Judul : Uji Kelayakan Sambal Tomat Warung Latansa melalui Metode Angka
Lempeng Total
II. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
Pelaksanaan
Hari, tanggal : Selasa, 22 April 2014
Waktu
Alat
1.
Pembakar spirtus
2.
Tabung reaksi
3.
Cawan petri
4.
Tabung ukur
5.
Labu Erlenmeyer
6.
Mikropipet
7.
Vortex
Bahan
1. Sampel sambal tomat Latansa
2. Pepton
3. Akuades
4. Media agar
Prosedur
A. Pembuatan Sampel
1.
Sampel sambal tomat latansa diambil dan diukur sebanyak 10
2.
sedikit
3.
Selanjutnya, ditutup dengan kapas
4.
Setelah itu , larutan dihomogenkan dengan vortex
B. Langkah kerja di LAF
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
dahulu
Diambil 1 ml larutan dari tabung A
Dimasukkan ke tabung B (difiksasi terlebih dahulu)
Ditutup dengan kapas sebelumnya difiksasi terlebih dahulu
Diambil 1 ml larutan dari tabung B
Dimasukkan ke tabung C (difiksasi terlebih dahulu)
Ditutup dengan kapas sebelumnya difiksasi terlebih dahulu
Diambil 1 ml larutan dari tabung C
Dimasukkan ke tabung D (difiksasi terlebih dahulu)
Ditutup dengan kapas sebelumnya difiksasi terlebih dahulu
Diambil 1 ml larutan dari tabung D
Dimasukkan ke tabung E (difiksasi terlebih dahulu)
Ditutup dengan kapas sebelumnya difiksasi terlebih dahulu
16.
17.
dan E.
Diambil 0,1 ml larutan dari masing-masing tabung reaksi
mulai dari tabung E,D,C,B,A (sebelum dan sesudah
dilakukan fiksasi)
18.
19.
V. Definisi Operasional
Metode permukaan merupakan salah satu metode hitungan cawan .
Metode ini dilakukan dengan cara membuat medium agar terlebih dahulu
dibuat kemudian sebanyak 0,1 ml sampel yang telah diencerkan dipipet pada
permukaan agar-agar tersebut (Fardiaz, 1993). Kemudian diratakan dengan
gara menggoyang-goyang cawan petri. Prinsip dari metode hitungan cawan
adalah menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada metode agar,
sehingga sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni
yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop
(Fardiaz, 1993) .
Perhitungan koloni dilakukan dengan cara metode hitungan cawan atau
angka lempeng total (ALT). Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila
sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba
tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung,
dan
kemudian
dihitung
tanpa
menggunakan
mikroskop
tomat,
saus
1 x 104 cfu/ml
100/g
1 x 102 cfu/ml
5 x 101 cfu/ml
Sambal yang kami teliti, kami beli di warung makan Latansa, seperti
sambal pada umumnya sambal Latansa terbuat dari cabai, tomat, garam,
bawang putih, vitsin dan gula. Bahan-bahan tersebut kemudian dihaluskan dan
digoreng.
VII.
Analisis Data
DATA PENGAMATAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
Konsentrasi Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
10-5
Waktu
2 x 24 jam
6.
10-6
jumlah koloni antara 30 300 koloni karena jumlah koloni yang ada
kurang dari 30 koloni sehingga termasuk TSUD ( Terlalu Sedikit Untuk
Diamati ) yang tidak dapat digunakan untuk melakukan analisis hitungan
cawan.
c) Pada pengenceran 10-3, diperoleh jumlah koloni bakteri sebanyak 3 koloni.
1
x 0,1 = 3,0 x 102 koloni/g.
-3
10
-3
Jumlah koloni pada pengenceran 10 tidak memenuhi syarat jumlah koloni
Nilai ALT yang didapat yaitu 3 x
antara 30 300 koloni karena jumlah koloni yang ada kurang dari 30
koloni sehingga termasuk TSUD ( Terlalu Sedikit Untuk Diamati ) yang
tidak dapat digunakan untuk melakukan analisis hitungan cawan.
d) Pada pengenceran 10-4, diperoleh jumlah koloni bakteri sebanyak 1 koloni.
1
x 0,1 = 1,0 x 103 koloni/g.
-4
10
Jumlah koloni pada pengenceran 10-4 tidak memenuhi syarat jumlah koloni
Nilai ALT yang didapat yaitu 1 x
antara 30 300 koloni karena jumlah koloni yang ada kurang dari 30
koloni sehingga termasuk TSUD ( Terlalu Sedikit Untuk Diamati ) yang
tidak dapat digunakan untuk melakukan analisis hitungan cawan.
antara 30 300 koloni karena jumlah koloni yang ada kurang dari 30
koloni sehingga termasuk TSUD ( Terlalu Sedikit Untuk Diamati ) yang
tidak dapat digunakan untuk melakukan analisis hitungan cawan.
f) Pada pengenceran 10-6, diperoleh jumlah koloni bakteri sebanyak 1 koloni.
1
x 0,1 = 1,0 x 105 koloni/g.
-6
10
-6
Jumlah koloni pada pengenceran 10 tidak memenuhi syarat jumlah koloni
Nilai ALT yang didapat yaitu 1 x
antara 30 300 koloni karena jumlah koloni yang ada kurang dari 30
koloni sehingga termasuk TSUD ( Terlalu Sedikit Untuk Diamati ) yang
tidak dapat digunakan untuk melakukan analisis hitungan cawan.
No
Konsentrasi
Jumlah Koloni
1.
Pengenceran
10-1
Bakteri
77
-2
2.
3.
4.
5.
10
10-3
10-4
10-5
17
3
1
2
6.
10-6
Waktu
Nilai ALT
Keterangan
sesuai
2 x 24
jam
1,7 x 10 cfu/ml
3,0 x 102 cfu/ml
1,0 x 103 cfu/ml
1,7 x 102 cfu/ml
TSUD
TSUD
TSUD
TSUD
TSUD
Maka dapat diketahui bahwa nilai ALT yang digunakan adalah pada
pengenceran 10-1 dengan jumlah koloni 77 cfu/ml sedangkan pada tingkat
pengenceran lainnya tidak dapat digunakan karena TSUD ( Terlalu Sedikit Untuk
Diamati ). Sehingga nilai ALT untuk pengenceran sampel sambal kelompok kami
sebesar 7,7 x 101 cfu/ml.
Batas maksimum cemaran mikroba pada uji ALT yang diizinkan oleh
BPOM RI untuk sambal cabe atau tomat atau masuk dalam kategori Garam,
rempah, sup, saus, salad, produk proteinadalah sebesar 1x104 cfu/ml. Jadi,
kesimpulan sementara sambal tomat yang dijual pada warung makan Latansa
masih memenuhi syarat BPOM RI dan aman untuk dikonsumsi.
VIII.
Pembahasan
Pada praktikum ini kami menguji nilai ALT pada sambal tomat yang dijual
pada warung makan Latansa. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, nilai ALT
sampel sambal yang sesuai dengan ketentuan koloni antara 30 300 didapatkan
pada tingkat pengenceran 10-1 sebanyak 77 koloni sedangkan pada tingkat
pengenceran lainnya tidak memenuhi syarat untuk dihitung karena jumlah koloni
yang ada TSUD (Terlalu Sedikit Untuk Diamati). Nilai Angka Lempeng Total
(ALT) untuk sejenis sambal yang ditetapkan oleh BPOM sebesar 1 x 10 4 cfu/ml.
(Kepala BPOM, 2009). Sehingga nilai ALT sampel sambal Latansa sebesar 7,7 x
101 cfu/ml. Nilai Angka Lempeng Total (ALT) sampel sambal Latansa sebesar 7,7
x 101 cfu/ml lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai angka lempeng total
(ALT) pada BPOM untuk makanan sejenis sambal yaitu 1 x 104 cfu/ml.
Selain didapatkan nilai Angka Lempeng Total, dapat diketahui pada data
pengamatan sambal bahwa pada tingkat pengenceran 10-4, jumlah koloni
mengalami penurunan, yaitu sebanyak 1 koloni. Padahal jumlah koloni pada
tingkat pengenceran
sebanyak 2 koloni. Hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi karena semakin
tinggi tingkat pengenceran pada sampel uji, maka akan semakin sedikit jumlah
koloni bakteri yang terdapat pada tingkat pengenceran tertinggi. (Yahya, 2012)
Sehingga seharusnya bila dibuat grafik akan menghasilkan grafik yang
berbanding terbalik. Jumlah koloni bakteri yang didapat pada tingkat pengenceran
10-4 dapat terjadi karena kesalahan praktikan pada waktu praktikum ataupun pada
waktu pengamatan. Hal tersebut dapat terjadi jika pada saat penelitian terjadi
kontaminasi
maupun
kesalahan
dalam
proses
pembuatan
mediamaupun
pengenceran yang dilakukan. Pada saat perhitungan jumlah koloni bakteri pada
cawan juga salah satu pemicu ketidaksesuaian data apabila terjadi kesalahan
perhitungan jumlah koloni bakteri pada tingkat tingkat pengenceran yang
berdekatan, yaitu antara pengenceran 10-4, 10-3, dan tingkat pengenceran10-5.
Jumlah koloni pada konsentrasi 10-4 juga dapat terjadi disebabkan karena beberapa
kelemahan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng Total,
antara lain :
1. Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba,
seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.
Nilai Angka Lempeng Total ( ALT ) ada sampel sambal tomat warung makan
layak untuk
dikonsumsi.
Ketidaksesuaian data dengan teori yang ada dapat disebabkan oleh kesalahan
praktikan pada waktu pengamatan ataupun pada waktu perhitungan jumlah
koloni, dan dapat juga disebabkan oleh kelemahan dari metode ini, yaitu :
1) Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba,
seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.
2) Kemungkinan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.
Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena
penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama
masa inkubasi.
3) Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di
seluruh permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini
akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung. (Buckle, 1987).
X. Saran
Dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi sebaiknya melihat
terlebih dahulu lokasi penjualan, kondisi di sekitar maupun kondisi
makanan tersebut untuk mengurangi terjadinya kontaminasi baktri pada
makanan yang akan dikonsumsi.
Dalam membuat makanan. Sebaiknya memperhatikan terlebih dahulu
tempat membuat makanan, kondisi bahan makanan, kebersihan diri dan
tempat sekitar untuk mengurangi kontaminasi bakteri pada makanan yang
akan dibuat.
Dalam melakukan penelitian uji makanan dengan menggunakan metode
Anka Lempeng Total sebaiknya diperlukan ketelitian dan kecermatan yang
tinggi agar tidak terjadi kesalahan pada saat penelitian maupun pada saat