Anda di halaman 1dari 7

ESTIMASI POPULASI GASTROPODA DAN MAKROBENTOS

TRIYITNO
14/367490/PN/13850
BUDIDAYA PERIKANAN

INTISARI
Gastropoda dan makrobentos merupakan salah satu indikasi adanya pencemaran yang terjadi
pada ekosistem perairan. Tingkat densitas dan diversitas dari gastropoda dan makrobentos yang
melimpah menandakan bahwa ekosistem perairan tersebut masih baik. Praktikum ini bertujuan
untuk mempelajari metode tanpa menggunakan plot (plotless) untuk mengestimasi populasi
gastropoda dan mempelajari korelasi antara beberapa tolok ukur dengan populasi makrobentos
(gastropoda). Sungai yang menjadi lokasi praktikum adalah Sungai Tambak Bayan. Diversitas
dan densitas gastropoda dan makrobentos di sungain tambak bayan dipengaruhi oleh beberapa
tolokukur lingkungan seperti suhu, kecepatan arus, DO, pH, CO2 bebas dan alkalinitas.
Berdasarkan indeks densitas dan diversitas gastropoda dan makrobentos, kualitas perairan sungai
tambak bayan secara keseluruhan masih tergolong cukup baik untuk menjaga keberlangsungan
suatu ekosistem dapat berjalan.
Kata kunci: gastropoda, makrobentos, densitas, diversitas, mengestimasi

PENDAHULUAN

Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini
disebut kaki. Gastropoda mempunyai habitat di perairan maupun di darat. Faktor-faktor kondisi
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan gastropoda yaitu jumlah makanan yang tersedia,
kandungan oksigen terlarut, kuat arus, bentuk substrat, komposisi ion perairan, dan ada tidaknya
parasit atau predator. Gastropoda memiliki bentuk cangkang yang beragam, ada yang conical,
biconical, abconical, turreted, fusiform, patelli form, ovoid, discoidal, involute,obavatus,
globase, lenticular, bulloid, cylindrycal, dan trochoid (Oemarjati dan Wardhana, 1990).
Gastropoda merupakan kelas dari mollusca yang paling sukses dalam siklus hidupnya,
hal ini dapat dilihat dari variasi habitatnya yang sangat beragam dimana spesies-spesies
gastropoda yang hidup di laut maupun untuk hidup dalam berbagai tipe substrat dasar perairan

(Barnes, 1987).
Faktor-faktor kondisi lingkungan yang mempengaruhi kehidupan gastropoda yaitu
jumlah makanan yang tersedia, kandungan oksigen terlarut, kuat arus, bentuk substrat, komposisi
ion perairan, dan nada tidaknya parasit atau predator (Natadisastra, 2009).
Hewan bentos yang hidup relatif menetap di dasar perairan, merupakan indikator biologi
yang baikdalam pengkajian kualitas perairan, karena dengan hidup di dasar perairan maka hewan
bentos akan kontak langsung dengan berbagai limbah yang ada pada habitat mereka.
Makrobentos yang merupakan hewan yang sebagian besar atau seluruh siklus hidupnya
ada di dasar perairan, maka hewan ini memegang peranan penting di perairan (Odum 1993).
Makrobentos dapat mencapai ukuran tubuh sekurang-kurangnya 3-5 mm pada saat
pertumbuhan maksimum. Berdasarkan keberadaan zoobentos, Nybakken (1977) menyatakan
bahwa makrobentos yang hidup merayap di dasar perairan disebut epifauna sedangkan yang
hidup pada substrat lunak di dalam lumpur disebut infauna.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari metode tanpa menggunakan plot (plotless)
untuk mengestimasi populasi gastropoda dan mempelajari korelasi antara beberapa tolok ukur
dengan populasi makrobentos (gastropoda).

METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal pada pukul 13.00 WIB sampai
selesai. Tempat pelaksanaan praktikum kali ini berda di Sungai Tambak Bayan, Sleman,
Yogyakarta. Pada praktikum ini lokasi dibagi menjadi empat stasiun berbeda.

Parameter yang diamati dalam praktikum ini yaitu parameter fisik meliputi suhu udara,
suhu air, kecepatan arus dan debit air. Parameter kimia meliputi kadar DO, kandungan CO 2,
alkalinitas dan PH dan untuk parameter biologi meliputi organisme yang ada di lokasi
pengamatan. Pada masing-masing stasiun dilakukan beberapa pengukuran yaitu suhu, kecepatan
arus, derajat keasaman (pH), kandungan O2 terlarut, CO2bebas dan alkalinitas serta mencatat
flora/vegetasi yang terdapat di dalam dan sekitar sungai.

Alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah tongkat kecil (bari
bambu/kayu), bola tenis meja, stop-watch/arloji, roll-meter, meteran kain/penggaris, termometer,
botol oksigen, erlrnmeyer, gelas ukur, pipet ukur atau buret, pipet tetes, mikroburet, kertas label,

dan pensil. Ada pula beberapa bahan yang juga diperlukan untuk praktikum ini yaitu kertas pH
atau pH meter, larutan MnSO 4, larutan reagen oksigen, larutan H 2SO4 pekat, larutan 1/80 N
Na2S2O3, larutan 1/44 N NaOH, larutan 1/50 N H2SO4, larutan 1/50 N HCl, larutan indikator
amilum, larutan indikator Methyl Orange (MO), larutan indikator Bromcresol Green/Methyl Red
(BCG/MR), larutan 0,01 N kalium permanganat, 6 N H 2SO4, larutan 0,01 Asam oksalat dan
larutan 4% formalin.
Pengambilan datanya dengan cara menancapkan sebuah tongkat bambu ke dasar perairan
secara acak dan sembarang sebagai titik pengambilan cuplikan selanjutnya mengukur jarak
gastropoda terdekat yang ada di sekitar titik cuplikan.Pengambilan cuplikan menngunakan 20
titik cuplikan. Kerapatan populasi (densitas) gastropoda dapat dihitung menggunakan rumus:

D=

^2
(s1)
D
^
D=
( s2)
Y

Yi Yi= ( Xi ) 2
s

Y =
i=1

S : jumlah titik cuplikan yang diambil


D : estimasi kerapatan gastropoda
X : jarak terdekat gastropoda dengan titik yang ditentukan scara acak
Y : Luas area kajian

Diversitas gastropoda dapat dihitung dengan rumus metode Shannon-Wiener :

H= 2 log
N
N
H = indeks keanekaragaman
ni = cacah individu suatu genus
N = cacah individu seluruh genera

HASIL DAN PEMBAHASAN


Parameter

Stasiun

1
25
27
0,7
2,4
3,73
14,5
99
7,25

2
28
29
0,42
1,44
6,58
11,9
98
7,25

3
30
28
0,995
2,57
5,51
11
88
7,2

4
25,5
24,5
1
3,2
6,04
13,9
111
7,2

Densitas Gastropoda
(indv/m2)

793131,9588

57759,38

330,334

453475,8

Densitas Makrobentos
(Indv/m2)

425

20,83333333

31,25

96,875

Diversitas Makrobentos

0,468995594

1,570950594

1,030043391

vegetasi

Rimbun
dominasi bambu
dan semaksemak

Pohon pisang,
alang-alang,
semak, bambu

pohon pisang,
semak,
rerumputan,
alag-alang.

Rimbun
(Pisang,
bambu,
semaksemak)

Suhu Udara ( C)
Suhu Air (oC)
Arus Air (m/s)
Debit Air(m3/s)
DO (ppm)
CO2 (ppm)
Alkalinitas (ppm)
pH

Dari data hasil pengamatan estimasi populasi diperoleh densitas gastropoda di sungai ini
yang bervariasi. Pada stasiun 2 dan 3 densitas gastropoda tergolong rendah yaitu pada stasiun
sebesar 57759,38 indv/m2 dan pada stasiun 3 sebesar 330,334 indv/m2 Pada stasiun 1, di peroleh
data identitas gastropoda sebesar 793131,96 indv/m2. Dan data densitas gastropoda yang
diperoleh di stasiun 4 adalah sebesar 453475,8 indv/m2, ini karena pada stasiun 1 dan 4. Kondisi
dasar sungai yang berbeda menyebabkan perbedaan dalam densitas gastropoda yang ada di
sungai ini. Sungai dengan dasar yang berlumpur akan cenderung lebih banyak gastropodanya.

Densitas Gastropoda VS STASIUN


900000
800000 793131.96
700000
600000
500000

453475.8

Densitas Gastropoda (indv/m2) 400000


300000
200000
100000
0 1
1

57759.38
2

330.33
3

STASIUN

Berdasarkan data densitas gastropoda pada setiap stasiun, nilai densitas tertinggi yaitu
pada stasiun satu (793131 idv/m2) yang terletak pada daerah hulu, sedangkan nilai densitas
gastropoda terendah yaitu pada stasiun tiga (330,334 idv/m2). Penyebab utama terjadinya
perbedaan nilai densitas ini disebabkan oleh kondisi fisik yakni kecepatan arus pada daerah
sungai di hulu dan hilir. Selain itu kondisi dasar perairan juga menetukan habitat gastropoda.
Gastropoda lebih suka daerah berlumpur atau tanah. Sedangkan densitas gastropoda terhadap
kandungan O2 atau (DO) yakni antara 3-6 ppm dengan kondisi seperti itu gastropoda masih dapat
dijumpai di sungai ini. Semakin tingi kadar O 2 dalam air maka semakin tinggi pula populasi
gastropoda.Pada pengaruh CO2 bebas terhadap populasi gastropoda yakni apabila semakin tinggi
kadar CO2 dalam air maka semakin rendah populasi gastropoda di lingkungan tersebut. Dengan
begitu dapat digunakan sebagai indikasi pencemran.

Densitas Makrobentos VS STASIUN


500
400 425
300

Densitas Makrobentos (indv/m2) 200


100
0 1
1

96.88
2

20.83
2

STASIUN

31.25
3

Diversitas Makrobentos VS STASIUN


2

1.57

1.5

Diversitas Makrobentos

1.3

1 1
0.5
0 0
1

0.47
2

STASIUN

Densitas makrobentos tertinggi terdapat pada stasiun 1, namun di stasiun satu tingkat
diversitasnya paling rendah. Kondisi ini dikarenakan pada stasiun 1 hanya ditemukan satu jenis
makrobentos. Kandungan nutrien mempengaruhi kepadatan dan kebutuhan oksigen, semakin
banyaknya nutrient yang ada dalam perairan tersebut maka akan meningkatkan kepadatan
organisme diperairan tersebut yang membuat penggunaan oksigen dalam perairan tersebut
meningkat. Sebagai akibat dari besarnya densitas makrobebtos pada stasiun 1 menyababkan
kadar CO2 juga besar.
Keberadaan makrozoobentos dalam perairan dapat digunakan sebagai indikator dalam
menentukan kualitas perairan.Hal ini berkaitan dengan hewan bentos yang berada relatif tetap
dihabitatnya, memiliki siklus hidup yang panjang, penyebaran yang luas pada berbagai kondisi
lingkungan, mobilitas yang rendah, mudah diidentifikasi jika dibandingkan dengan jenis
mikrozoobentos.

KESIMPULAN
Estimasi populasi gastropoda di Sungai Tambak Bayan dilakukan dengan metode tanpa
plot. Populasi gastropoda terbesar densitasnya berada pada stasiun 1 dan densitas makrobentos
berada di stasiun 1. Kepadatan gastropoda di sungai menunjukkan bahwa kualitas perairan
tersebut masih cukup baik. Populasi gastropoda mempunyai korelasi dengan beberapa tolokukur
lingkungan seperti suhu, kecepatan arus, pH, DO, CO2 bebas, dan alkalinitas.
DAFTAR PUSTAKA

Barnes, R. D. 1987. Invertebrate Zoology, Fith Edition. Sounders College Publishing


Natadisastra, D. 2009. Parasitologi Kedokteran. EGC. Jakarta.

Nybakken, J. W. 1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan dari Marine
Biology an Ecological Approach oleh M. Eidman. . PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Oermarjati, B. S., dan Wardhana, W. 1990. Taksonomi Avertebrata. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga . Gajah mada University. Press. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai