Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membran atau
selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan
berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk
kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.
Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur. Meningitis yang
disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan
dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa
mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran,
kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan
Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang
yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita
AIDS.
Vaksin meningitis banyak dipakai oleh jamaah haji dan umrah yang hendak ke
Arab Saudi. Dikarenakan pemerintah Arab Saudi yang tidak menginginkan
penyakit meningitis ini menyebar kenegaranya yang diakibatkan jamaah haji atau
umrah yang terjangkit berkunjung kenegaranya dan menyebarkan penyakit.
Yang menjadi permasalahannya adalah beredar berbagai macam vaksin yang
terbuat dari bahan babi sebagai katalisatornya. Disamping lebih murah, ternyata
babi sebagai katalisatornya lebih mudah didapatkan. Disamping itu ada juga
vaksin meningitis yang bebas dari bahan yang haram.
Dengan memperhatikan ulasan uraian diatas, maka karya tulis ini dibuat dengan
judul Vaksin Meningitis yang Terbuat Dari Bahan yang Haram dengan
analisis LIKKETSS (Lingkungan, Islam, Kimia, Kesehatan, Ekonomi, Teknologi,
Sains, dan Sosial Budaya)

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang pemilihan judul, maka peneliti merumuskan penelitian
yang akan dilakukan sebagai berikut : Vaksin Meningitis yang Terbuat Dari
Bahan yang Haram Layak untuk Dikembangkan Secara Luas?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui vaksin yang berfungsi untuk mencegah meningitis.
2. Mengetahui apakah halal vaksin yang terbuat dari bahan yang haram.
3. Mengetahui dampak menggunakan vaksin yang terbuat dari bahan yang
haram.
4. Mengetahui vaksin meningitis yang terbuat dari bahan yang haram layak
untuk dikembangkan secara luas atau tidak ditinjau dari beberapa aspek
5. Menyelesaikan tugas mata kuliah analisis kimia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lingkungan
Prosedur yang harus diperhatikan waktu menggunakan vaksin:
a. Vaksin yang sudah kadaluarsa harus segera dikeluarkan dari lemari pendingin
untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
b. Vaksin harus selalu ada di dalam lemari pendingin sampai saatnya
dibutuhkan, semua vaksin yang sudah tidak digunakan lagi harus
dikembalikan ke dalam lemari pendingin.
c. Vaksin yang sudah terbuka atau sedang dipakai diletakkan dalam satu
wadah/tempat khusus (tray), sehingga segera dapat dikenali.
d. Terkait dengan penyimpanan vaksin, aturan umum untuk sebagian besar
vaksin, bahwa vaksin harus didinginkan pada temperature 2-8 C dan tidak
membeku.. Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan
kehilangan potensinya
Penyimpanan vaksin membutuhkan suatu perhatian khusus karena vaksin
merupakan sediaan biologis yang rentan terhadap perubahan temperatur
lingkungan. Pada setiap tahapan rantai dingin maka transportasi vaksin dilakukan
pada temperature 0C sampai 8C.
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi, Depkes RI, 1992, sarana
penyimpanan vaksin di setiap tingkat administrasi berbeda. Di tingkat pusat,
sarana penyimpan vaksin adalah kamar dingin/cold room. Ruangan ini seluruh
dindingnya diisolasi untuk menghindarkan panas masuk ke dalam ruangan. Ada 2
kamar dingin yaitu dengan suhu +2o C sampai +8 C dan suhu -20 C sampai
-25C. Sarana ini dilengkapi dengan generator cadangan untuk mengatasi
putusnya aliran listrik. Di tingkat provinsi vaksin disimpan pada kamar dingin
dengan suhu -20C sampai -25C, di tingkat kabupaten sarana penyimpanan
vaksin menggunakan lemari es dan freezer.
Dasar yang menjadi pertimbangan dalam memilih cold chain antara lain meliputi
jumlah sasaran, volume vaksin yang akan dimuat, sumber energi yang ada, sifat,

fungsi serta stabilitas suhu sarana penyimpanan, suku cadang dan anjuran WHO
atau hasil penelitian atau uji coba yang pernah dilakukan. Sarana cold chain di
tingkat Puskesmas merupakan sarana penyimpanan vaksin terakhir sebelum
mencapai sasaran. Tingginya frekuensi pengeluaran dan pengambilan vaksin dapat
menyebabkan potensi vaksin cepat menurun.
Untuk melakukan pemantauan suhu rantai dingin (cold chain) vaksin maka
digunakan pemantau suhu. Pada kamar dingin (cold room) alat pemantau suhu
berupa lampu alarm yang akan menyala bila suhu di dalamnya melampaui suhu
yang ditetapkan. Untuk memantau suhu lemari es selain menggunakan
termometer yang terletak pada dinding luar lemari es juga menggunakan
termometer yang diletakkan dalam lemari es. Sementara standar WHO (Users
handbook for vaccine, 2002), menjelaskan detail susunan vaksin dalam lemari es.
Limbah bahan berbahaya dan beracun, adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau karena sifat atau konsentrasinya atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan atau
merusakkan lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Pada sarana layanan kesehatan termasuk puskesmas, Limbah Medis dapat
dikatagorikan menjadi beberapa jenis, meliputi : (1) Limbah benda tajam, adalah
materi padat yang memiliki sudut kurang dari 90 derajat, dapat menyebabkan luka
iris atau tusuk, misalnya : Jarum suntik; Kaca sediaan (preparat glass); Infus set;
Ampul/vial obat, dll. (2) Limbah infeksius, adalah limbah yang diduga
mengandung patogen (bakteri, virus, parasit, dan jamur) dalam jumlah yang
cukup untuk menyebabkan penyakit pada penjamu yang rentan, misalnya : Kultur
dan stok agen infeksius dari aktifitas laboratorium; Limbah hasil operasi atau
otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular; Limbah pasien yang
menderita penyakit menular dari bagian isolasi; Alat atau materi lain yang
tersentuh orang sakit. (3) Limbah Patologis, adalah limbah yang berasal dari
jaringan tubuh manusia, misalnya : organ tubuh, janin dan darah, muntahan, urin
dan cairan tubuh yang lain. (4) Limbah Farmasi, adalah limbah yang mengandung
bahan-bahan farmasi, misalnya : mencakup produk farmasi, obat, vaksin, serum
yang sudah kadaluwarsa, tumpahan obat, dll; Termasuk sarung tangan, masker,
4

dll. (5) Limbah Kimia, adalah limbah yang mengandung zat kimia yang berasal
dari aktifitas diagnostic, pemeliharaan kebersihan, dan pemberian desinfektan,
misalnya : formaldehid, zat kimia fotografis, solven, dll. (6) Limbah Kemasan
Bertekanan, adalah limbah medis yang berasal dari kegiatan di instansi kesehatan
yang memerlukan gas, misalnya : gas dalam tabung, carteidge dan kaleng aerosol.
(7) Limbah Logam Berat, adalah limbah medis yang mengandung logam berat
dalam konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori limbah berbahaya dan
biasanya sangat toksik, misalnya : Limbah logam merkuri yang berasal dari
bocoran peralatan kedokteran (thermometer, alat pengukur tekanan darah).
Dampak Limbah Terhadap Kesehatan. Limbah medis dapat mengandung berbagai
macam mikroorganisme patogen, yang dapat memasuki tubuh manusia melalui
beberapa jalur : (1) Melalui tusukan, lecet, atau luka di kulit; (2) Melalui
membrane mukosa; (3) Melalui pernafasan dan melalui ingesti. Keberadaan
bakteri yang resisten terhadap antibiotika dan desinfektan kimia dapat
memperbesar bahaya yang muncul akibat limbah layanan kesehatan yang tidak
dikelola dengan benar dan aman. Limbah medis tajam tidak hanya dapat
menyebabkan luka gores maupun luka tusuk, tetapi juga dapat menginfeksi luka
jika terkontaminasi patogen. Karena risiko ganda ini (cedera dan penularan
penyakit), limbah medis tajam termasuk dalam kelompok limbah yang sangat
berbahaya.Untuk infeksi virus yang serius seperti HIV/AIDS serta Hepatitis B dan
C, tenaga puskesmas/rumah sakit (terutama perawat) merupakan kelompok yang
berisiko paling besar terkena infeksi melalui cedera akibat limbah medis tajam.
Risiko serupa dihadapi oleh tenaga layanan kesehatan lain dan pelaksana
pengelolaan limbah di luar puskesmas/rumah sakit, juga pemulung di lokasi
pembuangan akhir limbah. Beberapa infeksi yang menyebar melalui media lain
atau disebabkan oleh agens yang lebih resisten dapat menimbulkan risiko yang
bermakna pada pasien dan masyarakat. Contoh : pembuangan limbah medis cair
yang tidak terkendali pada perawatan pasien kolera memberikan dampak yang
cukup besar terhadap terjadinya wabah kolera.
Vaksin meningitis harus diperhatikan dalam masalah lingkungan. Dikarenakan
vaksin merupakan virus yang dilemahkan melalui beberapa tahapan. Jika virus

yang belum dilemahkan ini sampai keluar dari laboratorium maka akan
menyebabkan penularan penyakit. Maka itu limbah vaksin atau hasil dari
pembuatan vaksin Meningitis harus benar benar diperhatikan karena termasuk
dalam kategori limbah infeksus.

2.2.
Islam
2.2.1. Berobat dengan yang haram
Jika kita masih berkeyakinan bahwa vaksin haram, mari kita kaji lebih lanjut.
Bahwa ada kaidah fiqhiyah,

Darurat itu membolehkan suatu yang dilarang
Kaidah ini dengan syarat:
1. Tidak ada pengganti lainnya yang mubah.
2. Digunakan sekadar mencukupi saja untuk memenuhi kebutuhan.
3. Penyakit tersebut adalah penyakit yang harus diobati.
4. Benar-benar yakin bahwa obat ini sangat bermanfaat pada penyakit tersebut.

Inilah landasan yang digunakan MUI, jika kita kaji sesuai dengan syarat:
1. Saat itu belum ada pengganti vaksin lainnya
Adapun yang berdalil bahwa bisa diganti dengan jamu, habbatussauda, atau madu
(bukan berarti kami merendahkan pengobatan nabi dan tradisional), maka kita
jawab bahwa itu adalah pengobatan yang bersifat umum dan tidak spesifik.
Sebagaimana jika kita mengobati virus tertentu, maka secara teori bisa sembuh
dengan meningkatkan daya tahan tubuh, akan tetapi bisa sangat lama dan banyak

faktor, bisa saja dia mati sebelum daya tahan tubuh meningkat. Apalagi untuk
jamaah haji, syarat satu-satunya adalah vaksin.
2. Enzim babi pada vaksin hanya sebagai katalisator, sekedar penggunaannya
saja.
1. Berlandaskan pada kaidah fiqhiyah,
.
Jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka diambil yang
paling ringan.
Dan Maha Benar Allah yang menciptakan penyakit namun pasti ada obatnya.
Kalau tidak ada obatnya sekarang, maka hanya karena manusia belum
menemukannya. Terbukti baru-baru ini telah ditemukan vaksin meningitis yang
halal, dan MUI mengakuinya.
Di dalam ayat lainnya Allah swt. berfirman :


Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi
dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam

keadaan

terpaksa

(memakannya) sedang

ia tidak

menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.s. AlBaqarah : 173)

Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,


sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau
makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -- karena
sesungguhnya semua itu kotor -- atau binatang yang disembelih atas nama selain
Allah.

Barangsiapa

yang

dalam

keadaan

terpaksa,

sedang

dia

tidak

menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya


Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Al-Anam : 145)







Dari Jabir bin Abdulah r.a bahwa ia mendengar Rasulullah saw. telah bersabda
waktu Futuh Mekah dan beliau berada di Mekah,Sesungguhnya Allah dan
Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamer, bangkai, babi, dan patung-patung
sembahan. Ditanyakan kepada beliau,Wahai Rasulullah,Apa yang anda lihat
lemak-lemak bangkai, karena itu hanya dipergunakan melamur perahu
mewangikan kulit-kulit dan digunakan penerangan oleh orang-orang? Beliau
menjawab,Tidak, tetap dia itu haram Dalam pada itu Rasulullah saw. bersabda
lagi, Allah membinasakan Yahudi, sesungguhnya Allah telah mengharamkan
lemak-lemak (yang diharamkan), mereka mengolahnya kemudian menjualnya lalu
memakan harganya. (HR. Sahih Al-Bukhari, IV : 1695 dan Sahih Muslim, III :
1207)








Dari Abu Darda, ia berkata,Rasulullah saw. telah bersabda,Sesungguhnya
Allah menurunkan penyakit dan obat dan menjadikan bagi setiap penyakit
obatnya. Maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram.. (HR.
Abu Daud, Sunan Abu Daud, VII : 4 dan Al-Baehaqi, Sunan Al-Baehaqi Al-kubra,
X : 5).

2. Kaidah-kaidah ushul fiqih :

Asal dalam urusan muamalah diperbolehkan

Asal dari setiap larangan itu hukumnya haram




Darurat itu membolehkan hal-hal terlarang



Apa yang dibolehkan untuk kemadaratan diukur dengan ukuran uzurnya.



Tidak ada haram bersama darurat dan tidak ada makruh bersama kebutuhan.

Keperluan itu menduduki kedudukan darurat

Para ulama berbeda pendapat dalam hal boleh tidaknya berobat dengan suatu zat
yang najis atau yang haram. (Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, [Beirut : Darul
Fikr], 1990, Juz I hal. 384). Dalam masalah ini paling tidak ada 3 (tiga) pendapat :

1. Jumhur ulama mengharamkan berobat dengan zat yang najis atau yang haram,
kecuali dalam keadaan darurat. (Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Juz I hal. 492;
Az-Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, [Damaskus : Darul
Fikr], 1996, Juz IX hal. 662; Imam Syaukani, Nailul Authar, Juz XIII hal. 166)
2. Sebagian ulama, seperti Imam Abu Hanifah dan sebagian ulama Syafiiyah
(bermazhab Syafii) menghukumi boleh (jawaz) berobat dengan zat-zat yang
najis. (Izzuddin bin Abdis Salam, Qawaidul Ahkam fi Mashalih Al-Ahkam,
[Beirut : Darul Kutub al-Ilmiyah], 1999, Juz II hal. 6; Imam Ash-Shanani,
Subulus Salam, Juz VI hal. 100)
3. Sebagian ulama lainnya, seperti Taqiyuddin an-Nabhani, menyatakan makruh
hukumnya berobat dengan zat yang najis atau yang haram.( Taqiyuddin anNabhani, Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah, Juz III hal. 116)
Menurut Imam Taqiyuddin An-Nabhani, dalam Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah
(3/116), berobat dengan benda yang najis/haram hukumnya makruh, bukan haram.
Dalil kemakruhannya dapat dipahami dari dua kelompok hadis :
Pertama, hadis-hadis yang mengandung larangan (nahi) untuk berobat dengan
sesuatu yang haram/najis.
Kedua, hadis-hadis yang yang membolehkan berobat dengan sesuatu yang
haram/najis. Hadis kelompok kedua ini menjadi indikasi (qarinah) bahwa larangan
yang ada pada kelompok hadis pertama bukanlah larangan tegas (haram), namun
larangan tidak tegas (makruh).
Sabda Nabi SAW janganlah kamu berobat dengan sesuatu yang haram (wa laa
tadawau bi-haram) menunjukkan larangan (nahi) berobat dengan sesuatu yang
haram/najis.
Namun menurut Imam An-Nabhani, hadis ini tidak otomatis mengandung hukum
haram (tahrim), melainkan sekedar larangan (nahi). Maka, diperlukan dalil lain
sebagai indikasi/petunjuk (qarinah) apakah larangan ini bersifat jazim/tegas
(haram), ataukah tidak jazim (makruh).
10

Di sinilah Imam An-Nabhani berpendapat, ada hadis yang menunjukkan larangan


itu tidaklah bersifat jazim (tegas). Dalam Sahih Bukhari terdapat hadis, orangorang suku Ukl dan Urainah datang ke kota Madinah menemui Nabi SAW lalu
masuk Islam. Namun mereka kemudian sakit karena tidak cocok dengan makanan
Madinah. Nabi SAW lalu memerintahkan mereka untuk meminum air susu unta
dan air kencing unta (Sahih Bukhari, no 226; Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul
Bari, 1/367).
Dalam Musnad Imam Ahmad, Nabi SAW pernah memberi rukhshash
(keringanan) kepada Abdurrahman bin Auf dan Zubair bin Awwam untuk
mengenakan sutera karena keduanya menderita penyakit kulit. (HR Ahmad, no.
13178).
Kedua hadis ini menunjukkan bolehnya berobat dengan sesuatu yang najis (air
kencing unta), dan sesuatu yang haram (sutera). (Fahad bin Abdullah Al-Hazmi,
Taqrib Fiqh Ath-Thabib, hal. 74-75).
Kedua hadis inilah yang dijadikan qarinah (indikasi) oleh Imam An-Nabhani
bahwa larangan berobat dengan sesuatu yang najis/haram hukumnya bukanlah
haram, melainkan makruh. Maka dari itu, hukum vaksin meningitis andai
mengandung zat babi yang najis, hukumnya adalah makruh, bukan haram.
2.3.

Kesehatan

Vaksin meningococcal merupakan vaksin yang bermanfaat untuk mencegah


terjadinya meningitis. Akan tetapi, bukan berarti sepenuhnya terbebas dari
meningitis setelah menerima vaksin ini. Vaksin ini juga bermanfaat untuk
mencegah terjadinya komplikasi meningitis atau timbulnya gejala berat dari
meningitis bila penerima vaksin mengalami meningitis. Seperti halnya obat,
vaksin dapat menyebabkan terjadinya beberapa efek samping, mulai dari yang
ringan hingga berat (sangat jarang). Efek samping ini biasanya merupakan suatu
reaksi alergi yang bervariasi dari ringan hingga berat. Resiko terjadinya kematian
atau reaksi alergi berat yang membahayakan jiwa setelah pemberian vaksin

11

meningococcal sangat jarang terjadi. Pingsan dan kedutan dapat terjadi setelah
pemberian vaksin. Kedua efek samping ini paling sering terjadi pada anak remaja.
1. Efek Samping Ringan
Sekitar setengah penerima vaksin meningococcal mengalami efek samping ringan
berupa rasa nyeri atau kulit kemerahan pada daerah bekas suntikan. Efek samping
ini biasanya akan mereda dalam waktu 1 atau 2 hari. Sebagian kecil orang yang
menerima vaksin meningococcal juga dapat mengalami demam.
2. Efek Samping Berat
Efek samping berat yang dapat terjadi setelah menerima vaksin meningococcal
adalah suatu reaksi alergi berat yang dapat membahayakan jiwa. Efek samping ini
dapat terjadi dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah pemberian
vaksin. Reaksi alergi berat ini amat sangat jarang terjadi.
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membran atau
selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan
berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk
kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.
Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur. Meningitis yang
disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan
dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa
mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran,
kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan
Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang
yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita
AIDS.
2.4.

Kimia

Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan vaksin biasanya jumlahnya


sangat sedikit dan para ahli menggunakannya untuk menjaga kualitas vaksin itu
sendiri.
Bahan-bahan kimia yang umum digunakan dalam pembuatan vaksin termasuk:

12

1. Cairan pelarut (suspending fluid) seperti air steril, saline, atau cairan yang
mengandung protein
2. Pengawet dan penstabil, seperti albumin, fenol dan glycine
3. Tambahan lain (enhancer) untuk meningkatkan kinerja vaksin
4. Sebagian vaksin juga ada yang mengandung sedikit sekali materi
pengkulturan seperti protein telur ayam. Protein ini digunakan dalam vaksin
untuk membantu pertumbuhan bakteri atau virus yang sudah dilemahkan
yang nantinya akan memicu produksi antibodi.
Unsur-unsur yang Umum Terkandung dalam Vaksin
1. Aluminum
Aluminum ini biasanya berupa jel atau garam yang fungsinya untuk membantu
vaksin dalam merangsang terbentuknya antibodi.
2. Antibiotik
Antibiotik terkadang ditambahkan juga ke dalam vaksin tertentu untuk mencegah
berkembangnya bakteri selama masa pembuatan vaksin dan penyimpanannya.
Namun biasanya vaksin tidak mengandung penisilin.
3. Protein Telur
Vaksin yang menggunakan protein ini adalah vaksin influenza dan demam kuning.
Vaksin ini aman digunakan oleh siapa saja yang tidak memiliki pantangan
terhadap telur.
4. Formaldehyde
Biasanya digunakan untuk vaksin yang memakai racun bakteri untuk memicu
imunitas. Formaldehyde juga digunakan untuk membunuh berbagai virus dan
bakteri berbahaya yang dapat mencemari proses pembuatan vaksin. Nantinya,
sebelum vaksin dikemas untuk didistribusikan, formaldehyde akan dibuang
terlebih dulu.
5. Monosodium Glutamate (MSG)
MSG dan Fenoksi Etanol 2 digunakan sebagai penyeimbang pada sebagian
vaksin, sehingga kualitas vaksin tidak terganggu ketika terkena panas, lembab,
dan sebagainya.

13

6. Thimerosal
Merupakan pengawet yang mengandung merkuri yang digunakan pada vaksin
yang dikemas dengan botol kecil untuk pemakaian lebih dari satu dosis. Vaksin
jenis ini dikhawatirkan dapat tercemar dengan bakteri yang berbahaya, karena
setelah dipakai akan disimpan untuk digunakan lagi pada imunisasi berikutnya.
Untuk mencegah serangan bakteri tersebut, biasanya digunakan Thimerosal.
2.5.

Ekonomi

Ditinjau dari segi ekonomi, produsen penghasil vaksin meningitis memperoleh


hasil yang cukup besar, dikarenakan konsumen banyak menggunakan vaksin
meningitis ini untuk mencegah penyakit berbahaya, seperti peradangan yang
mengenai lapisan selaput pelindung jaringan otak dan sumsum tulang belakang
yang juga menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang disebabkan oleh
bakteri atau virus. Penggunaan vaksin ini semakin menguntungkan terlebih lagi di
negara- negara lain seperti Arab Saudi, pemerintah Arab Saudi mewajibkan semua
orang yang berkunjung ke negara tersebut untuk melakukan vaksinisasi
meningitis. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan bagi produsen penghasil
vaksin meningitis. Di Indonesiapun penggunaan vaksin meningitis cukup besar,
terutama untuk orang-orang yang akan berangkat haji maupun umrah.
Namun, dengan banyaknya kontroversi mengenai bahan pembuatan vaksin
meningitis yang terbuat dari enzim pangkreas babi saat ini. Tentusaja sedikit
merugikan pihak produsen penghasil vaksin meningitis.
2.6.

Teknologi

Cara orang mengolah antigen bibit penyakit agar supaya aman untuk
dipergunakan dalam vaksin Ini, bisa dengan cara mematikan bibit penyakit
tersebut

dengan

cara pemanasan/heating,

dengan

cara penyinaran/radiasi,

dengan zat kimia/chemical substant misalnya fenol, alkohol dan lain-lain, proses
ini disebut Inaktivasi / inactivation, artinya vaksin ini mngandung antigen bakteri
atau virus yang telah di MATIKAN , sehingga tidak bisa menularkan penyakit
yang sama lagi bila dipakai sebagai vaksin. Ini yang dikenal sebagai VAKSIN
MATI (Killed Vaccine / Inactivated Vaccine)

14

Pembuatan vaksin anti-virus saat ini merupakan proses rumit, apalagi pada saat
mengkonversi dari skala lab menjadi skala produksi. Adapun tahapannya adalah
sebagai berikut:
Menyiapkan benih virus. Pembuatan vaksin dimulai dengan memilih benih
virus yang akan dijadikan vaksin pada sebuah medium. Virus harus bebas dari
kotoran, termasuk virus lain yang sejenis dan bahkan variasi jenis virus yang
sama. Selain itu, benih itu harus disimpan di bawah kondisiideal, biasanya pada
kondisi beku, yang mencegah virus menjadi lebih kuat atau lebih lemah dari yang
diinginkan. Benih yang disimpan dalam gelas kecil atau kontainer plastik, dengan
volume sebesar 5 atau 10 ml tetapi mengandung ribuan-jutaan virus, akan
menghasilkan beberapa ratus liter vaksin. Freezer dijaga pada suhu tertentu yang
dikontrol secara otomatis.
Penumbuhan virus. Setelah diambil dari tempat penyimpanannya, bibit virus
dicairkan dan dihangatkan secara hati-hati pada keadaan tertentu. Sejumlah kecil
sel virus ditempatkan dalam sebuah pabrik sel, yaitu sebuah mesin kecil yang,
dengan penambahan media yang sesuai, memungkinkan sel virus untuk
berkembang biak. Setiap jenis virus tumbuh baik dalam media khusus untuk itu,
yang mengandung protein dari mamalia, misalnya protein murni dari darah sapi.
Media juga mengandung protein lainnya dan senyawa organik yang mendorong
reproduksi sel virus. (Nampaknya proses ini memungkinkan unsur babi masuk
dalam tahap pembuatan vaksin, jika protein yang dipakai berasal dari babi).
Selain suhu, faktor-faktor lain harus dipantau, termasuk pH campuran. pH adalah
ukuran keasaman atau kebasaan, diukur pada skala dari 0 hingga 14, dan virus
harus disimpan pada pH yang ditentukan dalam pabrik sel. Virus dari pabrik sel
ini kemudian dipisahkan dari medium, dan ditempatkan dalam medium kedua
untuk pertumbuhan tambahan. Pertumbuhan sel virus sangat dirangsang dengan
penambahan enzim ke medium, di mana yang paling umum digunakan adalah
tripsin. Enzim adalah protein yang juga berfungsi sebagai katalis dalam
metabolisme dan pertumbuhan sel. Tripsin dapat diperoleh dari pankreas sapi atau
babi, sehingga unsur babi juga bisa masuk pada proses ini jika dipakai tripsin

15

yang berasal dari babi. Virus yang sedang tumbuh disimpan dalam wadah yang
lebih besar tapi mirip dengan pabrik sel untuk mengoptimalkan pertumbuhannya.
Pemisahan dan pemilihan strain virus. Bila sudah cukup banyak virus yang
ditumbuhkan, mereka kemudian dipisahkan dari mediumnya, misalnya dengan
filtrasi dan kemudian sentrifugasi, atau dengan teknik lain. Vaksin akan dibuat
dari virus yang dilemahkan atau dibunuh. Apakah hanya akan dilemahkan atau
dibunuh antara lain tergantung dari sifat kekuatan virus atau virulensinya. Vaksin
rabies, misalnya, karena cukup virulen, maka merupakan virus yang dibunuh.
Untuk vaksin yang berasal dari virus yang dilemahkan, virus biasanya dilemahkan
sebelum menjalani proses produksi. Strain virus yang dipilih secara hati-hati lalu
ditumbuhkan berulang kali di berbagai media. Ada jenis virus yang benar-benar
menjadi kuat saat mereka tumbuh. Strain ini jelas tidak dapat digunakan untuk
pembuatan vaksin. Strain lainnya yang menjadi terlalu lemah karena mereka
dibudidayakan berulang-ulang juga tidak bisa diterima untuk penggunaan vaksin.
Perlu dipilih strain virus yang tumbuh dengan kekuatan yang tepat seperti yang
diinginkan untuk dijadikan vaksin.Virus ini kemudian dipisahkan dari medium
tempat mereka ditanam, lalu dibuat menjadi sediaan vaksin. Vaksin dapat terdiri
dari kombinasi beberapa jenis virus yang dipilih sebelum kemudian dikemas,
dengan menggunakan media pembawa yang sesuai dengan kadar yang sudah
ditentukan.
Dari prosedur umum di atas, kita bisa mengetahui kira-kira pada tahap mana ada
kemungkinan unsur babi bisa masuk? Yakn pada enzym tripsin dan/atau protein
yang digunakan pada media untuk membantu pertumbuhan virus. Vaksinnya
sendiri mestinya sudah tidak lagi mengandung unsur babi. Apakah vaksinnya
menjadi haram? Aku tidak dalam kapasitas untuk menjawabnya, dan sudah ada
yang berwenang merumuskannya.
Namun untuk unsur kehati-hatian terhadap masalah halal dan haramnya, memang
ada baiknya

untuk menghindarkan penggunaan unsur babi sejak awal

pembuatannya. Dan teman-teman muslim tidak perlu kuatir, untuk vaksin


meningitis yang sempat diramaikan haram, itu hanya vaksin yang berasal dari

16

GlaxoSmithKline. Masih tersedia dua merk vaksin yang dinyatakan halal, yaitu
dari Novartis dan Tian Yuan (dari China).
2.7.

Sains

Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan
kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar), adalah
bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga dapat mencegah
atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar".
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan, sehingga
tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasilhasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan
mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap
serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa
membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).
Sekarang ini telah terdapat berbagai macam vaksin untuk bermacam-macam
penyakit, walaupun demikian vaksin belum ada untuk beberapa penyakit penting,
seperti vaksin untuk malaria atau HIV.
Sistem

kekebalan

mengenali

partikel

vaksin

sebagai

agen

asing,

menghancurkannya, dan "mengingat"-nya. Ketika di kemudian hari agen yang


virulen menginfeksi tubuh, sistem kekebalan telah siap:
1. Menetralkan bahannya sebelum bisa memasuki sel
2. Mengenali dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi sebelum agen ini
dapat berbiak
3. Jika tetap sakit, maka sakitnya akan jauh lebih ringan
Meskipun vaksin sejauh ini tidak virulen sebagaimana agen "sebenarnya", dan
adapun yang dimaksud dengan Virulen adalah mikroorganisme yang mampu
menyebabkan penyakit. Bakteri atau virus yang sangat virulen mampu menyerang
jaringan tubuh atau menyebabkan penyakit parah. bisa menimbulkan efek
samping yang merugikan, dan harus diperkuat dengan vaksinasi ulang beberapa
tiap tahun. Suatu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan vaksinasi DNA.
DNA yang menyandi suatu bagian virus atau bakteri yang dapat dikenali oleh
17

sistem kekebalan dimasukkan dan diekspresikan dalam sel manusia/hewan. Selsel ini selanjutnya menghasilkan toksoid agen penginfeksi, tanpa pengaruh
berbahaya lainnya. Pada tahun 2003, vaksinasi DNA masih dalam percobaan,
namun menunjukkan hasil yang menjanjikan.
2.8.

Sosial Budaya

Vaksin menjadi pro dan kontra dimasyarakat. Alasan masyarakat yang


mengatakan pro menyatakan :
1. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena telah banyak kasus ibu
hamil

membawa

virus

Toksoplasma,

Rubella,

Hepatitis

yang

membahayakan ibu dan janin. Bahkan bisa menyebabkan bayi baru lahir
langsung meninggal. Dan bisa dicegah dengan vaksin.
2. Vaksinasi penting dilakukan untuk mencegah penyakit infeksi berkembang
menjadi wabah seperti kolera, difteri, dan polio. Apalagi saat ini berkembang
virus flu burung yg telah mewabah. Hal ini menimbulkam keresahan bagi
petugas kesahatan yang menangani. Jika tidak ada, mereka tidak akan mau
dekat-dekat. Juga meresahkan masyarakat sekitar.
3. Walaupun kekebalan tubuh sudah ada, akan tetapi kita hidup di negara
berkembang yang notabene standar kesehatan lingkungan masih rendah.
Apalagi pola hidup di zaman modern. Belum lagi kita tidak bisa menjaga gaya
hidup sehat. Maka untuk antisipasi terpapar penyakit infeksi, perlu dilakukan
vaksinasi.
4. Efek samping yang membahayakan bisa kita minimalisasi dengan tanggap
terhadap kondisi ketika hendak imunisasi dan lebih banyak cari tahu jenisjenis merk vaksin serta jadwal yang benar sesuai kondisi setiap orang.
5. Jangan hanya percaya isu-isu tidak jelas dan tidak ilmiah. Contohnya
vaksinasi MMR menyebabkan autis. Padahal hasil penelitian lain yang lebih
tersistem dan dengan metodologi yang benar, kasus autis itu ternyata banyak

18

penyebabnya.

Penyebab

autis

itu

multifaktor

(banyak

faktor

yang

berpengaruh) dan penyebab utamanya masih harus diteliti.


6. Jika ini memang konspirasi atau akal-akalan negara barat, mereka pun terjadi
pro-kontra juga. Terutama vaksin MMR. Disana juga sempat ribut dan
akhirnya diberi kebebasan memilih. Sampai sekarang negara barat juga tetap
memberlakukan vaksin sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakatnya.
7. Mengapa beberapa negara barat ada yang tidak lagi menggunakan vaksinasi
tertentu atau tidak sama sekali? Karena standar kesehatan mereka sudah lebih
tinggi, lingkungan bersih, epidemik (wabah) penyakit infeksi sudah
diberantas, kesadaran dan pendidikan hidup sehatnya tinggi. Mereka sudah
mengkonsumsi sayuran organik. Bandingkan dengan negara berkembang.
Sayuran dan buah penuh dengan pestisida jika tidak bersih dicuci. Makanan
dengan zat pengawet, pewarna, pemanis buatan, mie instant, dan lain-lain.
Dan perlu diketahui jika kita mau masuk ke beberapa negara maju, kita wajib
divaksin dengan vaksin jenis tertentu. Karena mereka juga tidak ingin
mendapatkan kiriman penyakit dari negara kita.
8. Ada beberapa fatwa halal dan bolehnya imunisasi. Ada juga sanggahan bahwa
vaksin halal karena hanya sekedar katalisator dan tidak menjadi bagian
vaksinContohnya Fatwa MUI yang menyatakan halal. Dan jika memang benar
haram, maka tetap diperbolehkan karena mengingat keadaan darurat, daripada
penyakit infeksi mewabah di negara kita. Harus segera dicegah karena sudah
banyak yang terjangkit polio, Hepatitis B, dan TBC.

Sedangkan masyarakat yang mengatakan kontra menyatakan :


1. Vaksin haram karena menggunakan media ginjal kera, babi, aborsi bayi, darah
orang yang tertular penyakit infeksi yang notabene pengguna alkohol, obat
bius, dan lain-lain. Ini semua haram dipakai secara syariat.

19

2. Efek samping yang membahayakan karena mengandung mercuri, thimerosal,


aluminium, benzetonium klorida, dan zat-zat berbahaya lainnya yg akan
memicu autisme, cacat otak, dan lain-lain.
3. Lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya, banyak efek sampingnya.
4. Kekebalan tubuh sebenarnya sudah ada pada setiap orang. Sekarang tinggal
bagaimana menjaganya dan bergaya hidup sehat.
5. Konspirasi dan akal-akalan negara barat untuk memperbodoh dan meracuni
negara berkembang dan negara muslim dengan menghancurkan generasi muda
mereka.
6. Bisnis besar di balik program imunisasi bagi mereka yang berkepentingan.
Mengambil uang orang-orang muslim.
7. Menyingkirkan metode pengobatan dan pencegahan dari negara-negara
berkembang dan negara muslim seperti minum madu, minyak zaitun, kurma,
dan habbatussauda.
8. Adanya ilmuwan yang menentang teori imunisasi dan vaksinasi.
9. Adanya beberapa laporan bahwa anak mereka yang tidak di-imunisasi masih
tetap sehat, dan justru lebih sehat dari anak yang di-imunisasi.
Apapun alasannya masyarakat berhak memilih. Jangan sampai segelintir orang
memaksakan

pendapatnya

sehingga

masyarakat Indonesia.

9.

20

menyebabkan

perpecahan

diantara

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan
1. Vaksin Meningitis yang terbuat dari bahan haram ditinjau dari segi
lingkungannya, termasuk kedalam limbah infeksus. Karena vaksin terbuat dari
virus yang dilemahkan. Oleh karena itu jika sampai virus itu keluar dari
laboratorium akan sangat berbaha. Maka dari itu limbah vaksin harus
diperhatikan dengan serius.
2. Vaksin Meningitis yang terbuat dari bahan haram ditinjau dari segi Islam,
menjadi perdebatan para ulama. Vaksin Meningitis terbuat dari serum babi
sebagai katalisatornya. Ulama yang mengatakan haram dikarenakan tidak
boleh memakai sesuatu yang bahannya terkandung bahan yang haram
walaupun hanya sebagai katalisator. Sedangkan pendapat yang paling dominan
adalah membolehkan karena mencegah lebih baik daripada mengobati, bersifat
darurat atau memang tidak ada lagi vaksin yang terbuat dari bahan yang halal,
katalisator bersifat memcepat reaksi dan diakhir reaksinya akan memisah dari
produk vaksinnya atau dengan kata lain produk akhirnya sudah tidak ada lagi
serum babinya.
3. Vaksin Meningitis yang terbuat dari bahan haram ditinjau dari segi Kesehatan,

memiliki efek ringan sampai berat. Efek ringan berupa rasa nyeri atau kulit
kemerahan pada daerah bekas suntikan. Sedangkan efek berat menyebabkan
reaksi alergi berat yang dapat membahayakan jiwa. Namun vaksin dalam
kesehatan berguna untuk mengenali virus Meningitis sehingga ketika virus itu
masuk maka sistem kekebalan tubuh dapat mengetahuinya.
4. Vaksin Meningitis yang terbuat dari bahan haram ditinjau dari segi Kimia,
menggunakan sedikit dari bahan kimia untuk menjaga kualitasnya. Contohnya
aluminum, antibiotik, protein telu, formaldehyde, monosodium Glutamate
(MSG), thimerosal
5. Vaksin Meningitis yang terbuat dari bahan haram ditinjau dari segi ekonomi,
sangat menguntugkan. Terutama dinegara negara maju seperi Amerika
Serikat, Arab Saudi dan lain sebagainya.

21

6. Vaksin Meningitis yang terbuat dari bahan haram ditinjau dari segi teknologi,
memerlukan teknologi canggih karena berkaitan dengan virus yang ukurannya
sangat kecil. Disamping itu dampaknya yang luar biasa jika sampai virus
tersebut keluar dari laboratorium sehingga memerlukan teknologi yang
canggih.
7. Vaksin Meningitis yang terbuat dari bahan haram ditinjau dari segi sains,
merupakan salah satu dari dampak kemajuan teknologi dalam bidang sains.
Dimana vaksin dibuat dari virus yang dilemahkan. Dan terdapat banyak
vaksin selain vaksin Meningitis.
8. Vaksin Meningitis yang terbuat dari bahan haram ditinjau dari segi sosial
budaya, terdapat pro kontra mengenai penggunaan vaksin dimasyarakat.
Terkait masalah itu, diharapkan masyarakat tidak terpecah belah menanggapi
hal tersebut dan tidak memaksakan pendapatnya.
3.1.
Saran
1. Sebaiknya analisis dan pendekatan LIKKETS (Lingkungan, Islam, Kimia,
Kesehatan, Ekonomi, Teknologi, Sosial dan Budaya) ini menggunakan uji lab
agar data yang dikumpulkan lebih valid dan akurat.
2. Sebaiknya menggunakan kuesioner yang diberikan kepada masyarakat untuk
mengetahui pendapat masyarakat tentang Vaksin Meningitis yang terbuat dari
bahan haram.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.tipsbayi.com/vaksin-dan-vaksinasi.html

22

http://bloghelloekka.blogspot.com/2013/11/makala-imunisasi.html
http://rijalarham.blogspot.com/2012/08/hukum-vaksin-meningitis.html
https://es-es.facebook.com/notes/halaqoh-online/hukum-vaksin-meningitis-untukjamaah-haji/171470042566?comment_id=7446170
https://www.pilihdokter.com/id/berita/apa-efek-samping-dari-vaksin-meningitis
https://www.scribd.com/doc/74689191/Makalah-Ipk-bagaimana-PandanganIslam-Tentang-Vaksin-Meningitis
http://bidanku.com/waspada-kenali-meningitis-radang-selaput-otak-penyebabdan-pencegahannya#ixzz3VNpOYC1X
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/pro-kontra-hukum-imunisasi-danvaksinasi.html
http://www.diskes.baliprov.go.id/id/PENGELOLAAN-LIMBAH-MEDIS-

23

Anda mungkin juga menyukai