Anda di halaman 1dari 6

DEFENISI SEKTOR PUBLIK

Organisasi Sektor Publik sering diartikan sebagai organisasi yang berorientasi pada
kepentingan publik. Karena orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini
biasanya tidak berorientasi pada laba sebagai tujuan akhirnya. Namun sebagai sebuah
organisasi, proses manajemen tetap berjalan dalam organisasi sektor publik. Kegiatan
perencanaan, pengendalian biaya dan kegiatan serta evaluasi & pengendalian tetap dijalankan
di organisasi sektor publik seperti halnya di sektor swasta. Perbedaan orientasi dan tujuan
yang membuat perencanaan dan pengendalian lebih komplek karena menggunakan lebih
banyak ukuran parameter keberhasilan. Pertanggungjawaban dan pelaporan organisasi sektor
publik memiliki acuan khusus. Untuk pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dan rujukan nasionalnya adalah International Public Sector Accounting
Standard. Rujukan lain yang sering digunakan adalah standar akuntansi pemerintah USA
yaitu Government Accounting Standard. Rujukan IPSAS lebih banyak digunakan karena
sifatnya yang lebih umum dan tidak dipengaruhi oleh bentuk organisasi pemerintah negara
tertentu. Sedangkan standar USA tentunya akan sangat diwarnai dengan sistem pengelolaan
keuangan dan pelaksanaan jalannya pemerintahan. Untuk organisasi sektor publik selain
pemerintah menggunakan acuan PSAK 45 tentang Organisasi Nirlaba. Hal yang
membedakan laporan keuangan nirlaba dengan organisasi bisnis adalah adanya pemisahan
dana yang diterima oleh entitas sektor publik dalam bentuk entitas dana. Biasanya dana yang
diterima oleh organisasi tersebut harus dipertanggungjawabkan secara khusus, maka harus
ada pelaporan khusus dan terpisah. Dari sudut pandang ilmu ekonomi , sektor publik
didefenisikan sebagai suatu entitas yang aktifitsanya berhubungan dengan penyediaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hakpublik.Organisasi sektor publik merupakan suatu
entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas ekonomi karena
memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil bahkan dapat dikatakan sangat besar.
Organisasi sektor publik juga melakukan kegiatan transaksi ekonomi dan keuangan,tetapai
berbeda dengan entitas ekonomi yang lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari
laba, sumber daya ekonomi organisasi sektor publik dikelola tidak untuk mencari laba
( nirlaba). Organisasi sektor publik sebagian besar adalah merupakan organisasi pemerintah,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Adapula yang menjalankan aktivitasnya
dalam berbagai bentuk yayasan mulai dari yayasan yang menyelenggarakan pendidikan,
yayasan yang bergerak di bidang sosial sampai dengan yayasan-yayasan yang bidangnya
sangat khusus seperti beasiswa. Organisasi sektor publik menjadi berbeda karena memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan finansial
2. Dimiliki secara kolektif oleh publik
3. Kepemilikan atas sumber daya tidak digunakan dalam bentuk saham yang dapat
diperjualbelikan 4. Keputusan-keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi didasarkan
pada konsensus.
Entitas ekonomi organisasi sektor publik tetap memiliki kesamaan dengan entitas bisnis
lainnya. Beberapa kesamaan tersebut antara lain:

1. Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah sistem perekonomian nasional
yang secara bersama-sama menggunakan sumber daya, baik sumber daya finansial, modal
maupun manusia.
2. sama-sama menghadapi sumber daya ekonomi yang terbatas untuk mencapai tujuantujuannya
3. Mempunyai pola manajemen keuangan yang sama yang dimulai dari perencanaan, sampai
pengendalian dimana penggunaan akuntansi menjadi kebutuhan.
4. Keduanya mempunyai output produk yang sama. Misalnya pemerintah menyediakan alat
transportasi berupa bus DAMRI dan pihak swasta yang bergerak pada sektor yang sama
menyediakan sarana bus seperti Karya Agung PERBEDAAN SEKTOR PUBLIK DAN
SEKTOR SWASTA Secara umum yang membedakan secara signifikan antara organisasi
sektor publik dengan perusahaan adalah:
1. Tujuan Organisasi Perusahaan komersial bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham melalui penciptaan keuntungan. Sedangkan organisasi sektor publik,
mempunyai tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan. Perusahaan
merupakan organisasi yang dijalankan untuk mencari laba atau profit profit-oriented ,
sedangkan organsasi sektor publik merupakan organsasi yang dijalankan bukan untuk
mencari laba.
2. Sumber-sumber Pendanaan Perusahaan komersial didanai melalui hasil operasi
perusahaan bersangkutan selain investasi dari pemegang saham. Organisasi sektor publik
mendanai operasinya tidak melalui laba operasi tetapi melalui cara khusus berupa sumbangan
atau donasi yang bersifat sukarela. Di organisasi pemerintahan cara seperti ini direalisasikan
melalui pembayaran pajak atau retribusi. Bagi pemerintah daerah termasuk sumber dana
adalah sumbangan/subsidi dari pemerintah pusat. Di organisasi sektor publik lain sumber
pendanaan bisa berupa iuran anggota, subsidi atau sumbangan dari donatur.
3. Peraturan Perundangan Organsasi sektor publik khususnya lembaga pemerintah harus
melakukan aktivitasnya sesuai dengan perundangan yang berlaku yang diamanatkan dalam
UUD 1945 untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat meskipun tidak memberikan
keuntungan bagi organisasi pemerintah yang bersangkutan. Bagi perusahaan komersial
mereka bisa memlih aktivitas mana yang akan dilakukan atau produk apa yang aka
diproduksi berdasarkan pertimbangan untung dan rugi. Entitas ekonomi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu: 1.perusahaan komersial yang bertujuan mencari laba 2. Organisasi sektor publik
yang tidak mencari laba (nirlaba)

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Dari berbagai buku Anglo Amerika, akuntansi sektor publik diartikan sebagai mekanisme
akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik. Dari berbagai
buku lama terbitan Eropa Barat, akuntansi sektor publik disebut akuntansi pemerintahan. Dan
diberbagai kesempatan disebut juga sebagai akuntansi keuangan publik. Berbagai
perkembangan terakhir, sebagai dampak penerapan daripada accrual base di Selandia Baru,
pemahaman ini telah berubah. Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai akuntansi dana
masyarakat. Akuntansi dana masyarakat dapat diartikan sebagai: mekanisme teknik dan
analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat. Dari definisi diatas
perlu diartikan dana masyarakat sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat - bukan
individual, yang biasanya dikelola oleh organisasi -organisasi sektor publik, dan juga pada
proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Di Indonesia, akuntansi sektor publik
dapat didefinisikan: mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada
pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen
dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada
proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta Perkembangan sektor publik tidak bisa
dilepaskan dari peranan pemerintah mengingat pemerintah merupakan entitas sektor publik
yang besar dan dominan di negara ini.
Reformasi yang terjadi di banyak negara khususnya di Indonesia juga memberikan dampak
signifikan dalam perkembangan akuntansi sektor publik. Tuntutan agar pemerintah dikelola
secara profesional dan efisien membuka kesadaran setiap orang terutama bagi aparat
pemerintah untuk senantiasa tanggap akan tuntutan lingkungannya dengan berupaya
memberikan pelayanan terbaik secara transparan dan berakuntabilitas.
Dalam buku Vernon Karn (1989) menjelaskan bahwa praktif akuntansi sektor publik
sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun yang silam (SM). Kemunculannya lebih dipengaruhi
pada interaksi dan kekuatan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Kekuatan sosial
masyarakat yang umumnya berbentuk organisasi sektor publik yang dapat diklasifikasikan
dalam:
Semangat kapasitas
Peristiwa politik dan ekonomi
Inovasi teknologi
Sejarah juga menujukkan bahwa praktik pencatatan telah dilakukan di zaman Mesir. Mesir
melakukan praktik pencatatan laporan bulanan terkait dengan hasil pemungutan pajak.
Gubernur mengawasi dan menyimpan catatan kekayaan setiap distrik sebagai dasar
pemungutan pajak. Dimasa Babilonia, praktik pencatatan juga telah dilakukan untuk setiap
kegiatan pendapatan dan produksi.
Masa Yunani, pemerintah yang berkuasa membagi secara adil berbagai sumber pendapatan
yang diterima. Phartenon sebutan bagi organisasi kementerian yang bertugas
mengembangkan berbagai metode pencatatan untuk barang-barang berharga.
Di akhir abad ke-14, praktik pencatatan transaksi keuangan di temukan di Genoa, temuan ini
sebagai bukti transaksi keuangan antara pemerintah yang berkuasa dan rakyat. Pada masa
merkantilisme (abad 15 sampai abad 17) kekuatan ekonomi berpindah dari Iitalia ke Inggris.
Sistem ini membuat pemerintah pusat berusaha untuk mengendalikan dan mengatur semua
tahap perdagangan. Pada abad ke-18 terjadi perubahan mendasar dalam bisnis. Inisiatif
individu menjadi lebih dihargai dan diberi peluang seluas-luasnya. Akibatnya, revolusi

industri muncul di Inggris. Hal ini menunjukkan pengembangan akuntansi keuangan dan
biaya perusahaan lebih dipicu oleh perkembangan praktik akuntansi sektor publik. Akuntansi
sektor publik memiliki kaitan yang sangat erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi
pada sektor publik. Sektor publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan komplek
dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan luasnya
jenis dan bentuk organisasi yang berada didalamnya, akan tetapi juga kompleksnya
lingkungan yang mempengaruhi lembaga lembaga publik tersebut. Keluasan wilayah
publik meliputi :
a. Badan badan pemerintah ( pusat, daerah dan unit kerja pemerintah )
b. Perusahaan milik negara ( BUMN dan BUMD )
c. Yayasan , organisasi politik dan organisasi massa LSM, Universitas dan Organisasi nirlaba
lainnya. Sebelum dibahas secara lebih spesifik tentang akuntansi sektor publik , perlu kiranya
kita bahas terlebih dahulu tentang akuntansi pemerintahan yang merupakan bagian dari
akuntansi sektor publik. Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin Copy and
WIN : http://bit.ly/copynwin

Perbedaan Sektor Publik-pemerintahan dengan Sektor Komersial


No

Perbedaan

Sektor Publik/Pemerintahan

Sektor Swasta/Komersial

1
Tujuan Organisasi

Nonprofit motif

Profit motif

Sumber Pendanaan

Pajak, Retribusi, Utang, Obligasi


Pemerintah, Laba BUMN/ BUMD,
Penjualan aset Negara, dsb;
Sumbangan, Hibah.

Pembiayaan internal:
Modal sendiri, laba ditahan,
penjualan aktiva.
Pembiayaan Eksternal:
Utang Bank, Obligasi,
penerbitan saham

Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban kepada
publik/ masyarakat dan parlemen
(DPR/ DPRD)

Pertanggungjawaban kepada
pemegang saham dan kreditor

Struktur Organisasi

Birokratis, kaku, dan hirarkis

Fleksibel: datar, piramid, lintas


fungsional, dsb

Karakteristik Anggaran

Terbuka untuk publik

Tertutup untuk publik

Sistem akuntansi

Basis Kas

Basis Akrual

3
4
5
6

Sumber : Mardiasmo, 2002

Tujuan Organisasi
Tujuan sektor komersial adalah memaksimumkan laba, untuk meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham. Tujuan sektor publik terutama bukan mencari laba, tetapi memberi pelayanan
kepada masyarakat (public service) dan mensejahterakan masyarakat. Pelayanan dalam bidang
pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat, penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan
barang kebutuhan masyarakat dan sebagainya.
Pemerintah juga mempunyai badan usaha (BUMN dan BUMD) yang bertujuan mencari laba untuk
meningkatkan penerimaan negara dan untuk mengusahakan barang-barang strategis kebutuhan
masyarakat umum.

Sumber Pembiayaan
Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak, retribusi, laba BUMN/BUMD, pinjaman luar
negeri, obligasi, dan sumber lain yang syah (pemerintahan), sumbangan, dana abadi, pinjaman,
hibah, dan lain sebagainya (nonpemerintahan)
Sektor komersial sumber pendanaannya lebih fleksibel, dari segi internal berasal dari modal pemilik
dan laba yang ditahan, sedang dari eksternal adalah utang bank, obligasi, dan penerbitan saham
baru.

Pertanggungjawaban
Sektor publik, menguasai dana publik, bertanggung jawab kepada publik melalui perwakilan di
DPR/DPRD (organisasi pemerintahan), dan langsung kepada masyarakat yang terkait
(nonpemerintahan). Pertanggungjawaban vertikal ialah pertanggungjawaban kepada atasannya
dalam struktur organisasi, sedang pertanggung-jawaban horisontal adalah pertanggungjawaban
kepada masyarakat umum, melalui mekanisme yang ada yaitu parlemen.
Sektor komersial menguasai dana pemilik, bertanggung jawab kepada para pemilik yaitu pemegang
saham, dan kreditor.

Struktur Organisasi
Struktur organisasi sektor komersial lebih fleksibel, datar, piramid, fungsional, dan sebagainya. Sektor
komersial berusaha menyediakan barang dan jasa yang jadi kebutuhan dan permintaan konsumen.
Pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, hirarkis. Sektor publik sangat dipengaruhi oleh kebijakan
politik yang sangat komplek.
Organisasi Pemerintah mempunyai fungsi yang lebih luas, meliputi:

Pertahanan dan keamanan


Hubungan luar negeri

Kebijakan fiskal dan moneter


Regulasi sektor swasta
Stabilisasi politik dan ekonomi
Perlindungan sumber daya alam dan sosial
Penegakan hukum dan perlindungan HAM
Pemberian barang dan pelayanan
Distribusi pendapatan dan kekayaan

Karakteristik Anggaran
Bagi pemerintahan anggaran adalah sangat penting, sebagai otorisasi pelaksanaan, sebagai alat
pengawasan, alat kontrol dan pengendalian pemerintahan dan pertanggungjawaban. APBN dan
APBD memerlukan persetujuan DPR/DPRD sebagai wakil rakyat, yang setelah disetujui kemudian
diserahkan kepada pemerintah untuk dilaksanakan. Sementara untuk organisasi bisnis adalah sangat
fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan lingkungan dan ekonomi yang terjadi.

Akuntansi Keuangan
Sesuai dengan peraturan perundangan yang baru, (misalnya UURI no. 1 tahun 2004) sistem
akuntansinya masih boleh menggunakan basis kas, khusus untuk pembuatan laporan realisasi
anggaran, sedangkan untuk pos-pos neraca (aset, utang dan ekuitas) menggunakan basis akrual,
sampai saatnya keseluruhannya menggunakan basis akrual.

Persamaan Sektor Publik dan Sektor


Komersial
1.
2.
3.
4.
5.

Keduanya merupakan bagian yang integral dari sistem ekonomi negara, dan sumber daya
yang sama untuk mencapai tujuan organisasi;
Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu kelangkaan sumber daya (scarcity of
resources), sehingga harus menggunakannya secara ekonomis, efisien dan efektif;
Pengendalian manajemen yang sama, perencanaan, pengendalian pertanggungjawaban;
Menghasilkan produk yang sama, transportasi, pendidikan, kesehatan, dan jenis
pelayanan lainnya;
Keduanya terikat pada ketentuan perundang-undangan dan hukum yang disyaratkan.
Disarikan dari buku: Akuntansi Sektor Publik, Penulis: Muindro Renyowijoyo, Halaman: 7-9.
sumber: http://keuanganlsm.com/indeks/artikel-akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai