Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

MIOMA UTERI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepanitraan Klinik
Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Tugurejo Semarang

Pembimbing :
dr. H. Muh. Taufiqy S., SpOG

Disusun Oleh :
Netra Mada Subiyanto
H2A009036

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014

BAB I
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. G
Umur
: 25 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Pendidikan Terakhir
: SD
Alamat
: Deles RT 03/IV KD Boto Limbangan Kendal
Tanggal masuk
: 28 Oktober 2014
No. CM
: 460297
Biaya pengobatan
: Umum
II.

DAFTAR MASALAH

No

Masalah aktif

Tanggal

1.

P1A0, 25 tahun, mioma uteri

28-10-14

III.

No Masalah pasif

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis Tgl 28 Oktober 2014,
Pukul: 10.00 WIB
Keluhan utama
: keluar darah dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
:
Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir. Darah keluar
selama 4 bulan. Darah berwarna merah segar, merongkol (-), nyeri
perut (-), benjolan diperut (-). Darah yang keluar tidak berhenti. Sehari
pasien bisa ganti pembalut 3-4 pembalut. Pasien tidak sedang hamil
dan tidak pernah ganti KB, pasien menggunakan KB suntik 3 bulan
dan tidak ada keluhan selama penggunaan KB.
Keputihan (-), pasien juga mengeluh badanya terasa sering lemas,
keluhan lainnya (-).
Riwayat haid

Tanggal

Menarche : 13 tahun.
Lama haid : 7 hari, siklus haid 28 hari.
Riwayat menikah
Pernikahan 1 kali, lama pernikahan dengan suami 5 tahun.
Riwayat obstetri
P1A0, 25 tahun
1. , 2700 gram, spontan, di bidan, anak 4 tahun, sehat
Riwayat KB :
Suntik KB suntik 3 bulan
Riwayat penyakit dahulu

Riwayat DM

: disangkal

Riwayat HT

: disangkal

Riwayat penyakit jantung

: disangkal

Riwayat alergi obat/makanan

: disangkal

Riwayat penyakit keluarga

DM
: disangkal
Asma
: disangkal
Hipertensi
: disangkal
Penyakit Jantung : disangkal
Alergi
: disangkal

Riwayat social ekonomi


Pasien sebagai ibu rumah tangga dan suami bekerja sebagai petani
pengobatan ditanggung sendiri. Kesan ekonomi cukup.
IV.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul
14.00 WIB
1) Status Praesens
Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Kompos mentis

GCS

: 15 (E 4, V 5, M 6)

Tanda Vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg


Nadi

: 84x/menit, irama regular, isi dan tegangan


cukup

Nafas

: 20x /menit

Suhu

: 37 oC (axiler)

2) Status Internus
1) Kulit

: warna sawo matang, turgor kulit turun (-), ikterik

(-), petekie (-)


2) Kepala

: kesan mesosefal, rambut hitam lurus

3) Mata

: konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), pupil

bulat central, regular dan isokor 3mm.


4) Hidung

: nafas cuping hidung (-), sekret (-)

5) Telinga

: serumen (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan

mastoid (-/-)
6) Mulut

: bibir kering(-), bibir sianosis (-), bibir pucat (+),

lidah kotor (-), gusi berdarah (-)


7) Leher

Thorax

: pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-)

Pulmo
Paru depan

Paru belakang

Inspeksi
Statis

Normochest, simetris, kelainan Normochest, simetris, kelainan


kulit (-/-), sudut arcus costa kulit (-/-)
dalam batas normal, ICS dalam

batas normal
Dinamis

Pengembangan

pernafasan Pengembangan

paru Normal
Palpasi

pernapasan

paru normal

Simetris (N/N), Nyeri tekan Simetris

(N/N),

Nyeri

(-/-), ICS dalam batas normal, tekan (-/-), ICS dalam batas
taktil fremitus dalam batas normal,

taktil

fremitus

normal

dalam batas normal

Sonor seluruh lapang paru

Sonor seluruh lapang paru

Batas paru hati ICS 6

Peranjakan paru hati 5 cm

Perkusi
Kanan
Kiri
Auskultasi

Sonor seluruh lapang paru.


Sonor seluruh lapang paru.
Suara dasar vesicular, Ronki Suara dasar vesicular, Ronki
(-/-), Wheezing (-/-)

(-/-), Wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi
Palpasi

ictus cordis tidak tampak


Ictus cordis teraba pada ICS IV 1-2 cm kearah medial
linea midclavikula sinistra, thrill (-), pulsus epigastrium

Perkusi

Kesan
Auskultasi

(-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)


Batas atas jantung
: ICS II linea parasternal sinistra
Pinggangjantung

: ICS III linea parasternal sinsitra

Batas kananbawah

: ICS V linea sternalis dextra

Batas kiribawah

: ICS V linea midclavikula

sinistra 1-2 cm kearah medial


Konfigurasi jantung dalam batas normal
Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler,
Suara jantung tambahan (-)

Abdomen
Inspeksi

Terlihat datar, warna sama seperti kulit di sekitar,


ikterik (-), striae (-), spider angioma (-), venectasi

Auskultasi
Perkusi

(-)
Bising usus (+) normal 9x/ menit
Pekak di regio suprapubik (+), sampai inguinal

sinistra (+).
Pekak sisi (-), pekak alih (-)
Pekak hepar: liver span 8 cm
Pekak limpa: (-)
Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Nyeri tekan suprapubik (-)

Palpasi

Nyeri tekan seluruh lapang abdomen (-),


Hepar, lien dan ginjal tidak teraba
Extermitas
Edema

Superior
-/-

Inferior
-/-

Akral dingin

-/-

-/-

8) Status Ginekologi

Inspeksi

labia mayor/ labia minor/ vagina tanda-tanda

Palpasi

peradangan (-), tumor (-), darah (+)


labia mayor/labia minor/vagina nyeri tekan (-),

tumor (-), nyeri tekan kelenjar Batollini (-)


Pemeriksaan VT Fluxus (-), Flour (-)
Vulva/Urethra/Vagina : tidak ada kelainan
& bimanual
Corpus Uteri : teraba massa sebesar telur angsa
Portio : licin, sebesar ibu jari, tidak berbenjol dan
bisa digerakkan
Ostium Uterus Eksternus : tertutup
Adnexa Parametrium: dalam batas normal
Cavum Doglas : tidak ada kelainan

Pemeriksaan laboratorium :

Darah rutin 04 Agustus 2014


Leukosit

: 9,25 rb/ul (L)

Hemoglobin

: 2,90 g/% (L)

Hematokrit

: 11,50 %m (L)

Eritrosit

: 2,11 jt/mmk (L)

Trombosit

: 2 rb/mmk (L)

MCV

: 79,9 fL

MCH

: 27,7 pg

MCHC

: 34,6 g/dl

Kimia klinik 04 Agustus 2014

V.

Glukosa sewaktu

: 88 mg/dl

HbsAg

: Non reaktif

Tes kehamilan

: Negatif

RESUME
Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir. Darah keluar selama
4 bulan. Darah berwarna merah segar. Darah yang keluar tidak berhenti.
Sehari pasien bisa ganti pembalut 3-4 pembalut. Pasien tidak sedang hamil
dan tidak pernah ganti KB, pasien menggunakan KB suntik 3 bulan dan
tidak ada keluhan selama penggunaan KB. pasien juga mengeluh badanya
terasa sering lemas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah ibu 110/80 mmHg,
Nafas 20x/menit, suhu 37oC (axiler), Nadi 84x/menit, irama reguler, isi
dan tegangan cukup.Status Internus konjungtiva anemis (+/+), bibir pucat
(-/-).
Pada pemeriksaan ginekologi didadapatkan, flour (-), vesica urinaria
tidak ada kelainan. Corpus uteri sebesar telur angsa, adnexa parametrium.
Dalam batas normal, adnexa parametrium dalam batas normal, cavum
doughlas tidak ada kelainan.

VI.

DIAGNOSIS SEMENTARA
P1A0, 25 tahun, mioma uteri
Anemia

VII.

INITIAL PLAN
a. Ip. Dx : S :O :- USG dan darah rutin
b. Ip. Tx :
Non Medikamentosa :
- Tindakan operasi Curetase bertingkat
- PA jaringan neoplastik
Medikamentosa :
- Infus NaCl 20 tetes/menit
- Transfuse PRC
- Inj. Dexamethason 2x1 ampul
- Inj Asam traneksamat 500 mg/ 8 jam
c. Ip. Mx :
- Monitoring keadaan umum
- Monitoring tanda vital
- Monitoring komplikasi
d. Ip. Ex :
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
penyakit pasien.
Menjelaskan tentang

penyak

penyebab,

terapi

dan

komplikasinya.
Menjelaskan tentang rencana operasi dan efek sampingya.
VIII. FOLLOW UP
Tanggal
29-10-2014

Follow up
S: Keluhan : lemes, keluar darah dari jalan lahir
O:
KU

: baik, CM

TD

: 120/80 mmHg

: 81x/mnt (regular, isi dan tegangan cukup)

RR

: 19x/mnt

mata

: Conjungtiva anemis +/+

thorax

: C/P dbn

Abd

: dbn

genetalia

: fluxus (-),

ekstremitas

: edema (-), akral dingin (-)

Hb: 7,2 L
A: P1A0, 25 tahun, mioma uteri

30-10-2014

Anemia
P: terapi tetap
S: Keluhan : lemes
O:
KU

: baik, CM

TD

: 110/90 mmhg

: 88x/mnt (regular, isi dan tegangan cukup)

RR

: 20x/mnt

mata

: CA+/+

thorax

: C/P dbn

Abd

: dbn

genetalia

: fluxus (-), floue (-)

ekstremitas

: edema (-), akral dingin (-)

Hb: 8,90 (L)


A: P1A0, 25 tahun, mioma uteri
Anemia
31-10-2014

P: pro kuretase bertingkat


S: Keluhan
: lemes
O:
KU

: baik, CM

TD

: 120/80 mmHg

: 80x/mnt (regular, isi dan tegangan cukup)

RR

: 22x/mnt

mata

: CA+/+

thorax

: C/P dbn

Abd

: H/L ttb, membesar (-)

genetalia

: fluxus (-), fluor (-)

ekstremitas

: edema (-), akral dingin (-)

Hb: 9,4 L
A: P1A0, 25 tahun, pasca kuretase bertingkat e/c myoma uteri
Anemia
P:

-Inf NaCl 20 tpm


1-11-2014

-Inj. Ceftriaxon 3x
S:Keluhan
:O:
KU

: baik, CM

TD

: 110/80 mmhg

: 88x/mnt (regular, isi dan tegangan cukup)

RR

: 20x/mnt

mata

: CA+/+

thorax

: C/P dbn

Abd

: dbn

genetalia

: floxus (-),

ekstremitas

: edema (-), akral dingin (-)

A: P1A0, 25 tahun, pasca kuretase bertingkat e/c myoma uteri


Anemia
P: boleh pulang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari
sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.
Mioma uteri disebut juga dengan leimioma uteri atau fibromioma uteri.
Mioma ini berbentuk padat karena jaringan ikat dan otot rahimnya
dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang paling umum
dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkan gejala
klinis berdasarkan besar dan letak mioma.
B. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti
mioma

uteri

multifaktorial.

dan
Mioma

didugamerupakan
merupakan

penyakit

sebuah

tumor

monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari


sebuah sel neoplastik tunggal.Tumbuhmulai dari benih
multiple

yang

sangat

kecil

dan

tersebar

pada

miometrium sangat lambat tetapi progresif. Faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri:
a. Estrogen
Mioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De
Snoo mengajukan teoriCell nest atau teori genitoblast,
teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinyamioma
uteri harus terdapat dua komponen penting yaitu: sel
nest

sel

mudayang

terangsang)

dan

estrogen

(perangsang sel nest secara terus menerus).Percobaan


Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci
percobaanternyata

menimbulkan

tumor

fibromatosa

baik pada permukaan maupun pada tempat lai dalam


abdomen.19

Hormon

estrogen

dapat

diperoleh

melaluipenggunaan

alat

kontrasepsi

yang

bersifat

hormonal (Pil KB, Suntikan KB, dan Susuk KB). Peranan


estrogen didukung dengan adanya kecenderungan dari
tumor

inimenjadi

stabil

dan

menyusut

setelah

menopause dan lebih sering terjadi padapasien yang


nullipara.
b. progesteron
Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang
siklus menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis
natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor
dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17 - Beta hidroxydesidrogenase
dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.19 Dalam
Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga
kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
1. Umur
Proporsi mioma meningkat pada usia 35-45 tahun.
2. Paritas
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relative
infertile, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas
menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang
menyebabkan infertilitas, atau apakah keadaan ini saling
mempengaruhi.
3.Faktor Ras dan Genetik
Pada wanita tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka
kejadian mioma uteri lebih tinggi.
C. KLASIFIKASI MIOMA UTERI
Berdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan
menjadi 3 bagian yaitu:

1. Mioma uteri subserosum


Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya
sebagai tonjolan saja,dapat pula sebagai satu massa
yang

dihubungkan

dengan

uterus

melalui

tangkai.Pertumbuhan kearah lateral dapat berada di


dalam ligamentum latum, dan disebutsebagai mioma
intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi
ronggaperitoneum sebagai suatu massa. Perlekatan
dengan ementum di sekitarnya menyebabkan sisten
peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum.
Akibatnya tangkai semakin mengecil dan terputus,
sehingga mioma terlepas dariuterus sebagai massa
tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma
jenis inidikenal sebagai mioma jenis parasitik.
2. Mioma uteri intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya
multiple. Apabila masihkecil, tidak merubah bentuk
uterus,

tapi

bila

besar

akan

menyebabkan

uterusberbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan


berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan
gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena
adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah.
3. Mioma uteri sub mukosum

Mioma

yang

berada

di

bawah

lapisan

mukosa

uterus/endometrium dan tumbuh kearah kavun uteri.


Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan
besar

kavum

uteri.

Bila

tumor

ini

tumbuh

dan

bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk ke


dalam vagina yang disebut mioma geburt. Mioma
submukosum walaupun hanya kecil selalu memberikan
keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit
dihentikan,

sehingga

sebagai

terapinya

dilakukan

histerektomi.
D. GEJALA KINIK
a. Gejala subjektif
Pada umumnya kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan
pada pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu.
Timbulnya gejala subjektif dipengaruhi oleh: letak mioma uteri,
besar mioma uteri, perubahan dan komplikasi yang terjadi.
Gejala subjektif pada mioma uteri:
1. Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling umum
dijumpai.Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah:
menoragia, danmetrorargia. Beberapa faktor yang menjadi
penyebab perdarahan ini antaralain adalah: pengaruh ovarium
sehingga
endometrium

terjadilah
yang

hiperplasia
lebih

luas

endometrium,permukaan
dari

pada

biasa,

atrofi

endometrium,dan gangguan kontraksi otot rahim karena adanya


sarang mioma di antaraserabut miometrium, sehingga tidak dapat
menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Akibat
perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan
darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.
2. Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas
tetapi gejalaini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada
sarang mioma, yangdisertai nekrosis setempat dan peradangan.
Pada pengeluaran miomasubmukosum yang akan dilahirkan dan

pertumbuhannya yang menyempitkankanalis servikalis dapat


3.

menyebabkan juga dismenore.


Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat
miomauteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan
poliuria, padauretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter
dapat menyebabkanhidroureter dan hidronefrosis, pada rektum
dapat menyebabkan obstipasi dantenesmia, pada pembuluh darah
dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai

dan nyeri panggul


b. Gejala objektif
Gejala objektif mioma uteri ditegakkan melalui:
1. Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik dapat berupa pemeriksaan
Abdomen dan pemeriksaan pelvik. Pada pemeriksaan abdomen,
uterus yang besar dapat dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba
sebagai nodul ireguler dan tetap, area perlunakan memberi kesan
adanya perubahan degeneratif. Pada pemeriksaan Pelvis, serviks
biasanya normal, namun pada keadaan tertentu mioma submukosa
yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan terlihat
pada ostium servikalis. Uterus cenderung membesar tidak
beraturan dan noduler. Perlunakan tergantung pada derajat
degenerasi

dan

kerusakan

vaskular.

Uterus

sering

dapat

digerakkan, kecuali apabila terdapat keadaan patologik pada


2.

adneksa.
Pemeriksaan Penunjang; Apabila keberadaan masa pelvis
meragukan maka pemeriksaan dengan ultrasonografi akan dapat
membantu. Selain itu melalui pemeriksaan laboratorium (hitung
darah lengkap dan apusan darah) dapat dilakukan.

E. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan Konservatif
Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uterus
dengan

Gonadotropin

releasing

hormone

(GnRH)

agonis.

Pengobatan GnRH agonisselama 16 minggu pada mioma uteri


menghasilkan degenerasi hialin dimiometrium hingga uterus

menjadi kecil. Setelah pemberian GnRH agonisdihentikan mioma


yang lisut itu akan tumbuh kembali di bawah pengaruhestrogen
oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen
dalamkonsentrasi tinggi.
2. Pengobatan Operatif
Tindakan operatif mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang
menimbulkangejala yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan
operatif, tindakan operatif yang dilakukan antara lain :
Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus, misalnya pada mioma submukosum pada
mioma geburt dengan cara akstirpasi lewat vagina. Apabila
miomektomi dikerjakan karena keinginan memperoleh anak,
maka

kemungkinan

akan

terjadi

kehamilan

30-50%.

Pengambilan sarang mioma subserosum dapat dengan mudah


dilaksanakan

apabila

tumor

bertangkai.

Tindakan

ini

seharusnya hanya dibatasi pada tumor dengan tangkai yang


jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila tidak
mioma dapat diambil dari uterus pada waktu hamil atau
melahirkan, sebab perdarahan dapat berkepanjangan dan
terkadang uterus dikorbankan.
Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya
merupakan tindakan terpilih. Tindakan ini terbaik untuk wanita
berumur lebih dari 40 tahun dan tidak menghendaki anak lagi
atau tumor yang lebih besar dari kehamilan 12 minggu disertai
adanya gangguan penekanan atau tumor yang cepat membesar.
Histerektomi dapat dilaksanakan perabdomen atau pervaginum.
Adanya

prolapsus

uteri

akan

mempermudah

prosedur

pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan


alasan mencegah akan timbulnya karsinoma serviks uteri.

Histeroktomi supra vaginal hanya dilakukan apabila terdapat


kesukaran teknis dalam mengangkat uterus keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S., Wiknjosastro, H., Sumapraja, S. Ilmukandungan. Edisi 2.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono; 2007.
2. Benson, R. Buku Saku Obsteteri dan Ginekologi. Edisi 9. Cetakan I. Jakarta:
Penerbit EGC; 2008.
3. Joedosaputro MS. Tumor jinak alat genital. Dalam Sarwonoprawiraharjo,
edisi kedua ilmu kandungan Yayasan Bina Pustaka. Jakarta: 1994; 338-34
4. Benson, R. Buku Saku Obsteteri dan Ginekologi. Edisi 9. Cetakan I. Jakarta:
Penerbit EGC; 2008.
5. Achadiat, C.M. (2010), Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi, EGC,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai