Storage Management
Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat
dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan
turun di bagian tengah, dan juga akan ikut menurunkan batubara yang ada di
atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di stockpile.
Banyaknya jumlah product yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang
diperlukan.
Semakin banyak jumlah product yang dipisahkan semakin besar areal yang
diperlukan.
Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile
juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan.
Desain Stockpile
1.
Sekeliling tumpukan batubara harus dapat diakses oleh unit maintenance seperti
Wheel Loader atau Excavator.
Geology adalah bagian yang pertama-tama memberikan data mengenai jumlah cadangan,
dan kualitas batubara yang berpotensi untuk diexploitasi. Geology Juga bertugas secara terus
menerus mencari sumber cadangan batubara dengan melakukan explorasi. Data yang
diberikan oleh Geology merupakan titik acuan awal mengenai jumlah cadangan batubara
dan kualitas batubara.
Mine Planning
Mine Planning bertugas meneruskan pengolahan data dari geology, dengan membuat
rencana tambang yang didalamnya dilengkapi dengan data mineable reserve, mine design,
perhitungan alat, scheduling, dan lain-lain. Mine Planning juga bertugas melakukan kajian
dan evaluasai setiap perkembangan kualitas dari mulai data geology, data reserve, data
produksi, sampai data dari pengapalan.
Mining / Tambang
Bertugas melakukan penambangan yang sudah didesain oleh mine planning. Mining harus
menjaga agar dalam eksekusi penambangan betul-betul mengikuti mine plan yang sudah
ditetapkan, baik mengenai batasan-batasan penambangan maupun dalam scheduling
penambangan.
Coal processing / Handling
Coal processing atau bagian handling, bertugas melakukan proses dari mulai penumpukan
batubara di stockpile, Crushing, maintenance stockpile, sampai dengan pemuatan batubara.
Coal processing biasanya erat sekali hubungan kerjanya dengan Quality Control atau Quality
Assurance. Karena pada pelaksanaannya Quality Control dan Coal processing bekerja
bersama-sama di stockpile baik dalam hal sistem penumpukan batubara di stockpile,
pengaturan pemuatan batubara, sampai blending batubara.
Quality Control
Beberapa tugas dari Quality Control
Tugas dari Quality Control adalah memonitor kualitas mulai dari data forecast
tambang sampai kualitas Pengapalan.
Quality Control juga bertugas membuat rencana setiap pemuatan batubara dan
mengatur agar kualitas batubara yang dikirim sesuai dengan spesifikasi buyer.
Pada saat penambangan, sering terjadi bahwa kondisi di lapangan berbeda dengan
kondisi seperti yang digariskan dalam mine plan. Misalnya adanya sisipan atau cleat
pada seam batubara yang sedang di tambang. Pengotor ini sulit dipisahkan dengan
selective mining. Akibatnya kandungan abu batubara tersebut akan lebih tinggi dari
data mine plan atau data geology.
Pada penambangan dip seam atau seam yang miring, sering terjadi kontaminasi
seam batubara yang sedang ditambang oleh bagian floor yang longsor atau jatuh ke
atas seam batubara tersebut.
Stockpile
1.
Pencampuran Kualitas
Sebelum Blending dilakukan, yang perlu diperhatikan adalah target kualitas yang harus
dicapai dari blending tersebut. Hanya satu target parameter yang dapat dicapai dengan tepat
dalam suatu blending. Parameter lainnya mengikuti sesuai dengan proporsi blendingnya.
Diantara parameter kualitas batubara, ada yang bersifat addictive (dapat dikalkulasi secara
kuantitatif pada saat blending). Dan ada pula paramter yang bersifat tidak addictive atau
tidak dapat dihitung secara kuantitatif berdasarkan proporsi blendingnya.
Kalkulasi Kualitas Blending
Qb = (Q1 x W1)+(Q2 x W2) Dibagi (W1+ W2)
1.
2. Q1 = Kualitas batubara 1
3. Q2 = Kualitas batubara 2
4. W1 = Berat batubara 1
5. W2 = Berat batubara 2
Sistem Blending
Dalam suatu blending sistem pencampuran atau blending merupakan yang terpenting.
Blending harus dilakukan dengan proporsi unit pencampuran yang terkecil untuk
mendapatkan batubara hasil blending yang homogen. Berikut ini adalah beberapa sistem
pencampuran dengan tingkat homogenitas yang meningkat. (Semakin homogen)
Blending DT By DT
Blending conveyor.
Hasil suatu blending yang homogen sangat diperlukan terutama bagi end user. Ketidak
homogenan dalam suatu blending akibatnya akan terasa langsung oleh end user pada saat
batubara tersebut digunakan. Kesempurnaan dari suatu blending adalah ketepatan dalam
pencapaian target kualitas hasil blending dan homogenitas hasil pencampuran
Management Stockpile
stockpile
juga
digunakan
untuk
mencampur
batubara
supaya
untuk
mengenali
salah
satu
dari
tipe
batu
bara
tersebut
di stockpile,
speading
atau
penyebaran
untuk
mendinginkan
suhu
batubara
b. Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat
dibuang
c.
e.
9. Sebaiknya tidak membentu stockpile dengan bagian tas yang cekung, hai
ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stockpile
10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau
minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage.
Spontanous Combustion
Pembakaran secara spontan adalah merupakan fenomena alami dan juga
disebut pembakaran sendiri. Hal ini disebabkan terjadinya reaksi zat
organic dengan oxygen dari udara. Kecepatan reaksi oksidasi sangat
bervariasi antara suatu zat dengan yang lainnya. Pembakaran akan
terjadi apabila terdapat segi tiga api atau dikenal sebagai fire triangle
yakni terdapat bahan bakar,oksidan (udara/oxygen) dan panas (heat).
Untuk meniadakan kebakaran sedikitnya kita harus meniadakan salah
satu komponen dari fire triangle tersebut. Batubara sebagai zat organik
yang mengandung gas methan, mudah terbakar karena beroksidasi
dengan oxygen dari udara. Spontanous kebakaran ini dapat dikontrol dan
ditangani secara benar dengan mengetahui faktor faktor dibawah ini :
1. Kondisi batubara antara lain:
a. Rank batubara dan typenya
b. Kadar air (moisture)
c.
Komponen maceral
2. Rank batubara
Rank batubara sangat ditentukan oleh perubahan yang terjadi ditanaman
asalnya makin tinggi perubahannya makin tinggi mutu / rank batubara
tersebut hal ini tidak dapat diubah karenan dari alam yang dapat
dilakukan adalah memilih batubara dari lokasi tambang yang cocok untuk
keperluan, rank batubara dibagi dalam dalam dua ranking :
Batubara rangking rendah (brow coal, lignit, sub-bituminus coal)
Batubara rangking tinggi (bituminus coal dan anthrace)
Semakin rendah rank batubara semakin tinggi resiko spontaneous
kebakaran, hal ini disebabkan :
a. Kadar air, air bertindak sebagai katalis dalam proses oksidasi, semakin
tinggi kadar air semakin besar resiko terjadinya spontaneous kebakaran.
b. Penyebaran ukuran batubara, semakin besar perbedaan ukuran butiran
batubara semakin mudah terjadi self combustion dan begitu juga semakin
banyak jumlah batubara halus (fines) semakin tinggi resiko pembakaran
batubara.
c.
Pyritic sulpur, senyawa ini mudah teroksidasi apabila panas dan ahirnya
kan terjadi pembakaran spontan.
STOCKPILE MANAGEMEN
Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses, sebagai stock
strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara
untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan.
Disamping tujuan di atas di stockpile juga digunakan untuk memcampur batubara
supaya homogenisasi sesuai kebutuhan. Homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan
produk dari satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi
ukuran disamakan. Dalam proses homogensiasi ada dua tipe yaitu blending dan mixing.
Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara
yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara
merata dan tanpa ada lagi tempat yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari
tipe batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses
blending batubara harus tercampur secara merata atau distribusi merata. Sedangkan
mixing merupakan salah satu dari tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan
dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.
-
1.
2.
3.
4.
Disamping itu beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam management stockpile
adalah sebagai berikut :
Control Temperature & Heating / sponcom
Control terhadap Kontaminasi & housekeeping
Control Aspek Kuality / kuantity batubara
Control aspek Lingkungan
O2
Heat
Fuel
Untuk mencegah terjadinya kebakaran harus meniadakan sedikitnya satu dari
komponen di atas.
Batubara sebagai zat organic yang mengandung gas methan, mudah terbakar karena
beroksidasi dengan oxygen dari udara. Spontanous kebakaran ini dapat dikontrol
apabila ditangani secara benar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi spontaneous kebakaran antara lain :
batubara :
o Rank batubara dan typenya
o Kadar air ( moisture )
o Penyebaran ukuran ( size distribution )
o Kadar pyretic sulphur
o Komponen maceral
2. Rank batubara
Rank batubara sangat ditentukan oleh besar perubahan yang terjadi dari tanaman
asalnya, makin tinggi perubahannya makin tinggi mutu / rank batubara tersebut.
Batubara dibagi dalam 2 rangking :
o Batubara rangking rendah ( brown coal, lognit, sub-bituminus coal )
o Batubara rangking tinggi ( bituminous dan anthracite )
Semakin rendah rank batubara, semakin tinggi resiko spontaneous kebakaran, hal ini
disebabkan :
o Kadar air, air bertindak sebagai katalis dalam proses oksidasi, semakin tinggi kadar air
semakin besar resiko terjadinya spontanous kebakaran.
o Penyebaran ukuran batubara, semakin besar perbedaan ukuran butiran batubara
semakin mudah terjadi self combustion dan begitu juga semakin banyak jumlah
batubara halus ( fines ) semakin tinggi resiko terjadinya pembakaran batubara.
o Pyritic sulphur, senyawa ini mudah teroksidasi apabila panas dan akhirnya menimbulkan
spontanous kebakaran.
o Komponen maceral ( vitrinite, exinite dan inertinite ), batubara dengan kadar exinite dan
vitrinite yang tinggi akan mudah terbakar.
Beberapa usaha untuk mencegah terjadinya batubara terbakar adalah dengan
menghindari masuknya oksigen kedalam batubara, dengan jalan :
1. Penerapan sistem FIFO
2. Menghindari struktur vertikal, dengan maksud untuk mengurangi resiko masuknya udara
kedalam stock.
3. Bila dimaksudkan untuk stocking batubara dalam perioda yang cukup panjang, maka
diusahakan dilakukan pemadatan ( kompaksi )
Bila ditemukan kondisi stock batubara mengalami pemanasan ( heating ) atau terbakar (
sponcom ), maka bagian yang mengalami heating tersebut segera dipisahkan,
kemudian dispreading untuk pendinginan sebelum dikembalikan ke stockpile dan
dikompaksi atau segera dikeluarkan ( unloading ).
Tidak dibenarkan menggunakan air dalam penanganan heating / sponcom batubara di
stockpile karena akan berdampak meningkatkan proses oksidasi.
Stocking of envirocoal
Untuk proses stocking batubara envirocoal diantaranya meliputi :
1. Stocking di ROM tambang
ROM ( Run of Mine ) tambang digunakan tempat rehandling batubara dari pit, untuk
selanjutnya diangkut menggunakan truck hauling ke fasilitas coal crushing.
2. Stocking di ROM Produksi Kelanis
ROM produksi digunakan sebagai stock cadangan untuk menjaga kontinuitas proses
produksi ( crushing ) dan mengantisipasi adanya gangguan proses hauling batubara dari
tambang. Ada 2 ROM stockpile yang digunakan :
ROM 1, digunakan untuk mejaga stabilitas suplay batubara untuk proses produksi
( crusher ) pada rate maksimum.
ROM 2, digunakan sebagai dead stockpile dan mengantisipasi problem proses hauling
dari tambang.
3. Stockpile produksi.
Digunakan untuk menyimpan hasil produksi batubar ( crushing ) dan selanjutnya dimuat
ke dalam tongkang. Produksi batubara tersebut sudah tersizing pada ukuran 0 sampai
50 mm. Ada 2 stockpile produksi yang mana masing-masing digunakan untuk setiap
fasilitas crushing dan laoding barge.
Kontaminasi merupakan sesuatu yang hal sangat tidak diinginkan dalam suatu proses
produksi batubara selain dapat mempenagaruhi kualitas batubara maupun performance
daripada miner / penambang tersebut. Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tambang,
proses rehandling, di stockpile maupun di vessel. Hal ini dapat mengakibatkan claim
atau complain dari suatu buyer.
Kontaminasi di daerah tambang, kontaminasi yang umum terbawa pada saat expose
batubara antara lain overburden yang berupa clay, tanah atau batuan lainnya. Hal ini
berakibat akan meningkatnya kandungan abu ( ash content )
Kontaminasi proses rehandling, terjadi saat proses pengangkutan batubara.
Kontaminasi ini biasa berupa :
Terdapatnya sparepart kendaraat berat / potongan logam
hopper
creen / divergator
econdary crusher
Transper chute
Limbah padat & cair, selama pengelolaan stockpile batubara limbah padat dan limbah
cair merupakan resiko yang tidak bisa dihindari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penangananan stockpile adalah :
o Perawatan basement stockpile, pemukaan stockpile diusahakan bisa mengalirkan air ke
arah sistem drainage yang tersedia. Dalam hal ini bentuk yang ideal permukaan
stockpile adalah adalah sedikit cembung.
o Drainage sistem, semua air dari stockpile dialirkan ke arah sistem treatment limbah cair /
padat.
o Sistem treament limbah yang memadai