Nama
NIM
: Triyitno
: 14/37490/PN/13850
Akuarium
Sikat
Aerator
Seser
Ember
Gelas ukur
Pipet tetes
Timbangan
2. BAHAN
Starter Daphnia
Air kolam
Jerami
Yeast
Dedak
Ambil 20 liter air kemudian rendam jerami (2,4 g/l) (perlakuan 1), beri aerasi dan
biarkan selama 14 hari.
Saring air rendaman yang telah dibuat, ambil 2 liter air untuk masing-masing perlakuan
masukkan dalam toples/ akuarium.
Tebar starter Daphnia sp. sebanyak 15 ind/l, pelihara selama 7 hari, lakukan pengamatan
populasi setiap hari sekali.
Dilakukan pemupukan susulan pada hari ke 3-6 sebanyak 40 mg/l (yeast dan dedak).
Mengukur suhu awal dan pH awal untuk semua perlakuan, dan lakukan pengukuran
setiap 3 hari sekali.
E. TINJAUAN RUJUKAN
Daphnia sp. lebih dikenal dengan kutu air memiliki lebih dari 20 spesies di
alam. Spesies ini hidup pada berbagai jenis perairan air tawar, terutama di daerah
subtropis. Menurut Pangkey (2009), Daphnia sp. adalah krustasea berukuran kecil
yang hidup di perairan tawar, sering juga disebut sebagai kutu air. Disebut demikian
karena cara bergerak yang unik dari organisme ini dalam air.
Terdapat banyak spesies (kurang lebih 400 spesies) dari Daphniidae dan
distribusinya sangat luas. Dari semua spesies yang ada, Daphnia sp. dan Moina yang
paling dikenal, dan sering digunakan sebagai pakan untuk larva ikan Daphnia sp.
adalah filum arthropoda yang hidup secara umum di perairan tawar. Spesies-spesies
dari genus Daphnia sp. ditemukan mulai daerah tropis hingga artik dengan berbagai
ukuran habitat mulai dari kolam kecil hingga danau luas. Dari lima puluh spesies
genus ini di seluruh dunia, hanya enam spesies yang secara normal dapat ditemukan
di daerah tropika (Naibaho, 2011).
Menurut Zahidah et al (2012) Daphnia sp. mempunyai warna yang berbedabeda tergantung habitatnya. Spesies daerah limnetik biasanya tidak mempunyai warna
atau berwarna muda, sedangkan di daerah litoral, kolam dangkal dan dasar perairan
2
G. PEMBAHASAN
Daphnia sp adalah termasuk jenis zooplankton yang hidup di air tawar. Mendiami
kolam atau danau-danau. Daphnia sp dapat hidup di daerah tropis maupun di subtropis.
Kehidupan Daphnia sp di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu dan oksigen
terlarut. Daphnia sp mempunyai bentuk tubuh lonjong, pipih dan beruas-ruas yang tidak
terlihat. Pada kepala bagian bawah terdapat moncong yang bulat dan tumbuh lima pasang
alat tambahan. Alat tambahan pertama disebut Antennula, sedangkan yang ke dua disebut
antenna yang mempunyai fungsi pokok sebagai alat gerak, Tiga lainnya merupakan alat
tambahan pada bagaian mulut (Ginting, 2015)
Daphnia sp merupakan sumber pakan bagi ikan kecil, burayak dan juga hewan
kecil lainnya. Kandungan proteinnya bisa mencapai lebih dari 70% kadar bahan kering.
Secara umum, dapat dikatakan terdiri dari 95% air, 4% protein, 0.54 % lemak, 0.67 %
karbohidrat dan 0.15 % abu. Kepopulerannya sebagai pakan ikan selain karena
3
: Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas
: Branchiopoda
Ordo
: Cladocera
Famili
: Daphnidae
Genus
: Daphnia
Spesies
: Daphnia sp.
Daphnia sp. secara taksonomi termasuk ke dalam kelompok crustacea renik yang
hidup secara umum di perairan tawar. Beberapa Daphnia sp. ditemukan mulai dari
daerah tropis hingga Arktik dengan berbagai ukuran habitat mulai dari kolam kecil
hingga danau luas. Spesies ini ditemukan di air tawar dan Air payau (sampai dengan 8
ppt salinitas) habitat termasuk danau, sungai, dan kolam renang sementara. Meskipun
mereka memilih suhu antara 18-22 C (Vanoverbeke, et al., 2007)
Mekanisme reproduksi Daphnia adalah dengan cara partenogenesis (tanpa
kawin), dan sebagian besar telur yang dihasilkan akan menetas menjadi Daphnia betina.
Kemudian satu atau lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induk.
Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas di dalam ruang pengeraman.
Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm, anak pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan secara
partenogenesis. Siklus hidup dimulai ketika induk betina menghasilkan telur (biasanya 610) yang dilepas ke kantong telur yang terletak di bagian punggungnya (Alekseev dan
Lampert, 2001).Telur menetas menjadi remaja dalam kantong telur dan dilepaskan ketika
induknya molting, biasanya dalam waktu 2-3 hari. Remaja, yang sudah menyerupai
individu dewasa, keluar setelah melalui serangkaian molting dan instars. Individu betina
dianggap secara seksual dewasa setelah mengembangkan kantung telur, biasanya setelah
instars 4-6 atau 6-10 hari. Jika kondisi tidak menguntungkan, atau jika mereka telah
dihasilkan seksual, telur akan dirilis ke ephippium, dan akan dilapisi oleh cangkang keras
dan pelindung telur sebelum penetasan ketika kondisi lebih menguntungkan (Tessier et
al, 1983). D. magna yang terkena suhu tinggi (25 C) menunjukkan penurunan
pertumbuhan dan reproduksi dibandingkan terkena suhu optimal (20 C), mungkin
karena menggunakan energinya untuk mengurangi stres terhadap tekanan suhu (Bae et
al, 2016)
Prinsip kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah memelihara daphnia
dengan media budi daya dan pakan yang berbeda untuk mendapatkan hasil pertumbuhan
biomassa. Persiapan jerami dilakukan untuk membuat nutrisi yang ada di dalam jerami
tercampur dengan air sehingga mampu dimanfaatkan oleh daphnia. Air kolam digunakan
karena terdapat nutrien dan fitoplankton untuk makanan daphnia. Pemberian pakan
menggunakan dedak dan yeast yang sudah disaring sehingga dapat dimakan oleh
daphnia. Fungsi pemberian pakan dan jenis air yang digunakan digunakan untuk melihat
kombinasi yang paling sesuai untuk budi daya azolla.
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap perkembangan biomassa
menunjukkan adanya pertumbuhan biomassa di setiap perlakuan. Kelompok 1
4
Mokoginta, Ing, Dedi Jusadi, and Dewi Sulasingkin. "Pengaruh Konsentrasi Ragi Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Populasi Daphnia Sp." (2005). Jurnal Ilmuilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 1: 17-21
Naibaho, P. 2011. Daphnia sp. (Klasifikasi, Morfologi, Reproduksi), Bacillus substilis,
Bakteri Nitrifikasi, Sistem Kultur Zooplankton, Parameter Kualitas Air.
Diunduh dari http://o-fish.com/ (diakses pada 26 oktober 2016).
Pangkey, H. 2009. Daphnia dan penggunaanya. Jurnal perikanan dan kelautan vol 5(3)
5
NILAI