BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Pengertian umum mengenai batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
akibat litifikasi bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia maupun hasil
kegiatan organisme.. Dimuka bumi ini dibandingkan dengan batuan beku, batuan
endapan sangatlah sedikit, 5% volume walaupun demikian penyebarannya di
muka bumi menempati lebih dari 65% luasan. Oleh karena itu batuan sedimen
merupakan lapisan tipis di kulit bumi. Kenampakan yang paling menonjol dari
jenis batuan sedimen adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan,
bahan rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih banyak lagi.
Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih
dari 50%) terdiri dari mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam
praktek secara umum meliputi batugamping dan dolomit.
Stratigrafi Pegunungan Selatan
1. Satuan Batuan Formasi Wungkal-Gamping
Lokasi tipe formasi ini terletak di G. Wungkal dan G. Gamping, keduanya di
Perbukitan Jiwo. Satuan batuan Tersier tertua di daerah Pegunungan Selatan ini di
bagian bawah terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulanau serta lensa
batugamping. Pada bagian atas, satuan batuan ini berupa napal pasiran dan lensa
batugamping. Formasi ini tersebar di Perbukitan Jiwo, antara lain di G. Wungkal,
Desa Sekarbolo, Jiwo Barat, menpunyai ketebalan sekitar 120 meter (Bronto dan
Hartono, 2001).
2. Satuan Batuan Formasi Kebo-Butak
Lokasi tipe formasi ini terletak di G. Kebo dan G. Butak yang terletak di
lereng dan kaki utara gawir Baturagung. Litologi penyusun formasi ini di bagian
bawah berupa batupasir berlapis baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf dan
batugamping berlapis. Tebal satuan ini lebih kurang 200 meter. Formasi Kepek
umumnya berlapis baik
Bahan
Kompas Geologi
HVS
Clipboard
Pensil
Kamera
BAB II
ISI
II.2.1. Hasil
Pada tanggal 4 April 2015, lokasi pengamatan berada pada Pantai Samas
dengan cuaca cerah, pukul 09:21 WIB. Lingkungan pengendapan pada daerah ini
adalah Lingkungan Pengendapan Transisi (Estuarin) yang merupakan muara sungai
yang terdapat pada lokasi ini.
Lingkungan Estuarin di lokasi ini di pengaruhi oleh beberapa factor
pengendapan yaitu erosi sungai, pengendapan lateral sedimen sungai, serta pengaruh
pasang surut air laut. Terdapat perbedaan ukuran butir pada barrier yang semakin
menuju ke puncak bukit barrier yakni ukuran butirnya semakin kasar, semaikn
mengarah ke bibir pantai ataupun mengarah ke muara sungai ukuran butir juga
semakin halus. Di daerah ini juga terdapat struktur sedimen yakni ripple mark, namun
bentukannya masih belum sempurna karena pengaruh ombak yang masih aktif
mengenai dasar sedimen di daerah ini. Juga terdapat struktur yang mencirikan khas
lingkungan pengendapan transisi yakni flaser pada bibir pantai. Berikut adalah
pembahasannya :
II.2.3. Pembahasan
BAB III
KESIMPULAN
Pada hari minggu 5 mei 2013 kami melaksanakan ekskursi batuan karbonat
sedimentologi, ekskursi ini terdiri dari 3 stopsite. Stopsite 1 berada pada daerah
Kalingalang, disini ditemukan batuan sedimen dengan struktur bioturbasi. Lapisan
batupasir karbonat yang berukuran pasir sangat halus sampai halus, breksi karbonat.
Pada stopsite dua yang berlokasi di sungai oyo ditemukan adanya pertemuan
formasi oyo dan formasi wonosari. Dimana pada formasi oyo litologi penyusun
batuannya adalah batupasir, sedangkan pada formasi wonosari penyusunnya adalah
batugamping.
Pada stopsite tiga atau stopsite terakhir berada tepat di pantai Siung yang
disusun oleh alga dan terumbu. Pada tempat ini juga terdapat batugamping masif
nonklastik yang terendapkan akibat tumbuhan dari insitu. Pada stopsite ini juga
terdapat lubang-lubang karst yang terbentuk akibat pelarutan yang biasanya disebut
uvala,dolina dan polje.
LAMPIRAN