Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan yang mungkin diajukan

1. Apakah ada hubungan usia dengan gejala yang dialami pasien?


Pada penuaan otak kehilangan 100.000 neuron / tahun. Neuron dapat mengirimkan signal
kepada beribu-ribu sel lain dengan kecepatan 200 mil/jam. Terjadi atropi cerebral (berat
otak menurun 10%) antar usia 30-70 tahun. Secara berangsur angsur tonjolan dendrite
hilang disusul membengkaknya batang dendrit dan batang sel. Secara progresif terjadi
fragmentasi dan kematian sel. Pada semua sel terdapat deposit lipofusin (pigment wear
and tear) yang terbentuk di sitoplasma, kemungkinan berasal dari lisosom atau
mitokondria. RNA, Mitokondria dan enzyme sitoplasma menghilang, inklusi dialin
eosinofil

dan

badan

levy,

neurofibriler

menjadi

berkurang

dan

degenerasi

granulovakuole. Berbagai perubahan degenerative ini meningkat pada individu lebih dari
60 tahun dan menyebabkan gangguan persepsi, analisis dan integrita, input sensorik
menurun menyebabkan gangguan kesadaran sensorik (nyeri sentuh, panas, dingin, posisi
sendi). Tampilan sensorik motorik untuk menghasilkan ketepatan melambat.
2. Apakah ada hubungan antara riwayat penyakit stroke pada pasien dengan keluhan
sekarang?
Ya, ada hubungan antara penyakit stroke dengan gejala yang dialami pada pasien didalam
scenario.
3. Bagaimana patofisiologi terjadinya lupa ingatan pada pasien dalam scenario?
Stroke merupakan penyakit cerebrovascular, yang terdiri dari 2 jenis stroke yaitu stroke
iskemik dan stroke hemoragik.
Pada stroke iskemik terjadi penurunan aliran darah ke otak. Aliran darah tersebut untuk
metabolism dari otak tersebut yang aliran normalnya 50 ml / 100 gr jaringan otak
permenit. Apabila aliran darah berkurang akan mengakibatkan otak kekurangan oksigen,
sehingga tidak terjadi metabolism dan mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak.
Sedangkan pada stroke hemoragik yaitu terjadi pecahnya pembuluh darah, apabila darah
memenuhi daerah intracranial akan terjadi peningkatan intracranial sehingga dapat
menekan dan merusak jaringan otak.
Beberapa kerusakan otak yang terjadi berdasarkan tempat yang diakibatkan oleh stroke
a. Lesi pada lobus frontalis : terjadi gangguan kognitif berupa gangguan aktivitas,
motorik, intelektual, perencanaan konseptual, aspek kepribadian, memori, perhatian,
dan produksi bahasa (Apatis).
b. Lesi pada lobus parietal : gangguan bahasa, membaca, menulis, kalkulasi atau daya
hitung, fungsi visuospasial.

c. Lesi pada lobus temporal : terjadi gangguan memori atau amnesia (penurunan daya
ingat), amnesia, afasia.
d. Lesi pada lobus oksipital : akan terjadi gangguan orientasi persepsi dan ruang.

Anda mungkin juga menyukai