KATARAK
Oleh:
Brenda Ervistya P
G99131025
Stefanny Christiana N
G99131082
Olivia Dwimaswasti
G99131061
Medika Putri P S
G99131050
Anita Rachman
G99131016
Pembimbing :
Djoko Susanto dr., Sp.M
BAB II
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS
Nama
: Ny. M
Umur
Jenis Kelamin
Suku
Kewarganegaraan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tgl pemeriksaan
No. RM
: 51 tahun
: Perempuan
: Jawa
: Indonesia
: Islam
: wiraswasta
: Ngawi
: 9 Mei 2014
: 0125XXX
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Riwayat hipertensi
2.
: disangkal
3.
: disangkal
4.
Riwayat kacamata
: disangkal
5.
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
2.
: disangkal
3.
Riwayat kacamata
: disangkal
D. Kesimpulan Anamnesis
OD
OS
Proses
Degenerasi
Lokalisasi
Sebab
Penuaan
Perjalanan
Kronis
Komplikasi
Belum ditemukan
III.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum
Keadaan umum baik, compos mentis, gizi kesan cukup
B. Vital Sign
TD: 130/80 mmHg
HR: 90x/m
RR: 20 x/m
t: 36.50C
C. Pemeriksaan subyektif
OD
OS
6/50
6/20
a. pinhole
Dilakukan
Dilakukan
b. koreksi
Non koreksi
Non koreksi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
1. Konfrontasi tes
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
2. Proyeksi sinar
Normal
Normal
3. Persepsi warna
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
A. Visus Sentralis
1. Visus sentralis
jauh
2. Visus sentralis
dekat
B. Visus Perifer
D. Pemeriksaan Obyektif
1. Sekitar mata
a. tanda radang
OD
OS
Tidak Ada
Tidak Ada
b. luka
Tidak Ada
Tidak Ada
c. parut
Tidak Ada
Tidak Ada
d. kelainan warna
Tidak Ada
Tidak Ada
e. kelainan bentuk
Tidak Ada
Tidak Ada
a. warna
Hitam
Hitam
b. tumbuhnya
Normal
Normal
Sawo matang
Sawo matang
a. heteroforia
Tidak Ada
Tidak Ada
b. strabismus
Tidak Ada
Tidak Ada
c. pseudostrabismus
Tidak Ada
Tidak Ada
d. exophtalmus
Tidak Ada
Tidak Ada
e. enophtalmus
Tidak Ada
Tidak Ada
a. mikroftalmus
Tidak Ada
Tidak Ada
b. makroftalmus
Tidak Ada
Tidak Ada
c. ptisis bulbi
Tidak Ada
Tidak Ada
d. atrofi bulbi
Tidak Ada
Tidak Ada
a. temporal
Tidak terhambat
Tidak terhambat
b. temporal superior
Tidak terhambat
Tidak terhambat
c. temporal inferior
Tidak terhambat
Tidak terhambat
d. nasal
Tidak terhambat
Tidak terhambat
2. Supercilia
c. kulit
d. gerakan
3. Pasangan bola mata
dalam orbita
e. nasal superior
Tidak terhambat
Tidak terhambat
f. nasal inferior
Tidak terhambat
Tidak terhambat
1.) edema
Tidak Ada
Tidak Ada
2.) hiperemi
Tidak Ada
Tidak Ada
3.) blefaroptosis
Tidak Ada
Tidak Ada
4.) blefarospasme
Tidak Ada
Tidak Ada
5.) Benjolan
Tidak Ada
Tidak Ada
1.) membuka
Tidak tertinggal
Tidak tertinggal
2.) menutup
Tidak tertinggal
Tidak tertinggal
10 mm
10 mm
2.) ankiloblefaron
Tidak Ada
Tidak Ada
3.) blefarofimosis
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Normal
Normal
3.) epiblepharon
Tidak Ada
Tidak Ada
4.) blepharochalasis
Tidak Ada
Tidak Ada
5.) Vulnus
Tidak Ada
Tidak Ada
1.) enteropion
Tidak Ada
Tidak Ada
2.) ekteropion
Tidak Ada
Tidak Ada
3.) koloboma
Tidak Ada
Tidak Ada
6. Kelopak mata
a. pasangannya
b. gerakannya
c. rima
1.) lebar
d. kulit
1.) tanda radang
2.) warna
a. tanda radang
Tidak Ada
Tidak Ada
b. benjolan
Tidak Ada
Tidak Ada
a. tanda radang
Tidak Ada
Tidak Ada
b. benjolan
Tidak Ada
Tidak Ada
Kesan normal
Kesan normal
20
16
1.) edema
Tidak Ada
Tidak Ada
2.) hiperemi
Tidak Ada
Tidak Ada
3.) sekret
Tidak Ada
Tidak Ada
4.) sikatrik
Tidak Ada
Tidak Ada
5). Benjolan
Tidak Ada
Tidak Ada
1.) edema
Tidak Ada
Tidak Ada
2.) hiperemi
Tidak Ada
Tidak Ada
3.) sekret
Tidak Ada
Tidak Ada
4.) sikatrik
Tidak Ada
Tidak Ada
7. Sekitar glandula
lakrimalis
9. Tekanan intraocular
a. palpasi
b. tonometri schiotz
10. Konjungtiva
a. konjungtiva palpebra
superior
b. konjungtiva palpebra
inferior
5). Benjolan
Tidak Ada
Tidak Ada
1.) edema
Tidak Ada
Tidak Ada
2.) hiperemi
Tidak Ada
Tidak Ada
3.) sekret
Tidak Ada
Tidak Ada
4.) benjolan
Tidak Ada
Tidak Ada
5.)Hematom
Tidak Ada
Tidak Ada
1.) edema
Tidak Ada
Tidak Ada
2.) hiperemis
Tidak Ada
Tidak Ada
3.) sekret
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
6.) Hematom
Tidak Ada
Tidak Ada
1.) edema
Tidak Ada
Tidak Ada
2.) hiperemis
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Putih
Putih
b. tanda radang
Tidak Ada
Tidak Ada
c. penonjolan
Tidak Ada
Tidak Ada
d. vulnus
Tidak Ada
Tidak Ada
a. ukuran
12 mm
12 mm
b. limbus
Jernih
Jernih
c. konjungtiva forniks
d. konjungtiva bulbi
3.) sikatrik
11. Sclera
a. warna
12. Kornea
c. permukaan
Rata, mengkilap
Rata, mengkilap
d. sensibilitas
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
e. keratoskop ( placido )
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
f. fluorecsin tes
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
g. arcus senilis
Tidak Ada
Tidak Ada
a. kejernihan
Jernih
Jernih
b. kedalaman
Dalam
Dalam
a. warna
Hitam
Hitam
b. bentuk
Tampak lempengan
Tampak lempengan
Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
a. ukuran
3 mm
3 mm
b. bentuk
Bulat
Bulat
c. letak
Sentral
Sentral
Positif
Positif
Ada
Ada
b. kejernihan
Keruh
Jernih
c. letak
Sentral
Sentral
(+)
(+)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
14. Iris
c. sinekia anterior
d. sinekia posterior
15. Pupil
16. Lensa
a. ada/tidak
e. shadow test
17. Corpus vitreum
a.
b.
Kejernihan
Reflek fundus
OS
6/50
6/20
Konfrontasi tes
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Proyeksi sinar
Baik
Baik
Persepsi warna
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
A.
B.
Visus sentralis
jauh
Visus perifer
C.
Sekitar mata
D.
Supercilium
E.
Pasangan bola
G.
mata
Gerakan bola
H.
mata
Kelopak mata
Sekitar saccus
lakrimalis
K.
Tekanan
intarokular
L.
Konjungtiva
M.
palpebra
Konjungtiva
N.
bulbi
Konjungtiva
fornix
O.
Sklera
P.
I.
lakrimalis
J.
Sekitar
glandula
Kornea
Q.
Camera okuli
R.
anterior
Iris
S.
Pupil
T.
Lensa
V. DIAGNOSISBANDING
OD Katarak Imatur
OD Katarak Matur
OD Glaukoma
sentral
sentral
Keruh
Kesan normal
VI. DIAGNOSIS
OD Katarak Imatur
VII. TERAPI
Pro ekstraksi katarak OD
VIII. PLANNING
Tonometri
Funduskopi
Biometri
Konsul jantung
Konsul anestesi
Laboratorium darah
IX. PROGNOSIS
OD
OS
1. Ad vitam
bonam
bonam
2. Ad fungsionam
bonam
bonam
3. Ad sanam
bonam
bonam
4. Ad kosmetikum
bonam
bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Mata
Sebelum memahami lebih dalam mengenai trauma mata maka sebaiknya
dipahami terlebih dahulu mengenai anatomi dari bola mata (bulbus oculli) dan jaringan
penyangganya. Bola mata terdiri atas dinding bola mata dan isi bola mata yang
keseluruhannya terletak di dalam rongga orbita. Rongga orbita berfungsi sebagai
pelindung dari bola mata(Doemilah et al., 2008).
Rongga Orbita
Rongga orbita merupakan suatu rongga yang dibatasi dinding tulang dan
berbentuk seperti piramida bersisi empat dengan puncaknya mengarah ke foramen
optikum. Terdapat 7 tulang yang membentuk dinding orbita yaitu: lakrimal, etmoid,
sfenoid, frontal, dan dasar orbita yang terutama terdiri atas tulang maksila, tulang
palatinum dan tulang zigomatikus. Terdapa 3 lubang atau celah pada rongga orbita yang
dilewati oleh struktur-struktur penting, yaitu :
1. foramen optik: dilalui oleh saraf optik, arteri, vena, dan saraf simpatik yang
berasal dari pleksus karotid
2. fisura orbita superior: dilalui oleh saraf lakrimal (V), saraf frontal (V), saraf
troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf nasosiliar (V), abdusen (VI), dan
arteri vena oftalmik
3. fisura orbita inferior: dilalui oleh saraf infraorbita dan zigomatik, dan arteri
infraorbita.
(Doemilah et al., 2008).
Periosteum dinding rongga orbita (periorbita), berjalan dari tepi rongga orbita ke
arah kedua tarsus palpebra bersama dengan ligamentum kantus lateral dan media
membentuk septum orbita yang menutup lubang rongga orbita di bagian depan. Selain itu
juga terdapat kapsul Tenon yang merupakan suatu membran fibrosa yang membungkus
bola mata dari limbus sampai ke nervus optikus. Di dekat limbus, konjungtiva, kapsula
tenon, dan episklera menyatu (Vaughan, 2010).
Kelopak Mata
Kelopak mata atau sering disebut palpebra mempunyai fungsi melindungi bola
mata dari trauma, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata
di depan kornea. Kelopak mata merupakan pelindung mata yang paling baik dengan
membasahi mata dan melakukan penutupan mata bila terjadi rangsangan dari luar.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedangkan di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Pada kelopak
mata terdapat beberapa bagian antara lain; kelenjar sebasea, kelenjar keringat atau
kelenjar Moll, kelenjar Zeis pada pangkal rambut bulu mata, serta kelenjar Meibom pada
tarsus (Doemilah et al., 2008).
Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebris/tarsal) dan
permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbi).Perdarahan konjungtiva berasal dari arteri
siliaris anterior dan arteri palpebralis (Doemilah et al., 2008).
Sistem Lakrimalis
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporalbola mata. Sistem
ekskresi mulai pada pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal yang terletak
di bagian depan rongga orbita, air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam
rongga hidung di dalam meatus inferior (Doemilah et al., 2008).
Bola Mata
Bola mata memiliki 3 lapisan. Dari permukaan luar, terdapat lapisan fibrosa, yang
terdiri dari sklera di belakang dan kornea di bagian depan. Lapisan kedua yaitu lapisan
berpigmen dan vaskular, yang terdiri dari koroid, korpus siliaris, dan iris.Lapisan ketiga
yaitu lapisan neural yang dikenal sebagai retina.Bola mata orang dewasa normal hampir
mendekati bulat, dengan diameter anteroposterior sekitar 24 mm (Doemilah et al., 2008).
.
i. Retina
Merupakan selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan yang melapisi dua
per tiga bagian dalam posterior dinding bola mata. Dalam aksis penglihatan, retina
berfungsi untuk menangkap rangsangan jatuhnya cahaya dan akan diteruskan berupa
bayangan benda sebagai impuls elektrik ke otak untuk membentuk gambaran yang
dilihat. Pada retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel kerucut yang
mengenal frekuensi sinar.
j. Nervus Optikus
Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks
visualuntuk dikenali bayangannya (Doemilah et al., 2008).
B. Katarak
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi, pasien didiagnosa dengan OS
Kalazion. Adapun penatalaksanaan pasien ini adalah dengan prosedur .....
B. Saran
Dokter umum sebaiknya mengenali tanda-tanda dari Kalazion sehingga dapat
memberikan penatalaksanaan awal yang dan rujukan yang tepat bagi pasien.
Daftar Pustaka