AF
T
Master Plan
Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
Tanda penerbit
Master Plan proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara adalah suatu proyek bersama
antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda.
Proyek ini dibiayai oleh Pemerintah Belanda
Badan Pelaksananya adalah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Indonesia.
Konsultan: Witteveen+Bos
Grontmij
Kuiper Compagnons
Ecorys
Triple-A
Deltares
Dalam asosiasi dengan: Pentair flow technologies
Palu2Indonesia
Bita Bina Semesta, PT
Bita Enarcon Engineering, PT
Martijn Wieriks
Fotografi:
Fendi Siregar
Inong Hunain
Kuiper Compagnons
A. Bahrul B.D
Witteveen+Bos
Grontmij
Deltares
Ilustrasi: KuiperCompagnons
Clary Scheres
2 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Master Plan
Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian | Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta | Badan Perencanaan Pembangunan Nasional | Kementerian Pekerjaan Umum | Pemerintah Belanda
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
4 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
index
0. PRAKATA
1.
PENDAHULUAN
1.1. 2007: Banjir yang berbeda dari yang lain
1.2. Tujuan utama
1.3. Dari JCDS menjadi Master Plan
13
14
14
15
2.
MASTER PLAN
2.1. Maksud Master Plan Ini
2.2. Cakupan
2.3. Susunan laporan ini
17
18
18
19
21
23
25
4.
SOLUSI TERPADU
4.1. Misi
4.2. Pendekatan
4.3. Upaya-upaya yang tidak disesali
4.4. Solusi jangka panjang
4.5. Alternatif-alternative ruang
29
31
31
31
35
38
5.
43
45
47
49
53
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
6 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
6.
KASUS BISNIS
6.1. Pendahuluan
6.2. Rencana yang layak
6.3. Faktor-faktor kunci
6.4. Biaya-biaya nominal dan pendapatan komponen utama
6.5. Hasil-hasil
6.6. Dampak ekonomi
6.7. Profil risiko
55
57
57
58
60
62
63
63
7.
67
69
74
76
77
81
82
85
89
92
8.
9.
95
97
99
107
109
111
111
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
8 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
0
PRAKATA
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
10 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
dan akan membawa keamanan dan kemakmuran untuk Ibukota. Garuda ini akan
memberikan citra baru buat Ibukota yang tampak jelas dan dikenal jika dilihat
dari udara. Ibukota yang siap untuk abad ke-21 ini. Yang akan dibanggakan dan
dinikmati oleh semua orang.
Master Plan ini dikembangkan di bawah bimbingan langsung dari Kementerian
Koordinasi Bidang Perekonomian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Pekerjaan Umum, dan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan merupakan hasil kerja sama jangka panjang antara Pemerintah Indonesia
dan Pemerintah Belanda di bidang pengelolaan air.
Master Plan ini merupakan langkah penting ke arah pelaksanaan. Master Plan
ini memberikan model pengembangan dan pelaksanaan yang berlandasan kuat
dan dapat diimplementasikan untuk kota baru ini. Master Plan ini merupakan
kerangka kerja yang kuat dan titik awal untuk studi kelayakan pada berbagai
komponen dan desain rincinya. Master Plan ini juga memberikan suatu dasar
yang baik untuk tahap pendanaan dan pembuatan kontrak.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
11
12 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
PENDAHULUAN
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
13
1.1.
Tahun 2007: Banjir yang berbeda dari yang lain
10 juta penduduk wilayah metropolitan Jakarta (Indonesia) sudah terbiasa
dengan banjir pada musim hujan. Sedimentasi dan penumpukan limbah,
bersamaan dengan aliran sungai yang mencapai puncaknya telah menciptakan
banjir musiman pada ketiga belas sungai dan saluran yang mengalir melalui
delta perkotaan yang rendah ini. Banjir di jalanan akibat curah hujan yang
tinggi merupakan kejadian yang lebih lazim, ketika kota ini berjuang untuk
mempertahankan sistem drainase perkotaan sejalan dengan tingkat urbanisasi.
Akan tetapi, pada November 2007 Jakarta Utara diterjang oleh banjir yang
berbeda dari yang lain. Pasang yang ketinggiannya telah melebihi tanggul laut
di beberapa tempat sehingga air laut memenuhi jalanan dan menciptakan
genangan air hingga sedalam 1,5 meter selama beberapa hari.
Banjir dari laut ini membenarkan apa yang diperingatkan oleh para peneliti.
Jakarta Utara telah mengalami penurunan muka tanah pada laju yang
mengejutkat di rata-rata 7.5 centimeter per tahun. Di beberapa tempat laju
penurunan muka tanah ini dapat mencapai hingga 17 centimeter per tahun.
Banyak tempat di kota ini, termasuk pertahanan pesisir, yang terus menerus
mengalami penurunan muka tanah hingga di bawah permukaan air laut.
Pada 2008 tanggul laut telah diperkuat tetapi akibat terjadinya penurunan muka
tanah, tanggul laut ini telah mencapai tingkat rendah yang kritis. Limpasan pada
pasang tinggi diperkirakan akan terjadi pada tahun-tahun mendatang
FAKTA:
- Pada November 2007, Jakarta Utara dilanda banjir besar pertama yang
berasal dari laut. Penurunan muka tanah di Jakarta Utara merupakan
penyebab dasar banjir ini. Laju penurunan muka tanah rata-rata adalah
7,5 centimeter per tahun, tetapi di beberapa wilayah pesisir laju penurunan
muka tanah ini terukur mencapai 17 centimeter per tahun.
- Di samping banjir dari laut, pada tahun 2007 banjir besar juga terjadi akibat
tingginya debit sungai dan curah hujan yang tinggi. Banjir itu ditaksir
menyebabkan kerugian $544 juta. Di samping itu, 76 jiwa tewas dan lebih
dari 590.000 jiwa tercatat sebagai penungsi.
- Penyedotan air tanah melalui sumur-dalam yang dilakukan secara besarbesaran kemungkinan besar merupakan penyebab utama penurunan muka
tanah ini.
- Pada 2006 tanggul laut yang ada telah diperkuat tetapi akibat penurunan
muka tanah ini, tanggul laut tersebut telah mencapai tingkat rendah yang
kritis. Limpasan air laut pada saat pasang tinggi akan diperkirakan akan
1.2.
Tujuan utama
Selama beberapa tahun pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda telah
bekerja bersama-sama untuk mengurangi dan mencegah banjir di Ibukota
Negara Indonesia. Kerjasama ini telah menghasilkan Jakarta Coastal Defence
Strategy (JCDS)/ Strategi Pertahanan Pesisir Jakarta (SPPJ) pada 2001. Kerja
sama bilateral ini diteruskan pada proyek National Capital Integrated Coastal
Development (NCICD)/ Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN).
Proyek JCDS ini dan fase pertama proyek NCICD ini menyimpulkan bahwa:
- Penguatan tanggul laut yang ada dan meningkatkan kapasitas pompa
drainase tidak dapat lagi memberikan perlindungan yang cukup untuk jangka
panjang. Tambahan lagi, ruang di Jakarta sangat terbatas untuk menciptakan
waduk tampung yang berkapasitas besar. Solusi lepas-pantai untuk
perlindungan banjir tidak terelakkan lagi untuk mencegah terjadinya banjir di
wilayah pesisir kota akibat air laut dan sungai.
14 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
1.3.
Draf Master Plan ini dikembangkan berdasarkan MPA ini. Telah dilakukan
penelitian lanjut dalam aspek-aspek ruang, rekayasa solusi, aspek-aspek
keuangan dan ekonomi dan dampak-dampak lingkungan guna lebih
menguatkan pilihan-pilihan yang dibuat dalam Master Plan ini.
Master Plan ini belum merupakan tahap perencanaan akhir. Setelah rencana ini
disetujui, perancangan rinci dan studi kelayakan untuk komponen-komponennya
akan disiapkan, baik itu oleh pemerintah Indonesia ataupun oleh investor swasta.
Juga, prosedur pendanaan dan kontrak juga akan membutuhkan perencanaan
tambahan atau revisi dari rencana-rencana yang telah ada. Prosedur-prosedur ini
akan dipaparkan lebih lanjut dalam draf akhir Master Plan ini.
fase
permulaan
JCDS
Atlas
Agenda
Aturan-Main
fase
memilih
fase
perancangan
Masterplan
Draf Masterplan
Proyek NCICD ini merupakan kelanjutan proyek JCDS yang menghasilkan strategi
untuk perlindungan terhadap banjir. Pada fase Konsolidasi Strategi proyek
NCICD ini, anggapan-anggapan yang mendasari Arahan Strategis dan aspekaspek perancangan dari Arahan Strategis telah diteliti. Kesimpulan-kesimpulan
dari penelitian tambahan ini telah menghasilkan versi optimasi JCDS ini, yang
merupakan Model Pelaksanaan Akhir (MPA).
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
15
16 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
II
MASTER PLAN
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
17
2.1.
Maksud Master Plan Ini
Draf Master Plan ini dikembangkan sebagai dasar untuk para pemangku
kepentingan dan konsultasi politik menyangkut arahan pengembangan ini.
Berdasarkan proses ini draf akhir Master Plan akan diselesaikan sebelum 1
Agustus 2014.
Maksud Master Plan ini ada tiga:
- Memberikan model keselamatan banjir jangka panjang yang dapat
diimplementasikan dan juga memberikan kesempatan sosio-ekonomis yang
sangat baik untuk Ibu kota.
- Memberikan satu rancangan untuk pengembangan perkotaan dengan
didasari oleh kasus bisnis sebagai kerangka pengembangan.
- Memberikan peta-jalan untuk pelaksaaannya.
Master Plan ini merupakan langkah kedua dari sederetan langkah pembuatan
keputusan yang dimulai dengan JCDS. Dengan menerapkan Master Plan
ini, Pemerintah Indonesia, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa
Barat dan Banten akan menetapkan Master Plan ini sebagai kerangka kerja
untuk perencanaan ruang, institusi, dan keuangan dan berkomitmen untuk
melakukan kerjasama selanjutnya. Langkah berikutnya meliputi perbaikan atau
penyempuraan rencana-rencana yang telah ada dan pelaksanaan studi dampak
dan kelayakan, akan menjadi informasi lanjutan untuk keputusan akhir investasi.
Dengan memperhatikan pentingnya rencana ini, pemerintah Indonesia dan
pemerintah Daerah Khusus Ibukota seharusnyalah secara bersama-sama
memutuskan untuk segera melaksanakan upaya-upaya yang direncakanan pada
Fase A. Disarankan peletakan batu pertamanya dilakukan pada Juli 2014 ini.
A
C
2.2.
Cakupan
Master Plan ini berfokus pada perancangan dan fungsi dari solusi resiko banjir
18 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Master Plan ini termasuk rencana-rencana dan draf perancangan untuk tiga fase:
fase A terdiri atas pertahanan laut yang ada, fase B tanggul laut luar dan reklamasi
lahan, dan fase C yang berupa pengembangan jangka panjang di timur Teluk
Jakarta. Fase ini hanya dikerjakan dalam rancangan sketsa karena pengembangan
masih jauh ke depan dan banyak ketidakpastian.
2. Masterplan
Bagian 1
1. Pendahuluan
Motif tindakan
4. Solusi terpadu
Solusi
6. Kasus-kasus bisnis
2.3.
Master Plan ini dibagi dalam dua bagian. Bagian 1 menjelaskan risiko banjir,
tantangan-tantangan perkotaan, dan solusi secara garis besar. Bagian 2
berisi rincian perencanaan-perencanaan untuk setiap tema dan untuk setiap
subwilayah. Susunan Master Plan ini ditunjukkan pada gambar di sebelah kanan
ini.
Master Plan ini didasarkan pada analisis pendukung, perhitungan dan uraian
lebih lanjut. Semua ini dikumpulkan dalam enam laporan terpisah:
1.
Laporan teknik
2.
Peningkatan mutu pertahanan laut yang telah ada
3.
Perencanaan ruang & perancangan perkotaan
4.
Kajian keuangan dan ekonomi
5.
Unsur-unsur penilaian lingkungan strategis
6.
Rencana pelaksanaan telah dilaporkan secara terpisah
Bagian 2
Perencanaan yang
lebih rinci
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
19
20 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
III
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
21
22 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
3.1.
Banjir: alasan di balik Master Plan ini
Pada saat ini, tiga tipe banjir melanda Jakarta. Yang pertama, hujan lebat di kota
yang dikombinasikan dengan kapasitas penyimpanan air yang tidak mencukupi
telah menghasilkan genangan. Karena curah hujan yang berlebihan di kota ini
mengalir kearah wilayah pesisir yang berdataran rendah, daerah inilah yang
paling rentan terhadap banjir tipe ini. Tipe banjir kedua datang dari sungai-sungai
dan kanal-kanal sebagai akibat tingginya laju aliran di hulu. Pada banyak tempat
kapasitas sistem air saat ini tidak mencukupi. Tanggul sungai tidak cukup tinggi
atau cukup kuat dan sungai-sungai, anak sungai dan pompa tersumbat oleh
sedimen dan sampah. Akibatnya sungai-sungai ini meluap. Tipe banjir ketiga
datang dari laut ketika tanggul laut, dan tanggul sungai di daerah pesisir, tidak
cukup tinggi atau cukup kuat. Ketika laut berada di muka air tertinggi, tanggultanggul ini terlimpasi, dan air laut membanjiri kota ini seperti yang terjadi pada
2007.
Master Plan ini bermaksud untuk mencegah tipe ketiga banjir. Saat ini tipe ketiga
banjir ini sangat mungkin terjadi karena pertahanan banjir Jakarta sudah tidak
mencukupi lagi: survey pendahuluan dari 2013 memperlihatkan bahwa saat ini
lebih 40% pertahanan banjir di daerah pantai tidak mampu menahan muka air
laut tertinggi
(HHWS)1.
Karena penurunan muka tanah yang sedang berlangsung di wilayah pesisir
Jakarta, resiko banjir menjadi meningkat. Penanganan masalah ini menjadi
semakin sulit:
- Akibat penurunan muka tanah yang parah, muka air laut akan berada di
antara 3 sampai 5 meter di atas paras jalan pada tahun 2050.
- Karena sungai-sungai dan kanal-kanal ikut mengalami penurunan bersama
dengan penurunan muka tanah, sungai-sungai dan kanal-kanal ini akan
semakin sulit untuk mengalirkan airnya secara gravitasi ke laut. Memang,
polder-polder di Jakarta telah memanfaatkan pompa-pompa berkapasitas
1
FAKTA:
Pertahanan laut saat ini sudah tidak memadai. Resiko yang segera dihadapi
adalah bahwa akibat penurunan muka tanah, ketinggian muka air laut
akan menjadi lebih tinggi daripada pertahanan laut: air akan melimpas
pada saat air pasang tinggi dalam beberapa tahun ke depan.
Tindakan yang segera perlu dilakukan. Fase A Master plan ini mencakupkan
peninggian tanggul laut yang ada. Juga, tanggul di sepanjang sungai
utama yang bermuara ke laut akan dipertinggi. Tindakan ini akan
menyelesaikan masalah-masalah banjir hingga tahun 2022. Selama periode
ini upaya-upaya harus dilakukan untuk mengurangi laju penurunan muka
tanah.
Akan tetapi, tampaknya proses penurunan muka tanah ini akan berlanjut
pada laju yang tinggi untuk beberapa tahun lagi. Sekitar tahun 2025, lebih
dari 10% Jakarta Barat akan mengalami penurunan muka tanah hingga
di bawah tingkat kritis yakni 2,5 m di bawah muka air laut Pasang tertinggi
(the Highest High Water SpringHHWS). Di beberapa wilayah di bawah
muka ini, korban jiwa tampaknya akan sangat bertambah jika terjadi banjir,
karena mengungsi ke atap rumah sudah tidak memungkinkan lagi.
Tetapi penurunan muka tanah yang sedang berlangsung ini menimbulkan
masalah kedua: sungai juga mengalami penurunan muka tanah yang akan
mengurangi kemampuan sungai tersebut untuk mengalirkan airnya ke laut.
Jika hujan lebat turun di Jakarta, debit puncak sungai harus dialirkan ke
laut.
Akhirnya air sungai akan melimpas atau bahkan bobol dan air sungai dan
laut akan membanjiri wilayah pesisir yang berada 3 sampai 5 meter di
bawah muka air laut.
Kerusakan dan korban jiwa akan membesar secara dramatis.
Dibutuhkan suatu solusi yang tangguh dan berkesinambungan.
Muka air pasang tertinggi adalah ketinggian pasang tertinggi yang dapat dicapai dalam siklus 18 tahun.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
23
FAKTA:
Ibukota tumbuh cepat dan kebutuhan akan ruang jadi meningkat.
Infrastruktur angkutan sudah berlebihan.
Bandar utama (pelabuhan, bandara) telah mencapai kapasitas maksimum
sudah sejak lama. Hubungan dari Tanjung Priok dan bandara SoekarnoHatta ke tengah kota selalu mengalami kemacetan lalu lintas, yanag
membuat keduanya semakin tidak menarik sebagai pusat transportasi.
Penggunaan ruang terbuka yang tak terencana di sepanjang sungai-sungai
dan garis pesisir sudah menjadi hal yang lazim.
Hanya sebagian kota ini yang dilengkapi dengan air perpipaan; air tanah
disedot sebagai sumber air minum alternatif; pada masa mendatang,
sumber-sumber untuk air baku akan menjadi langka akibat penduduk yang
meningkat.
Polusi sungai dengan air limbah yang belum diolah dan limbah padat
sangat parah.
Jakarta kekurangan daerah rekreasi dan ruang hijau.
24 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
besar. Dalam waktu dekat ini, pompa-pompa skala besar dengan danaudanau pemompaan dengan total luas mencapai ribuan hektar akan
diperlukan untuk mengalirkan air dari semua sungai yang ada, termasuk Banjir
Kanal yang besar ini.
Jika upaya-upaya tidak diambil, sebagian besar wilayah pesisir terancam
genangan permanen. Di daerah ini, nasib 4,5 juta orang sedang dipertaruhkan.
Kerusakan materi akibat genangan permanen ini dihitung telah berjumlah $103
milyar akibat kehilangan lahan dan bangunan saja; kerusakan ekonomi bahkan
akan lebih besar. Di samping itu, banjir yang sering terjadi dapat menyebabkan
kemerosotan reputasi, kehilangan kegiatan ekonomi dan kenaikan premi
asuransi.
3.2.
Tantangan-tantangan perkotaan
Jakarta telah tumbuh jauh melebihi batas administratifnya. Khusus dalam batasbatas fungsinya sebagai kota, batas-batas ini telah dilampaui. Wilayah pesisir
sedang menghadapi tantangan-tantangan yang serius.
Sistem jalan di kota ini kadang-kadang lumpuh oleh lalu lintas padat. Waktu
tempuh untuk pelaju menjadi molor karena jarak dan khususnya karena padatnya
lalu lintas. Tidak saja tumbuh dalam jumlahnya, tetapi meningkatnya kepemilikan
kendaraan akan menyebabkan lebih banyak kendaraan di ke jalan. Dalam
periode 2002-2010, kepemilikan kendaraan meningkat dari 17 % menjadi 25 %,
dan kepemilikan sepeda motor meningkat dari 34 % menjadi 72 %.
Infrastruktur jalan dan khususnya infrastruktur angkutan umum tidak dapat
mengejar pertumbuhan kota ini dan hal ini akan membebani pada pertumbuhan
ekonomi Jakarta. Sebagai contoh, sejumlah ruas pada sistem jalan lingkar masih
belum terbangun dan proyek MRT belum diselesaikan. Juga, pertumbuhan pada
koridor timur-barat Jawa bagian barat secara keseluruhan dipengaruhi oleh
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
25
26 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Kota ini berjuang untuk memasok air bersih ke warganya dan perusahaan yang
berada di kota, Menyediakan air bersih merupakan salah satu faktor kunci untuk
perkembangan ekonomi.
Hanya sebagian kota ini yang dilayani dengan air perpipaan. Di samping
itu banyak pompa air tanah legal dan illegal dipasang, yang merupakan
penyebab utama penurunan muka tanah di kota ini. Oleh sebab itu DKI Jakarta
menargetkan untuk memenuhi seluruh wilayah kota dengan air perpipaan pada
tahun 2030 dan ini merupakan tantangan yang sangat besar. Sumber-sumber
tambahan untuk air baku adalah kira-kira 7 m3/det pada 2030 merupakan
keharusan, karena ketersediaan air baku dari sumber-sumber saat ini tidak akan
mampu memenuhi kebutuhan masa depan ini.
Juga, dari segi lingkungan hunian Jakarta juga telah mencapai batasnya. Polusi
sungai oleh industri dan rumah tangga, pembuangan sampah dan asbut (asap
kabut) merupakan masalah-masalah mendesak. Sebagian besar waduk retensi
yang ada telah mengalami polusi yang dilakukan oleh manusia, limbah, sampah
industri dan komersial. Polutan ini sering menyumbat sistem drainase dan
memberikan pemandangan yang kumih dengan aroma busuk dan menimbulkan
bahaya terhadap kesehatan. Air hitam dibuang langsung ke sungai-sungai dan
teluk. Di daerah permukiman kumuh, dimana fasilitas dasar tidak tersedia, hal
seperti ini mengarah ke keadaan yang sangat tidak sehat.
untuk berekreasi dan berbisnis. Oleh sebab itu ruang hijau dan taman akan
memberikan sumbangan pada perekonomian kota ini juga.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
27
28 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
IV
SOLUSI TERPADU
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
29
30 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
4.1.
Misi
Misi Master Plan ini adalah untuk memadukan solusi-solusi keamanan banjir
dengan pengembangan perkotaan, yang dengan demikian akan menyelesaikan
masalah-masalah perkotaan dan pada waktu yang sama akan menghasilkan
pendapatan untuk membiayai perlindungan banjir ini. Master Plan ini
dengan demikian lebih dari sekadar rencana manajemen banjir. Rancana
Induk ini ditujukan untuk menjadi katalisator untuk pengembangan wilayah
pesisir. Kebutuhan mendesak akan tanggul laut untuk perlindungan banjir
menjadi tumpuan untuk rencana terpadu itu. Tetapi jenis pengembangan
perkotaan mana yang dapat dipertimbangkan? Sepuluh ambisi utama untuk
pengembangan perkotaan disajikan dalam kotak berikut.
4.2.
Pendekatan
Dalam pendekatan atas Master Plan ini, mengembangkan suatu solusi untuk
masalah keamanan banjir merupakan tujuan utama Master Plan ini. Banjir perlu
diselesaikan sesegera mungkin dan oleh sebab itu merupakan katalisator untuk
pengembangan lain. Sebagai dasar untuk Master Plan ini, solusi terbaik yang
terkait hidrolika untuk masalah banjir telah dikembangkan, termasuk solusi
jangka pendek (tidak disesali) dan juga jangka panjang.
Tetapi pada waktu yang sama, solusi dari segi hidrolika telah digabungkan
dengan reklamasi lahan, jalan tol, dan perluasan pelabuhan. Gabungan ini akan
menyumbang terhadap ambisi pengembangan perkotaan atas wilayah pesisir,
maupun menghasilkan pendapatan untuk membiayai upaya-upaya perlindungan
banjir. Kesempatan investasi telah dioptimasi untuk menciptakan pendapatan
maksimum, yang menyeimbangkan pendapatan yang mungkin dan penyerapan
pasar atas produk real estat.
4.3.
Upaya-upaya yang tidak disesali
Tindakan-tindakan jangka pendek untuk pertahanan banjir sudah mendesak.
Pertahanan laut akan dilimpasi dalam beberapa tahun mendatang dan tidak
boleh ada waktu yang terbuang. Upaya-upaya yang disebutkan di bawah ini
merupakan upaya-upaya mendesak yang tidak disesali.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
31
Kawasan-kawasan prioritas
Prioritas pengembangan
(berdasarkan ketinggian
saat ini)
Tinggi
Menegah
Rendah
Tidak diketahui
32 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Tindakan ini paling mendesak di dekat Pluit, Pantai Mutiara dan di sepanjang
Ancol. Pada ketiga tempat ini tingkat pertahanan sudah sedemikian rendahnya
sehingga pelimpasan mungkin saja terjadi pada kondisi tahunan normal.
Mengingat keadaan seperti ini, perancangan awal telah dibuat selama
pengembangan Master Plan ini. Untuk keperluan ini, Jakarta bagian utara dan
sekitarnya telah dibagi ke dalam sistem yang terdiri atas 7 lingkaran tanggul yang
melindungi daerah-daerah yang berada di dalamnya dari genangan. 1
Untuk 5 sungai dan kanal 2 , DPU telah menyiapkan pembangunan stasion
pompa baru yang akan menyekat kelima sungai ini dari Teluk Jakarta: air tidak
akan mengalir lagi secara alami tetapi akan dipompakan ke teluk ini. Menyekat
sungai-sungai ini akan sangat mengurangi panjang penanggulan sungai yang
harus diperkuat. Mengingat penanggulan ini terletak di daerah perkotaan yang
padat, pengurangan panjang ini juga akan mengurangi jumlah orang yang perlu
direlokasi. Karenanya, upaya ini juga disarankan untuk Kali Grogol, Kanal Ancol,
dan Kali Sunter.
Laut terbuka
Kota Jakarta
Phase A (2015)
Teluk Jakarta
T anggul melingkar adalah sistem tertutup (misalnya tanggul, tanah yang lebih tinggi, pintu air, dll) untuk
melindungi daerah yang berada di dalamnya dari ancaman genangan
Kali Kamal, Kali Angke, Kali Muara Karang, Ciliwung, dan Kali Sentiong.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
33
Tiga solusi utama: menelantarkan ibukota negara, b. perlindungan darat dengan tanggul tinggi dan waduk kota yang besar dan c. tanggul laut lepas pantai dengan waduk lepas pantai yang besar
34 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Penurunan muka tanah, yang sebagian besar, disebabkan oleh penyedotan air
tanah, yang harus dihentikan dan diganti dengan pasokan air perpipaan. Tidak
menghentikan penurunan muka tanah berarti bahwa wilayah pesisir Jakarta akan
semakin turun hingga di bawah muka laut, yang membuat solusi untuk masalah
banjir menjadi bertambah sulit dan mahal.
Berhasil menghentikan atau memperlambat penurunan muka tanah secara
cukup nyata akan sangat menguntungkan: pengurangan penurunan muka tanah
yang nyata sebelum tahun 2020 dapat menunda investasi untuk solusi jangka
panjang, atau bahkan akan membuat solusi jangka panjang ini tidak dibutuhkan
sama sekali. Hal seperti ini agaknya tidak memungkinkan untuk bagian barat
Jakarta, tetapi masih mungkin untuk bagian timur. Akan tetapi, tantangan ini
sangat berat karena daerah ini juga mengalami urbanisasi yang cepat yang
membuat kebutuhan akan air tanah menjadi meningkat. Untuk secara teratur
menilai kebutuhan akan investasi besar pada upaya jangka panjang, penurunan
muka tanah haruslah dipantau secara seksama.
Meningkatkan mutu air
Saat ini sungai-sungai dan Teluk Jakarta memiliki masalah mutu air yang parah.
Konsentrasi oksigennya rendah akibat polusi parah dengan bahan-bahan organik
dan limbah manusia, yang menyebabkan keadaan beracun untuk ikan dan spesis
air lainnya.
Konsentrasi nutrien dan logam berat sudah jauh melebihi standard. Aroma
limbah yang tidak diolah meliputi sebagian besar Jakarta. Keadaan yang tak
higienis sudah lazim pada jalan-jalan kecil sejumlah kampung. Meningkatkan
mutu air sudah mendesak dan sudah merupakan prasyarat untuk menciptakan
kota berbatas-perairan yang sehat dan layak. Kadang-kadang air perkotaan
digunakan juga sebagai sumber air baku. Oleh sebab itu program peningkatan
mutu air terpadu harus juga dimulai, yang mencakupkan pengolahan air
limbah, manajemen limbah padat, pengerukan dan upaya-upaya non-struktural.
Percepatan Master Plan sanitasi yang ada dibutuhkan untuk memenuhi ambisi
pusat mencakupkan sanitasi secara keseluruhan wilayah pada tahun 2020.
Bacaan Selanjutnya:
Laporan teknis C1.5 Air tanah & penurunan muka tanah mengevaluasi
masalah penurunan muka tanah.
4.4.
Solusi jangka panjang
Jika penurunan muka tanah tidak dihentikan tepat waktu, solusi tambahan akan
dibutuhkan untuk memberikan keamanan banjir pada warga Jakarta Utara. Tiga
solusi jangka-panjang utama telah dipertimbangkan: menelantarkan Jakarta
Utara, penguatan tanggul laut yang ada di darat, dan solusi lepas-pantai.
Menelantarkan Jakarta Utara
Satu jalan pikiran adalah berupa penelantaran Jakarta Utara. Penelantaran ini
merupakan satu-satunya pilihan yang layak jika manfaat perlindungan banjir
tidak akan melebihi biaya atau jika tidak tersedianya solusi teknis yang layak.
Kajian ekonomis menunjukkan bahwa penelantaran wilayah-wilayah yang
berisiko banjir akan berarti bahwa 4,5 juta orang harus direlokasi dan bahwa
lahan dan produk real estat yang bernilai USD103 milyar di daerah yang padat
penduduk ini akan lenyap.
Menelantarkan Jakarta Utara dengan demikian tidak dipertimbangkan sebagai
opsi yang diinginkan atau yang layak, karena modal investasi dan jumlah
penduduk yang terlalu banyak. Terhindarnya kerusakan material yang bernilai
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
35
36 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Model pelaksanaan
Solusi lepas-pantai ini merupakan solusi yang tangguh. Di samping itu, solusi ini
memberikan banyak kemungkinan untuk menciptakan nilai tambah untuk kota
ini dan pembiayaan melalui reklamasi lahan.
Model pelaksanaan ini dibuat bertahap: penguatan garis pantai saat ini akan
sudah dimulai pada tahun 2014. Pelingkaran tanggul laut dibagi dalam dua tahap
(Fase B dan C).
Karena penurunan muka tanah itu terbesar di bagian barat zona teluk ini, daerah
ini perlu ditutup paling awal. Risiko banjir menjadi parah di daerah ini sekitar
tahun 2025 karena lebih 10 % dari daerah barat pelabuhan Tanjung Priok akan
mengalami penurunan muka tanah di bawah tingkat kritis yang 2,5 meter di
Teluk Jakarta
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
37
FAKTA:
- solusi lepas-pantai berarti penutupan bagian teluk Jakarta dengan tanggul
laut luar lepas-pantai di Teluk Jakarta;
- tanggul laut ini mencegah banjir dari laut dan menciptakan waduk retensi
yang luas (minimum 7,500 ha);
- muka air di danau diperbolehkan turun-naik sebesar 2,5 meter sehingga
untuk sementara danau ini dapat menyimpan air sungai dan air drainase
perkotaan;
- sekitar tahun 2030 waduk raksasa dalam musim kemarau pada tahun
kering dapat bahkan menyediakan pasokan air baku sebanyak 12 m3/det,
apabila air limbah di Jakarta telah benar-benar diolah;
- air di dalam waduk retensi akan mempertahankan muka air yang rendah
dengan menggunakan stasion pemompaan yang sangat besar dengan
kapasitas sekitar 730 m3/det: terbesar di dunia;
- dengan menurunkan muka air di danau retensi ini, sungai-sungai dapat
menyalurkan airnya ke dalam danau ini secara alami, jika setelah tahun
2025 ketika muka air laut jauh di atas muka daratan;
- pelaksanaan ini terdiri atas tiga fase utama. Fase A merupakan fase
penguatan tanggul laut dan tanggul sungai yang ada, yang perlu untuk
mempertahankan Jakarta aman selama beberapa tahun ke depan. Fase
B terdiri atas penutupan bagian barat teluk ini dengan Tanggul Laut
Luar. Di bagian barat Jakarta penurunan muka tanah ini tertinggi, yang
membuat penutupan bagian barat teluk ini menjadi yang paling diperlukan.
Penutupan bagian timur teluk ini (fase C) hanya diperlukan jika usaha untuk
memperlambat atau menghentikan penurunan muka tanah di bagian
timur tidak berhasil. Ini akan menjadi pengembangan jangka panjang yang
tergantung pada hasil-hasil pemantauan.
38 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
bawah muka air tertinggi (HHWS). Muka ini dipilih sebagai nilai ambang karena
dengan genangan 2,5 meter evakuasi vertikal (ke atas atap) dan lantai pertama
rumah menjadi bertambah sulit, yang akan secara cepat memperbesar resiko
korban. Dari saat ini bagian barat tanggul laut luar perlu ditutup.
Pada bagian timur wilayah pesisir penurunan muka tanahnya lebih rendah.
Ketinggian kritis akan dicapai setelah tahun 2040, yang memberikan waktu lebih
lama sebelum penutupan teluk diperlukan dan untuk mengurangi penurunan
muka tanah.
4.5.
Alternatif-alternative ruang
Dengan solusi lepas-pantai sebagai dasar, beberapa alternatif dan opsi telah
diselidiki yakni yang menyangkut gabungan upaya-upaya perlindungan pantai
dan kesempatan untuk pengembangan ruang (lihat gambar pada halaman
selanjutnya). Alternatif dasar dan acuan bertujuan hanya untuk melindungi
wilayah pesisir terhadap serangan banjir, yang terdiri atas tanggul laut luar
termasuk pompa dan pintu air serta jalan tol yang menghubungkan timur dan
barat. Total pembiayaan menyeluruh untuk alternatif ini telah dihitung sebesar
minus $12 milyar. Alternatif lain berfokus pada penciptaan pendapatan guna
Alternatif 1:
Alternatif 2:
menutup kesenjangan keuangan ini. Biaya ini berbeda terutama pada ukuran
reklamasi lahan dan juga, kesempatan untuk perluasan perkotaan. Alternatif
seluas 1.250, 3.150, dan 4.000 hektar telah dikaji dan akan dievaluasi dalam bab
berikut.
Keinginan kuat pemerintah Indonesia adalah untuk mengembangkan
pertahanan banjir dalam satu program terpadu dan berbiaya netral.
Pertumbuhan ekonomi dan perluasan perkotaan Jakarta memang memberikan
kesempatan untuk itu dan membuat gabungan dengan pengembangan real
estat, jalan tol, dan perluasan pelabuhan. Alternatif Tanggul Laut Luar saja tidak
memenuhi titik awal ini karena proyek seperti ini sulit menghasilkan pendapatan
apa pun.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
39
40 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
41
42 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
43
Model penyelesaian akhir dan pengembangan yang lebih diinginkan untuk kota
berbatas-perairan seluas 1.250 hektar ini dijabarkan dalam sebuah perancangan
ruang. Perancangan ruang ini berusaha untuk mengembangkan kota berbatasperairan dengan nilai tambah maksimum yang mempertimbangkan kesepuluh
ambisi ruang yang dijelaskan dalam bab empat.
5.1.
Alinyemen Tanggul Laut
Titik awal untuk perancangan ruang adalah keadaan-keadaan batas hidrolik dan
infrastruktur untuk alinyemen tanggul laut luar. Alinyemen ini tergantung pada
keadaan-keadaan berikut:
Ukuran waduk
Alasan utama pengembangan tanggul laut luar yang berada jauh di lepas-pantai
adalah perlunya menciptakan waduk raksasa. Ukuran waduk yang dibutuhkan
terutama ditentukan oleh kapasitas yang dibutuhan untuk menyangga aliran
sungai-sungai dan kanal. Ukuran ini harus cukup besar untuk bertindak sebagai
sumber air untuk air perpipaan. Di samping itu, danau ini juga harus cukup
besar untuk menciptakan sistem yang tangguh, yang mana dalam danau ini
terjadi proses pengendapan dan reaerasi alami yang berkontribusi pada mutu
air yang dapat diterima. Berdasarkan ketiga argumen ini, ukuran minimum yang
dibutuhkan adalah 7,500 hektar.
Pengembangan infrastruktur
Di sepanjang tanggul laut luar ini akan dibangun jalan tol jarak jauh: Tangerang
Bekasi, dan juga jalan-jalan penghubung lokal. Jalan-jalan ini mengisi jalan
penghubung yang belum ada pada koneksi timur-barat (jalan tol Transjawa) pada
sistem jalan lingkar luar Jakarta. Jalan tol ini pada dasarnya menghubungkan
Tangerang dan Bekasi, semakin pendek penghubungnya, akan semakin bagus.
Penutupan bagian timur Teluk Jakarta dapat ditunda, atau masih bisa
dihindari. Akan tetapi penghubung infrastruktur timur-barat sudah sangat
dibutuhkan dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, untuk bagian timur teluk ini
perancangannya telah mengikutkan penghubung jalan. Penghubung ini tidak
harus mengikuti bentuk tanggul laut mendatang: penghubung ini dioptimasikan
dari segi infrastruktur.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
45
GARUDA MEGAH INI AKAN MENJADI LOKASI TERBAIK UNTUK PARA INVESTOR. UNTUK
PENGHUNI BARU, GARUDA MEGAH INI AKAN MERUPAKAN TEMPAT TINGGAL BARU DAN
MODERN UNTUK WARGA JAKARTA MERUPAKAN TEMPAT MELEPASKAN DIRI DARI KOTA YANG
PADAT TANPA MELAKUKAN PERJALANAN SELAMA BERJAM-JAM DAN LEBIH MELUANGKAN
BANYAK WAKTU DI TEPI LAUT DENGAN AIR LAUT YANG BERSIH DAN UDARA YANG SEGAR.
46 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
5.2.
Draf untuk pengembangan ruang: Garuda Megah
Di samping alinyemen tanggul laut, dua faktor lain sangat penting untuk
pengembangan draf ruangnya.
1. Keterhubungan: tanggul ini akan menjadi daerah baru bagi Jakarta. Kelak,
hingga 1,5 juta orang akan tinggal dan bekerja di sini. Infrastruktur bermutu
tinggi harus menghubungkan daerah lepas-pantai baru ini dengan pusat
pengembangan utara-selatan yang merefleksikan Jakarta. Dengan langsung
menghubungkan tanggul ini dengan pusat kota saat ini, poros tengah Jakarta
telah diperluas: tulang punggung ini akan menjadi katalisator untuk regenerasi
perkotaan..
2. Lokasi real estat terbaik dengan perancangan ikonis: tanggul ini akan
menampung pengembangan real estat yang disukai. Tanggul ini menampung
Kawasan Pusat Bisnis (CBD) baru untuk Jakarta dan daratan berbatas-perairan
baru dan mencolok. Akan tetapi, reklamasinya berada di perairan dalam dan
pengembalian biaya merupakan tantangan besar. Hanya kota ikonis yang baru
dengan pengembangan yang bermutu tinggi akan menarik minat para investor
besar. Pada saat yang sama banyak ruang disediakan untuk pembangunan
perumahan untuk mereka yang berpendapatan menengah dan rendah, yang
dengan demikian membuat sebuah kota untuk semua orang.
Fakta-fakta:
Rancangan dasar Garuda Megah ini berukuran yang 1,250 hektar, yang
menawarkan tempat tinggal untuk 650.000 orang dan tempat kerja untuk
350,000 orang.
Lahan reklamasi tambahan seluas 1,000 hektar dapat dikembangkan
pada perairan dangkal di waduk raksasa ini jika kebutuhan untuk real estat
diperlukan
Lima belas persen lahan Garuda Megah ini dialokasikan untuk Kawasan
Pusat Bisnis (CBD) baru dan 30% untuk perumahan sosial.
Lahan dengan total 23,7 juta m2 akan diwujudkan, dimana 61% dari lahan
ini untuk perumahan, 35% untuk pertokoan dan kantor, dan 4% untuk
industri.
Prioritas akan diberikan untuk penciptaan fasilitas yang berkelanjutan
untuk masyarakat nelayan yang harus direlokasi dari garis pantai saat ini.
Pelabuhan nelayan baru akan ditempatkan di ujung sayap Garuda yang
Megah ini yang dekat dengan daerah penangkapan ikan saat ini.
CBD baru ini akan mempunyai sambungan MRT ke pusat kota yang telah
ada dengan panjang 11,2 kilometer.
Jalan bebas-hambatan Tangerang Bekasi dengan panjang menyeluruh
43 kilometer dan 2 x 4 lajur akan membentangi Teluk Jakarta dan melewati
Garuda Megah ini. Di bawah CBD akan dibangun jalan bawah tanah
dengan panjang 2 kilometer. Jalan bebas-hambatan ini akan melewati jalurlaut ke arah Tanjung Priok dengan jembatan berbentuk ikon yang megah
dengan jarak-bebas 70 meter.
Garuda megah ini bukan sekadar hiasan atau penanda. Garuda megah ini
melindungi Ibukota Indonesia terhadap ancaman dari laut. Garuda megah ini
juga merupakan kesan pertama Indonesia yang akan dilihat oleh orang asing dan
ekspatriat Indonesia ketika mereka mendarat di Teluk Jakarta. Garuda megah ini
dibentuk untuk menyediakan ruang untuk pertumbuhan dan keterhubungan.
.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
47
48 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
5.3.
Rancangan perkotaan
Dalam impresi 3D awal, secara jelas ditunjukkan potensi Garuda megah ini untuk
menjadi penampilan wajah Jakarta. Daerah tengah yang berada pada perluasan
pusat kota mempunyai kepadatan tertinggi dan gedung-gedung menjulang
tinggi. Daerah tengah ini juga menjadi tempat ruang warga di jantung daerah kota
baru ini. Dalam visi kami untuk Garuda megah ini kami menempatkan jaringan
hijau sebagai salah satu kriteria susunan ruang inti. Ruang-ruang hijau Garuda
megah ini mencakupkan taman kota, taman blok, jalan raya, boulevar berbatasperairan, hutan bakau dan rawa, cagar alam, dan jaringan jalanan kota.
Untuk menghasilkan pendapatan maksimum dan menggenjot minat para investor
besar, pemerintah sangat disarankan untuk menjadikan Garuda megah ini sebagai
tempat perkantoran pemerintah pusat dan merelokasi sebagian besar fungsi
penting pemerintahan dan sipil ke tempat ini. Agar bisa tumbuh, CBD Garuda
megah ini membutuhkan penyewa utama dan pemerintah dapat memainkan
peran penting untuk merangsang pertumbuhan di CBD baru ini. Dalam melakukan
peran ini, lahan di daerah kota yang ditempati oleh fungsi-fungsi pemerintahan ini
akan dijadikan sebagai tempat untuk melakukan pengembangan baru.
CBD ini membutuhkan infrastruktur. Rancangan ini akan melengkapkan dua
jalan lingkar luar Jakarta di bagian utara dan akan dibuat lebih banyak koneksi
lokal dengan daratan induk. Kereta api kecepatan tinggi akan menghubungkan
CBD dengan bandara dan bagian-bagian Jawa lainnya. Jalur MRT akan
menghubungkan CBD dengan pusat kota yang ada saat ini untuk memastikan
keterkaitan.
Sayap Garuda megah ini akan mempunyai dua kawasan berbatas-perairan baru,
satu sisi terbuka ke arah laut dan sisi lain terbuka menghadap laguna air tawar.
Di sisi laut telah tercipta bentangan pantai panjang sementara pada sisi laguna
tercipta dermaga, jetti, dan perkantoran berbatas-perairan, kompleks komersial,
peristirahatan, dan perumahan. Menciptakan lingkungan perumahan yang
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
49
50 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
dan tetap terhubung dengan laut. Hal yang baru adalah Jalan Bebas-Hambatan
Tangerang Bekasi yang menghubungkan Garuda megah ini dengan provinsi
Jawa Barat yang mana memulihkan mata rantai yang hilang pada koneksi
timur-barat jawa. Kelak, keputusan harus diambil untuk menutup bagian timur
Teluk ini. Di samping itu, perencanaan awal untuk pengembangan bandara dan
pengembangan lebih lanjut atas pelabuhan akan dibuat. Saat ini, rencana-rencana
ini masih sebatas gambaran indikasi: keputusan akan diambil nanti.
Waduk retensi itu sendiri akan memiliki beberapa fungsi. Waduk retensi ini
memberikan kesempatan untuk kegiatan rekreasi: misalnya bermain perahu,
berenang, dan memancing. Di samping itu, danau ini juga memberikan
kesempatan untuk perikanan air tawar komersial. Manajemen air danau ini akan
disesuaikan juga untuk dapat menyediakan pasokan air baku untuk kota, yang
dengan demikian akan meringankan desakan atas kebutuhan pasokan air saat
ini. Dalam tahun kemarau, danau sebelah barat dapat menjamin pasokan air
sebanyak 12 m3/det pada musim kemarau, yang bertambah hingga 30 m3/det di
musim hujan. Mutu air yang bagus merupakan kondisi yang penting untuk semua
pengembangan yang disebutkan ini.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
51
52 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
5.4.
Hubungan dengan wilayah pesisir saat ini
Pengaruh-pengaruh pengembangan untuk kota yang ada saat ini akan
sangat besar. Pengaruh utama pada wilayah pesisir akan sedemikian
sehingga peningkatan keamanan akan memberikan insentif untuk investasi.
Pengembangan ini akan memberi penghuni kampung dan lingkungan
perumahan kepastian untuk berinvestasi pada lahan mereka dan harga tanah
akan meningkat. Di samping itu, sejumlah fungsi pantai tertentu membutuhkan
perhatian dalam rancangan lebih lanjut.
Reklamasi lahan
Pengembangan rencana akan melengkapi rencana reklamasi yang ada dan
rencana reklamasi masa depan. Reklamasi lahan ini akan dikembangkan sebagai
kawasan campuran (hunian dan bisnis) untuk pengguna menengah keatas.
Apabila reklamasi tersebut saat ini berada di laut, maka dengan pengembangan
ini akan berada di tempat danau yang akan terbangun. Rencana ini menawarkan
banyak fasilitas kepada para penghuni yang saat ini belum terakomodir karena
Garuda megah ini telah mempertimbangkan semua aspek kehidupan kota:
menyediakan kemudahan bagi warga seperti rumah sakit, sekolah, dan fungsifungsi pemerintahan. Di samping itu, Garuda megah ini juga tampaknya akan
menarik sejumlah bisnis utama di negeri ini, regional dan seluruh dunia, yang
akan menyediakan kesempatan kerja bagi penghuninya..
Pemindahan penduduk
Sebagian besar hunian di sepanjang sungai dan pantai ditimbulkan oleh adanya
kesempatan kerja dan adanya kegiatan ekonomi dari hunian di sepanjang wilayah
pesisir. Banyak daerah kumuh berada di dekat kegiatan ekonomi seperti Tanjung
Priok. Untuk pembangunan tanggul, pemindahan penduduk perlu dilakukan,
yang akan berdampak pada keadaan saat ini terutama pada struktur sosial dan
kohesi di lingkungannya. Pemindahan penduduk dapat memberikan kesempatan
untuk memperbaharui hunian-hunian kota yang ada, membangun tanggul
yang dapat didiami, dan menangkal perumahan ilegal. [Referensi untuk para
pilot: Garuda megah ini juga dapat dijadikan sebagai ciri-tempat buat para pilot
yang dapat dengan mudah menuntunnya ketika sedang berupaya mendekati
bandara yang ditujunya.] Pada Garuda megah ini lahan akan dicadangkan untuk
perumahan sosial. Diperlukan kajian seksama untuk mewujudkan perumahan
sosial dengan cara yang patut, dengan menyesuaikan gaya hidup saat ini
yang di dalamnya terjadi interaksi sosial terjadi di jalanan dan ruang publik di
lingkungannya. Penyesuaian yang salah akan menciptakan isolasi sosial dan bisa
saja memerangkap lingkungan ke arah yang semakin buruk.
Kegiatan perikanan
Di sepanjang pantai Teluk Jakarta dan di teluk itu sendiri terdapat pelabuhan
perikanan, dermaga, pasar, fasilitas proses dan penyimpanan, tempat budidaya
ikan dan rumput laut serta masyarakat yang terkait dengan kegiatan ini. Mereka
ini merupakan sumber pekerjaan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung (perbaikan, suku cadang, servis perahu dan perlengkapan ditambah
pertokoan dan fasilitas pelayanan umum untuk para pekerja dan keluarga
mereka) serta pusat-pusat kegiatan masyarakat yang telah tumbuh di sekitar
mereka.
Sifat perikanan di belakang tanggul baru akan berubah dari air asin menjadi air
payau atau air tawar. Perubahan ini membutuhkan peralihan yang menantang
buat sejumlah industri kelautan yang perlu dipertimbangkan secara hati-hati.
Rencana ini menawarkan kesempatan untuk melakukan hal seperti ini. Nanti,
ada juga kemungkinan untuk memanfaatkan laguna ini untuk penangkapan
dan pembudidayaan ikan air tertutup dengan maksud untuk mengembangkan
fasilitas pelabuhan baru dan lingkungan masyarakat terkait pada ujung terluar
sayap Garuda megah ini.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
53
54 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
6.
VI
KASUS BISNIS
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
55
FaKTA:
Pembiayaan perlindungan banjir dengan reklamasi lahan dan sumber
pendapatan adalah salah satu prinsip dalam proyek ini.
Untuk menilai potensi pendapatan tersebut, kasus bisnis telah
dikembangkan.
Kasus Bisnis memberikan wawasan dalam aspek keuangan dari proyek ini
secara keseluruhan, termasuk aspek seperti biaya, pendapatan, suku bunga,
laba atas investasi dan perencanaan komponen.
Kasus bisnis dari proyek NCICD yang kompleks dan luas sebagai kasus bisnis
pada dasarnya menyangkut membangun kota baru yang besar.
Meskipun kasus bisnis dalam Master Plan ini telah dikembangkan dengan
menggunakan biaya dan pendapatan dari Indonesia, hasilnya harus
digunakan dengan hati-hati karena menyangkut prakiraan jangka panjang
dengan beberapa derajat ketidakpastian.
Kasus-kasus bisnis di Master Plan ini dapat berubah secara signifikan ketika
desain dan waktu komponennya berubah.
56 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
6.1.
Pendahuluan
Membiayai perlindungan banjir dengan pengembangan perkotaan dan sumbersumber pendapatan lainnya, yang lebih diinginkan untuk dikembangkan oleh
perusahaan swasta, merupakan salah satu prinsip proyek ini. Meskipun demikian
prinsip ini menarik dari pandangan anggaran publik, yang mengubah langsung
proyek teknik sipil menjadi pengembangan perkotaan terpadu yang menantang
dengan struktur pembiayaan yang rumit. Ukuran pengembangan perkotaan ini
(kota besar) dengan segala komponennya menyumbang terhadap kerumitan ini.
Untuk dapat menilai kelayakan keuangan seperti ini, kasus-kasus bisnis telah
dibuat dalam Master Plan. Kasus-kasus bisnis memberikan gambaran dalam hasil
keseluruhan aspek-aspek keuangan seperti biaya, pendapatan, suku bunga, dan
pengembalian modal. Kasus-kasus bisnis ini juga memberikan informasi tentang
keberlangsungan komersial suatu proyek (akankah investor dan pengembang
dapat menghasilkan laba?) dan perlunya pembiayaan publik untuk komponenkomponen yang kurang menguntungkan.
Juga, informasi bernilai lainnya dapat dijabarkan untuk kasus-kasus bisnis, seperti
dampak waktu pada keuangan (pengembangan yang lebih cepat/lebih lambat),
dampak tingkat suku bunga yang naik-turun, dan perubahan harga-harga produk
real estat.
Kasus-kasus bisnis dalam proyek NCICD didasarkan pada informasi terbaik yang
tersedia, seperti:
- biaya konstruksi dan bahan aktual di Indonesia, yang didapatkan dari proyek
reklamasi yang sedang berjalan dan proyek teknik sipil yang baru saja
diselesaikan.
- informasi pasar yang aktual untuk harga-harga produk real estat di Jakarta dan
prakiraan pasar oleh perusahaan real estat besar yang berdomisili di Jakarta.
- Informasi dari perusahaan pengelola jalan tol dan kajian-kajian kelayakan
pada sistem transformasi publik
Meskipun dengan adanya informasi seperti ini, kasus-kasus bisnis harus selalu
digunakan secara hati-hati, karena prakiraan jangka panjang tentang ekonomi,
biaya, dan nilai produk real estat memang mempunyai derajat ketidakpastian.
Juga, cara proyek ini sebenarnya dilaksanakan akan memberikan dampak yang
sangat besar pada kasus bisnis. Perubahan-perubahan dalam perancangan
dan ketepat-waktuan komponen yang berharga mahal akan memengaruhi
kasus bisnis ini. Misalnya, mengubah komposisi campuran kantor, toko-toko,
perumahan mewah dan perumahan sederhana akan mempunyai dampak besar.
6.2.
Rencana yang layak
Untuk setiap alternatif telah dikembangkan kasus bisnisnya, yang terbangun dari
kasus-kasus bisnis untuk perkotaan besar dan komponen-komponen tekniknya.
Akan tetapi, dalam bab ini kita hanya berfokus pada kasus bisnis alternatif yang
lebih disukai: alternatif 1.250 ha.
Alternatif yang 1.250 hektar ini merupakan pengembangan yang secara ekonomi
cukup bagus dengan Netto Present Value (NPV) positif kira-kira 3 milyar dolar.
Ini berarti bahwa apabila semua biaya diperhitungkan terhadap harga saat ini,
pendapatan dan biaya-biaya lainnya (seperti tingkat suku bunga) maka proyek
akan tetap memberikan hasil positif. Alternatif yang lebih disukai ini merupakan
hasil beberapa kali iterasi: alternatif lain sebesar 3.150 dan 4.000 hektar (dengan
rancangan-rancangan dan skema pembangunan yang berbeda) juga telah
dihitung tetapi ternyata menghasilkan NPV negatif. Juga, investasi awal yang
dibutuhkan untuk alternatif yang 1,250 hektar sangat kecil dibandingkan dengan
alternatif-alternatif lainnya. Di samping itu, alternatif yang lebih disukai ini dapat
diwujudkan dengan sumber-sumber yang ada saat ini (misalnya, ketersediaan
pasir), dan mempunyai resiko-resiko yang terbatas dalam kaitannya dengan
pengembangan ekonomi.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
57
58 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Alternatif yang 1.250 hektar ini dapat dijadikan sebagai titik awal untuk
pengembangan yang lebih besar. Rancangan ini bersifat adaptif dan dapat
dikembangkan menjadi kota berbatas-perairan seluas 4,000 hektar apabila
sumber-sumber pasir tambahan dan kebutuhan untuk produk real estat tetap
tinggi.
Kasus bisnis ini terdiri atas empat komponen: (1) perlindungan banjir, (2)
reklamasi lahan dan pengembangan produk real estat, (3) transportasi, dan (4)
pengembangan pelabuhan. Di samping itu, komponen khusus ditentukan yang
terkait fungsi danau retensi dan pra-kondisi yang diperlukan. Kasus bisnis ini
terdiri atas fase A (meningkatkan pertahanan laut yang ada) dan fase B (Garuda
Megah yang terdiri atas Tanggul Laut Luar, reklamasi lahan dan jalan bebashambatan lepas pantai Tangerang Bekasi lepas-pantai. Fase C (pengembangan
jangka panjang di Laguna Timur) untuk saat ini memiliki sangat banyak
ketidakpastian untuk mencakupkannya ke dalam kasus bisnis ini.
6.3.
Faktor-faktor kunci
Alternatif-alternatif dalam perancangan dan volume mempunyai dampak nyata
pada hasil kasus bisnis dan telah dioptimasi dalam alternatif 1.250 hektar. Faktorfaktor pengaruh utama adalah:
Rancangan ruang
Satu faktor utama dalam kasus bisnis adalah letak reklamasi lahannya. Tanggul
laut luar ini perlu dibangun jauh di lepas-pantai, di perairan dalam karena
diperlukan danau (waduk) retensi yang besar dan reservoir air tawar, dengan
demikian membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pasir, batu, dan sheet
pile. Karena dibutuhkan kuantitas besar (300 juta m3 pasir dan 9,5 juta m3 batu),
perubahan harga yang sedikit akan berdampak besar. Pendapatan terutama
diperoleh dari pengembangan real estat pada reklamasi lahan tersebut. Jika
reklamasi lahan ini direncanakan di perairan dalam, labanya akan turun.
Oleh sebab itu dalam perencanaan ini kesetimbangan harus dicari di antara
dekat dengan garis pantai saat ini akan memungkinkan penciptaan laba lebih
awal. Diasumsikan (yang realistik dan layak) adalah pengembangan real estat
seluas 50 ha/tahun.
Kecepatan pengembangan
Untuk mengimbangi investasi awal yang besar, pendapatan harus diciptakan
sesegera mungkin. Memulai pengembangan pada perairan rendah yang lebih
Investasi untuk MRT akan dimulai pada tahun 2022 ketika pengembangan
perkotaan telah menciptakan kebutuhan yang cukup untuk transportasi publik,
yang dengan demikian meminimalkan kerugian. Pelabuhan akan dikembangkan
setelah tahun 2030, ketika perluasan pelabuhan yang sekarang telah selesai dan
beroperasi, yang menghindari risiko dermaga kosong. Waktu pengembangan
keseluruhan proyek ini akan menjadi selama 25 tahun, tanggul laut ditutup
padatahun 2022.
Deskripsi
Dimulai
tahun
Periode
Berakhir
tahun
1 Perlindungan banjir
Tahap A
Tanggul laut Garuda
2014
2014
2018
9
3
5
2022
2016
2022
2 Transportas
Jalan tol kota
Jalan tol nasional
jalan bawah tanah dan persimpangan
Jembatan-jembatan
MRT
2018
2018
2025
2019
2020
2022
11
6
4
4
4
4
2028
2023
2028
2022
2023
2025
3 Reklamasi lahan
Reklamasi
Menjual lahan untuk pengembangan
real estat
2016
2016
25
25
2040
2040
2017
24
2040
4 Pengembangan pelabuhan
Tanjung priok (reklamasi, dll.)
2030
2030
21
2050
10
2039
5 Spesial
Biaya operasional laguna,
lapangan kerja, energy
2018
33
2050
2018
33
2050
Kasus bisnis
2014
37
2050
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
59
6.4.
Biaya-biaya nominal dan pendapatan komponen utama
Perlindungan banjir
Perlindungan banjir dibagi dalam upaya-upaya fase A dan fase B. Fase A terdiri
atas pengembangan jangka pendek atas keenam cincin tanggul pada kota
saat ini yang untuk ini diperlukan penguatan tanggul dan pemasangan stasiun
pompa. Total biaya fase A adalah sebesar $1,9 milyar.
Reklamasi lahan
1.080
45,0%
4.860.000 sqm
Real estat
ha
Perumahan
Relatif
Harga lahan / m2
69,3%
Total pendapatan
7.207.100.945
1 Perumahan (CBD)
425.250
8,8%
12.215
5.194.343.700
243.000
5,0%
2.791
678.174.120
1.727.325
35,5%
720
1.243.907.189
972.000
20,0%
93
90.675.936
14,8%
11.393.565.300
5 Perkantoran (CBD)
425.250
8,8%
24.570
10.448.392.500
291.600
6,0%
3.241
945.172.800
Ritel
4,0%
3.869.673.750
7 Ritel (Premium)
70.875
1,5%
47.210
3.346.008.750
121.500
2,5%
4.310
523.665.000
Industri
9 IIndustri
10
Total
12,0%
583.200
12,0%
0,0%
4.860.000
100,000%
60 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
163.296.000
280
163.296.000
0
4.657
22.633.635.995
bangunan, laba dan pemasukan yang lebih tinggi. Pendapatan sekunder ini tidak
dicakupkan secara langsung dalam kasus bisnis ini, tetapi penghitungan indikatif
telah dibuat untuk pengaruh-pengaruh ekonomi buat lapangan kerja, pajak, dan
nilai tambah ekonomi pengembangan menyeluruh ini.
Transportasi
Ukuran menyeluruh reklamasi lahan, perlindungan banjir, dan infrastruktur
dalam perancangan dan kasus bisnis adalah 1.250 ha, yang 1.080 ha di antaranya
merupakan reklamasi lahan. secara praktis dan regulasi, 45% dari luasan ini
dapat dibangun. Biaya seluruh reklamasi lahan ini sebesar $7 milyar. Biaya ini
tidak mencakup pembangunan tanggul laut luar. Di samping biaya reklamasi
lahan, biaya tambahan untuk pengembangan lahan dan kompensasi alam telah
dihitung.
Sumber pembiayaan utama adalah penjualan lahan. Empat puluh lima
persen dari luasan ini akan diisi dengan gedung, 55% akan digunakan untuk
infrastruktur, kawasan hijau dan daerah rekreasi. CBD baru ini akan mencakup
44% dari daerah yang dapat dibangun, 8% dicadangkan untuk perumah untuk
mereka yang berpendapatan tinggi, 30% untuk perumahan kelas-menengah, dan
17% untuk perumahan harga-murah. Tabel berikut total pendapatan menyeluruh
pendapatan per jenis real estat.
Reklamasi lahan
Ukuran menyeluruh reklamasi lahan, perlindungan banjir, dan infrastruktur
dalam perancangan dan kasus bisnis adalah 1.250 ha, yang 1.080 ha di antaranya
merupakan reklamasi lahan. secara praktis dan regulasi, 45% dari luasan ini
dapat dibangun. Biaya seluruh reklamasi lahan ini sebesar $7 milyar. Biaya ini
tidak mencakup pembangunan tanggul laut luar. Di samping biaya reklamasi
lahan, biaya tambahan untuk pengembangan lahan dan kompensasi alam telah
dihitung.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
61
Biaya-biaya lainnya
Untuk semua komponen kasus bisnis ini biaya-biaya pemeliharaan sebesar 1%
juga telah dicakupkan, dengan beberapa pengecualian. Untuk pintu air, jaringan
pipa, dan persimpangan kabel digunakan biaya sebesar 4%, dan untuk reklamasi
lahan digunakan biaya sebesar 0,5%. Biaya-biaya operasi untuk waduk besar
(reservoir) dicakupkan juga dalam kasus bisnis.
Satu syarat penting untuk pengembangan teluk ini adalah peningkatan mutu
air (sebesar 75%) mutu air. Biaya-biaya untuk upaya-upaya meningkatkan
mutu air merupakan bagian dari program pengerukan yang ada, program
manajemen limbah padat, dan master lansanitasi JICA, dan dengan demikian
tidak dicakupkan dalam kasus bisnis ini. Upaya-upaya ini perlu dipercepatuntuk
memudahkan pelaksanaan Master Plan ini. Di samping itu, prioritas harus
diberikan untuk peningkatan sanitasi di sisi barat wilayah pesisir.
6.5.
Hasil-hasil
Hasil-hasil keuangan merupakan gabungan semua biaya yang diperlukan untuk
mewujudkan perlindungan banjir dan pendapatan dari tol, MRT, penjualan
lahan serta pemasukan yang dihasilkan pelabuhan. Pendapatan-pendapatan ini
digunakan untuk mendanai biaya-biaya investasi(dimuka).
Area
Nilai nominal
biaya pengembangan
Nilai nominal
Nilai nominal
biaya pemeliharaan
pendapatan
Hasil NPV
Perlindungan banjir
(6.736.490.331)
(2.345.026.691)
(10.303.118.244)
Transportasi
(5.039.992.267)
(1.159.198.221)
4.407.087.360
(968.518.230)
Reklamasi lahan
(8.929.487.585)
(1.026.855.310)
22.633.635.995
13.495.418.969
Pelabuhan
(829.400.000)
(99.528.000)
2.369.600.000
1.357.007.500
(292.195.200)
(222.626.363)
(4.922.803.422)
29.410.323.355
Total
(21.535.370.183)
62 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
3.358.163.631
perlindungan banjir telah dihitung sebesar $5,1 milyar selama periode 20162020.
Hingga tahun 2020, dengan adanya perlindungan banjir, lapangan pekerjaan
langsung untukt 935.000 orang dan tambahan lapangan kerja tidak langsung
lainnya untuk 600.000 orang diselamatkan di daerah yang berisiko banjir. Pajak
pendapatan yang diambil dari para pekerja ini telah dihitung sebesar $2,45 milyar
selama periode 2016 2020.
Dengan mencermati arus kas ini terlihat bahwa hingga tahun 2022 investasi
dimuka yang dibutuhkan adalah maksimum sebesar 1,7 milyar dolar per tahun.
Setelah tahun 2022 pendapatan dari penjualan lahan memastikan bahwa
terdapat arus kas yang sehat, yang membuat kasus ini positif.
6.7.
Profil risiko
6.6.
Risiko-risiko kunci terkait pengembangan NCICD ini dan upaya-upaya yang dapat
diambil untuk mengelola risiko-risiko ini akan dijelaskan dibawah ini:
Dampak ekonomi
Di samping arus kas Kasus Bisnis, pengembangan menyeluruh ini akan
menciptakan dampak ekonomi yang sangat bermanfaat untuk kota ini.
Perhitungan indikatif telah dibuat untuk dampak ekonomi perlindungan banjir
dan reklamasi lahan ini.
Manfaat keamanan air untuk kerusakan yang terhindarkan di daerah yang
berisiko adalah $103 juta milyar untuk kehilangan lahan dan bangunan serta
$110 milyar lainnya untuk kegiatan ekonomi hingga tahun 2020. Manfaat untuk
pemerintah dalam bentuk (pencegahan hilangnya) pajak pendapatan akibat
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
63
64 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
itigasi: perencanaan Garuda ini (termasuk tanggul laut luar dan reklamasi
M
lahan) berdasarkan pada cadangan pasir yang diperkirakan sebanyak 300 juta
m3.
Harga-harga pendapatan harga real estat dan harga lahan dapat saja lebih
rendah daripada yang diharapkan saat ini (khususnya kemerosotan ekonomi
atau pertumbuhan ekonomi yang lebih moderat daripada yang diperkirakan).
Mitigasi: penjualan lahan harus direncanakan dalam waktu-waktu dengan
keadaan ekonomi yang stabil. Terlebih, CBD harus dijual pada waktu-waktu
dengan keadaan ekonomi yang baik.
P
embiayaan: hutang dan ekuitas haruslah lebih tinggi daripada yang
diharapkan.
U
paya-upaya sanitasi mungkin saja belum selesai sebelum 2017: laguna
yang terpolusi dapat saja menghasilkan dampak negatif pada nilai real estat
yang ada.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
65
66 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
VII
PERENCANAAN TEMA DEMI TEMA
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
67
Upaya-upaya fase A
68 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Dalam bab ini Master Plan ini dijelaskan secara lebih rinci, penjelasan dasar
rasionil secara tema demi tema.
7.1.
Keamanan banjir
NCICD akan memberikan keamanan banjir buat Jakarta Utara baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Tiga fase dapat dibedakan dalam
pengembangan infrastruktur keamanan banjir.
Fase A
Meningkatkan perlindungan pantai yang ada saat ini merupakan upaya
dengan prioritas tinggi. Seperangkat upaya prioritas tinggi ini mencakup 1)
memperlambat penurunan muka tanah (dengan menyediakan alternatif selain
penyedotan air tanah), 2) memperkuat dan mempertinggi tanggul laut 3)
peningkatan sistem drainase perkotaan, dan 4) mencegah air sungai di hulu
memasuki daerah rendah Jakarta. Percepatan sanitasi air juga termasuk ke dalam
Fase A.
Bagian tanggul laut di Pluit and Ancol sedang mengalami ancaman, yang dengan
demikian sudah akan dimulai pada 2014. Ketinggian perancangan untuk bagian
tanggul ini telah memperhitungkan laju penurunan muka tanah saat ini, dan
akan memberikan keamanan hingga tahun 2022. Jika pelaksanaan upaya-upaya
jangka panjang ditunda, profil tanggul memberikan dasar yang memadai untuk
lebih mempertinggi tanggul ini demi memberikan keamanan tambahan untuk
5 10 tahun berikutnya.
Pompa drainase dan danau pemompaan untuk menyerap debit puncak sungai
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
69
Upaya-upaya fase B
70 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Fase B
Agaknya penurunan muka tanah tidak akan melambat dalam beberapa tahun
mendatang karena akan butuh waktu untuk mengembangkan alternatif selain
dengan penyedotan air tanah. Muka air laut akan naik, kanal-kanal dan sungaisungai berangsur-angsur akan berhenti mengalirkan airnya secara gravitasi ke
laut. Pompa-pompa drainase besar dibutuhkan, khususnya di bagian tengah
Jakarta Utara dimana laju penurunan muka tanahnya tinggi. Stasiun-stasiun
pemompaan membutuhkan danau-danau untuk penyimpanan sementara debit
sungai yang mencapai puncaknya.
Perlunya danau-danau (waduk) penyimpanan yang berukuran besar merupakan
salah satu alasan utama untuk menciptakan waduk lepas-pantai, daripada
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
71
Upaya-upaya fase C
72 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Air drainase perkotaan dan air hulu dari sungai-sungai akan mengalir ke reservoir
lepas-pantai. Untuk mempertahankan muka air di dalam reservoir ini tetap
rendah dan memenuhi standard keamanan di sungai-sungai ini, diperlukan
stasiun pompa terbesar di dunia, dengan kapasitas pemompaan sebesar 730
m3/detik. Kapasitas ini telah memperhitungkan fluktuasi 2,5 meter di atas muka
air minimum di dalam waduk dan ukuran waduk yang luasnya minimum 75
kilometer persegi.
Fase C
Untuk bagian timur Teluk ini telah dipilih pendekatan yang adaptif. Penurunan
muka tanah di sini masih relatif lambat dan sungai-sungai utama masih tetap
dapat mengalir bebas. Pada saat ini belum mungkin untuk menentukan apakah
tanggul laut luar akan diperlukan, atau masih dapat ditunda. Di samping itu,
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
73
7.2
Aspek-aspek sosial
Satu proyek yang besarnya sebagaimana yang diusulkan dalam Master Plan ini
memiliki dampak sosial positif dan negatif yang besar. Pengaruh-pengaruh utama
terkait dengan ketenagakerjaan, pengembangan masyarakat di wilayah pesisir,
dan dampaknya pada perikanan dan komunitas terkait.
Ketenagakerjaan
Peningkatan keamanan perairan membangkitkan sejumlah pengaruh ekonomi
positif. Seperti yang dijelaskan dalam bab 6, kerusakan di wilayah pesisis
terhindarkan ($103 juta) dan kegiatan ekonomi terjamin (#110 juta hingga tahun
2020). Peningkatan ini penting buat perekonomian, khususnya buat keluarga
mereka yang langsung dan tidak langsung dipekerjakan dalam proyek ini. Hingga
tahun 2020, lapangan kerja langsung terbuka untuk 935.000 orang dan tambahan
lapangan kerja tidak langsung untuk 600.000 orang diselamatkan di daerah
berisiko ini.
Di samping itu, lapangan kerja tambahan juga tercipta. Reklamasi lahan akan
memberikan secara struktural lebih dari 550.000 pekerjaan baru. Selama
pembangunan Garuda Megah ini rata-rata akan tersedia 4.240 tambahan
pekerjaan sementara.
Pengembangan masyarakat dan relokasi
Wilayah pesisir Jakarta mencakupn perumahan bagi kalangan sosial yang luas:
- Daerah kumuh bagi mereka yang berpenghasilan rendah, penghuni liar, dan
hunian untuk mereka yang berpenghasilan rendah di tanggul sungai dan
kampung-kampung;
74 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
- Perumahan/real estat elit bagi golongan atas dan menengah (Pantai Mutiara)
perumahan golongan menengah dan reklamasi lahan di masa mendatang.
Banyak bantaran sungai dan waduk yang didiami oleh penghuni (semi) ilegal
berpenghasilan rendah karena daerah inilah satu-satunya yang tersedia buat para
penghuni liar.
Banyak daerah kumuh berada di dekat berlangsungnya kegiatan perekonomian
seperti Tanjung Priok. Jumlah penduduk yang berdiam di daerah kumuh di
wilayah pesisir Jakarta kurang dari 1,5 juta yang kira-kira 6,5% dari jumlah
populasi. Sejumlah kawasan perumahan mewah dibangun demi mendapatkan
pemandangan laut dan koneksi langsung ke laut. Hal ini juga yang akan terjadi
pada reklamasi lahan yang direncanakan ini.
Penguatan tanggul laut pada Fase A akan memberikan perlindungan pada semua
golongan masyarakat pesisir ini, tetapi juga mempunyai dampak langsung dan
besar pada sebagian masyarakat pesisir ini. Pertahanan laut yang ada saat ini
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
75
mempermudah lalu lintas dari tempat sandar kapal ke tempat penangkapan ikan.
Akibat waktu pelayaran yang meningkat, ini tidak dapat dilihat sebagai solusi
ideal untuk nelayan yang setiap hari pergi melaut.
Di ujung terluar timur maupun barat sayap Garuda Megah direncanakan untuk
membangun pelabuhan ikan baru dan merelokasi komunitas nelayan yang
ada saat ini. Ini terutama dirancang untuk orang yang akan menggunakannya
sebagai tempat tinggal dan tempat bekerja tetapi kemungkinan besar juga
menarik minat para pengunjung. Hal ini akan menarik buat komunitas nelayan
karena mereka dapat menjual hasil produksi mereka langsung ke pasar atau
toko-toko sementara dan permanen, kios-kios, restoran, dan warung makan.
Dalam jangka panjang danau retensi air tawar ini akan memberikan alternatif
baru bagi para nelayan dan pembudidaya hasil laut jika mutu airnya mencukupi.
7.3.
Reklamasi lahan
Menutup tanggul laut luar sebelum tahun 2022 merupakan pekerjaan sipil
hidrolik yang paling menantang yang telah dilaksanakan di seluruh dunia.
Tidak kurang dari 90 juta m3 pasir akan dibutuhkan untuk tanggul laut luar
saja. Tambahan sebesar 210 juta m3 pasir akan digunakan untuk reklamasi
lahan yang menciptakan daratan baru seluas 1.250 ha untuk infrastruktur dan
pengembangan perkotaan.
Reklamasi lahan
76 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Laju aktual pembangunan dan ukuran final Garuda Megah ini harus disesuaikan
dengan kecepatan penyerapan pasar real estat. Tergantung pada ketersediaan
pasir dan perkembangan ekonomi, ukuran Garuda Megah ini dapat ditingkatkan
menjadi 3.000 ha atau bahkan 4.000 ha. Kedua sayap rancangan Garuda ini
dapat lagi diperluas dan juga di dalam danau masih tersedia kapasitasuntuk
pengembangan lebih lanjut. Jika penyerapan pasar melambat, pembangunan
Garuda ini dapat dibuat terdiri atas beberapa fase untuk menghindari investasi di
muka yang besar.
Ketersediaan pasir sangat tidak pasti. Oleh sebab itu, survei dalam waktu dekat
ini perlu dilakukan. Untuk mengurangi risiko, rancangan didasarkan pada
volume pasir yang ditaksir tersedia yakni 300 juta m3. Memungkinkan juga untuk
menggunakan bahan lainnya seperti limbah padat dari Jakarta atau lumpur yang
distabilkan. Akan tetapi, ini hanya dapat menyumbang beberapa persen dari
volume menyeluruh yang dibutuhkan, atau akan mengarah ke biaya yang relatif
tinggi.
Reklamasi ekor Garuda Megah ini akan dimulai sesegera mungkin, sebaiknya
pada tahun 2018, untuk menciptakan pemasukan dari real estat secepat
mungkin. Pada saat yang sama, pelaksanaan tanggul laut luar akan dimulai dari
darat ke arah kepala Garuda.
Segera sesudah tanggul laut luar ini ditutup, muka air air di danau retensi akan
7.4.
Bisnis dan residensial
Program real estat terdiri atas bagian kota yang lengkap termasuk fungsi-fungsi
terkait dan kelompok-kelompok sosial. Real estat ini dibangun berdasarkan
gagasan penciptaan Kawasan Pusat Bisnis baru dan perumahan serta fasilitas
pertokoan untuk menopang CBD ini.
Garuda Megah ini dengan demikian akan merupakan daerah perkotaan dengan
kepadatan penduduk yang tinggi. Kepadatan tinggi ini perlu untuk membuat
pengembangan yang layak secara finansial, pada saat yang sama kepadatan
tinggi ini disukai untuk menciptakan massa yang kritis untuk daerah perkotaan
yang mekar, beragam, dan dinamis.
Dalam merencanakan kepadatan pengguna-lahan potensial ini, fungsi, kegiatan,
penciptaan lingkungan, dan karakter jalan dan ruang diperhitungkan hanya
sebagai hubungan dan keterkaitan visual dan fisik. Perhatian diberikan pada
cakrawala kota dan urutan yang logis pada simpul perkotaan.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
77
78 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Sekitar 45% dari lahan keseluruhan Garuda ini dapat dibangun. Dalam kasus
bisnis, taksiran konservatif telah dihitung seluas 486 ha lantai dasar. Lebih dari
setengah program real esat ini terdiri atas perumahan, sepertiganya perkantoran,
dan sisanya industri dan pertokoan.
CBD ini terdiri atas fungsi-fungsi berikut: perumahan mewah, perkantoran, dan
pertokoan premium. Luas menyeluruh adalah 11 juta m2 GFA. Tata letak CBD
ini merupakan daerah padat, dengan indeks ruang lantai (Floor Space Index)
kira-kira 12. Agar berfungsi secara optimum, membutuhkan netto daerah yang
dapat dibangun seluas 92 ha atau gros seluas 205 ha. Konstelasi ruang CBD ini
dijabarkan dalam bab 8.
Perumahan
Unsur perumahan dalam rancangan ini paling baik dicerminkan oleh diagram
yang menunjukkan sebaran program pada kategori perumahan dalam Master
Plan ini.
CBD: % of revenues
Program lainnya
Program lainnya
CBD
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
79
Perancangan kota: 1.250 hektar dan area untuk pengembangan di masa depan
80 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
7.5.
Pelabuhan utama
Pengembangan pelabuhan
Tanjung Priok merupakan pelabuhan yang paling penting (utama) di Indonesia dan
pendorong ekonomi yang penting untuk Jakarta . Di samping itu, pelabuhan ini
mempunyai peran penting untuk seluruh pengembangan koridor Jawa Barat dan
khususnya untuk daerah industri Bekasi.
Akhir-akhir ini (2013) lalu lintas peti kemas di Tanjung Priok adalah sekitar 7 juta
TEU. Untuk tahun 2030, prakiraan lalu lintas peti kemas di Tanjung Priok adalah 18
juta TEU; pada laju pertumbuhan tahunan selama periode 2008 2030 sebesar
7,4%. Terminal peti kemas sedang beroperasi pada kapasitas maksimumnya dan
terdapat kebutuhan tinggi untuk perluasan kapasitas ini.
Ekonomi Indonesia sedang tumbuh cepat dengan laju 5 6% per tahun dan
diharapkan tumbuh lebih lanjut dengan laju 6 hingga 7 persen dalam beberapa
dekade mendatang. Pada saat ini pelabuhan merupakan hambatan untuk
pertumbuhan ekonomi wilayah karena kapasitas pelabuhan tersebut sudah tidak
mencukupi lagi, hubungan ke daerah hulu buruk dan padat serta kinerja pemberi
layanan logistik buruk. Di samping itu, penurunan muka tanah telah menurunkan
dermaga, yang akan membutuhkan investasi. Faktor-faktor ini akan menaikkan
biaya dan dengan demikian betul-betul mempengaruhi kedudukan pelabuhan di
wilayah dengan persaingan yang ketat ini.
Pengembangan pelabuhan pada dasarnya merupakan pengembangan yang
mandiri. Rencana perluasan pelabuhan telah dimulai hingga tahun 2030 dan
pengembangan pelabuhan ini bukan bagian dari kasus bisnis Master Plan ini.
Master Plan ini memberi sumbangan nyata pada pengembangan pelabuhan
tersebut dengan mengurangi kemacetan lalu lintas dan karenanya menggenjot
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
81
82 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
7.6.
Mobilitas dan infrastruktur
Kota Jakarta telah menghadapi masalah lalu lintas yang parah selama bertahuntahun. Sistem transportasi perkotaan tidak mampu mengejar permintaan
pertumbuhan untuk mobilitas yang menyebabkan terjadinya kemacetan.
Kemacetan ini disebabkan bukan hanya pertumbuhan jumlah orang yang
bepergian, tetapi juga oleh peningkatan kepemilikan mobil pertumbuhan jumlah
orang yang bepergian, tetapi juga oleh peningkatan kepemilikan mobil.
Kemacetan lalu lintas meluas, dan seperti yang disebutkan dalam MP3EI:
kemacetan lalu lintas ini mempunyai dampak negative pada pertumbuhan
ekonomi. Di samping itu, kemacetan lalu lintas juga menciptakan pengaruh
sampingan seperti kebisingan dan polusi udara, yang untuk bagian terbesarnya
disebabkan oleh sangat banyaknya jumlah sepeda motor.
Untuk mengurangi kemacetan lalu lintas ini, dua pengembangan utama harus
terjadi. Pertama, pergeseran moda harus terjadi: dari mobil dan sepeda motor ke
penggunaan angkutan umum. Kedua, infrastruktur di kota ini perlu ditingkatkan:
baik itu untuk angkutan umum maupun angkutan jalan. Keduanya merupakan
butir perhatian utama dalam rancangan ruang Master Plan ini.
Rancangan tanggul laut dan Garuda mencakupkan penyambungan jalan lingkar
di utara Jakarta, karena penyambungan ini memberikan rute untuk Jalan Bebashambatan Tangerang Bekasi dan Kereta Api Cepat serta mencakupkan fasilitasfasilitas untuk angkutan umum (MRT dan bus).
Pergeseran Moda
Kebijakan-kebijakan untuk mobilitas mengusahakan untuk pergeseran ke arah
peningkatan penggunaan angkutan umum. Akan tetapi, berdasarkan sejarah,
kebijakan untuk tahun 2030 (60% angkutan umum) sangat ambisius. Oleh karena
itu, kami telah menggunakan pergeseran moda maksimum 45% penggunaan
transportasi publik (MRT dan bis) untuk menentukan kebutuhan jaringan
jalan raya. Berdasarkan informasi yang tersedia dan pembahasan dengan para
pemangku kepentingan, kita telah memperoleh anggapan-anggapan berikut
terkait pergeseran moda untuk orang-orang yang bekerja dan tinggal di Garuda
Megah ini.
Karena perbedaan jarak perjalanan, kami telah menggunakan nilai-nilai yang
berbeda untuk perjalanan yang dilakukan di Garuda (di kawasan Garuda),
perjalanan antara kota Jakarta dan Garuda (di kawasan Jakarta), dan perjalanan
ke dan dari tujuan di luar Jakarta (di luar kawasan Jakarta). Pergeseran-pergeseran
moda ini telah digunakan dalam rancangan jaringan jalan dan transportasi
publik.
Rancangan jaringan jalan utama
Jaringan jalan utama saat ini di Jakarta terdiri atas Jalan Lingkar Dalam Kota, Jalan
Lingkar Luar 1 dan sejumlah hubungan radial di seluruh kota ini. Jalan Lingkar
Dalam Kota mengelilingi tengah-tengah kota dan merupakan jalan lingkaran
penuh. Jalan Lingkar Luar 1 belum selesai, masih ada ruas-ruas yang belum
tersambung di barat dan di timur laut. Kedua jalan lingkar ini bergabung menjadi
satu di jalan tol di sepanjang pantai Jakarta. Rencana-rencana telah ada untuk
menghubungkan ruas-ruas yang belum terbangun ini pada Jalan Lingkar Luar 1.
Di samping itu, rencana-rencana telah ada untuk mewujudkan jalan lingkar luar
kedua dan jalan tol di sepanjang pantai ke arah barat.
Rancangan Garuda telah mencakupkan tambahan berikut untuk jaringan jalan
raya:
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
83
J alan Lingkar Luar 2 yang terletak di Tanggul Laut Luar, akan menyambung
ruas yang sekarang terputus di arah utara.
Jalan Bebas-hambatan Tangerang Bekasi (jalan tol) yang terletak di Tanggul
Laut luar. Di bagian timur teluk ini jalan dibangun diatas tiang (jalan layang)
Jalan Lingkar Luar 1 akan tersambung dengan jalan baru di Garuda dan
reklamasi lahan yang direncanakan. Di sisi timur, di dekat Tanjung Priok, Jalan
Lingkar Luar ini menggunakan sebagian jalan tol yang sedang dikerjakan
pembangunannya.
Jalan (tol) dalam kota menghubungkan Garuda dengan reklamasi lahan yang
telah direncanakan dan kota Jakarta. Jalan-jalan ini merupakan penghubung
antara Jalan Lingkar Dalam dan Jalan Lingkar Luar.
Jalan-jalan ini akan berfungsi untuk menghubungkan Garuda Megah dengan
kota dan dengan daerah di bagian timur dan barat. Sama pentingnya,
penambahan-penambahan pada jaringan jalan ini akan secara drastis
mengurangi beban lalu lintas yang padat pada jalan pesisir yang sekarang.
Provinsi Banten dan Jawa Barat akan terhubung jauh lebih baik dengan Jakarta
dan pelabuhan Tanjung Priok dan juga bandara Soekarno-Hatta.
Rancangan jaringan transportasi publik
Untuk mengakomodasi pergeseran ke arah penggunaan transportasi publik
yang lebih banyak, jaringan transportasi publik yang baik telah dirancang untuk
Garuda Megah. Jaringan ini terdiri atas:
Tanggul laut akan menyediakan satu rute untuk kereta api cepat, sebagai
bagian dari kereta api cepat di sepanjang pantai utara Jawa (Cilegon Banyuwangi).
Kereta api barang di timur wilayang pesisir untuk menghubungkan Tanjung
Priok dengan daratan;
Kereta api ringan (MRT) untuk menghubungkan CBD dengan pusat kota.
Koneksi ini merupakan perpanjangan koridor Selatan-Utara di kota Jakarta.
Koneksi MRT opsional melalui reklamasi lahan yang telah direncanakan di
sepanjang pesisir untuk menghubungkan secara langsung CBD Garuda
dengan bandara.
84 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Alinyemen kereta api barang sebagian dapat digabungkan dengan kereta api
cepat di wilayah pesisir timur. Jembatan di Tanjung Priok mempunyai ketinggian
bebas vertical kira-kira 70 m. Apabila kereta api cepat menggunakan jembatan
ini, kemiringan yang dibutuhkan adalah kira-kira 7.000 meter. Karena alasan ini,
yang dipilih adalah rute selatan Tanjung Priok.
Lalu lintas selebihnya di Garauda terdiri atas mobil dan sepeda motor. Di Garuda
ini, jalan bebas-hambatan Tangerang Bekasi, jalan lingkar dua dan jalan-jalan
lokal membentuk lalu lintas primer dan arteri transportasi umum: Jalan-raya
Utama Garuda Megah. Jalan-jalan ini menghubungkan pengembangan ini
dengan bagian kota selebihnya dan membentuk bagian hubungan primer
timur-barat Jakarta. Dalam peran ini jalan-jalan ini menjadi penting dan menjadi
tantangan dalam perancangannya. Jalan-jalan ini haruslah mampu mempunyai
kapasitas yang cukup untuk jumlah besar penumpang dan kendaraan, tetapi
harus tidak menjadi hambatan di antara wilayah pengembangan yang berbeda.
Pohon-pohon besar akan berbaris di koridor-koridor jalan dan dengan demikian
akan menjadi unsur lansekap yang kuat yang membentuk koridor hijau yang
mengesankan.
7.7.
Pengelolaan air
Struktur hijau di Garuda yang digabungkan dengan jarak yang relatif dekat akibat
pengembangan berkepadatan tinggi membuat kira-kira 10% lalu lintas terdiri
atas berjalan kaki dan bersepeda.
Komponen utama sistem air yang dirancang untuk wilayah pesisir ini terdiri atas
sistem polder di utara Jakarta, sungai-sungai dan kanal-kanal yang mengalir ke
waduk retensi itu sendiri, dan sistem manajemen air di Garuda itu sendiri.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
85
86 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Pengelolaan polder
Secara keseluruhan tujuh polder akan dibangun dalam Fase A. Untuk
menciptakan satuan yang dapat dikelola secara hidrolik, sejumlah cincin tanggul
akan dibangun. Untuk mempertahankan lahan yang berada di dalam polder ini
tetap kering, pompa waduk dan pompa drainase dibutuhkan untuk memompa
keluar air hujan dan air yang mengalir masuk dari hulu. Sebagian besar polder
akan mengalirkan airnyake dalam danau retensi di belakang Tanggul Laut Luar.
Pompa-pompa Sunter bawah dan Ancol akan disesuaikan sehingga pompapompa tersebut dapat mengalirkan airnya secara langsung ke laut di Tanjung
Priok.
Sungai-sungai
7 sungai dan kanal di Jakarta bagian barat akan mengalirkan airnya ke waduk
raksasa (retensi penahan di belakang Tanggul Laut Luar), termasuk Cengkareng
Drain and Banjir Kanal Barat. Setelah menutup teluk ini, muka air akan diturunkan
sedalam 1,5 m menjadi -0,90 LWS-2012 ketika musim kemarau. Permukaan
minimum ini ditentukan berdasarkan kedalaman sungai dan teluk saat ini.
Menurunnya muka air akan segera meningkatkan laju aliran sungai selama banjir.
Waduk retensi
Waduk retensi seluas total 75km2 berfungsi sebagai waduk raksasa: waduk ini
untuk sementara menyimpan air sungai yang dialirkan ke dalamnya sebelum air
ini dipompakan ke luar. Muka air di dalam waduk retensi ini berfluktuasi 2,5 meter,
yang menciptakan ruang untuk penyimpanan. Stasiun pompa terbesar di dunia
akan dibangun untuk mempertahankan muka air di dalam batas yang ditetapkan.
Muka air di danau retensi dapat pada waktunya diturunkan untuk mempermudah
aliran sungai apabila sungai tersebut mengalami penurunan muka tanah lebih
lanjut. Penurunan ini akan menyebabkan perbedaan ketinggian yang lebih
besar antara muka air di danau retensi dan muka air di laut. Akan tetapi, beda
tinggi yang dapat diterima di bagian luar tanggul laut sudah dalam batas yang
ditentukan.
Memasok air minum bermutu untuk penduduk Jakarta saat ini merupakan
tugas yang menantang. Air perpipaan dan distribusinya hanya sanggup
mencapai sebagian kecil populasi. Waduk retensi ini dapat saja, sejalan dengan
waktu, menjadi sumber air baku untuk Jakarta. Untuk keperluan ini ketinggian
operasional yang perlu dinaikkan pada saat musim kemarau hingga +0,65 m LWS2012 agar tidak melewati muka air minimum. Pada tahun kering, waduk raksasa
ini dapat menjamin pasokan air yang terandalkan sebanyak 7 m3/detik pada
musim kemarau, yang bertambah hingga 30 m3 pada musim hujan. Dengan
menggabungkan sumber air melimpah ini dengan sumber-sumber lain (termasuk
penggunaan air tanah yang berkelanjutan), Ibukota dapat dipasok dengan air
perpipaan sepanjang tahun.
Mutu air perkotaan saat ini sangat buruk dan perlu ditingkatkan agar waduk
retensi dapat berfungsi baik. Hal ini lebih lanjut dijelaskan pada aspek lingkungan
dalam bab 7.9.
Pengelolaan air di Garuda Megah
Merancang daerah perkotaan selengkapnya memberi kesempatan untuk
membentuk sistem air yang terkemuka dan berkelanjutan pada Garuda Megah.
Daripada mempertimbangkan solusi secara teknik saja, pendekatan gabungan atas
unsur-unsur alami dan buatan manusia merupakan solusi yang paling sesuai untuk
membangun sistem pengelolaan air yang tangguh yang digabungkan dengan
kualitas lingkungan yang tinggi.
Semua air limbah di Garuda ini akan dikumpulkan dan diolah. Limpasan dari jalanjalan akan disaring sebelum air limpasan ini mencapai air permukaan, atau akan
dikumpul sekaligus untuk diolah. Sistem terpisah dirancang untuk air hujan. Air
yang relatif bersih ini tidak dicampur dengan air selokan: air hujan ini digunakan
sebagai pasokan untuk aliran air permukaan pada Garuda dan disalurkan ke
taman-taman, zona hijau dan daerah hutan bakau. Akhirnya, air ini sebisa mungkin
mengalir secara gravitasi ke danau retensi atau ke laut. Tangkapan air di sisi jalan
dan drainase sengkedan (swales), kolam peredaman air, dan permukaan yang
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
87
88 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
berpori dapat diintegrasikan ke dalam perancangan ini dan manfaat atap hijau dan
teknik-teknik lain untuk memperlambat limpasan air harus digalakkan.
Satu isu mengenai pengelolaan air di Garuda adalah rembesan air asin hingga 3
m3/detik, yang terjadi melalui tanggul laut luar. Karena hal ini relatif tinggi, dapat
saja dipertimbangkan untuk membangun polder di Garuda dan menangkap
rembesan air asin ini dalam satu sistem drainase.
7.8.
Rekreasi dan ruang-hijau
Tahap urbanisasi yang menakjubkan di Jakarta telah menyebabkan tekanan yang
kuat pada infrastruktur hijau kota ini (baik yang bersifat rekreasi maupun alami).
Ruang-ruang terbuka telah diubah oleh pengembangan legal dan ilegal dan
mutu serta keamanan ruang-ruang terbuka ini sudah tidak baik lagi.
Banyak orang tidak mampu untuk masuk ke dalam ruang-ruang terbuka untuk
berekreasi, bersenang-senang, dan menikmati waktu luang, kesehatan dan
kesejahteraan. Pengkajian di seluruh dunia telah menunjukkan bahwa mutu dan
banyaknya penghijauan perkotaan akan menghasilkan penduduk yang secara
fisik dan metal lebih sehat serta lebih produktif di pekerjaan dan pendidikan.
Kedekatan pada penghijauan kota memberikan sumbangan besar pada
ketertarikan di daerah kawasan pusat bisnis.
Rancangan Garuda Megah ini menempatkan jaringan penghijauan sebagai
kriteria inti untuk pengaturan ruang. Ruang-ruang hijau Garuda Megah
mempunyai hirarki dan mencakupkan taman kota bertingkat, taman blok
perkotaan, jalan raya hijau, bulevar berbatas-perairan, hutan bakau dan lahanbasah, cagar alam dan jaringan jalan kota.
Taman Sentral
Taman Sentral merupakan ruang terbuka utama besar di sepanjang daratan
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
89
90 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Taman berbatas-perairan
Lebih dekat ke tepi timur dan barat bagian luar sayap Garuda ini, taman berbatasperairan ini merupakan hamparan hijau di sepanjang daratan berbatas-perairan
ini. Taman ini merupakan sisi perairan semi-alami dan mencakupkan tempattempat hutan bakau, trotoar, dan lokasi ponton taksi-sungai dan lokasi tambat.
Taman ini merupakan lansekap yang bernuansa santai dengan tatanan sedikit
formal dan dimaksudkan menjadi lawan tipologi sisi perairan yang kuat yang
ditemukan di bagian dekat kepala Garuda Megah ini.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
91
7.9.
Dampak lingkungan
Penutupan teluk ini mempunyai dampak lingkungan yang nyata. Pada
awalnya, pengaruh-pengaruh ini akan negatif karena sistem lingkungan yang
sekarang akan sangat berubah. Rancangannya diarahkan untuk menciptakan
kesempatan-kesempatan baru untuk pengembangan mutu lingkungan. Mutu
lingkungan yang lebih bagus bahkan menjadi persyaratan untuk keberhasilan
pengembangan perkotaan.
Hutan bakau
Daerah terakhir yang berupa hutan bakau asli Teluk Jakarta dapat dijumpai
di sekitar daerah Pantai Indah Kapuk. Hutan bakau ini terhampar pada lahan
seluas 320 ha yang 180 ha di antaranya dilindungi. Akhir-akhir ini hutan bakau
ini mengalami sejumlah gangguan dari luar termasuk mutu air yang rendah,
limbah padat, penebangan ilegal dan yang paling nyata adalah penurunan muka
tanah. Dengan laju penurunan muka tanah saat ini, sangat berkemungkinan
besar bahwa hutan bakau ini akan tenggelam, yang menyebabkan berkurangnya
oksigen dan selanjutnya mengarah ke degradasi total hutan bakau ini.
Penutupan teluk ini akan mempercepat degradasi hutan bakau. Teluk ini akan
berubah menjadi waduk air tawar dengan keadaan hidrolik yang berbeda, yang
membuat hutan bakau tidak mungkin berkompetisi dengan spesis lain yang
toleran terhadap air yang kurang asin. Hutan bakau air payau yang tersisa akan
berubah menjadi habitat air tawar.
Untuk memitigasi kehilangan hutan bakau ini, beberapa kemungkinan
telah dianalisa. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem estuari yang
92 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Kehidupan laut
Ekologi sistem air tawar dan estuari sangat dipengaruhi oleh polusi dan
konsentrasi oksigen yang rendah. Beberapa spesis ikan bermigrasi dan tiga spesis
belut dapat dijumpai di Teluk Jakarta. Akan tetapi, populasi ketiga spesis belut itu
sangat berkurang.
Penutupan teluk ini akan mengubah Teluk Jakarta menjadi danau retensi air
tawar, yang mempunyai dampak besar terhadap keadaan ekologis Teluk Jakarta.
Hasilnya, spesis laut yang menetap, jenis ikan dan benthos, akan musnah. Akan
tetapi, ikan yang lebih besar yang hidup di karang dan yang hidup di laut lepas
akan mencoba bermigrasi ke arah habitat yang lebih sesuai di tempat-tempat
di tengah laut. Mereka dapat dituntun dengan memberi mereka waktu untuk
mencari jalan keluar melalui tingkat keasinan air laut yang berubah. Hilangnya
spesis laut akan terjadi beberapa bulan dengan memberi waktu pada spesis ikan
yang tahan terhadap perubahan keasinan air untuk mendominasi rantai makanan
dan mengkonsumsi bangkai spesis yang sedang musnah. Dengan demikian
mortalitas massif tidak akan terjadi.
limbah padat, program pengerukan dan program-program kepedulian
lingkungan. Di samping itu, perlu juga untuk mengeruk lapisan atas teluk ini,
karena bahan organik bisa saja telah menumpuk di sini.
Penutupan teluk ini membuat pembersihan sungai-sungai menjadi keharusan.
Penutupan ini menciptakan momentum untuk melaksanakan upaya-upaya
sanitasi dan karenanya mempunyai dampak positif terhadap mutu air. Di samping
itu juga, pelaksanaan ini mempunyai pengaruh positif terhadap keadaan
kehidupan di sepanjang sungai-sungai dan garis pantai. Lagi pula, tanggul laut
luar menangkap polutan di teluk, yang secara dramatis meningkatkan mutu air di
luar waduk ini. Peningkatan mutu air ini mempunyai pengaruh positif terhadap
ekosistem laut dan memungkinkan peningkatan produktivitas perikanan.
Sebagai contoh, polusi Kepulauan Seribu yang menurun, karenanya memberi
sumbangan atas perlindungan daerah karang dan rumput laut.
Dalam keadaan air tawar ini keberagaman spesis yang toleran akan tersebar di
dalam danau retensi ini secara cepat, khususnya jika air yang memasuki danau
ini berupa air dengan mutu yang memadai. Banyak spesis air tawar yang juga
merupakan spesis sasaran untuk pembudidayaan perikanan dan akuakultur.
Untuk mencegah hilangnya spesis ikan yang bermigrasi dan kehidupan estuari,
habitat estuari dapat diciptakan di luar bendungan, di sepanjang pantai barat
daya (ini dapat digabungkan dengan pengembangan hutan bakau) dan pintu air
kapal serta stasiun pemompaan dapat diadaptasi untuk memungkinkan migrasi
ikan terjadi.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
93
94 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
VIII
RENCANA PER AREA
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
95
1. Konstruksi Tanggul
2. Konstruksi Jalan
96 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Dalam bab ini perancangan dijabarkan per tahap dan per lokasi untuk
menunjukkan bagaimana tema yang berbeda yang dikombinasikan berkontribusi
terhadap keamanan dan revitalisasi pada wilayah pesisir. Dimana pada bab 7
difokuskan pada tema dan desian teknis, bab ini difokuskan pada integrasi tema
dan perancangan perkotaan.
8.1.
Tanggul Fase A, sebuah kesempatan untuk revitalisasi pesisir
Fase A terdiri dari penguatan tanggul di sepanjang sungai dan pesisir seperti yang
dijelaskan dalam Bab 7. Total sebanyak 7 cincin tanggul telah dirancang untuk
membuat unit hidrolik yang akan melindungi wilayah pesisir sampai penutupan
tanggul laut luar. Namun, sebagian besar permukaan Jakarta telah dikembangkan
dan bagian kota yang paling berbatasan dengan air diapit oleh jalan utama dan
koridor infrastruktur atau pembangunan yang padat baik legal maupun ilegal.
Penyediaan ruang untuk memperkuat struktur pertahanan banjir membutuhkan
pembebasan lahan besar dan relokasi. Mengingat solusi terpadu yang
mengkombinasikan tanggul dan dinding dengan infrastruktur, bangunan dan
fasilitas adalah merupakan kunci untuk memastikan penggunaan optimal dari
ruang yang berharga dan terbatas.
Dalam laporan teknis B2 terdapat enam konsep perancangan teknis tanggul yang
disajikan. Konsep-konsep ini harus dijabarkan per lokasi. Pada beberapa tempat
solusinya agak bersifat teknis, pada tempat yang lain dikombinasikan dengan
infrastruktur atau merupakan bagian dari konsep pengembangan perkotaan.
Dengan menggunakan konsep yang tepat, tanggul dapat memberikan nilai
tambah untuk komunitas pesisir. Perlindungan pesisir menjadi katalisator untuk
pembangunan dan revitalisasi. Untuk menunjukkan bagaimana konsep ini
dapat bekerja dalam prakteknya, lokasi Pluit dan Kali Baru dipilih sebagai lokasi
percontohan. Disini lokasi Pluit menjadi contoh situasi yang tipikal untuk daerah
yang berkepadatan penduduk tinggi di sepanjang garis pantai.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
97
98 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
In the Spatial planning & urban design book, this concept has been worked out
as Dalam laporan perencanaan tata ruang & perancangan perkotaan, konsep ini
dijabarkan dengan baik pada tingkat bangunan.
Kesimpulan
Garis pantai Jakarta padat penduduknya dan digunakan untuk banyak tujuan.
Pengembangan Fase A pertahanan laut akan berdampak pada penggunaan
tanah dan komunitas. Perancangan perkotaan terpadu yang bertujuan baik untuk
perlindungan banjir dan revitalisasi komunitas lokal akan mengurangi gangguan,
meningkatkan penerimaan dan menambah nilai sosio-ekonomi. Percontohan
Pluit menyediakan konsep yang juga bisa digunakan sebagai model untuk daerah
padat lainnya. Juga perancangan konseptual lainnya untuk situasi yang berbeda
pada garis pantai telah dikembangkan dan disajikan dalam laporan teknis B2 dan
B3.
Bacaan selanjutnya:
B3a Perencanaan tata ruang & Perancangan perkotaan
B2c Laporan evaluasi
B2d Cincin tanggul D perancangan konseptual
8.2.
Fase B: Garuda Megah
Struktur utama yang mendefinisikan bentuk dari Fase B adalah: alinyemen
tanggul laut luar, sumbu tengah kota, koneksi, dan perancangan ikonis dari
Garuda. Dalam area Garuda sendiri, distribusi kepadatan, strategi ruang hijau dan
struktur jalan merupakan elemen utama dalam perancangan. Dalam bagaian ini
bidang-bidang tertentu dan lingkungan dari Garuda disajikan secara lebih rinci,
menunjukkan karakterikstik, kemungkinan-kemungkinan dan memfokuskan
pada perancangan perkotaan.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
99
100 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
101
dan ritel bisa tumbuh. Toko-toko menarik orang baik selama maupun di luar
jam kantor sehingga kegiatan kota berlangsung panjang dengan aktifitas yang
tingginya. Namun, ketika pengembangan residensial hilang atau terlalu kecil
di kawasan komersial atau pusat kota, ada kecenderungan pusat kota akan
mati di malam hari dan akhir pekan. Penambahan dan integrasi sejumlah besar
pengembangan residensial memperkuat kelangsungan hidup dan vitalitas
pusat kota dan memungkinkan tingkat peningkatan aktifitas komersial dan ritel
ditambah lagi dengan perpanjangan jam untuk perjalanan sehingga mendorong
pengembangan fasilitas sipil seperti galeri seni. Konsentrasi kantor-kantor besar
menarik sejumlah besar populasi yang tidak menetap, mereka mengunjungi kota
untuk bekerja, bisnis dan konferensi dll. Kegiatan sosial dan budaya serta fasilitas
menarik orang-orang dari luar kota untuk mengunjungi dan tinggal. Orang-orang
di pusat kota sering hidup di dalam area yang lebih kecil daripada di pinggiran
kota, sehingga jika mengunjungi teman dan keluarga perlu tempat tinggal
sementara. Faktorfaktor ini berkontribusi untuk menarik pengembangan hotel,
restoran, kafe dan bar di pusat kota.
Perparkiran di distrik kota ini harus direncanakan dengan hati-hati. Program ini
padat dan berpendudukan yang tinggi oleh karena itu perlu untuk membuat
ruang bawah tanah atau fasilitas parkir bertingkat. Ini harus secara teratur
terletak di seluruh kawasan tetapi harus dirancang sedemikian rupa sehingga
tidak memberikan dampak negatif pada keseluruhan gambaran perkotaan. Tidak
diinginkan untuk memiliki sejumlah fasad yang tidak aktif yang diasosiasikan
sebagai perparkiran bertingkat yang kuno. Sebaliknya, garasi parkir harus
dilengkapi dengan fungsi lain sehingga dapat terintegrasi ke dalam bagian
struktur kota dan menyediakan akses mudah dan parkir yang memadai untuk
mendukung semua fungsi kota yang direncanakan.
Kepala Garuda
Kepala Garuda Megah ditampilkan sebagai ruang terbuka menonjol dan lokasi
sipil yang. Ini adalah elemen visual primer bila melihat Jakarta berbatas air yang
baru dari laut. Dikelilingi oleh air dari bebagai sisi, lokasi ini akan sangat terlihat
102 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
dan harus dirancang sehingga menjadi citra yang kuat sebagai Garuda Megah
berbatas air. Dikarenakan 'kepala' terletak di perairan terdalam Garuda Megah,
konstruksi ini membutuhkan perencanaan yang cermat. Dinding tanggul curam
dikombinasikan dengan dinding penahan dapat diaplikasikan dan di bagian
teknik yang mengambang juga dapat diterapkan dalam rangka untuk lebih
meningkatkan pengalaman maritim.
Tujuan perancangan utama adalah untuk memaksimalkan pengalaman di laut
dan berdiri di pintu gerbang ke kota, tetapi juga di pintu gerbang ke Kepulauan
Seribu. Ini akan menampilkan budaya dan warisan Indonesia dan Jakarta dimana
yang menggabungkan perancangan yang inovatif dan progresif. Sebagai lokasi
utama bagi para kedatangan dari laut harus mengadopsi perancangan yang
menakjubkan dan mengesankan. Namun, itu juga merupakan puncak dari
lokasi Ibukota baru yang merupakan kota bagi semua orang dan oleh karena itu
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
103
104 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
batas antara tempat kerja dan ruang hidup yang buram. Masyarakat di daerah
ini sering sangat tergantung pada bantuan langsung di kalangan mereka sendiri
untuk perawatan anak, kehidupan sosial dll. Oleh karena itu akan menjadi
penting untuk dengan hati-hati mempertimbangkan bagaimana lingkungan baru
dapat menumbuhkan semangat masyarakat dan memberikan solusi arsitektur
yang sesuai.
Sementara ambisi di Garuda Megah akan memberikan prioritas perkembangan
kepadatan yang lebih tinggi di daerah tersebut tidak memutuskan orangorang dari jalan-jalan dan ruang-ruang pada lingkungan yang ada. Di beberapa
bagian dunia ada contoh skema dimana kepadatan rendah perumahan dengan
bangunan rendah telah digantikan oleh apartemen bertingkat tinggi atas
nama kemajuan. Dalam beberapa kasus ini telah menghasilkan masyarakat
yang dulunya fokus di sekitar jalan, merasa terputus dari satu sama lain dan
merasa asing dalam situasi baru mereka. Dalam kasus terburuk perubahan ini
telah menghasilkan situasi sosial yang negatif dimana tidak ada yang merasa
bertanggung jawab atas area di mana mereka tinggal dan perilaku anti-sosial
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
105
Konsep ruang kerja kreatif menerapkan prinsip yang pernah secara umum
ada di seluruh kota-kota tradisional; hidup dan bekerja di tempat yang sama.
Prinsipnya adalah bahwa bangunan hunian memiliki ruang kerja yang terintegrasi
didalamnya. Dalam beberapa kasus hal ini adalah toko atau ruang kerja di lantai
dasar. Dalam beberapa kasus mungkin ruang kerja tersedia di satu atau lebih
lantai tetapi dalam semua kasus ruang hidup umumnya berada di atas wilayah
ruang kerja. Untuk membuat lingkungan semacam ini perencanaan spesifik
dan persyaratan perizinan harus diterapkan. Selain kompetisi arsitektur atau
komisi kecil dapat digunakan untuk memungkinkan banyak praktek arsitektur
kecil untuk merancang rumah-rumah individu dalam barisan atau kompleks dan
menciptakan lingkungan kreatif yang spesifik seperti yang dibayangkan. Dalam
rangka mempromosikan daya tarik dan kelangsungan hidup unit rumah- kantor
tersebut adalah penting untuk merencanakan lokasinya didalam keseluruhan
Master Plan, sangat hati-hati.
Ciri penggunaan unit rumah-kantor adalah layanan perumahan pendukung
dan usaha kecil. Dalam hal layanan perumahan pendukung fungsi seperti
penitipan anak, kantor untuk perusahaan pembersih rumah tangga, salon
kecantikan berskala kecil, dokter gigi dan praktek kedokteran lainnya dapat
dipertimbangkan. Hal ini tidak memerlukan lokasi dalam deretan besar aktivitas
ritel karena pada umumnya penting atau layanan sehari-hari dimana orang
akan memilih yang dekat dengan rumah mereka. Mereka umumnya unit-unit
kecil dan tersebar di seluruh wilayah pemukiman. Fasilitas parkir jangka pendek
penting bagi bisnis seperti ini tetapi mereka membutuhkan beberapa elemen
spesifik lainnya. Layanan dukungan usaha kecil ini termasuk penasihat keuangan,
pengacara, penasihat hukum, jasa cetak dan kurir, toko percetakan dan pasokan
alat tulis sehari-hari, perancangan web dan perusahaan jasa pemeliharaan.
Fungsi-fungsi ini memiliki beberapa manfaat dari lokasi kluster dan menonjol
sehingga mungkin terletak pada jalan utama dan di wilayah pemukiman dekat
dengan area bisnis yang besar dan wilayah komersial. Kelompok-kelompok lain
tertarik atas unit rumah-kantor adalah pengusaha pemula dan praktek-praktek
penelitian. Manfaat dari kemudahan berinteraksi dengan komersial yang lebih
106 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
besar, kantor dan fasilitas kelembagaan dan harus didapat dari penempatannya
yang dekat dengan area ini.
Kantor Pusat yang kreatif & Pusat Penelitian
Walaupun lokasi kantor kreatif adalah campuran dari perusahaan-perusahaan
dari berbagai ukuran, kantor pusat yang kreatif atau pusat penelitian cenderung
merupakan pengembangan satu perusahaan besar yang didedikasikan untuk
desain progresif dan pengembangan dari bagian sebuah perusahaan. Terletak
antara kota yang sudah ada dan Garuda Megah, daerah ini merupakan salah
satu pulau baru di dekat pantai yang juga berdekatan dengan pusat industri di
Tanjung Priok. Kantor Pusat yang kreatif & Pusat Penelitian berskala besar harus
memamerkan sebuah karya arsitektur yang inovatif dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan.
Menghubungkan konteks kota yang ada saat ini dengan laut
Hubungan antara Garuda Megah dan, rencana lain dan perkembangan lahan
pantai yang sedang berlangsung adalah saling melengkapi. Garuda Megah
dikembangkan sebagai bagian integral dari kota Metropolitan Jakarta dan
menganggap tidak hanya peran dan hubungan yang berkaitan dengan kota
yang ada, tetapi juga untuk proyek reklamasi lahan yang direncanakan dan
yang sedang berlangsung di Teluk Jakarta. Banyak rencana ini mempromosikan
diri sebagai pemukiman campuran kelas menengah dan atas yang dianggap
berkualitas tinggi, aman dan bebas banjir bagi mereka yang mampu untuk
tinggal di sana. Penghuni pulau-pulau ini di masa mendatang akan memiliki
banyak kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi di setiap pulaunya tapi
fasilitas dengan skala besar dan pendukungnya tidak selalu tersedia dalam
rencana pengembangan ini.
Pada Garuda Megah semua aspek kehidupan kota dan persyaratan penduduk
perkotaan diperhatikan sehingga menyediakan fasilitas sipil seperti rumah
sakit, sekolah dan fungsi pemerintahan. Garuda Megah juga mungkin menarik
beberapa bisnis terbaik dari negara, wilayah dan di seluruh dunia untuk menetap
disana. Banyak orang yang datang untuk bekerja akan memilih atau ingin tinggal
di beberapa pulau yang direncanakan untuk dikembangkan dan juga mereka
yang mampu untuk tinggal di pulau-pulau yang direncanakan mungkin juga
ingin bekerja di perusahaan-perusahaan ini. Sementara pulau-pulau menawarkan
perkembangan oasis yang terpencil, mereka tidak mungkin memberikan kota
berbatas air yang Garuda Megah berikan. Begitu juga dalam hal tipologi berbatas
air ada peningkatan keragaman yang diciptakan untuk bersantai, menikmati
alam, industri, rekreasi dan pencitraaan kota.
Sebuah kota baru - kota baru yang berkelanjutan
Kota modern baru ini menyediakan peluang bagus untuk menciptakan kota
yang benar-benar berkelanjutan dalam hal penggunaan energi dan efisiensi
Bacaan selanjutnya:
B3a Perencanaan ruang & perancangan perkotaan
8.3.
Fase C
Fase C terdiri dari beberapa pengembangan jangka panjang di sisi timur Teluk
Jakarta. Penutupan bagian dari Teluk ini mengantisipasi jika penurunan muka
tanah di Jakarta bagian timur tidak dapat dihentikan. Bagian tanggul timur
dengan jalan raya Tangerang Bekasi menyediakan titik awal yang baik untuk
penutupan ini.
Ruang yang cukup tersedia di teluk untuk mengakomodasi perluasan pelabuhan
utama Tanjung Priok dan bandara, tetapi studi tambahan harus menunjukkan
apakah bandara ini layak. Pengembangan pelabuhan hingga tahun 2050
termasuk dalam perancangan Fase C.
Phase C
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
107
108 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
IX
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
109
110 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
Catatan:
strategi implementasi ini masih dalam pengembangan. Implementasi aspek
seperti tahap konstruksi, keterlibatan sector swasta, strategi pembiayaan dan
struktur organisasi akan bekerja dalam beberapa bulan mendatang oleh tim
pendukung PMU bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan tim Master
Plan.
Dalam bab ini sekarang kami akan fokus pada beberapa prinsip-prinsip
implementasi yang penting.
9.1.
9.2.
Pengembangan adaptif
Ruang lingkup proyek Master Plan tidak termasuk menghasilkan data primer.
Sebagian besar data yang diambil dari studi yang ada dan dikombinasikan
dengan data dan pengalaman dari proyek-proyek sebelumnya (reklamasi lahan).
Survei teknis dilakukan untuk mengukur ketinggian tanggul laut saat ini.
Mengenai gambaran ketidakpastian sangat beragam, bahkan di dalam topiktopik. Beberapa contoh Perhitungan biaya: perhitungan biaya teknik sipil yang
sebagian besar didasarkan pada biaya pekerjaan aktual reklamasi lahan saat ini
dan karena itu cukup akurat. Ketidakpastian utama dalam perhitungan biaya
ini adalah biaya pasir dan batu di masa depan (dikarenakan tekanan yang
diperkirakan pada pasar ini). Situasi mengenai ketidakpastian dalam beberapa
topik utama lainnya adalah sebagai berikut:
Dikarenakan kelangkaan data di Indonesia yang akurat serta tidak mudah diakses,
banyak ketidakpastian muncul selama proses perencanaan. Bila mungkin,
model-model alternatif atau data internasional kompatibel digunakan, tapi untuk
beberapa topik derajat ketidakpastian masih besar. Strategi dalam berurusan
dengan ketidakpastian yang tersisa ini terdiri dari dua elemen:
P
erancangan yang kuat. . Contoh ketika merancang tanggul laut,
ketidakpastian pada penurunan muka tanah, gelombang run-up dan anomali
pasang surut muncul. Dengan mengambil pendekatan konservatif, resiko
meremehkan kemungkinan dampak menjadi terbatas.
Strategi adaptif. Masih ada banyak ruang dalam strategi untuk adaptasi.
Waktu implementasi tanggul laut luar, misalnya, dapat direvisi tergantung
pada perkembangan baru (dalam penurunan muka tanah, ekonomi). Contoh
lain: meskipun ukuran reservoir dirancang pada keahlian terbaik yang tersedia
Kasus bisnis: harga real estat didasarkan pada harga pasar saat ini dan
perkembangan terakhir pasar di Jakarta dan karena itu akurat. Prediksi harga
pasar di masa depan (yang diperlukan untuk menyelesaikan kasus bisnis),
bagaimanapun, untuk beberapa hal masih spekulatif karena tidak ada prediksi
ekonomi jangka panjang yang tepat yang dapat dibuat.
Hidrolik: data debit yang dapat diandalkan langka dan perhitungan debit
disusun berdasarkan data curah hujan di daerah tangkapan air dan model
debit. Ukuran reservoir didasarkan pada perhitungan ini. Namun, tidak
diketahui berapa banyak air dari hulu yang akan dialihkan di sekitar kota di
masa depan dan bagaimana perubahan iklim akan mempengaruhi aliran yang
masuk.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
111
2014
2020
2025
2030
2035
2040
Penggenangan permanen
berhenti mengalir
112 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) | Master Plan | Draft 1 April 2014
2045
K
ondisi dasar laut: komposisi geologi lepas pantai di bawah Garuda Megah
tidak diketahui dan tidak ada prediksi rinci yang dapat dibuat berkenaan
dengan pemadatan dan penurunan Garuda Megah. Asumsi harus dibuat.
Ketidakpastian menyebabkan resiko keuangan. Beberapa ketidakpastian / risiko
dapat diminimalkan dengan menghasilkan data primer yang baru (penelitian
lapangan tambahan), tetapi akan tetap ada banyak ketidakpastian terkait dengan
perkembangan masa depan.
Mega proyek seperti NCICD secara inheren penuh resiko. Ukuran proyek,
kompleksitas dan durasi menciptakan berbagai resiko teknis, keuangan dan
organisasi. Tiga besar risiko adalah:
P
embangunan ekonomi jangka menengah dan panjang yang tidak menentu.
Penurunan sementara pertumbuhan ekonomi bisa berdampak pada harga
real estat dan akibatnya pada kasus bisnis dan dalam kasus terburuk,
kecepatan realisasi Garuda Megah.
Ketersediaan pasir. Ada permintaan besar pasir untuk reklamasi lahan, tetapi
hanya daerah sumber terbatas. Harga pasir dan biaya transportasi bisa dengan
mudah naik apabila pasir harus didatangkan dari daerah sumber yang jauh.
Kualitas air . Upaya untuk membersihkan air drainase perkotaan dengan
pembangunan sistem saluran dan pengolahan air limbah harus dipercepat
secara signifikan. Namun, ini bukan tugas yang mudah di kota yang
berpenduduk padat. Jika kualitas air tidak membaik, kualitas air di waduk akan
buruk., mempengaruhi baik penduduk dan potensi pasar Garuda Megah dan
menghalangi penggunaan waduk sebagai sumber pasokan air baku.
Pengelolaan risiko merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam
mengelola proyek tersebut. Setiap resiko memerlukan pendekatan tersendiri:
banyak resiko teknis dapat diminimalkan dengan penelitian, resiko keuangan
dengan berbagi manfaat dan resiko atau dengan mencari strategi kontrak yang
tepat.
Draft 1 April 2014 | Master Plan | Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)
113