Anda di halaman 1dari 24

Siklus Rankine

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas
disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida
yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di
seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia, William John
Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di
pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas
alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama dalam
menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida yang
bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa
tekanan yang mengarah pada keadaan super kritis, range temperatur akan cukup kecil. Uap
memasuki turbin pada temperatur 565 oC (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser
bertemperatur sekitar 30 oC. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%,
namun kenyataannya efisiensi pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 42%.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan. Berbagai
jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena berbagai karakteristik
fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah besar, dan murah.

Daftar isi

1 Proses siklus Rankine

2 Siklus Rankine Organik

3 Referensi

4 Pranala luar

Proses siklus Rankine


Terdapat 4 proses dalam siklus Rankine, setiap siklus mengubah keadaan fluida (tekanan
dan/atau wujud).

Proses 1: Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam bentuk cair.
Proses ini membutuhkan sedikit input energi.

Proses 2: Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana fluida dipanaskan
hingga menjad uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh.

Proses 3: Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan energi listrik. Hal ini
mengurangi temperatur dan tekanan uap, dan mungkin sedikit kondensasi juga terjadi.

Proses 4: Uap basah memasuki kondenser di mana uap diembunkan dalam tekanan
dan temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh.

Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropic, yang berarti pompa dan
turbin tidak menghasilkan entropi dan memaksimalkan output kerja. Dalam siklus Rankine
yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin tidak isentropic. Dengan
kata lain, proses ini tidak bolak-balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini
meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan
oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air
selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini menyerang turbin,
menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah
dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi.
Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan temperatur input dari siklus.
Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi siklus Rankine.
Siklus Rankine dengan pemanasan ulang
Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap
dari boiler pada tekanan tinggi. Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk
ke boiler dan dipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan
lebih rendah. Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi
selama ekspansi yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan
efisiensi turbin.
Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang membedakannya
adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan
sebagian uap yang belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan
yang sama dan mengakibatkan pencampuran temperatur. Hal ini akan
mengefisiensikan pemanasan primer.

Siklus Rankine Organik


Siklus Rankine Organik menggunakan fluida organik seperti n-pentana atau toluena
menggantikan air dan uap. Penggunaan kedua jenis fluida tersebut akan mengurangi suplai
panas yang dibutuhkan karena rendahnya titik didih dari kedua jenis fluida tersebut sehingga
energi matahari sudah cukup untuk mengubah fase fluida tersebut. Meski efisiensi Carnot
akan berkurang, namun pengumpulan panas yang dilakukan pada temperatur rendah akan
mengurangi banyak biaya operasional.
Siklus Rankine sesungguhnya tidak membatasi fluida jenis apa yang digunakan karena pada
dasarnya siklus Rankine adalah mesin kalor sehingga efisiensinya dihitung berdasarkan
efisiensi Carnot. Konsepnya tidak boleh dipisahkan dengan siklus termodinamika.

Siklus Rankine

10 Friday May 2013

Posted by hendrayudi in Siklus Rankine


Leave a comment
Tags
Boiler, Pembangkit listrik, Siklus rankine, Turbine, Uap
Siklus Rankine merupakan siklus tenaga uap paling sederhana yang merupakan modifikasi
dari siklus Carnot, di mana proses pemanasan dan pendinginan pada siklus ini terjadi pada
tekanan yang tetap. Siklus Rankine ideal digambarkan sebagai berikut (Li dan Triddy, 1985) :

Gambar 1. Siklus rankine.

Siklus Rankine ideal tidak melibatkan irreversibel internal dan terdiri dari 4 tahapan proses
yang diterangkan sebagai berikut :
1-2

Merupakan proses kompresi isentropik dalam kompressor,


kondisi 1 adalah udara atmosfer. Temperatur udara hasil
kompresi T2 dapat diketahui dari persamaan :

rp = rasio tekanan
= Perbandingan panas spesifik pada tekanan konstan dan panas
spesifik pada volume konstan, untuk udara
2-3

Proses penambahan panas pada tekanan konstan dalam


ruang bakar. Panas yang ditambahkan dalam ruang bakar
adalah :

3-4

Proses ekspansi isentropik dalam turbin. Temperatur gas


keluaran dihitung melalui persamaan :

4-1

Merupakan proses pelepasan kalor (heat rejection) ke


lingkungan pada tekanan konstan. Hal ini dapat dihitung
melalui persamaan :

Berikut adalah lay-out fisik dari siklus Rankine :

Gambar 2. Lay out khusus Siklus Rankine.


Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai tekanan
operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik melalui sedikit
pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal antara 1 2 pada diagram T s diatas
biasanya dilebihkan untuk menjaga agar proses lebih aman. Air memasuki boiler sebagai
cairan terkompresi pada kondisi 2 dan akan menjadi uap superheated pada kondisi 3. Dimana
panas diberikan oleh boiler ke air pada temperatur yang tetap.
Boiler dan seluruh bagian yang menghasilkan uap ini disebut sebagai generator uap. Uap
superheated pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi secara
isentropik dan akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung dengan
generator listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan T dari uap akan turun selama proses ini
menuju keadaan 4 dimana uap akan masuk kondensor dan biasanya sudah berupa uap jenuh.
Uap ini akan dicairkan pada P konstan didalam kondensor dan akan meninggalkan kondensor
sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.
Sehingga data dibawah kurva proses pada diagram T s menunjukkan transfer panas untuk
proses reversibel internal. Area dibawah kurva proses 2 3 menunjukkan panas yang
ditransfer ke boiler, dan area dibawah kurva proses 4 1 menunjukkan panas yang dilepaskan
di kondensor. Perbedaan dari kedua aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama
siklus.
Refrensi :
Frietz Dietzell dan Dakso Sayono. Turbin Pompa dan Kompresor, Erlangga, Jakarta, 1992.

Prinsip Dasar Turbin Uap

Print

Email
Dipublikasikan: Senin, 04 March 2013 07:24
Hits: 14127

2.1 Tinjauan Secara Umum

Salah satu jenis penggerak mula yang dipakai di

industri adalah mesin kalor, yaitu suatu mesin yang menggunakan energi panas untuk
melakukan kerja mekanik atau suatu mesin di mana energi panas dapat dirubah menjadi
energi mekanik.
Energi itu sendiri dapat diperoleh akibat pembakaran bahan bakar, fisi bahan bakar nuklir
atau proses yang lain.

Dilihat dari cara memperoleh panas, maka mesin kalor dapat dibagi atas dua bagian ,
yaitu
:
a.
Mesin
pembakaran
luar
(External
combustion
engine).
Ini berarti bahwa panas diperoleh dari proses pembakaran di luar mesin sendiri.
Contoh
:
mesin
uap
dan
turbin
uap.
b.
Mesin
pembakaran
dalam
(Internal
combustion
engine).
Ini berarti bahwa panas diperoleh dari proses pembakaran di dalam mesin itu sendiri.
Contoh : motor bensin, motor diesel, motor gas dan turbin gas.
Turbin atau turbine berasal dari kata turbo (Yunani) yang artinya putar. Dalam hal ini turbin
mempunyai komponen utama berupa sudu-sudu atau kincir yang digerakan oleh aliran uap,
gas atau air dan tidak ada torak yang digerakan oleh aliran. Aliran, gas air atau angin dapat
terjadi di alam sebagai aliran udara, air dan berupa aliran sungai atau air terjun.
Turbin yang bekerja dengan aliran-aliran alamiah ini dipakai bila ada tenaga aliran atau
energi alam tersedia. Akan tetapi aliran tersebut dapat kita buat misalnya uap dan gas.
Bilamana fluida kerjanya adalah uap, maka dinamai turbin uap atau steam turbines, yaitu
pesawat penggerak yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik, yang
selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin.
Turbin uap pertama kali dibuat oleh William Avery (Amerika) pada 1831 untuk menggerakan
mesin gergaji. Selanjutnya teori berkembang mengikuti aplikasinya. Parsons, Charles G.
Curtis dan Carl Gustav Patrik mengembangkannya dengan membuat turbin-turbin uap yang
lain, dengan susunan sudu lebih dari satu baris.
2.2 Prinsip Kerja dan Klasifikasi Turbin Uap

2.2.1 Prinsip Kerja Turbin Uap


Skema dari sebuah sistem turbin uap tertutup dapat dilihat pada gambar 1. Sistem tersebut
terdiri dari beberapa komponen utama yaitu ketel uap, turbin yang menggerakan beban,
kondensor dan pompa air ketel. Dengan demikian turbin hanya merupakan salah satu
komponen saja dari suatu sistem tenaga. Di dalam turbin, tekanan dan temperatur uap turun,
selama itu uap meninggalkan turbin dan masuk ke dalam kondensor. Kondensor adalah suatu
alat yang berfungsi untuk mengembunkan uap dengan jalan mendinginkannya.
Air pengembunan yang terjadi di dalam kondensor disebut kondensat. Dengan pertolongan
sebuah pompa air dari kondensor dialirkan ke ketel uap. Pompa tersebut biasanya diletakkan
lebih rendah atau di bawah kondensor, oleh karena pada umumnya kondensor bekerja dengan
tekanan vakum. Oleh karena ada kemungkinan kebocoran uap, maka perlu dimasukkan air
tambahan (make up water), sebanyak 3-4 % kapasitas produksi uap atau lebih, sesuai dengan
sistem yang dipergunakan.

Siklus ideal dari suatu sistem turbin uap sederhana adalah siklus Rankine tertutup yang dapat
digambar pada diagram T vs s atau pada diagram h vs s sperti terlihat pada gambar 2 dan 3.

Daerah dibawah garis lengkung k - K - k pada diagram T - s dan h - s merupakan daerah


campuran fasa cair dan uap. Uap di dalam daerah tersebut biasanya juga dinamakan basah.
Garis k - K dinamai garis cair (jenuh), dimana pada dan di sebelah kiri daerah tersebut air ada
di fasa cair. Sedangkan garis K - k dinamai garis uap jenuh, di mana pada dan di sebelah
kanan garis tersebut air ada dalam fasa uap (gas).
Uap di mana temperatur dan tekanan pada titik tersebut berturut-turut dinamai temperatur
kritis dan tekanan kritis.

Pada titik kritis keadaan cair jenuh dan uap jenuh adalah identik. Untuk air, tekanan kritisnya
Pc = 218,3 atm (3206,2 psia) dan temperatur kritisnya adalah Tc = 374,2 oC (7045,4 oF).
Pada tekanan lebih tinggi dari Pc tidak dapat diketahui dengan pasti bilamana dan di mana
perubahan dari fasa cair ke fasa uap. Tetapi dalam hal tersebut biasanya dikatakan bahwa air
ada dalam fasa cair apabila temperaturnya di bawah Tc dan ada dalam fasa uap apabila
temperaturnya lebih tinggi dari pada Tc.
Siklus Rankine tertutup terdiri dari beberapa proses sebagai berikut :
1
--->
2
Proses
pemompaan
isentropis
di
dalam
pompa.
2 ---> 2 ---> 3 Proses pemasukan kalor atau pemanasan pada tekanan konstan di dalam
ketel.
3 ---> 4 Proses ekspansi isentropik di dalam turbin atau mesin uap lainnya.
4 ---> 1 Proses pengeluaran kalor atau pengembunan pada tekanan konstan di dalam
kondensor.
Meskipun demikian, masih banyak variasi dari siklus Rankine tersebut di atas. Misalkan
kemungkinan diadakannya pemanasan lanjut dari 3 ---> 3 sehingga siklusnya menjadi 1 --->
2 --->
3--->
3 --->
4 --->
1.
Menurut hukum termodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu proses siklus adalah sama
dengan jumlah perpindahan kalor pada fluida kerja selama proses siklus tersebut
berlangsung.
Selanjutnya,secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut:
Uap masuk ke dalam turbin melalui nosel. Di dalam nosel energi panas dari uap dirubah
menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
Tekanan uap pada saat keluar dari nosel, lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel,
akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk kedalam
nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk
lengkung dan dipasang di sekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah di
antara sudu-sudu turbin itu dibelokkan arahnya mengikuti lengkungan dari sudu turbin.
perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong sudu dan kemudian
memutar roda dan poros turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin, berarti hanya sebagian
energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berjalan. Supaya energi
kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dapat dimanfaatkan, maka pada turbin
umumnya dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu
gerak, arah kecepatan uap harus dirubah lebih dahulu. Maka di antara baris pertama dan
baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap (guide blade) yang berguna untuk
mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan
arah yang tepat.

Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil
mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan
demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.
2.2.2 Klasifikasi Turbin Uap

Turbin uap dapat diklasifikasikan dalam kategori yang berbeda-beda, misalnya :


a. Menurut jumlah tingkat tekanan.

Turbin satu tingkat dengan satu atau lebih tingkat kecepatan yang
biasanya berkapasitas kecil.

Turbin nekatingkat yang biasanya dalam jangka kapasitas yang luas dari
yang kecil hingga yang besar.

b. Menurut arah aliran uap.

Aksial dan radial.

c. Menurut jumlah silinder.

Tunggal, ganda atau lebih dari dua.

d. Menurut prinsip aksi uap.

Turbin aksi atau turbin tekanan rata.

Turbin reaksi atau turbin tekanan lanjut.

e. Menurut proses penurunan kalor.

Turbin kondensasi.

Turbin tanpa kondensasi.

f. Menurut kondisi uap pada sisi masuk.

Turbin tekanan rendah, tekanan uap 1,2 sampai 2 ata.

Turbin takanan menengah, tekanan uap sampai 40 ata.

Turbin tekanan tinggi, tekanan uap di atas 40 ata.

Turbin tekanan sangat tinggi, tekanan uap 170 ata atau lebih dari
temperatur diatas 550oC.

Lebih lanjut yang akan dibahas adalah turbin jenis aksi dan reaksi.

Turbin Impuls.

Gbr. 3 Grafik Tekanan dan Kecepatan Turbin Impuls


Pada turbin ini seluruh tekanan uap diubah menjadi kecepatan dalam satu pipa pancar,
dengan kata lain uap hanya mengembang di dalam pipa pancar yang diam. Sedangkan selama
melalui sudu-sudu gerak tekanan uap tetap, karena itulah maka disebut turbin tekanan rata
atau tingkat kecepatan.
Keadaan aliran uap di dalam turbin tersebut di atas dapat diterangkan dengan menggunakan
grafik tekanan dan kecepatan absolut seperti yang terlukis pada gambar 3 dan 4.
Dalam turbin impuls sederhana,uap diekspansikan di dalam satu nosel atau satu baris nosel
yang masing-masing bekerja dengan tekanan yang sama. Dalam hal ini kecepatan uapnya
naik. Setelah itu uap mengalir ke dalam baris sudu gerak dengan tekanan konstan. Tetapi
kecepatan absolutnya turun karena energi kinetik uap diubah menjadi kerja memutar roda
turbin.
Uap yang keluar dari turbin masih berkecepatan tinggi, oleh karena itu merupakan kerugian
energi. Salah satu cara mencegah kerugian tersebut adalah dengan mengekspansikan uap
secara bertahap di dalam turbin bertingkat ganda, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Walaupun uap hanya diekspansikan di dalam nosel (baris sudu tetap pertama) dan selanjutnya
tekanannya konstan, turbin tersebut masih termasuk dalam golongan turbin impuls karena di
dalam baris sudu gerak tidak terjadi ekspansi (penurunan tekanan). Meskipun tekanan uap di
dalam sudu geraknya konstan, kecepatan absolutnya turun karena sebagian dari energi uap
diubah menjadi kerja memutar roda turbin. Kecepatan uap di dalam baris sudu tetap
berikutnya tidak naik karena tekanannya konstan. Dalam hal tersebut terakhir sudu tetap
dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak terjadi ekspansi.

Gbr 4. Perbedaan Turbin Impuls dan Reaksi (wikipedia)


Turbin Reaksi.

Gbr. 5 Grafik Tekanan dan Kecepatan Turbin Reaksi


Pada turbin reaksi, proses ekspansi (penurunan tekanan) terjadi baik di dalam baris sudu
tetap maupun sudu geraknya. Turbin reaksi juga dinamai turbin Parsons sesuai dengan nama
pembuatnya yang pertama, yaitu Sir Charles Parsons. Grafik tekanan dan kecepatan absolut
dari uap di dalam turbin reaksi dapat dilihat pada gambar 4 dan 5.

Dalam hal ini baris sudu tetap maupun sudu geraknya berfungsi sebagai nosel, sehingga
kecepatan relatif uap keluar setiap sudu lebih besar dari kecepatan relatif uap masuk sudu
yang bersangkutan. Meskipun demikian, kecepatan absolut uap keluar sudu gerak lebih kecil
dari pada kecepatan absolut uap masuk sudu gerak yang bersangkutan, oleh karena sebagian
energi kinetiknya diubah menjadi kerja memutar roda turbin.
Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga uap ini digunakan beberapa alat bantu
(auxiliary equipments) untuk membantu proses siklus turbin uap berjalan dengan baik, seperti
:

Sistem pelumas (lube oil system).

Sistem bahan bakar (fuel system).

Sistem pendingin (cooler system).

Sistem udara kontrol (air control system).

Sistem udara servis (air service system).

Sistem hidrolik (hydraulic system).

Sistem udara tekan (air pressure system).

Sistem udara pengkabutan (atomizing air system).

Siklus Rankine
by TechnoArt Staff

Siklus Rankine adalah sebuah siklus yang mengkonversi energi panas menjadi kerja / energi
gerak. Dikembangkan oleh William John Macquorn Rankine pada abad ke-19 dan sejak saat
itu banyak diaplikasikan pada mesin-mesin uap. Saat ini, siklus rankine digunakan pada
pembangkit-pembangkit listrik dan memproduksi 90% listrik dunia.
Siklus Rankine

Diagram Temperatur-Entalpi

Air menjadi fluida kerja siklus rankine dan mengalami siklus tertutup (close-loop cycle)
artinya secara konstan air pada akhir proses siklus masuk kembali ke proses awal siklus. Pada
siklus rankine, air ini mengalami empat proses sesuai dengan gambar di atas, yaitu:
1. Proses C-D: Fluida kerja / air dipompa dari tekanan rendah ke tinggi, dan pada proses
ini fluida kerja masih berfase cair sehingga pompa tidak membutuhkan input tenaga
yang terlalu besar. Proses ini dinamakan proses kompresi-isentropik karena saat
dipompa, secara ideal tidak ada perubahan entropi yang terjadi.
2. Proses D-F: Air bertekanan tinggi tersebut masuk ke boiler untuk mengalami proses
selanjutnya, yaitu dipanaskan secara isobarik (tekanan konstan). Sumber panas
didapatkan dari luar seperti pembakaran batubara, solar, atau juga reaksi nuklir. Di
boiler air mengalami perubahan fase dari cair, campuran cair dan uap, serta 100% uap
kering.
3. Proses F-G: Proses ini terjadi pada turbin uap. Uap air kering dari boiler masuk ke
turbin dan mengalami proses ekspansi secara isentropik. Energi yang tersimpan di
dalam uap air dikonversi menjadi energi gerak pada turbin.
4. Proses G-C: Uap air yang keluar dari turbin uap masuk ke kondensor dan mengalami
kondensasi secara isobarik. Uap air diubah fasenya menjadi cair kembali sehingga
dapat digunakan kembali pada proses siklus.

Gambaran siklus melalui diagram T-S di atas adalah siklus rankine yang paling dasar dan
sederhana. Pada penggunaannya ada beberapa modifikasi proses sehingga didapatkan
efisiensi termal total yang lebih tinggi. Seperti penggunaan preheater atau pemanasan awal
sebelum masuk boiler, dan juga penggunaan pemanasan ulang uap air yang keluar dari turbin
pertama (high pressure turbine) sehingga dapat digunakan lagi untuk masuk ke turbin kedua
(intermediate pressure turbine). Untuk lebih mudah memahaminya dapat kita lihat skema
prosesnya pada gambar di bawah ini.

Siklus Rankine Dengan Preheater dan Reheater

Pada gambaran di atas, air kondensat yang dipompa oleh pompa ekstraksi kondensat dari
kondensor menuju ke deaerator/Feed Water Tank mengalami proses preheating. Dan air yang
dipompa oleh Feed Water Pump dari Feed Water Tank menuju boiler juga melewati preheater.
Sumber panas yang digunakan oleh preheater tersebut berasal dari extraction steam yang
diambil dari turbin uap pada stage-stage tertentu.
Diagram Temperatur-Entropi Untuk Modifikasi Siklus Rankine

Selain itu perbedaan yang lain dengan siklus rankine konvensional adalah adanya pemanasan
kembali uap air yang keluar dari turbin pertama (High Pressure Turbine) oleh boiler reheater
untuk kembali mendapatkan fase superheater dan hasilnya kembali dimasukkan ke turbin
kedua (Intermediate Pressure Turbine).
Selain itu juga ada sistem bypass uap air untuk tidak dilewatkan ke turbin uap. Uap
superheater yang keluar dari boiler tidak masuk ke turbin dan di-bypass masuk kembali ke
boiler sisi reheater. Dan uap yang keluar dari boiler reheater di-bypass untuk masuk langsung
ke kondensor. Fungsi dari sistem bypass ini adalah sebagai sistem proteksi apabila terjadi
suatu masalah di siklus rankine tersebut sehingga dapat terhindar dari kerusakan yang parah.
Dan juga digunakan pada saat proses penyalaan awal sistem siklus tersebut dan jua proses
mematikannya.

EMBAHASAN
Pengertian Turbin Uap
Turbin kukus (uap air) adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial kukus
menjadi energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan
dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yan digerakkan,
turbin kukus dapat dipergunakan pada berbagai bidang industri, untuk pembangkit tenaga
listrik, dan untuk transportasi.
Ide turbin kukus ini sudah lama. Sudah umum diketahui bahwa kira-kira tahun 120 S.M.
Hero Alexandera membuat prototipe turbin yang pertama yang bekerja berdasarkan prinsip
reaksi. Alat ini yang menjelma menjadi instalasi tenaga kukus yang primitif
Turbin uap (kukus) secara umum diklasifikasikan kedalam tiga jenis impuls, dan gabungan
(impuls-reaksi), yang tergantung pada cara perolehan perubahan energi potensial menjadi
energi kinetik semburan kukus.
1. Komponen Turbin Uap
2. Kompoen Lengkap Sistem Turbin Uap
1. Ketel
2. Kondensor
3. pompa air ketel
4. Turbin (komponen trubin akan dijelaskan dalam sub bab berikut)
5. Komponen Utama Turbin
BAGIAN UTAMA TURBIN
1. Cassing
Adalah sebagai penutup (rumah) bagian-bagian utama turbin.
1. Rotor
Adalah bagian turbin yang berputar terdiri dari:
1)

Poros

Berfungsi sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang sumbu.

2)

Sudu turbin atau deretan sudu

Berfungsi sebagai alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel.
3)

Cakram

Berfungsi sebagai tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.


1. Nosel
Berfungsi sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi energi kinetik.
1. Bantalan
Merupakan bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan banyak
menerima beban.
1. Kopling
Berfungsi sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang
digerakkan.
1. Asas Impuls dan Reaksi
Turbin adalah mesin rotari yang bekerja karena terjadi perubahan energi kinetik uap menjadi
putaran poros turbin. Proses perubahan itu terjadi pada sudu-sudu turbin. Sebagai
perbandingan dengan mesin torak yang bekerja karena ekpansi energi panas gas atau uap di
dalam silinder yang mendorong torak untuk bergerak bolak-balik. Pada dasarnya, prinsip
kerja mesin torak dengan turbin uap adalah sama. Fluida gas dengan energi potensial yang
besar berekspansi sehingga mempunyai energi kinetik tinggi yang akan medorong torak atau
sudu, karena dorongan atau tumbukan tersebut, torak atau sudu kemudian bergerak. Proses
tumbukan inilah yang dinamakan dengan Impuls.

Azas impuls dapat dijelaskan dengan metode sebagai berikut. Pada gambar 3. A adalah
sebuah pelat yang ditumbuk dengan fluida gas berkecepatan Vs, dan laju massa m, karena
pelat itu beroda sehingga bergerak dengan kecepatan Vb. Dari dua model di atas, dapat

dilihat bahwa model sudu mempunyai daya yang lebih besar pada kecepatan dan laju massa
fluida gas yang sama.
Maka dengan alasan tersebut, bentuk sudu dianggap yang paling efisien untuk diterapkan
pada turbin uap atau jenis turbin lainnya seperi turbin gas dan air. Penerapan model sudu
tersebut di atas pada turbin uap, penataannya kurang lebih seperti pada gambar 4, yaitu
menata sudu sudut tersebut sebaris mengelilingi roda jalan atau poros turbin uap, sehingga
terjadi keseimbangan gaya.

Perbedaan turbin impuls dan reaksi dari segi aliran

Model turbin impuls dalam sejarahnya sudah pernah dibuat oleh Branca (Gambar 5). Prinsip
kerjanya adalah dengan menyemburkan uap berkecapatan tinggi melalui nosel ke sudu-sudu
impuls pada roda jalan. Akibat adanya tumbukan antara semburan gas dengan sudusudu jalan turbin impuls, poros turbin menjadi berputar.
Berbeda dengan azas impuls, azas reaksi untuk sebagaian orang lebih sulit dipahami. Untuk
menggambarkan azas reaksi bekerja pada gambar adalah model jet uap dari Newton.
Gambar 6. Mesin uap Newton gaya aksi reaksi
Semburan uap dari tabung mempunyai energi kinetik yang besar sehingga sepeda akan
bergerak ke kiri. Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa mesin tersebut bekerja dengan azas
reaksi, yaitu semburan uap melakukan aksi sehingga timbul reaksi pada sepeda untuk
begerak melawan aksi.

1. Klasifikasi Turbin Uap

Turbin uap (kukus) dapat ddiklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda yang tergantung
pada kontruksinya, proses penurunan kalor, kondisi-kondisi awal dan akhir kukus dan
pemakaiannya di bidang industi sebagai berikut :
1. Menurut jumlah tingkat tekanan :
1. Turbin satu tingkat dengan satu atau lebih tingkat kecepatan yang biasaya
berkapasitas kecil, turbin ini kebanyakan dipakai untuk menggerakkan
kompresor sentrifugal dan mesin-mesin lain yang serupa;
2. Turbin impuls dan reaksi nekatingkat ; turbin ini dibuat dalam jangka
kapasitas yang luas mulai dari yang terkecil hingga yang besar.
1. Menurut arah aliran khusus:
1. Turbin aksial, yang kukusnya mengalir dalam arah yang sejajar terhadap
sumbu turbin; tegak lurus terhadap sumbu turbin satu atau lebih tingkat
kecepatan- rendah pada turbin itu dibuat aksial;
2. Turbin radial, yang kukusnya mengalir dalam arah tegak lurus terhadap sumbu
turbin;
3. Menurut jumlah silinder:
1. Turbin silinder-tunggal;
2. Turbin silinder-ganda;
3. Turbin tiga-silinder, dan
4. Turbin empat silinder;
4. Menurut metode pengaturan:
1. Turbin dengan pengatur pencekik (throttling);
Turbin yang kukus segarnya masuk melalui satu atau lebih (yang tergantung pada daya yang
dihasilkan) katup pencekik yang dioperasikan serempak.
1. Turbin dengan pengatur nosel;
Turbin yang kukus segarnya masuk melalui dua atau lebih pengatur pembuka (opening
regulator) yang berurutan
1. Turbin dengan pengatur langkah(by-pass governing).
Turbin yang kukus segarnya disamping dialirkan ke tingkat pertama langsung dialirkan ke
tingkat dua, atau bahkan 3 ttingkat menengah turbin tersebut
1. Menurut prinsip aksi khusus:

1. Turbin impuls , yang energi potensial kukusnya diubah menjadi energi kinetik
di dalam nosel atau laluan yang dibentuk oleh sudu-ari sudu diam yang
berdekatan.
1. Turbin reaksi aksial yang ekspansi kukusnya di antara laluan sudu baik sudu pengarah
maupun sudu-gerak tiap-tiap tingkat berlangsung hampir pada derajat yang sama;
1. Turbin reaksi radial tanpa sudu pengarah yang diam;
2. Turbin reaksi radial dengan sudu pengarah yang diam.
1. Menurut proses penurunan kalor:
1. Turbin kondensasi;
Untuk jenis turbin ini kukus pada tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfer dialirkan
ke kondensor. Selain itu kukus juga dicerat melalui tingkat-tingkat menengahnya untuk
memanaskan air pengisian ketel, jumlah penceratan yang demikian itu biasanya 2-3 hingga
sebanyak 8-9.
TURBIN KONDENSASI
1. Turbin tekan lawan;
Kukus buang digunakan untuk keperluan industry dan pemanasan kedalam turbin ini juga
ditambahkan. Turbin dengan kevakuman yang dihilangkan. Kukus kerja digunakan untuk
pemanasan dan proses kerja.
1. Turbin tumpang;
Jenis turbin tekanan lawan dengan perbedaaan kukus buang. Dipakai untuk turbin kondensasi
tekanan menengah dan rendah, kebanyakan dipakai untuk membesarkan kapasitas
pembangkitan pabrik dengan maksut untuk mendapatkan efisiensi yang lebih baik.
1. Turbin tekanan rendah(back pressure turbine);
Turbin yang kukus buang dari mesin-mesin kukus,palu kukus, meesin tekan, dll dipakai
sebagai keperluan pembangkitan tenaga listrik.
1. Turbin tekan-campuran. Dilengkapi dengan dua atau tiga tingkat tekanan, dengan
suplai kukus buang ke tingkat-tingkat menengahnya.
2. Menurut kondisi-kondisi kukus pada sisi masuk turbin:
Dalm hal ini yang dibedakan hanyalah berapa tekanan kukus yang masuk kedalam turbin,
untuk cara kerja pada dasarnya adalah sama.
1. Turbin tekanan rendah;
Turbin yang memakai kukus pada tekanan 1,2 2 atm.

1. Turbin tekkanan menengah;


Turbin yang memakai kukus pada tekanan sampai 40 atm.
1. Turbin teanan tinggi;
Turbin yang memakai kukus pada tekanan diatas 40 atm
1. Turbin tekanan sangat tinggi;
Turbin yang memakai kukus pada tekanan 170 atm atau lebih dari temperatur diatas 550 C
atau lebih.
1. Turbin tekanan super kritis.
Turbin yang memakai kukus pada tekanan 225 atm atau lebih.
1. Menurut pemakaian dibidang industri:
1. Turbin stationer dengan kompresi;
Dengan kepesatan yang konstan yang dipakai terutama untuk menggerakkan alternator.
1. Turbin stationer dengan kepesatan
Dengan kepesatan yang bervariasi yang dipakai untuk menggerakkan blower-turbo, pengedar
udara (air circulator), pompa dll.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi
energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin dihubungkan dengan yang digerakkan, yaitu generator atau
peralatan mesin lainnya, menggunakan mekanisme transmisi roda gigi.
Turbin uap (kukus) secara umum diklasifikasikan kedalam tiga jenis impuls, dan gabungan
(impuls-reaksi), yang tergantung pada cara perolehan perubahan energi potensial menjadi
energi kinetik semburan uap (kukus).
1. Saran
1. Untuk Pendidik
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangatlah pesat, oleh karena itu,
sebagai seorang pendidik diharapkan untuk selalu update dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi di masa kini. Sehingga dalam memberikan pelajaran akan lebih mengena terhadap
duniamasa kini.
1. Untuk Peserta Didik
Sumber bahan belajar tidaklah cukup di dalam kelas saja, harapannya makalah ini bisa
dijadikan sebagai salah satu sumber belajar yang selanjutnya bnisa bermanfaat bagi kita
semua.
1. Untuk Khalayak Umum
Belajar tidaklah hanya monoton di dalam kelas saja. Makalah ini ditulis dengan salah satu
tujuan agar bisa dipakai oleh semua manusia termasuk di dalamnya yang belum mendapatkan
kesempatan untuk mengenyam pendidikan di dalam kelas. Sehingga harapannya makalah ini
juga dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan bagi semua orang.

Anda mungkin juga menyukai