Anda di halaman 1dari 10

Layla dan Majnun

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang kepala suku dan seorang istrinya
di Jazirah Arab. Kepala suku itu bernama Bani umar. Mereka memiIiki segala
macam yang diinginkan orang, kecuali satu hal bahwa mereka tak punya
seorang anakpun. Tabib-tabib di desa itu menganjurkan berbagai macam
ramuan dan obat, tetapi tidak berhasil. Ketika semua usaha tampak tak
berhasil, istrinya menyarankan agar mereka berdua bersujud di hadapan
Tuhan dan dengan tulus memohon kepada Allah swt memberikan anugerah
kepada mereka berdua.
Tabib : ampun tuan, semua usaha telah kami tempuh demi kehamilan istri
tuan. Bahkan segala jenis obat telah kami racik. Tapi, entah mengapa tak
ada sedikitkpun tanda-tanda kehamilan nyonya. Kami pasrah tuan.
Bani Umar ; Wahai engkau tabibku, engkau telah banyak menolong,
walaupun hingga kini tak ada hasil, tapi kami tetap yakin bahwa suatu hari
nanti akan tiba waktunya untuk kami menimang anak.
Tabib: terima kasih tuanku, semoga tuhan segera menganugerahi tuanku
dan istri anak.
B, umar: sama-sama. Amiiin
b.umari: wahai istriku, tetaplah bersemangat. Aku yakin hari itu pasti ada.
Adi anganlah engkau bermedung diri..
Istri: suamiku, aku masih sangat bersemangat. Aku bermenung bukan
pertanda aku lagi bersedih hati, aku hanya sedang berpikir sesuatu.
b.umar: tentang apa?
Istri: bagaimana ika kita memohon ampun dan permintaan seorang anak
pada tuhan dengan cara bersuud pada=Nya.
b.umar: ika itu bias membuatmu bahagia, dan kita pun bsia punya anak,
maka ayo kita lakukan.
kemudian, mereka pun bersuud pada allah. Dengan penuh keikhlasan dan
ketulusan hati. Semua usaha dan kera keras mereka membuahkan hasil.,
mereka akhirnya memperoleh seorang anak. Mereka pun memberi nama
anak mereka denga nama Qais. Qais adalah seorang anak yang dicintai oleh
semua orang. Ia tampan, bermata besar, dan berambut hitam, yang menjadi
pusat perhatian dan kekaguman. Sejak awal, Qais telah memperlihatkan
kecerdasan dan kemampuan fisik istimewa. Ia punya bakat luar biasa dalam

mempelajari seni berperang dan memainkan musik, menggubah syair dan


melukis.
Istri: Alhamdulillah, terima kasih ya allah, suamiku, akhirnya, usaha kita kali
ini benar-benar membawa hasil. Kita punya anak sekarang.
b. umar: terima kasih ya allah, engkau telah memberikan anugerah terbesar
pada kami. Dan kami berjanji akan menjaga dan mendidiknya sebaikbaiknya.
Suatu hari, Ketika sudah cukup umur untuk masuk sekolah, ayahnya
memutuskan membangun sebuah sekolah yang indah dengan guru-guru
terbaik di Arab yang mengajar di sana , dan hanya beberapa anak saja yang
belajar di situ. Anak-anak lelaki dan perempuan dan keluarga terpandang di
seluruh jazirah Arab belajar di sekolah baru ini.
Di antara mereka ada seorang anak perempuan dari kepala suku tetangga.
Seorang gadis bermata indah, yang memiliki kecantikan luar biasa. Rambut
dan matanya sehitam malam; karena alasan inilah mereka menyebutnya
Laila-"Sang Malam". Meski ia baru berusia duabelas tahun, sudah banyak
pria melamarnya untuk dinikahi,
Qais: namaku Qais, kamu?
Laila: laila, panggil saja aku laila.
Qais: nama yang cantik, secantik orangnya.
Laila: kamu terlalu lebih memuji, aku hanya perempuan biasa.
Qais: dibalik kebiasaanmu itulah yang kemudian menyimpan sejuta
keluarbiasaan bagiku.
Laila: gombal, benar kata banyak orang, cowok-cowok itu gombal, mudah
sekali mengatakan hal-hal indah di pertemuan pertama.
Qais: aku bukanlah bermaksud gombal, apa yang aku katakan sepenuhnya
sesuai dengan apa yang ada pada dirimu.
Laila: jika benar begitu, aku ucapkan terima kasih.
Qais: Sama-sama.
Laila dan Qais adalah teman sekelas. Sejak hari pertama masuk sekolah,
mereka sudah saling tertarik satu sama lain. Seiring dengan berlalunya

waktu, percikan ketertarikan ini makin lama menjadi api cinta yang
membara. Bagi mereka berdua, sekolah bukan lagi tempat belajar. Kini,
sekolah menjadi tempat mereka saling bertemu.
Ketika guru sedang mengajar, mereka saling berpandangan. Ketika tiba
waktunya menulis pelajaran, mereka justru saling menulis namanya di atas
kertas. Bagi mereka
berdua, tak ada teman atau kesenangan lainnya. Dunia kini hanyalah milik
Qais dan Laila.
Qais: laila, tak terasa, waktu telah banyak berlalu, berbagai peristiwa telah
banyak kita lalui, tapi perasaan ini tak juga memudar, keriduanku, saat kau
taka da membuatku gelisah tuk selalu memikirkanmu, aku aku. Aku
sungguh menyayangimu laila..
Laila: Qais,kamu tau, selama ini, tak seorangpun laki-laki yang dekat
denganku. Hari-hariku hanya diisi bersamamu, lalu bagaimana caranya aku
bisa menyayangi yang lain? Aku juga menyayangimu, Qais
Qais: benarkah yang aku dengar itu laila? Engkaupun menyayangiku? Kamu
tidak sedang bercanda kan laila?
Laila: jika setiap kata yang terucap tak lantas membuatmu percaya padaku,
bahwa akupun menyayangimu, lalu apa yang bisa kulakukan untuk
meyakinkanmu?
Qais: terima kasih laila, terima kasih atas semua yang engkau berikan
padaku. Dan engkaupun tak perlu membuktikan apapun padaku. Aku
percaya padamu.
Laila: aku senang mendengarnya.
Qais: jika kamu benar-benar senang, lalu mengapa kamu kelihatan murung?
Laila: aku senang, tapi aku juga khawatir, aku takut kita tidak akan bisa
mempertahankan hubungan ini.
Qais: hmmmh, yakinlah, rasa ini akan selalu untukmu, takkan ada yang lain.
Bahkan hingga tak seorangpun yang akan mendapatkan aku sekalipun kita
tak bersama.
Laila: aku pun begitu. Aku berjanji takkan pernah ada yang lain sekalipun kita
tidak bersama.
Mereka buta dan tuli pada yang lainnya. Sedikit demi sedikit, orang-orang
mulai mengetahui cinta mereka, dan gunjingan-gunjingan pun mulai
terdengar. Ketika orang-tua Laila mendengar bisik-bisik tentang anak gadis

mereka,mereka pun melarangnya pergi ke sekolah. Mereka tak sanggup lagi


menahan beban malu pada masyarakat sekitar.
Ayah laila: laila, mulai hari ini kamu tidak ayah perbolehkan untuk pergi ke
sekolah itu lagi.
Laila: apa ayah? Laila tidak mengerti. Apa maksud perkataan ayah tersebut?
Ayah laila: kamu tidak usah banyak Tanya lagi, sekarang ganti pakaianmu
dan berdiam saja di kamar.
Laila: tapi ayah.. laila masih ingin sekolah yah
Ayah: masuk kamar, atau ayah seret kamu.
Ibu laila: laila, masuklah nak, nanti ibu akan temani kamu.
Laila: Tapi ibu?
Ibu laila: masuklah nak
Laila: baiklah bu.
Ibu laila masuk ke kamar.
Laila: ada apa sebenarnya pada ayah bu? Mengapa ayah melarang ku ke
sekolah? Mengapa ayah mengurungku di kamar ini bu? Ayah marah padaku
bu? Atau apa bu?
Ibu laila: ayah hanya ingin yang terbaik untukmu sayang.
Laila: tapi, kenapa aku harus dilarang ke sekolah bu? Bahkan tak boleh ke
luar kamar.
Ibu laila: ibu yakin, semuanya pasti yang terbaik untukmu
Ketika Laila tidak ada di ruang kelas, Qais menjadi sangat gelisah sehingga ia
meninggalkan sekolah dan menyelusuri jalan-jalan untuk mencari kekasihnya
dengan memanggil-manggil namanya. Ia menggubah syair untuknya dan
membacakannya di jalan-jalan.
Masyarakat: " Lihatlah Qais , ia sekarang telah menjadi seorang majnun,
gila!"
Masyarakat: cinta memang telah membuat seseorang tidak lagi
mempedulikan akal sehatnya.
Qais: laila! Laila! Laila! Kamu di mana? Kenapa kamu tak ada di mana-mana?
Apakah kamu marah padaku? Laila! Aku merindukanmu laila.
Kembalilah
Akhirnya, Qais dikenal dengan nama ini, yakni Majnun.

Sebenarnya, dia sudah tidak tahan dengan hinaan masyarakat padanya.


Tapi ia hanya ingin berjumpa dengan laila. Walaupun ia tahu bahwa laila
telah dipingit oleh orangtuanya.
Qais: laila, walaupun semua orang telah mengatakan aku gila, aku tak
peduli. Asalkan aku bisa bertemu denganmu laila
Majnun menemukan sebuah tempat di puncak bukit dekat desa Laila dan
membangun
sebuah gubuk untuk dirinya yang menghadap rumah Laila. Sepanjang hari
Majnun dudukduduk di depan gubuknya, Ia berbicara kepada air,
menghanyutkan dedaunan bunga liar, dan Majnun merasa yakin bahwa
sungai itu akan menyampaikan pesan cintanya kepada Laila. Ia menyapa
burung-burung dan meminta mereka untuk terbang kepada Laila serta
memberitahunya bahwa ia dekat.
Ia menghirup angin dari barat yang melewati desa Laila. Jika kebetulan ada
seekor anjingtersesat yang berasal dari desa Laila, ia pun memberinya
makan dan merawatnya, mencintainya seolah-olah anjing suci,
menghormatinya dan menjaganya.
Qais: air, aku sungguh merindukan laila, aku ingin bertemu
dengannya
Daun, sampaikanlah pesanku ini pada laila, katakana bahwa aku
sangat
menyayanginya ..
Wahai burung, tahukah kau aku tak tahan Jika harus seperti ini. Dan
katakan lagi bahwa aku tidak jauh darinya.
Bulan demi bulan berlalu dan Majnun tidak menemukan jejak Laila.
Kerinduannya kepada Laila demikian besar. Terkadang sahabat-sahabatnya
di sekolah dulu datang mengunjunginya,
Qais: kamu tau farhan, laila itu adalah gadis yang paling cantik dan baik. Tak
ada yang dapat menandingi kecantikannya..
.
Farhan: aku tau itu qais. Dan kamu pun adalah pria yang tampan dan cocok
dengannya.
Qais: jika memang benar begitu, lantas mengapa orangtuanya melarangnya
bertemu denganku?
Farhan: tapi aku sangat yakin, pasti maksudnya baik
Qais: aku juga berharap begitu..
Suatu hari, tiga anak laki-laki, sahabatnya yang datang mengunjunginya
demikian terharu oleh penderitaan dan kepedihan Majnun sehingga mereka
bertekad membantunya untuk berjumpa kembali dengan Laila.

Farhan: ya allah qais, mengapa kamu harus jadi begini qais


Muchtar: Qais, ayolah bersemangat. Kamu jangan begini terus.
Farid: benar qais, ayolah kembali seperti dulu, ..
Muchtar: farhan, sepertinya kita harus berbuat sesuatu untuknya
Farid: ia, tapi apa?
Farhan: kita akan buat mereka dapat bertemu kembali
Farid: apa? Mana mungkin bagaimana caranya?
Farhan: kita akan menyamar..
Muchtar: menyamar? Apakah kamu yakin, tapi jadi apa?
Farhan: kita akan jadi wanita.
Farid: tapi, apa kamu yakin ini akan berhasil?
Muchtar: ia benar. Bagaimana jika nanti kita ketahuan..?
Farhan: sudah tenang saa, aku telah memikirkannya baik-baik
Farid: ya sudah kalo begitu. Kita mulai lanjutkan rencana kita.
Dengan mudah mereka melewati wanita-wanita pembantu dirumah Laila dan
berhasil masuk ke pintu kamarnya. Majnun masuk ke kamar, sementara yang
lain berada di luar berjaga-jaga. Sejak ia berhenti masuk sekolah, Laila tidak
melakukan apapun kecuali memikirkan Qais. Yang cukup mengherankan,
setiap kali ia mendengar burung-burung berkicau dari jendela atau angin
berhembus semilir, ia memejamkan.matanya sembari membayangkan
bahwa ia mendengar suara Qais didalamnya. Ia akan mengambil dedaunan
dan bunga yang dibawa oleh angin atau sungai dan tahu bahwa semuanya
itu berasal dari Qais. Hanya saja, ia tak pernah berbicara kepada siapa pun,
bahkan juga kepada sahabat-sahabat terbaiknya, tentang cintanya.
Qais: lailaa, kamu sangat cantik sekali hari ini..
Laila: kamu siapa? Kenapa bisa ada di sini?
Qais: laila aku sangat merindukanmu, setiap hariku tak henti-hentinya
memikirkanmu. Aku tak bisa hidup tanpamu laila.
Laila: qais! Kau kah itu?
Qais: ia laila, aku qais. Masiih ingatkah kau padaku.
Laila: qais! Aku pun sangat merindukanmu tapi bagaimana kamu
bisa kesini? Bagaimana jika ada yang mengenalimu ayah pasti marah.
Qais: kamu tenang saa, 3 teman2ku ada diluar. Mereka akan berjaga2. Laila,
bagaimana kabarmu sekarang?
Laila : aku baik, seperti yang kamu lihat. Kamus sendiri bagaimana? Kamu
kelihatan begitu lelah
Qais: aku baik2 saja, apalagi sudah melihat kamu..
Salah seorang wanita pembantu di rumah itu melihat sahabat-sahabat
Majnun di luar kamar tuan putrinya. Ia mulai curiga dan memberi isyarat
kepada salah seorang pengawal. Namun, ketika ibu Laila datang menyelidiki,
Majnun dan kawan-kawannya sudah jauh pergi. Sesudah terjadi peristiwa itu,
ayah Laila menempatkan para pengawal di setiap pintu di rumahnya.

Ibu laila: laila, siapa yang tadi telah masuk ke kamar ini.
Laila: tak siapapun bu..
Ibu laila: ibu yakin, bahwa tadi qais telah ke sini, lihat saja laila begitu
bergembira hari ini
Ayah laila: ini sudah tidak bisa dibiarkan. Ayah akan menyuruh pengawal2 itu
untuk berjaga2 di depan kamar laila. Qais takkan boleh lagi kesini. Cukup
sekali saja.
Ketika ayah Majnun tahu tentang peristiwa di rumah Laila, ia memutuskan
untuk mengakhiri drama itu dengan melamar Laila untuk anaknya.
Ayah qais: "Engkau tahu benar, kawan, bahwa ada dua hal yang sangat
penting bagi kebahagiaan, yaitu Cinta dan Kekayaan. Anak lelakiku
mencintai anak perempuanmu, dan aku bisa memastikan bahwa aku
sanggup memberi mereka cukup banyak uang untuk mengarungi kehidupan
yang bahagia dan menyenangkan.
Ayah laila: "Bukannya aku menolak Qais. Aku percaya kepadamu, sebab
engkau pastilah seorang mulia dan terhormat," "Akan tetapi, engkau tidak
bisa menyalahkanku kalau aku berhati-hati dengan anakmu.
Semua orang tahu perilaku abnormalnya. Ia berpakaian seperti seorang
pengemis.
Ayah Qais tak dapat membantah. Apa yang bisa dikatakannya? Padahal, dulu
anaknya
adalah teladan utama bagi kawan-kawan sebayanya.
Ayah qais: Aku tidak akan diam berpangku tangan dan melihat anakku
menghancurkan dirinya sendiri
Ketika ayah Majnun kembali pulang, ia menjemput anaknya, Ia mengadakan
pesta makan malam untuk menghormati anaknya. Dalam jamuan pesta
makan malam itu, gadis-gadis tercantik di seluruh negeri pun diundang. Tapi
Majnun diam dan tidak mempedulikan tamu-tamu lainnya.
Qais : laila, tak adakah kau disini? Mengapa kau tak ada? Kau tau disini taka
da satu orang perempuanpun yang bisa menandingi kecantikanmu?
Ibu qais: sepertinya, rencana ini tak berhasil membuat qais, melupakan
laila.. bagaimana ini ayah?
Ayah qais: ayah juga tidak tau bu..
Pesta itu hanya menambah kepedihan perasaan Majnun saja kepada
kekasihnya. Ia pun berang dan marah serta menyalahkan setiap orang di
pesta itu lantaran berusaha mengelabuinya.Dengan berurai air mata, Majnun
menuduh orang-tuanya dan sahabat-sahabatnya sebagai berlaku kasar dan

kejam kepadanya. Ia menangis sedemikian hebat hingga akhirnya jatuh ke


lantai dalam keadaan pingsan.
Qais : apa maksud ibu dan ayah melakukan ini semua padaku? Ayah dan ibu
ingin melihatku sedih? Atau apa? Bu, yah, seperti apapun rencana ibu dan
ayah untuku tak akan pernah berhasil.
Ibu qais: qais, kami berniat baik nak. Kami tak ingin kamu sedih. Kami hanya
ingin yang terbaik untukumu nak.
Qais: bohong. Itu semua bohong. Aku benci smua ini.
Ayah qais: apa yang dikatakan ibumu itu benar. Semuanya hanya ingin yang
terbaik untukmu.
Qais: bohong, kalian semuanya pembohong.!!!!!
Sesudah terjadi petaka ini, ayahnya memutuskan agar Qais
dikirim untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah dengan harapan bahwa
Allah akan
merahmatinya dan membebaskannya dari cinta yang menghancurkan ini.
Di Makkah, untuk menyenangkan ayahnya, Majnun bersujud di depan altar
Kabah, tetapi apa yang ia mohonkan?
Qais: "Wahai Yang Maha Pengasih, Raja Diraja Para Pecinta, Engkau yang
menganugerahkan cinta, aku hanya mohon kepada-Mu satu hal
saja,Tinggikanlah cintaku sedemikian rupa sehingga, sekalipun aku binasa,
cintaku dan kekasihku tetap hidup."
Usai menunaikan ibadah haji, Majnun yang tidak mau lagi bergaul dengan
orang banyak di desanya, pergi ke pegunungan tanpa memberitahu di mana
ia berada. Ia tidak kembali ke gubuknya. Alih-alih tinggal dirumah, ia memilih
tinggal direruntuhan sebuah bangunan tua yang terasing dari masyarakat
dan tinggal didalamnya. Sesudah itu, tak ada seorang pun yang mendengar
kabar tentang Majnun. Orang-tuanya mengirim segenap sahabat dan
keluarganya untuk mencarinya. Namun, tak seorang pun berhasil
menemukannya. Banyak orang berkesimpulan bahwa Majnun dibunuh oleh
binatang-binatang gurun sahara. Ia bagai hilang ditelan bumi.
Suatu hari, seorang musafir melewati reruntuhan bangunan itu dan melihat
ada sesosok aneh yang duduk di salah sebuah tembok yang hancur. Seorang
liar dengan rambut panjang hingga ke bahu, jenggotnya panjang dan acakacakan, bajunya compang-camping dan kumal.
Musafir: asss
Qais: Hus, Jangan bangunkan sahabatku.
Sang musafir pun duduk di situ dengan tenang. Ia menunggu dan ingin tahu
apa yang akan terjadi. Akhimya, orang liar itu berbicara. Segera saja ia pun

tahu bahwa ini adalah Majnun yang terkenal itu, yang berbagai macam
perilaku anehnya dibicarakan orang di seluruh jazirah Arab.
Qais: laila, kecantikanmu tiada apapun tertara, bahkan semua iri pada
semua yang kau miliki, engkau bagai bidadari surge yang telah dikirimkan
hanya untukku,..
Ketika tiba di desa Majnun, ia menuturkan kisahnya pada orang-orang.
Akhimya, sang kepala suku, ayah Majnun, mendengar berita itu. Ia
mengundang sang musafir ke rumahnya dan meminta keterangran rinci
darinya.
Ibu qais: seperti apa qais sekarang? Sehatkah dia? Sekarang ia dimana?
Ayah qais: sabar bu, bapak ini akan menjelaskan kepada kita semuanya
Musafir: baiklah bu pak, saya telah bertemu dengan qais. Dia baik-baik saja
hanya saja penampilannya yang kurang baik. Mungkin karena lingkungan
hidup barunya sekarang.
Dia sekarang tinggal di hutan sekitar rumah reruntuhan.
Ketika melihat reruntuhan bangunan yang dilukiskan oleh sang musafir itu,
ayah Majnun dicekam oleh emosi dan kesedihan yang luar biasa. Betapa
tidak! Anaknya terjerembab dalam keadaan mengenaskan seperti ini.
Ayah qais: Ya Tuhanku, aku mohon agar Engkau menyelamatkan anakku dan
mengembalikannya ke keluarga kami.
Mengetahui hal itu qais meminta maaf pada ayahnya
Qais: Wahai ayah, ampunilah aku
atas segala kepedihan yang kutimbulkan pada dirimu. Tolong lupakan bahwa
engkau pernah mempunyai seorang anak, sebab ini akan meringankan
beban kesedihan ayah. Ini sudah nasibku mencinta, dan hidup hanya untuk
mencinta
banyak sekali yang prihatin dengan kondisi qais saat ini, shingga banyak
pula yang ingin membantunya. Salah satunya adalah amar. Ia pun
menghimpun pasukannya. Pasukan ini berangkat menuju desa Laila dan
menggempur suku di sana tanpa ampun. Banyak orang yang terbunuh atau
terluka.
Ayah laila: Jika engkau atau salah seorang dari prajuritmu menginginkan
putriku, aku
akan menyerahkannya tanpa melawan. Bahkan, jika engkau ingin
membunuhnya, aku tidak keberatan. Namun, ada satu hal yang tidak akan
pernah bisa kuterima, jangan minta aku untuk memberikan putriku pada
orang gila itu

amar : tapi pak, qais tidak seperti itu.


Ketika qais mengetahui apa yang j

Anda mungkin juga menyukai