Anda di halaman 1dari 5

Esti Lusi Purwati 113112700550015

Feri Heriyanto 143112700170037

BAB 8
RISIKO BAHAYA BIOLOGI DAN KIMIA
Potensi bahaya yang berasal dari lingkungan kerja yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja antara lain adalah bahaya
biologi dan kimia. Bahaya biologi adalah bahaya yang berasal dari makhluk hidup
salah satunya berasal dari patogen (bakteri, virus, fungi, dan parasit). Bahaya
kimia adalah bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
proses produksi.
8.1.

Bahaya Biologi
Bahaya biologi merupakan bahaya yang berasal dari patogen (bakteri,

virus, fungi dan parasit). Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan
penyakit pada inangnya.
-

Bakteri
Bakteri yang termasuk dalam organisme prokariot selain memiliki
kegunaan, juga bisa menimbulkan kerugian karena merupakan patogen
yang umum pada mahluk hidup seperti manusia. Contohnya adalah bakteri
patogen oportunis Pseudomonas aeruginosa yang dapat menginfeksi paruparu sehingga dapat menimbulkan kematian. Selain P. aeruginosa bakteri
patogen lain yang populer adalah Staphylococcus aureus yang adalah
Mikroflora normal manusia pada permukaan kulit, mulut, dan hidung,
namun pada saat sistem imun menurun, S. aureus akan bersifat patogen
dan dapat menimbulkan penyakit seperti penggumpalan darah.

Virus
Virus adalah parasit yang bukan merupakan mahluk hidup namun
memiliki materi genetik berupa asam nukleat (DNA/RNA) yang
membutuhkan keberadaan sel prokariot atau eukariot yang hidup untuk
melakukan replikasi atau perbanyakan dari asam nukleat tersebut. Virus
dapat menginfeksi binatang, manusia, tanaman, fungi, bakteri, protozoa,
serangga dan hampir semua jenis mahluk hidup. Contoh virus yang
menyerang bakteri adalah en:bacteriophage yang menyerang Escherichia
coli.

Sementara

pada

manusia

contohnya

adalah

en:Human

Esti Lusi Purwati 113112700550015


Feri Heriyanto 143112700170037

Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan penyakit en:Acquired


Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
-

Fungi
Fungi adalah organisme prokariot yang termasuk dalam kingdom protista
dengan sekitar 75.000 spesies yang sudah diidentifikasi. Fungi dapat
menjadi parasit pada manusia contohnya seperti Candida albicans yang
adalah fungi patogen oportunis yang dapat menyebabkan infeksi pada
hampir semua bagian dari tubuh manusia dan dapat menyebabkan
kematian. C. albicans seringkali menyerang rongga mulut, namun sewaktu
sistem imun inang sedang baik, C. albicans tidak akan menimbulkan
infeksi dan hidup secara normal pada rongga mulut manusia misalnya.

Parasit
Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas mahkluk
hidup yang ditumpanginya. Parasit dapat menyerang menyerang kulit
manusia.

8.2.

Bahaya Kimia
Bahaya kimia khususnya adalah bahan-bahan kimia yang pada suatu

kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan pada setiap tingkat


pekerjaan yang dilakukan (penyimpanan, pengangkutan, penggunaan, pembuatan
dan pembuangan)
Pengaruh bahan kimia bagi kesehatan dapat menyebabkan perubahan
fungsi tubuh yang berupa keluhan, gejala dan tanda gangguan kesehatan. Bahan
kimia bisa bersifat neurotoksis (maracuni saraf), hepatotoksik (meracuni
liver/hati), nefrotoksik (meracuni ginjal), hematotoksik (meracuni darah), sistemik
(meracuni seluruh fungsi tubuh), karsigogenik (menimbulkan kanker) contohnya
nikel dan benzene, teratogen (mengakibatkan kelainan janin), dan mutagen
(menimbulkan mutasi/perubahan genetik).
Berdasarkan gejala yang ditimbulkan, bahan kimiadapat bersifat asfiksian
(gejala akibat berkurangnya kadar oksigen), irritan (mengakibatkan iritasi,
merangsang), menimbulkan sensitasi dan alergi.
8.3.

Jalan Masuk Ke Tubuh

Esti Lusi Purwati 113112700550015


Feri Heriyanto 143112700170037

Baik itu bahaya biologi maupun kimia, dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui saluran pernapasan (terhirup), saluran pencernaan, dan melalui
kulit (kontak dengan kulit).
8.4.

Pencegahan Serta Bahan Pelindung


Apabila suatu resiko terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah

diidentifikasi dan dinilai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan


pengendalian resiko untuk mengurangi resiko sampai batas-batas yang dapat
diterima berdasarkan ketentuan, peraturan dan standar yang berlaku.
Untuk pengendalian bahaya biologis dan bahaya kimia dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
-

Eliminasi
Eliminasi merupakan suatu pengendalian resiko yang bersifat permanen
dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas pertama.
Eliminasi dapat dilakukan dengan cara memindahkan objek kerja atau
sistem kerja yang kehadirannya pada batas yang tidak dapat diterima oleh
ketentuan atau kadarnya melebihi NAB. Eliminasi adalah cara
pengendalian resiko yang paling baik, karena resiko terjadinya kecelakaan
dan sakit akibat potensi bahaya ditiadakan.

Subtitusi
Pengendalian

dengan

subtitusi

dilakukan

dengan

cara

menganti

bahanbahan dan peralatan yang berbahaya dengan bahan-bahan dan


peralatan yang kurang berbahaya atau yang lebih aman, sehingga
pemaparannya selalu dalam batas yang masih bisa diterima.
-

Rekayasa Teknik
Pengendalian dengan rekayasa teknik dilakukan dengan cara merubah
struktur objek kerja untuk mencegah seseorang terpapar potensi bahaya,
misalnya dengan memisahkan tempat untuk pembuangan sampah sesuai
dengan jenisnya, pemberian pengaman pada mesin, pemberian alat bantu
mekanik.

Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu sistem
kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi

Esti Lusi Purwati 113112700550015


Feri Heriyanto 143112700170037

bahaya. Metode ini meliputi; rekruitmen tenaga kerja baru sesuai dengan
jenis pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu
istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan.
-

Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri secara umum merupakan sarana pengendalian yang
digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara. Alat Pelindung
Diri merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem pengendalian resiko di
tempat kerja. Hal ini disebabkan karena penggunaan APD mempunyai
beberapa kelemahan antara lain:
1. APD tidak menghilangkan resiko bahaya yang ada, tetapi hanya
membatasi antara terpaparnya tubuh dengan potensi bahaya yang
diterima. Bila penggunaan APD gagal, maka secara otomatis bahaya
yang ada akan mengenai tubuh pekerja.
2. Penggunaan APD dirasakan tidak nyaman, karena pada umumnya
pekerja kurang leluasa dalam bergerak pada waktu bekerja, dan
dirasakan adanya beban tambahan karena harus dipakai selama
bekerja.
Selain hal diatas, perlu diperhatikan juga tentang kriteria dalam pemilihan
dan penggunaan alat pelindung diri, sebagai berikut:
1. Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif
kepada pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi ditempat kerja.
2. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman
dipakai dan tidak merupakan beban tambahan bagi pemakainya.
3. Bentuknya cukup menarik sehingga pekerja tidak malu memakainya.
4. Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik karena jenis
bahayanya maupun kenyamanan dalam pemakaian.
5. Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.
6. Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan serta
gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam waktu yang
cukup lama.
7. Tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tandatanda
peringatan.

Esti Lusi Purwati 113112700550015


Feri Heriyanto 143112700170037

8. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia


dipasaran.
9. Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.
10. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai