Anda di halaman 1dari 7

MASALAH-MASALAH PERKEMBANGAN PADA BAYI DAN BALITA

a) Masa Bayi
Masa

bayi

merupakan

masa

ketergantungan,

masa

ketidakberdayaan dan masa membutuhkan oranglain, atau masa yang


menuntut

kesabaran

orangtua.

Secara

psikologis,

masa

bayi

merupakan saat terbentuknya sikap dari orang-orang yang berarti bagi


bayi. Kebanyakan sikap yang terbentuk sepanjang periode pranatal
dan mungkin berubah secara radikal setelah bayi dilahirkan, tetapi
beberapa diantaranya relatif menetap atau semakin kuat tergantung
pada kondisi pada saat kelahiran dan pada mudah atau sulitnya
penyesuaian antara bayi dan orangtua (Hurlock, 1993).
Pada masa bayi kerap diiringi dengan tangisan, dimana tangisan
ini memberikan petunjuk bahwa bayi menginginkan sesuatu. Hal itu
dikarenakan pada masa ini, bayi belum bisa berbicara, dan tangisan
sebagai isyarat baginya terhadap sesuatu yang ia kehendaki. Namun,
jika

tangisan

bayi

berlebihan

dapat

mengakibatkan

gangguan

gastrointestinal, muntah-muntah dan ketegangan saraf serta dapat


menimbulkan perasaan kurang aman yang dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian bayi.
Bayi berkembang pesat, baik secara fisik maupun psikologis.
Dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi
dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan. Perkembangan yang
pesat dimulai dari susunan saraf, pengerasan tulang dan penguatan
otot memungkinkan bayi menguasai tugas-tugas perkembangan masa
bayi, bayi yang berkembang lambat akan mengalami kesulitan pada
saat ia mencapai awal masa kanak-kanak.
Pada perkembangan fisik, beberapa bayi memulai kehidupan
dengan badan yang lebih kecil dan perkembangan yang kurang
normal. Mungkin ini disebabkan karena belum cukup

umur atau

kondisi fisik yang buruk akibat ibu kekurangan gizi, mengalami tekanan

atau kondisi kurang baik lainnya selama periode pranatal. Akibatnya,


bayi itu cenderung tertinggal dari teman-teman sebayanya dalam
tahun-tahun di masa bayi (Hurlock, 1993).
Masa bayi adalah masa pembentukan pola-pola psikologis
fundamental untuk makan dan buang air. Meskipun pembentukan
kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi. Pada
pola makan bayi, permasalahan yang timbul biasanya ketidaksukaan
bayi terhadap makanan cair yang terbiasa pada usia empat sampai
lima bulan. Sehingga cukup sulit bagi bayi untuk menyesuaikan diri
dengan makanan yang agak keras.
Pola buang air, pengendalian buang air besar rata-rata mulai dari
usia enam bulan, sedangkan pengendalian buang air kecil mulai antara
usia 15 sampai 16 bulan. Dalam hal buang air besar, sesekali bayi
mengalami permasalahan ataupun penyimpangan, khusunya ketika
bayi lelah, sakit.
b) Masa Balita
Masa

bayi

sering

membawa

masalah

bagi

orangtua

dan

umumnya berkisar pada masalah perawatan fisik bayi. Dengan


datangnya masa balita, sering terjadi masalah perilaku yang lebih
menyulitkan daripada masalah perawatan fisik masa bayi. Masalah
perilaku itu sering terjadi di masa balita dikarenakan balita sedang
dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut
kebebasan yang pada umumnya kurang berhasil. Anak yang lebih
muda seringkali bandel, keras kepala, melawan dan marah tanpa
alasan serta merasa cemburu (Hurlock, 1993).
Pada perkembangan fisik, pertumbuhan selama masa balita
berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa
bayi. Nafsu makan balita tidak sebesar seperti pada masa bayi. Hal ini
disebabkan karena tingkat pertumbuhan telah menurun dan sebagian
karena sekarang ia telah mengembangkan jenis makanan yang disukai

dan dan tidak disukai. Dalam perkembangan berkomunikasi, biasanya


anak-anak mengalami masalah, dimana mutu pembicaraan anak yang
buruk/isi

pembicaraan

ketidakberhasilan

anak

anak-anak

untuk

bersifat

merendahkan

mendengarkan

lebih

dan
banyak

menyebabkan kegagalan untuk mengerti. Sehingga pembicaraan


mereka tidak terjalin baik (Hurlock, 1993)

STIMULASI DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK


Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan
(penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang
mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang
bahkan tidak mendapat stimulasi.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan
anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara),auditif
(pendengaran), taktil (sentuhan) dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Pemberian
stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhankebutuhan anak sesuai dengan
tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori
motorik. Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak
terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan
seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu
perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis. Pada tahun-tahun pertama anak belajar
mendengarkan. Stimulus verbal pada periode ini sangat penting untuk perkembangan bahasa
anak pada tahun pertama kehidupannya. Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat
bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya.
Tetapi bila simulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami kesukaran
dalam membedakan berbagai macam suara. Stimulasi visual dan verbal pada permulaan
perkembangan anak merupakan stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifatsifat ekspresif misalnya mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan.
Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan
penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.

Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak, misalnya dengan
bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan
rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan lebih responsif terhadap lingkungannya dan
lebih berkembang. Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan berbicara, akan
senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap lingkungannya. Motif ini dapat diperkuat
atau diperlemah oleh lingkungannya melalui sejumlah rekasi yang diberikan terhapap perilaku
anak tersebut. Misalnya anak akan belajar untuk mengetahui perilaku mana yang membuat ibu
senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku mana yang mendapat marah dari ibu. Anak yang
dibesarkan dalam lingkungan yang responsif akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang
tinggi. Stimulasi verbal juga dibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaan
bahasa, anak akan mengembangkan ide-idenya melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya
akan mempengaruhi perkembangan kognitifnya (kecerdasan).
Ada beberapa fungsi bermain pada anak yaitu sebagai berikut.
1. Perkembangan Sensorik
Aktivitas motor merupakan bagian yang berkembang pada masa bayi.
Perkembangan sensorik motor ini didukung oleh keterampilan motorik kasar dan halus
seperti stimulus visual,stimulus pendengaran,stimulus taktil (sentuhan),dan stimulasi
kinetik.Stimulus sensorik yang diberikan oleh lingkungan anak akan direspon dengan
memperlihatkan aktivitas-aktivitas motoriknya. Stimulasi visual merupakan stimulasi
awal yang penting pada tahap permulaan perkembangan anak.Anak akan meningkatkan
perhatiannya pada lingkungan sekitar melalui penglihatanny.Oleh karena itu,orang tua
disarankan untuk memberikan mainan warna-warni pada usia 3 bulan pertama. Stimulasi
pendengaran (stimulasi auditif) adalah sangat penting untuk perkembangan bahasanya
(verbaal),terutama pada tahun pertama kehidupannya.Memberikan sentuhan (stimulus
taktil) yang mencukupi pada anak berarti memberikan perhatian dan kasih sayng yang
diperlukan oleh anak.Stimulus semacam ini akan menimbulkan rasa aman dan percaya
diri pada anak sehingga anak lebiih responsif dan berkembang.Stimulasdi kinetik akan
membantu anak untuk mengenal lingkungan yang berberda.
2. Pekembangan Intelektual

Memberikan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran.Eksplorasi


dan manipulasi bentuk,ukuran,tekstur,warna pengalaman dengan angka, hubungan yang
renggang

konsep

abstrak.Kesempatan

untuk

mempraktikkan

dan

memperluas

keterampilan berbahasa.Memberikan kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu


dalam upaya mengasimulasinya kedalam persepsi dan hubungan baru.Membantu anak
memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara fantasi
3. Perkembangan Sosialisasi dan Moral
Sejak awal masa anak-anak bayi telah menunjukkan ketertarikan dan kesenangan
terhadap orang lain terutama terhgadap ibu.Dengan bermain,anak akan mengembangkan
dan memperluas sosialisasi,belajar untuk mengatasi persoalan yang timbul,mengenal
nilai-niali moral dan etika,belajar mengenai apa yang salah dan benar,serta bertanggung
jawab terhadap sesuatu yang diperbuatnya.
Pada tahun pertama,anak hanya mengamati objek di sekitarnya.Pada usia 2-3
tahun,biasanya anak suka bermaian peran seperti peran sebagai ayah,ibu dan lain-lain.
4. Kreativitas
Situasi yang lebih menguntungkan/menyernagkan untuk berkreasi dari pada
bermain.Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ide-idenya.Sekali anak merasa
puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda,ia akan memindahkan kreasinya
kesituasi

yang

lain.Memungkinkan

fantasi

dan

imajinasi

dan

meningkatkan

perkembangan bakat dan minat khusus.Untuk mengembangkan kreasi anak diperlukan


lingkunagan yang mendukung
5. Nilai Terapeutik
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan. Dengan
bermain,anak dapat mengekspresikan emosi dan ketik puasan atas situsi sosial serta rasa
takutnya yang 9

tidak dapat diekspresikan di dunia nyata.Dengan bermain dapat

memudahkan komunikasi verbal dan nonverbal tentang kebutuhan,rasa takut dan


keinginan.
PERMAINAN SEBAGAI ALAT STIMULASI UNTUK ANAK DIBAWAH USIA 5 TAHUN
Kania (2010) mengemukakan beberapa jenis permainan yang dapat digunakan untuk anak usia
dibawah 5 tahun sebagai berikut:

a) Peremainan untuk usia 0 12 bulan


Tujuan:
-

Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap,

menggenggam.
Melatih kerja sama mata dengan tangan
Melatih kerja sama mata dengan telinga
Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
Melatih mengenal sumber asal suara
Melatih kepekaan perabaan
Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang

Alat permainan yang dianjurkan:


- Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang
- Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
- Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
- Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
- Alat permainan berupa selimut dan boneka
- Giring-giring
b) Permainan untuk usia 12 24 bulan
Tujuan:
-

Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara


Memperkenalkan sumber suara
Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
Melatih imajinasinya
Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiata
yang menarik

Alat permainan yang dianjurkan:


-

Genderang, bola denga giring-giring didalamnya


Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring, sendok, botol
plastik, ember dll.), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar,

kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna.


c) Permainan untuk usia 25 36 bulan
Tujuan:
-

Menyalurkan emosi/perasaan anak


Mengembangkan ketrampilan berbahasa
Melatih motorik halus dan kasar
Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan

membedakan warna)
Melatih kerja sama mata dan tangan

Melatih daya imajinasi


Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda

Alat permainan yang dianjurkan:


- Lilin yang dapat dibentuk
- Alat-alat untuk menggambar
- Puzzle sederhana
- Manik-manik ukuran besar
- Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda
- Bola
d) Permainan untuk usia 36 60 bulan
Tujuan:
-

Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan


Mengembangkan kemampuan berbahasa
Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara)
Membedakan benda dengan perabaan
Menumbuhkan sportivitas
Mengembangkan kepercayaan diri
Mengembang kreativitas
Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dll)
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya

Alat permainan yang dianjurkan:


-

Berbagai benda dari sekitar rumah, bulu bergambar, majalah anak-anak, alat

gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air


Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah

Hurlock, Elizabeth B. (1993). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga


Kania, N. (2010). Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Mencapai Tumbuh Kembang Yang
Optimal.Retrieved

Maret

2015

from

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2010/02/stimulasi_tumbuh_kembang_anak_optimal.pdf.

Anda mungkin juga menyukai