Pangeran seketika jatuh cinta kepadanya. Lalu Pangeran mengecup lembut kening Putri. Detik berikutnya kutukan itu lenyap. Putri terbangun.
001/I/13
Aku tahu kamu akan datang, ujar Putri bahagia.
Sejak itu mereka tak terpisahkan. And they lived happily ever after....
LOLITA berdiri membisu di tengah-tengah jalan tanah me-
001/I/13
rah kering penuh debu itu. Matanya masih menatap tak
percaya pemandangan di depannya. Seperti mimpi saja rasanya. Tapi mereka memang sudah sampai di sini. Jadi ini benar-benar kenyataan. Bukan khayalan. Demi bau kemenyan paling nyelekit yang pernah gue cium, gue nggak percaya akhirnya kita bisa sampai juga di sini, desah Freddy yang berdiri di samping Lolita. Cowok itu menyeka keringat di dahinya. Udara memang terik. Freddy, yang paling tambun di antara mereka berlima, tampak paling menderita karena udara panas itu. Mungkin lemak di tubuhnya meleleh saking panasnya, makanya ia selalu berkeringat. Gue juga, sahut Rangga. He-eh, Banu dan Ibra mengangguk bareng. Lolita masih menatap takjup. Keempat sepupunya berdiri mengapitnya. Masing-masing dua di kiri dan dua di kanan.
001/I/13
Mereka terdiam saking kagum melihat pemandangan di
sekeliling mereka. Ada perasaan tak terkatakan yang membuat hati mereka sesak oleh berbagai emosi saat itu. Jadi di sini tempat Mandahdri pertama kali ketemu Kakek Boab? gumam Lolita akhirnya. Kayaknya sih begitu, jawab Banu sambil meletakkan ransel di tanah. Kira-kira di pohon mana ya, Kakek Boab duduk kesakitan waktu itu, trus ditolong Mandahdri? Ibra memperhatikan deretan pohon Baobab di jalanan tanah yang gersang. Yang itu, Rangga menunjuk sebatang Baobab yang berjarak lima meter dari kiri mereka. Kok tahu? tanya Lolita bingung. Tuh, Kakek Boab ada di sana, Rangga berjalan ke pohon itu. Mendengar jawaban Rangga, yang lain langsung berpandang-pandangan. Yang pasti Rangga nggak mungkin bohong. Sepupu tertua mereka itu memang perantara dua alam. Kalau Rangga bilang Kakek Boab ada di bawah pohon itu, ya berarti Kakek Boab memang ada di sana, walaupun mereka tak bisa melihatnya. Ayo, Banu mengajak yang lain mengikuti Rangga yang sudah lebih dulu mendekati pohon itu. Diraihnya lagi ranselnya, lalu bergegas menyusul Rangga. Kini mereka sampai di bawah pohon Baobab yang ditunjuk Rangga tadi. Rangga tampak mengobrol dengan sesuatu yang tak kasatmata, yang pastinya arwah Kakek Boab. Yang lain segera sibuk dengan kegiatan masing-masing untuk mengamati pohon itu. Banu mencoba memanjatnya.