MODUL PRAKTIKUM
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
Daftar Isi
.................................................................................. ii
Daftar Gambar
.................................................................................. iii
BAB I
1.1.
I-1
1.2.
I-1
1.3.
I-2
1.4.
Materi Praktikum..........................................................................
I-2
1.5.
1.6.
I-2
2.1.
II-1
2.2.
II-2
2.3.
II-16
2.4.
Simpul........................................................................................... II-19
2.5.
II-20
2.6.
Mata Pancing................................................................................
II-21
2.7.
II-31
BAB II
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Halaman
Bagian-bagian Kapal...................................................................
II-7
Panjang Kapal..............................................................................
II-9
Lebar Kapal.................................................................................
II-10
Purse Winch.................................................................................
II-12
Power Block.................................................................................
II-12
Line Hauler..................................................................................
II-13
Branch Winder.............................................................................
II-13
Line Arranger...............................................................................
II-13
Trawl Winch................................................................................
II-14
10
Boom Samping............................................................................
II-14
11
II-16
12
II-17
13
Arah Pilinan.................................................................................
II-18
14
II-19
15
II-23
16
Point.............................................................................................
II-24
17
Shank............................................................................................
II-25
18
Sabiki Hook.................................................................................
II-26
19
II-27
20
Treble Hook.................................................................................
II-28
21
Double Hook................................................................................
II-28
22
Mata Oshsughenssy....................................................................
II-29
23
II-29
24
Circle Hook..................................................................................
II-30
25
II-29
26
II-31
27
Bentuk-bentuk Pemberat..............................................................
II-36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah alat dan kapal penangkapan ikan merupakan dasar dari
rangkaian mata kuliah perikanan tangkap yang dipelajari di Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Dalam pembelajarannya sendiri,
kegiatan perikanan tangkap tidak lepas dari kapal yang digunakan untuk
menangkap ikan beserta dengan jenis alat tangkap yang dipergunakan.
Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan
untuk menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut, menyimpan,
mendinginkan atau mengawetkan. Spesifikasi kapal penangkap ikan disesuaikan
dengan jenis alat yang digunakan, ikan target (contoh: kecepatan renang ikan),
serta kondisi alam dari daerah penangkapan ikan.
Alat penangkap ikan merupakan suatu alat yang di desain khusus untuk
menangkap ikan yang disesuaikan dengan karakteristik ikan target tangkapan,
kondisi perairan serta regulasi alat tangkap yang diperbolehkan. Secara global,
materi alat tangkap menjelaskan tentang jenis-jenis alat tangkap ikan yang
dipergunakan. Secara spesifik, materi alat tangkap menjelaskan tentang bahan
pembuat alat tangkap, mesh size/mata jaring hingga penggunaan pemberat dan
pelampung pada alat tangkap.
1.2.Deskripsi Praktikum Mata Kuliah
Praktikum mata kuliah alat dan kapal penangkap ikan menitikberatkan
pada pengenalan jenis-jenis alat tangkap dan kapal penangkap ikan melalui
miniatur alat dan kapal penangkap ikan yang ada di laboratorium. Dilanjutkan
dengan pembelajaran mengenai konstruksi alat tangkap yang diawali dari
pembelajaran bahan benang yang digunakan, pengukuran mesh size, struktur mata
pancing, serta perhitungan pemberat dan pelampung pada alat tangkap.
I-1
Absensi praktikan
I-2
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Materi Pengenalan Alat dan Kapal Penangkapan Ikan
a.
Waktu pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c.
Pendahuluan
Kapal, perahu atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan
ikan,
pengolahan
ikan,
pelatihan
perikanan
dan
Alat tulis
e.
Prosedur Kerja
f.
Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara
Kompetensi materi
Praktikan diharapkan mampu untuk menentukan kapal yang sesuai untuk
Waktu pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c.
Pendahuluan
II-4
Kapal purse seine yang digunakan di Indonesia adalah kapal purse seine
kayu tanpa menggunakan power block. Purse seine biasanya menggunakan tenaga
manusia sebagai penggerak .
Karakteristik :
1.
2.
3.
Sistem Operasi :
- Satu Kapal (One Boat)
- Dua Kapal (Two Boat)
4. Jenis
- Kapal Pukat Cincin Pantai
- Kapal Pukat Cincin Lepas Pantai
hela di belakang kapal. Umumnya kapal-kapal pukat hela memiliki geladak kerja
di buritan kecuali untuk kapal hasil modifikasi dari kapal lain (kapal-kapal niaga)
yang digunakan untuk mengoperasikan kapal pukat hela samping (side trawl).
Kapal pukat hela belakang (Stern trawl) dan kapal pukat hela samping dapat
digunakan untuk mengoperasikan trawl dasar, pertengahan, dan permukaan.
Hasil tangkapan ada yang langsung ditangani di atas dek dan untuk kapalkapal pukat hela yang berukuran besar di lakukan di bawah dek (working spaces).
300 GT dilengkapi dengan slip way dan roller di buritan, yang berfungsi sebagai
alur pukat hela dari dan ke kapal.
mengoperasikan pukat hela dari samping terutama saat setting dan hauling.
II-5
udang. Didesain untuk menghela dua atau lebih pukat hela untuk menangkap
udang di belakang kapal melalui dua buah rig yang dipasang menjorok ke kiri dan
kanan lambung kapal.
dirancang untuk mengoperasikan pukat garuk sebagai pengumpul kerangkerangan di dasar laut dengan cara menghelanya di belakang kapal.
sederhana, umumnya berukuran kecil dan memiliki geladak terbuka hingga yang
berukuran besar yang beroperasi di lautan terbuka. Jenis kapal ini tidak banyak
memerlukan perlengkapan penangkapan. Kapal gillnet kecil umumnya memiliki
kamar kemudi di bagian belakang yang sekaligus berfungsi sebagai ruang
akomodasi.
II-6
Karakteristik :
1.
Kapasitas kapal : 30 GT
2.
3.
Jaring : 10 30 Pis
4.
Jenis :
- Kapal Jaring Insang Permukaan (Surface Gill Net)
- Kapal Jaring Insang Pertengahan (Mid Water Gill Net)
- Kapal Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net)
Kapasitas kapal : 10 80 GT
2.
3.
4.
5.
Jenis :
- Kapal Huhate Perairan Pantai
: 30 GT
: 50 GT
tipe Eropa dan tipe Jepang. Longline umumnya ditarik dari lambung kapal (bow
side) dengan menggunakan line hauler sedangkan setting dan penataan komponen
longline ditentukan oleh tipe longline yang digunakan.
II-7
Karakteristik :
1.
2.
3.
4.
Perlengkapan :
- Pelempar Tali (Line Thrower)
- Pengatur Tali (Line Arranger)
- Penarik Tali (Line Hauler)
- Palka
5.
Kapal Tonda
Kapal tonda adalah kapal penangkapan ikan dengan pancing yang ditarik
sepanjang permukaan. Ukuran kapal tonda sangat variatif dari yang berukuran
kecil dengan geladak terbuka hingga berukuran besar yang dilengkapi dengan
sistem refrigerasi sepanjang 25-30 meter. Umumnya kapal digerakan dengan
mesin tetapi juga dipasang layar untuk mempertahankan haluan saat sedang
melakukan tarikan/towing. Di Indonesia kapal tonda masih menggunakan layar
terutama yang beroperasi di sekitar kepulauan Karimun Jawa dan Bawean.
karakteristik :
1.
2.
3.
4.
umpan buatan
5.
jenis :
- tonda surface (permukaan)
- tonda mid water (pertengahan)
II-8
2.
Buritan
Buritan adalah bagian belakang dari kapal.. Di bagian buritan terdapat
Kemudi
rudder)) adalah perangkat untuk mengubah arah kapal dengan
Kemudi (rudder
mengubah arah arus air yang mengakibatkan perubahan arah kapal. Kemudi
ditempatkan di ujung belakang lambung kapal/buritan di belakang, baling
baling-baling
digerakkan secara mekanis atau hidraulik dari anjungan dengan menggerakkan
roda kemudi.
4.
Portside
Portside adalah lambung kiri kapal, gunanya untuk bersandar ke pelabuhan
Jangkar
Jangkar adalah perangkat penambat kapal ke dasar perairan
perairan, di laut, sungai
ataupun danau sehingga tidak berpindah tempat karena hembusan angin, arus
ataupun gelombang.. Jangkar dihubungkan dengan rantai yang terbuat dari besi ke
kapal dan dengan tali pada kapal kecil atau perahu. Jangkar didisain sedemikian
ehingga dapat tersangkut di dasar perairan. Jangkar biasanya dibuat dari bahan
sehingga
besi cor.. (Anonim, 2012)
6.
Bulbous bow
II-9
Bulsous bow adalah bagian kapal yang terletak di bagian haluan. Bagian ini
merupakan bagian yang terintegrasi dengan lambung kapal yang berfungsi untuk
mengurahi hambatan kapal pada saat ekplotasi atau operasi sebuah kapal dengan
cara membangkitkan gelombang atau mengiterferensi gelombang kapal yang
datang dari haluan, sehingga gelombang yang datang akan kehilangan tenaga
kerja karenainterferensi gelombang dari bulbous bow. (Wikipedia, 2013)
7.
Haluan
Haluan adalah bagian depan dari badan kapal. Haluan kapal dirancang untuk
mengurangi tahanan ketika haluan kapal memecah air dan harus cukup tinggi
untuk mencegah air masuk kedalam kapal akibat ombak atau belahan air saat
kapal berlayar. (Wikipedia, 2012)
8.
Geladak
Geladak atau deck adalah lantai kapal, nama nama geladak ini tergantung
dari banyaknya geladak yang ada dikapal tersebut. Pada umumnya geladak yang
berada di bawah sendiri dinamakan geladak dasar serta geladak yang di atas
dinamakan geladak atas atau geladak utama (main deck).
9.
Anjungan
Anjungan adalah ruang komando kapal dimana ditempatkan roda kemudi
kapal, peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal berada dan biasanya
terdapat kamar nahkoda dan kamar radio. Anjungan biasanya ditempatkan pada
posisi yang mempunyai jarak pandang yang baik kesegala arah.
Ukuran Utama Kapal
2) :
II-10
LOA Length Over All. LOA adalah panjang kapal yang diukur dari ujung
paling depan haluan kapal hingga ujung paling belakang buritan kapal.
LBP Length Between Pependicular. LBP yaitu panjang kapal yang diukur
dari mulai garis tegak pada tepi air di linggi depan hingga garis tegak pada
poros kemudi
LWL Length on the designed load water line. LWL , yaitu panjang kapal
yang diukur pada garis muatan penuh
Lebar Kapal
Ukuran lebar kapal dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut :
Beam (extreme) - Extreme Breadth
Extreme Breadth, yaitu lebar kapal pada bagian terlebar kapal yang diukur
dari tepi luar kulit kapal di lambung kanan hingga tepi luar kulit kapal di lambung
kanan sejajar lunas
dari tepi dalam kulit kapal di lambung kanan hingga tepi dalam kulit kapal di
lambung kanan sejajar lunas.
II-11
Dalam
Ukuran dalam kapal dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut:
Depth (D) :
--- Jarak vertikal dari dasar badan kapal sampai titik tertinggi rangka samping
kapal
Draft (d) :
--- Jarak vertikal dari dasar badan kapal sampai batas muka air
L/B : berpengaruh terhadap kecepatan
L/D : berpengaruh terhadap tarikan longitudinal
B/D : berpengaruh terhadap stabilitas
-
Sarat
Sarat (draft) adalah ukuran kapal yang diukur dari titik terendah badan kapal
hingga garis air (water line). Sarat selalu berubah tergantung dari muatan kapal
temasuk perbekalan kapal dan komponen alat penangkap ikan, awak kapal beserta
keperluannya, masa jenis air laut dimana kapal mengapung
-
Tonnage (Tonase)
Ukuran besar/ bobot kapal biasanya dinyatakan tonnage. Macam-macam
Tonnage :
GT : (L x B x D) x (0,20 to 0,32), ex :
WW2 Liberty
RMS Titanic
Supertanker
II-13
II-14
II-15
II-16
Test:
Pertanyaan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan panjang kapal serta uraikan beberapa
ukuran panjang kapal?
7.
8.
9.
Dalam merancang sebuah kapal, ukuran yang tepat dan sesuai merupakan
hal yang sangat menentukan. Mengapa demikian?
10.
II-17
Kompetensi materi
Praktikan mampu mengetahui jenis, spesifikasi serta berat kering dan berat
basah benang yang yang tepat untuk digunakan membuat setiap jenis alat tangkap.
b.
Waktu pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c.
Pendahuluan
Monofilament
2.
Staple fiber
3.
Continuous filament
4.
Split fiber
II-18
2)
3)
Benang jaring atau benang jaring lipat (netting twine or folded yarn)
Benang jaring yang dibuat dari 2 atau lebih benang tunggal atau
monofilament dengan cara hanya satu kali proses pemintalan.
5)
(disilangkan).
Braiding/penganyaman
merupakan
proses
II-19
Konstruksi Benang:
1.
Pilinan (Twist)
Setiap jenis benang memiliki pilinan (twist).
(
Twist adalah penyusunan
bentuk spiral pada bahan benang tunggal, folded yarn atau netting yarn.
Sebagian suatu nilai numerik, istilah ini mengindikasikan jumlah putaran
per unit panjang. Misalnya per 1 m (t/m) atau per 1 inchi (t/inchi).
Arah pilinan ditunjukan
ditunjukan dengan huruf kapital S atau Z.
suatu produk
memiliki pilinan S jika ketika ditegakkan pada posisi bertikal, maka pilinan
yang dibentuk oleh serat atau filament yang mengelilingi sumbunya
memiliki kemiringan yang sama dengan arah bagian tegak huruf kapital S,
sebaliknya dengan huruf Z.
Anyaman (braiding
braiding)
Ini adalah proses penjalinan 3 atau lebih benang dengan cara menyilangkan
satu dengan lainnya dan dikaitkan bersama dalam formasi diagonal. Proses
ini terkadang juga disebut dengan plaiting (penjalinan). Hasil akhir proses
braiding adalah braided netting yarn
II-20
d.
e.
Penggaris
Gunting
Jangka sorong
Tabung
Prosedur Kerja
Pengukuran Benang
1)
Pengukuran langsung.
a) Sampel benang sepanjang 20 cm dipegang.
b) Diameter benang langsung diukur dengan menggunakan jangka sorong
tanpa tekanan yang kuat
c) Pengukuran dilakukan pada beberapa titik berbeda sebanyak 10 kali.
2)
II-21
Berat Benang
1.
2.
3.
Berat basah diperoleh dengan merendam ke-10 sampel uji ke dalam air
selama 12 jam, selanjutnya sampel dibiarkan hingga airnya habis menetes.
Dalam keadaaan demikian ke-10 sampel ditimbang, berat basah dinyakatan
dalam % dari berat kering.
f.
Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara
Kompetensi
Praktikan mengetahui jenis simpul yang digunakan untuk membuat sebuah
Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c.
Pendahuluan
Simpul adalah ikatan pada tali atau tambang yang dibuat dengan sengaja
untuk keperluan tertentu. Ikatan itu sendiri, khususnya yang digunakan pada saat
II-22
Panjat Tebing, terbagi kedalam empat macam. Adapun jenis-jenis simpul antara
lain sebagai berikut:
d.
Simpul Pengunci/kancing
Simpul penyambung (Bends)
Simpul Melingkar ( Loops)
Simpul Pengikat ( Hitches)
Alat
Gunting
Mistar
e.
Bahan
Tali/ Benang
f.
Prosedur Kerja
a.
b.
c.
g.
Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara
Kompetensi Materi
Praktikan mampu menentukan ukuran mata jaring ada beberapa cara, salah
Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c.
Pendahuluan
Nomura and Yamazuki (1977) menyatakan bahwa ukuran mata jaring (mesh
size) yang sesuai dengan panjang badan ikan sasaran sangat berkaitan dengan
II-23
efisiensi alat tangkap. Pemilihan ukuran mata jaring sangat penting bagi gillnet
(jaring insang). Penentuan ukuran mata jaring yang optimal harus memperhatikan
elastisitas tubuh ikan, ketegangan dan daya regang benang jaring, rasio
pemanjangan (elongation ratio) benang jaring, momentum ikan dan bentuk badan
ikan sasaran.
d.
e.
Prosedur kerja
1)
Jangka sorong
3)
Pengukuran dengan menentukan jumlah simpul per unit panjang (cara III)
a) Satu jaring ditarik penuh dihitung jumlah simpulnya.
b) Pada jaring yang ditarik penuh dihitung jumlah simpulnya.
c) Ukuran mata jaring adalah jumlah simpul per unit panjang.
d) Pengukuran dilakukan antara 5-10 kali ulangan dengan panjang dan
jumlah simpul berbeda.
f.
Bentuk pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara
II-24
Kompetensi
Praktikan mengetahui jenis-jenis mata pancing yang digunakan dalam
Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c.
Pendahuluan
Mata Pancing adalah salah satu alat untuk menangkap ikan yang paling
II-25
Barb berfungsi agar hasil pancingan tidak mudah terlepas setelah hook up,
tapi di beberapa tempat pemancingan melarang penggunaan hook yang memilki
barb yang terlalu panjang, karena barb yang panjang dapat menyebabkan luka
parah pada ikan yang terpancing.
c. Point
Point terbentuk dengan cara stamping, cutting, grinding atau gabungan dari
ketiga proses tersebut. Point merupakan bagian yang terpenting dari hook dan
sangat berpengaruh pada saat hook up. Hook point dibedakan menjadi :
- Hollow point, misalnya
: Chinu, Marusode
: Tuna circle
Kirbed, misalnya
Straight, misalnya
Reversed, misalnya
g. Shank
Bentuk shank dibedakan menjadi long shank (panjang) dan short shank
(pendek). Umumnya shank yang panjang akan memudahkan pemancing dalam
melepaskan hook dari mulut ikan, karena masih tersisa sedkit ruang untuk
memegang shank. Umumnya untuk pemancingan dengan umpan hidup (mis :
cacing) mata kail yang digunakan adalah yang memiliki slice (duri) pada bagian
shank, yang berfungsi untuk mengikat umpan (agar umpan tidak mudah terlepas
atau tergelincir ke bawah) contoh : Bait hoder, Okiami chinu.
: Chinu, Umitanago
: OShaughnessy
Jenis-jenis Ringed :
Tapered eye,
: Jig hook
Ball eye ,
: OShaughnessy
Looped eye,
: Double hook
II-27
Double hook, merupakan hook yang memiliki dua mata kail, dalam
penggunaannya pada umumnya dipasangkan lure. Jenisnya antara lain :
Double ryder, Double fly, Limerick double.
b.
Treble hook, memiliki tiga mata kail dan juga biasanya dipasangkan
dengan lure. Treble hook lebih efektif dalam hook up dibanding dengan
single hook karena mata kailnya menghadap tiga arah. Jenisnya antara lain:
Round Treble, OShaughnessy Treble.
c.
Pancing cumi, berbentuk seperti payung terbalik dan memiliki banyak mata
kail, umumnya digunakan untuk memancing cumi-cumi.
d.
Pancing garong, memiliki enam mata kail yang melingkar pada umumnya
digunakan untuk mancing ikan baronang.
e.
Snelled hook, merupakan rangkaian hook yang terdiri dari senar dan mata
pancing (Eropa) sedangkan untuk model Jepang umumnya terdapat
tambahan kili-kili.
f.
Sabiki hook, merupakan rangkaian mata kail yang terdiri dari senar, kilikili, peniti, mata kail, dengan variasi kulit ikan, bulu-bulu dan manik-manik
(bead)
Jig hook, merupakan hook dengan technical bend down shank 900 dekat
ringed. Untuk penggunaannya dipasangkan dengan umpan karet, dan
umumnya digunakan untuk mancing jigging.
II-28
b.
Worm hook, hook dengan 900 offset shank dekat ringed (2 kali bent shank).
Untuk penggunaannya dipasangkan dengan umpan karet.
c.
d.
Jighead, Hook yang kepalanya berbentuk seperti ikan dan bisa berfungsi
sebagai pemberat. Dalam penggunaanya, umumnya jighead dipasang
dengan bulu-bulu atau umpan karet dan biasanya dipakai untuk memancing
dengan teknik jigging. Berat hook berkisar antara + 0.5 gr sampai 50 gr.
e.
Pancing Udang, pancing yang tidak memiliki barb dan umumnya dipakai
untuk mancing udang.
kepada anda. Walaupun ia agak rapuh tetapi ia boleh bertukar kepada pelbagai
jenis kekuatan ekstra mata 3 seperti kekuatan 3x, 4x, 5x.
akan
menyentap
joran
bila
terasa
getuan
yang
kuat
dan
kebiasaannya ikan akan terlepas. Anda hanya akan mengarau mata yang telah
II-30
kosong. Namun begitu anda akan sentiasa merasa renggutan umpan dimakan ikan.
Jika anda memancing ikan karang yang sederhana sizenya, sebaiknya anda
menggunakan mata Pancing yang berteras halus kerana bila tersangkut ia mudah
lurus dan senang membentuknya semula
II-31
yang makannya secara menggetu,juga tidak sesuai untuk pancingan tunda kecuali
menggunakan umpan hidup atau mati. Mengikut kajian penggunaan mata jenis
lingkar ini kadar sangkutannya adalah lebih 95%.Apabila ikan menyambar umpan
dan melarikannya, perambut dan tali yang tegang akan membawa mata Pancing
kesudut mulut atau tepi rahang ikan. Samaada umpan telah ditelan atau tidak,
bahagian jurang mata Pancing ( gap ) akan tergelincir pada tulang rahang atau
sudut mulut ikan. ketegangan
ketegangan yang meningkat akan memaksa mata Pancing
tersangkut dengan baik dan sukar untuk melepaskan diri.
Celah ( mm )
Diameter ( mm )
12
9,5
1,0
11
10,0
1,0
10
11,0
1,0
12,5
1,5
14,0
1,5
15,0
2,0
16,0
2,0
18,0
2,5
20,0
3,0
23,0
3,0
26,5
3,5
31,0
4,0
35,0
4,5
II-33
Mata Pancing
e.
Prosedur Kerja
Jangka sorong
f.
Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara
Kompetensi
Praktikan mengetahui nilai gaya apung pelampung secara langsung dan
Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
II-34
c.
Pendahuluan
Pemberat atau timbel digunakan sebagai penyeimbang di dalam air. Jumlah
saat mancing di perairan yang permukaannya tenang atau relatif diam. Bentuknya
antara lain silinder pendek, silinder panjang atau silinder dengan bagian yang
membengkak di dekat pangkal. Bentuk batang silinder pendek misalnya, paling
pas digunakan untuk mancing pada kondisi tidak ada angin dan permukaan air
"licin" bagai berminyak. Pelampung dengan bentuk batang silinder panjang lebih
pas dipakai untuk mancing di perairan yang agak beriak sedangkan pelampung
yang gemuk di pangkal cocok digunakan manakala riak di permukaan air menjadi
masalah bagi pelampung berbentuk silinder rata. Apabila diujung pelampung
terdapat semacam jarum indikator, gunanya ialah agar dihasilkan sensitivitas yang
lebih jelas teramati, khususnya pada saat mancing ikan yang cara makan
umpannya tergolong sangat "santun". Pelampung jenis pertama ini dipakai dengan
meloloskan senar utama melalui cincin kawat di bagian pangkal dan posisinya
II-35
ditetapkan
dengan
bantuan
dua
mata
kail)
perairan yang berarus atau mengalir. Kebalikan dari yang pertama, pelampung
jenis
ini
dibagian
ujungnya
justru
di
Pelampung bola
Pelampung
bola
biasanya
terpasang
alat
tangkap. Pelampung bola ini terbuat dari bahan sinteticdengan dimeter 35 cm dan
ada yang lebih besar. Untuk long line dengan jumlah basket 70 maka jumlah
pelampung bola yang digunakan adalah 68 buah, pada ujungnya terdapat pipa
setinggi 25 cm dan stiker scotlight yang sengat berguna bila alat penangakap
tersebut terputus maka mudah menemukannya. Untuk melindungi pelampungII-36
maka
pelampung
tersebut
dibalut
dengan
anyaman
Pelampung Bendera
Pelampung bendera merupakan pelampung yang pertama kali diturunkan
pada waktu setting dilakukan. Biasanya diberi tiang (dari bambu atau bahan lain)
yang panjangnya bervariasi sekitar 7 m dan diberi pelampung. Supaya tiang ini
berdiri tegak maka diberi pemberat.
tertentu. Daerah tranmisinya bisa mencapai 30 mil. Jika dalam pengoperasian long
line menggunakan radio bouy,maka kapal harus dilengkapi dengan radio direction
finder (RDF). Peralatan ini berfungsi untuk menunjukan arah lokasi radio bouy
dengna tepat pada waktu basket putus.
Pelampung Lampu
Pelampung ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang sumber listriknya
berasal dari baterai yang terletak pada bagian ujung atas pipa atau bagian bawah
ruang yang kedap air.
Jenis-jenis Pemberat
Timah digunakan sebagai pemberat, agar umpan bisa tenggelam dalam air.
Bentuk timah sangat beragam, antara lain: timah anting, melinjo, lonceng, peluru,
teratai, kerucut, jantung, dll, dengan berat berkisar antara 0.5 gr 300gr.
II-37
e.
f.
Pelampung
Neraca
Jangka sorong
Tali/ benang
Ember
Pemberat
Air
Prosedur
Penetuan
berat
spesifik
pelampung
berdasarkan
jenis
material
Posisi
Penetuan
berat
spesifik
pelampung
berdasarkan
jenis
material
Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara
praktikum yang telah disediakan.
II-40
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM
II-41
Praktikum 1.
Nama
Tanggal
Kelompok :
II-42
Praktikum 1.
Tanggal
Nama
Kelompok
II-43
Praktikum 2.
Tanggal
Nama
Kelompok
II-44
Praktikum 2.
Tanggal
Nama
Kelompok
II-45