Potensi Sumber Daya Mineral Dan Energi
Potensi Sumber Daya Mineral Dan Energi
PENDAHULUAN
Kendala yang dihadapi adalah pemanfaatan sumber daya mineral dan energi ini,
tidak dapat secara cepat diwujudkan, karena pemanfaatan sumber daya mineral
dan energi tersebut menuntut adanya tahapan-tahapan tertentu yang harus
dilalui.
Tahapan-tahapan itu antara lain penyelidikan umum, eksplorasi dan studi
kelayakan terhadap potensi bahan galian energi yang akan ditambang. Studi
kelayakan dilakukan untuk menentukan ekonomis atau tidak suatu bahan galian
ditambang berdasarkan kemampuan teknologi dan kondisi ekonomi saat itu.
Selain itu ada kewajiban juga untuk melaksanakan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), untuk mengetahui kelayakan lingkungan suatu rencana
kegiatan/usaha pertambangan. Setelah itu baru suatu jenis bahan galian dapat
ditambang (eksploitasi). Tahapan-tahapan yang harus dilalui ini, mulai dari
kegiatan penyelidikan umum sampai ke tahapan operasi produksi memerlukan
waktu 7 - 10 tahun.
II. POTENSI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI
A. Keadaan Geografis Kabupaten Ogan Komering Ulu
Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan ibukota Baturaja merupakan
salah satu daerah kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan (peta
wilayah sebagaimana ditunjukkan pada lampiran). Luas wilayah Kabupaten
Ogan Komering Ulu lebih kurang 361.760 hektar dengan jumlah penduduk
298.340 jiwa.
Letak geografis Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah antara 103 38
-104 32 BT dan antara 3o 45 - 4 26 LS. Berada di sebelah Selatan garis
Khatulistiwa dan termasuk daerah Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB).
Secara administratif batas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah
sebagai berikut :
- Sebelah Utara
: berbatasan
dengan
Kecamatan
Rambang
Lubai,
: berbatasan
dengan
Kecamatan
Muara
Dua
dan
- Sebelah Timur
Secara umum Kabupaten Ogan Komering Ulu beriklim hutan hujan tropis
dengan temperatur bervariasi antara 22 C sampai dengan 31` oC. Kabupaten
Ogan Komering Ulu termasuk daerah yang bercurah hujan tinggi. Curah hujan
terendah dijumpai di Kecamatan Baturaja Timur, sementara curah hujan yang
tertinggi dijumpai di Kecamatan Peninjauan. Curah hujan tertinggi terjadi antara
bulan Januari sampai bulan Mei dan yang terendah pada bulan Juli sampai bulan
September.
Dari luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu 361.760 hektar, berupa
hutan belukar seluas 36,91%, diusahakan untuk perkebunan rakyat seluas
25,48%, hutan lebat 14,56%, dan perkebunan berskala besar seluas 8,99%.
jelas dan dibatasi oleh jalur patahan Lematang dari Pendopo Antiklinorium serta
oleh patahan Lahat di sebelah barat laut dari paparan Kikim.
Gerakan diferensial dari blok patahan (graben) ini mengendalikan
sedimentasi, fasies serta pelipatan pada lapisan Tersier di atasnya.
Pada umumnya daerah Cekungan Sumatera Selatan ini dapat dibagi
menjadi 3 sub cekungan :
a) Cekungan Jambi atau Palembang Utara yang menjorok ke arah selatan.
b) Cekungan Palembang Tengah
c) Cekungan Palembang Selatan atau juga disebut Kompleks Palembang
Selatan.
Pada umumnya stratigrafi regional Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat
dikenal sebagai satu daur besar (megacycle) yang terdiri dari suatu trangresi
yang diikuti regresi. Formasi yang terbentuk dalam fase trangresi dikelompokkan
menjadi Kelompok Telisa (Formasi Lahat, Formasi Baturaja dan Formasi
Gumay). Sedangkan yang terbentuk dalam fase regresi dikelompokkan menjadi
Kelompok Palembang (Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim dan Formasi
Kasai).
Formasi pembawa batubara pada Cekungan Sumatera Selatan adalah
Formasi Talang Akar, Air Benakat, Muara Enim dan Kasai, tetapi yang paling
potensial adalah Formasi Muara Enim, sedangkan Formasi Baturaja merupakan
pembawa endapan batu gamping yang banyak terdapat di sekitar kota Baturaja.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Baturaja skala 1:250.000 yang
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung (1993),
urutan stratigrafi regional daerah penyelidikan dari muda ke tua adalah sebagai
berikut :
a) Formasi Kasai (Qtk), termasuk ke dalam Kelompok Palembang, memiliki
ketebalan 500 m 1.000 m, berumur Pliosen. Terdiri dari konglomerat
dengan fragmen kuarsa dan batu pasir kuarsa, batu lempung tufaan
mengandung kayu terkersikan (silicified wood) dengan sisipan tuff batu
apung dan lignit yang membentuk lensa-lensa. Formasi ini merupakan fasies
endapan darat dan danau.
b) Formasi Muara Enim (Tmpm), termasuk kedalam Kelompok Palembang,
memiliki ketebalan 150 m 750 m, berumur Pliosen. Terdiri dari batu
lempung, batu lanau, batu pasir tufaan dengan sisipan batubara, merupakan
endapan air payau.
c) Formasi Air Benakat (Tma), termasuk kedalam Kelompok Palembang,
memiliki ketebalan 100 m 1.300 m, berumur Mio-Pliosen. Terdiri dari batu
lempung dengan sisipan batu lempung tufaan napal, batu pasir dan serpih,
merupakan fasies endapan litoral sampai marin dangkal.
d) Formasi Gumay (Tmg), memiliki ketebalan 0 m 2.200 m, berumur Miosen
Awal-Tengah. Terdiri dari batu lempung dengan sisipan batu lempung tufaan
napal, batu pasir dan serpih dengan sedikit glaukonitan, di bagian tengah
anggota ini terdapat suatu lapisan tipis batu apung. Formasi ini merupakan
diendapkan fasies marin terbuka yang dalam.
e) Formasi Baturaja (Tmb), termasuk kedalam kelompok Telisa, memiliki
ketebalan 0 m 160 m, berumur Miosen Awal. Terdiri dari batu gamping
terumbu, kalkarenit dengan sisipan serpih gampingan dan batu pasir
gampingan, merupakan fasies terumbu neritik. Formasi ini diendapkan
secara selaras di atas Formasi Talang Akar.
f)
Bagian atas formasi umumnya disusun oleh batu lanau tufaan, batu lempung
gampingan, lensa-lensa konglomerat dan sisipan batu pasir glaukonitan
terdiri dari batu pasir kuarsa mengandung kayu terkersikan. Merupakan
fasies litoral sampai paralis air payau.
Pada Cekungan Sumatera Selatan terdapat tiga antiklinorium utama dari
selatan ke utara sebagai berikut :
1) Antiklinorium Muara Enim
2) Antiklinorium Pendopo-Benakat
3) Antiklinorium Palembang
Antiklinorium-antiklinorium ini berimpitan dengan relief batuan dasar
Pra-Tersier yang merupakan bongkah-bongkah patahan (graben-graben) yang
terangkatkan yang juga merupakan jalur paleotopografi tinggi. Antiklin hanya
terdapat dalam antiklinorium, sedangkan dalam daerah tektonik rendah pelipatan
sangat lemah. Pada antiklinorium Pendopo Benakat dan Muara Enim struktur
lipatan menjadi patahan batuan dasar (basement fault). Semua struktur lipatan
ini dipotong-potong oleh sesar normal menjadi graben-graben.
Tabel 1
Potensi Bahan Galian Kabupaten Ogan Komering Ulu
BAHAN GALIAN
Batubara
LOKASI
SUMBERDAYA
(juta ton)
Lengkiti
Lbk. Batang
Pengandonan
Baturaja Barat
Semidang Aji
Sosoh Buay Rayap
Lubuk Raja/Batumarta
KETERANGAN
16
459
108
100
72
31
358
Batu Kapur/Gamping
Baturaja Barat
Sosoh Buay Rayap
Pengandonan
Lengkiti
Semidang Aji
Granit*)
Pengandonan
Ulu Ogan
Bentonit*)
Semidang Aji
Baturaja Barat
Pengandonan
Pengandonan
Andesit
Pengandonan
Ulu Ogan
Pasir Kuarsa *)
Baturaja Barat
Baturaja Timur
Pengandonan
Semidang Aji
Obsidian
Tras
*)
*)
270
170
25
75
65
Zeolit *)
Semidang Aji
Batu Mulia *)
Fospat*)
Pengandonan
Baturaja Timur
Sirtu*)
Sungai Ogan
Sungai Lengkayap
(Sumber : Diolah dari data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2001-2013).
*) : Data jumlah sumber daya bahan galian tersebut belum tersedia.
Data hasil analisis kimia dan pengujian sifat fisik batubara yang terdapat
di Kabupaten Ogan Komering Ulu didapat bahwa umumnya batubara tersebut
memiliki nilai kalor 3.200-5.465 kkal/kg, kadar air total 36,59%-57,17%, zat
terbang 36,65%-43,50%, karbon total 40,63- 68,66 %, vitrinit 80,20%-98,00 %,
liptinit 0,5%-9,7 %, inertinit 1,0%-8,6%. Sedangkan kandungan abu dan sulfur
cukup rendah, masing-masing 2,00%-12,70% dan 0,15%-2,49%. True specific
gravity batubara tersebut adalah 1,30-1,50 dan nilai ketergerusan (HGI) 42,5463,47.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa batubara yang terdapat di
Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan batubara kualitas rendah atau
peringkat ligtnit-subbituminus (brown coal) yang ditandai dengan kadar air yang
tinggi dan nilai kalor yang rendah.
Bahan galian selain batubara yang jumlah sumberdayanya cukup besar
adalah batu kapur atau batu gamping. Lokasi penyebaran batu gamping di
Kabupaten Ogan Komering Ulu terdapat di beberapa tempat, yaitu di Desa
Tanjung Lengkayap, Way heling, Pusar dan Padang Bindu. Secara umum kadar
CaO rata-rata berkisar antara 40-50%. Jumlah sumber daya batu gamping di
Kabupaten Ogan Komering Ulu mencapai 600 juta ton. Cadangan batu kapur di
Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagian telah dieksploitasi sejak tahun 1978
oleh PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. sebagai bahan baku utama pembuatan
semen.
Dalam goa-goa batu gamping, dijumpai pula endapan fosfat yang belum
diketahui jumlah sumberdayanya.
Endapan sirtu (pasir dan batu sungai) terdapat hampir di semua kelokan
sungai (meander), seperti di sungai Ogan beserta anak-anak sungainya. Selama
ini pemanfaatannya antara lain untuk fondasi jalan dan bahan bangunan.
Kecamatan
Pengandonan
dijumpai
bahan
galian
obsidian.
Pasir kuarsa sebagai batuan sedimen aluvial, dijumpai dalam jumlah yang
relatif kecil dan tidak menyebar. Pasir kuarsa banyak digunakan di dalam industri
keramik, cat, industri kimia, kaca dan industri semen.
Sumberdaya alam minyak dan gas bumi juga terdapat di Kabupaten
Ogan Komering Ulu yaitu di Kecamatan Peninjauan, Lubuk Batang dan
sekitarnya.
Jumlah
sumberdaya
minyak
dan
gas
bumi
sebagaimana
Lokasi
Minyak Bumi
(MSTB)
Gas Bumi
(BSCF)
Panas Bumi
(MWE)
Air
Terjun
(MW)
Baturaja Timur
Pengandonan
Peninjauan
302.707
484
Lubuk Batang
Semidang Aji
Ulu Ogan
4,083
302.707
484
4,083
Jumlah
Catatan :
MSTB
BSCF
MWE
- MW
10
11
Komering Ulu dan Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 16 Tahun 2008
tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor
11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi danTata Kerja Dinas-dinas
dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Berdasarkan Pasal 68 Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas dalam Kabupaten Ogan
Komering Ulu tersebut, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan
Komering Ulu berkedudukan sebagai unsur pelaksana otonomi daerah yang
dipimpin oleh Kepala Dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan kabupaten
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pertambangan dan
energi.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pertambangan dan
Energi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) perumusan kebijaksanaan teknis di sektor pertambangan dan energi;
b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pertambangan dan energi;
c) pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertambangan dan energi;
d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Ogan Komering Ulu
sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pertambangan dan Energi.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut di
atas serta untuk mendukung kebijakan strategis Bupati Ogan Komering Ulu pada
pembangunan sektor pertambangan dan energi, maka diperlukan visi dan misi
Dinas Pertambangan dan Energi yang sejalan dengan kebijakan tersebut.
12
dan
energi
yang
pengusahaan
pertambangan
yang
berkelanjutan
dan
13
II.
III.
Jenis Perizinan
Bahan Galian
Tahap
Izin
Usaha
Pertambangan
(IUP) Batubara
Batubara
Eksplorasi
Jumlah
Lokasi
11
Operasi Produksi
Perjanjian Karya
Pengusahaan
Pertambangan
Batubara
(PKP2B)
Jumlah
Batubara
Permulaan Tahap
Konstruksi
Perpanjangan
Tahap Kajian
Kelayakan
-
Izin
Usaha
Pertambangan
(IUP)
Mineral
Bukan
Logam
dan Batuan
Batu Kapur
Jumlah
Jumlah Keseluruhan
Luas (Ha)
Keterangan
82.783,00
53.726,00
Baru satu
perusahaan
berproduksi.
21.380,00
9.498,00
20
167.387,00
Perjanjian
dengan
pemerintah
pusat
-
Eksplorasi
Operasi Produksi
Operasi Produksi
3
1
1
7.753,20
103,40
96,84
Bahan baku
industri
semen
Operasi Produksi
20,55
Andesit
Eksplorasi
507,20
Bahan
bangunan/
jalan raya
Bahan
bangunan/
jalan raya
11
31
8.481,19
175.868,19
Tanah Liat
(Sumber : diolah dari data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013)
14
Jenis
Perizinan
Perusahaan
Tahap
1.
PT Pertamina (Persero)
KP
Eksplorasi/Operasi Produksi
2.
KPS
Eksplorasi/Operasi Produksi
3.
KPS
Eksplorasi
4.
PT Titis Sampurna
KPS
Eksplorasi
5.
PT Tiarabumi Petroleum
KPS
Eksplorasi/Operasi Produksi
(Sumber : Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013)
IV. PENUTUP
Harapan kita semua adalah agar eksploitasi sumber daya mineral dan
batubara di Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat segera terwujud. Dengan
dibukanya kegiatan / usaha pertambangan mineral dan batubara di Kabupaten
Ogan Komering Ulu diharapkan pendapatan daerah meningkat, terbukanya
peluang / kesempatan berusaha dan lapangan kerja, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi usaha pertambangan
dan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu pada umumnya.
15