Oleh :
dr. Ibnu Mukafa
S91107005
Pembimbing:
dr. Made Setiamika, Sp. THT-KL (K)
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU KESEHATAN
TELINGA HIDUNG TENGGOROK-KEPALA LEHER FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2015
Lembar Pengesahan
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................
Daftar Gambar....................................................................................................
Daftar Singkatan..................................................................................................
Abstrak...............................................................................................................
Abstract.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Tujuan Penulisan Laporan Kasus....................................................................
C. Manfaat Penulisan..........................................................................................
BAB II INJAUAN PUSTAKA............................................................................
A. Definisi Limfoma Burkitt...............................................................................
B. Sistem Limfatik..............................................................................................
C. Limfoma Burkitt.............................................................................................
1. Etiologi dan Patofisiologi...........................................................................
2. Gambaran Klinis........................................................................................
3. Diagnosa.....................................................................................................
4. Diagnosis Banding...................................................................................
5. Penatalaksanaan.......................................................................................
6. Prognosis..................................................................................................
BAB III LAPORAN KASUS............................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................
BAB V IMPULAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Letak Neoplasia pada Berbagai Macam Jaringan Tubuh
Gambar 2.2 Massa pada Limfoma Burkitt pada Rahang (kiri) dan
Abdomen (kanan)
Gambar 2.4 Penampakan Histologis Limfoma Burkitt
Gambar 3.1 An. RA dengan Limfoma Burkitt
14
Daftar Singkatan
LB
: Limfoma Burkitt
MYC
: Myelocyomatosis
EBV
: Epstein-Bar Virus
HIV
RNA
: Ribonucleic Acid
HLA
PDGFR
DAP
: Death-Associated Protein
ALL
DLBCL
MCL
LDH
SSP
CODOX-M/IVAC
: Cyclophosphamide, Doxorubicin, High-Dose
Methotrexate/Ifosfamide, Etoposide, and High-Dose Cytarabine
CALGB
CVAD
Dexamethasone
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limfoma Burkitt (LB) adalah neoplasma yang termasuk ke dalam
subgrup limfoma non-Hodgkin agresif. Limfoma Burkitt ditemukan oleh
Denis Parsons Burkitt, yang memetakan distribusi geografis penyakit ini
di Afrika (Burkitt 1958). Penyakit ini merupakan neoplasma sel limfosit B
dengan laju pertumbuhan tinggi. Limfoma Burkitt dibagi menjadi tiga
jenis yaitu endemik (Afrika), nonendemik (sporadik) dan terkait
imunodefisiensi (Orem et al. 2007).
Limfoma Burkitt merupakan bentuk keganasan pada anak yang
jarang ditemukan. Di Amerika Serikat, dilaporkan 100 kasus baru per
tahun, sedangkan insidens di Afrika berada di sekitar 100 per satu juta
anak. Insidens pada anak laki-laki dibanding perempuan 2-3:1, Limfoma
Burkitt lebih sering pada anak-anak usia 7 tahun, sementara di luar Afrika
usia rata-rata penderita 11 tahun. Angka kematian Limfoma Burkitt sangat
tinggi dan biasanya pasien meninggal sangat cepat (Nafianti et al. 2008).
Penyakit ini dapat menjangkit organ di daerah abdomen, wajah,
paraspinal, sumsum tulang dan sistem saraf pusat. Limfonodus, tulang,
mammae dan testis juga menjadi organ target penyakit ini. Tumor dapat
berkembang dua kali lipat lebih besar dalam 48 jam, sehingga penyakit ini
membutuhkan diagnosis dini dan penatalaksanaan tepat (Magrath 2012).
Dalam
penelitian
jangka
panjang
di
Afrika
penggunaan
kasus, pada tahun 2014 ditangani satu kasus dan pada tahun 2015
ditangani satu kasus (RSUD Dr. Moewardi, 2015). Berdasarkan uraian di
atas Limfoma Burkitt memiliki angka kematian yang tinggi, namun
dengan
penatalaksanaan
yang
tepat
akan
menghasilkan
tingkat
2.
C. Manfaat Penulisan
Dengan diketahuinya gambaran klinis kasus Limfoma Burkitt
pada anak dan pengkajian penatalaksanaan kasus sehingga dapat menjadi
referensi dalam pengelolaan kasus yang tepat dan sesuai dengan kondisi
pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Limfoma Burkitt
Limfoma Burkitt termasuk ke dalam subgrup limfoma nonHodgkin agresif, mempunyai daya gradasi tinggi dan terbentuk dari sel
kecil, tidak membelah (noncleaved), tidak berdiferensiasi, difus dan
berasal dari limfosit B. Limfoma non-Hodgkin adalah neoplasma yang
berasal dari jaringan limfatik terutama dari limfonodus (Burkitt 1958;
Magrath 2012; Orem et al. 2007).
B. Sistem Limfatik
Sistem limfatik adalah suatu jalur tambahan dimana cairan dapat
mengalir dari ruang interstisial kembali ke aliran darah. Melalui sistem
ini, zat-zat dengan molekul besar seperti protein dan lemak yang tidak
dapat diserap secara langsung dari saluran cerna dapat diangkut (Hall
2010). Saluran limfe dari sistem limfatik ini juga sangat permeabel
terhadap pathogen-patogen seperti bakteri, virus, parasit dan sel kanker
sehingga melalui jalur ini pathogen tersebut akan di keluarkan dalam
bentuk yang lebih sederhana karena salah satu fungsi dari sistem ini
adalah sebagai sistem pertahanan tubuh (Rusznyk et al. 2013).
Yang termasuk dalam sistem lifatik adalah pembuluh limfatik serta
jaringan dan organ limfatik.
1.
Pembuluh limfe
Pembuluh limfe mulai dari yang kecil yaitu kapiler limfe, yang
ada pada semua jaringan kecuali sistem saraf pusat, sumsum
tulang dan jaringan yang tidak ada pembuluh darahnya seperti
kartilago, epidermis, dan kornea. Kelompok pembuluh limfe
superfisial ada di dalam dermis dan hipodermis, sedangkan yang
cairan
limfe
untuk
kemudian
Epstein-Barr
Virus
adalah
anggota
dari
famili
hasil
pemeriksaan
Epstein-Barr
Virus
positif,
limfosit
yang
dapat
berpotensi
memicu
(PDGFR-alpha)
akan
terhambat,
sehingga
dapat
Gambaran Klinis
Semua gejala yang muncul pada Limfoma Burkitt
disebabkan oleh regenerasi limfosit B yang terlalu cepat dan
terlibatnya
daerah
ekstranodal
serta
invasi
organ
yang
10
Diagnosa
Pemeriksaan biopsi pada jaringan yang terlibat dapat
digunakan untuk menegakkan diagnosis. Secara histologis,
Limfoma Burkitt ditandai proliferasi monoklonal sel B yang
berukuran sedang dan tidak membelah yang seragam dan yang
menghasilkan pola difus. Sel-sel ini biasanya memiliki sedikit
sitoplasma basofilik ditandai dengan banyak vakuola lipid, inti
sel yang bulat dengan kromatin berbintik dan beberapa
nukleolus kecil (Nafianti et al. 2008; Magrath 2012).
10
11
Diagnosis Banding
Limfoma Burkitt harus dibedakan dari tumor abdomen
primer lainnya yang sering muncul pada masa kanak-kanak,
seperti
tumor
Wilms,
neuroblastoma,
dan
tumor
Penatalaksanaan
Kemoterapi intensif sistemik adalah pilihan terapi utama
untuk Limfoma Burkitt pada semua stadium. Radioterapi belum
bisa digunakan untuk penatalaksanaan Limfoma Burkitt. Penting
untuk memantau kondisi kimiawi tubuh pasien karena selama
kemoterapi perlu dipertimbangkan risiko sindrom lisis tumor.
dan nefropati asam urat. Profilaksi allopurinol dan hidrasi agresif
perlu dilakukan. Transfusi darah dapat diberikan dengan indikasi
anemia atau trombositopenia (Moormann et al. 2014; Nafianti et
al. 2008).
11
12
I
Massa
II
Massa
IIR
Massa
III
Limfoma
IV
Memiliki
intraabdo
yang
seluruh
ekstranoda
melibatkan
gejala
l tunggal
melibatkan
yang
bagian
tingkat
limfonodi
terpisah
yang
sbeelumnya
sekitar
dengan
berlawanan
dan muncul
Massa
organ lain
dengan
keterlibatan
gasrointestina
diafragma
SSP
l primer
Massa
sumsum
Limfoma
intratorasik
tulang
yang
primer
(<25%).
melibatkan
Massa
limfonodi
paraspinal
sekitar daerah
dan
yang
epidural
sama
dengan
Extensive
diafragma.
intra-
dan
abdominal
disease
Pemberian cairan untuk rehidrasi yang adekuat dapat
diberikan paling tidak 24 jam sebelum kemoterapi. Pemantauan
ketat hitung darah rutin, koagulasi, dan paling sedikit dua kali
sehari analisisserum asam urat, kalium, kalsium, fosfor,
magnesium, dan kreatinin penting dilakukan untuk beberapa hari
12
13
13
14
6.
Prognosis
Sekitar 90% pasien anak-anak yang diobati dengan
kemoterapi intensif saat ini memiliki kelangsungan hidup bebas
penyakit dengan jangka panjang(Todeschini et al. 2012).
Sebelum munculnya program terapi agresif, anak-anak dengan
Limfoma Burkitt cepat meninggal. Dengan manajemen yang
tepat dari konsekuensi metabolik pergantian sel yang cepat dan
dengan kombinasi kemoterapi dan profilaksis sistem saraf pusat
(SSP), survival rate telah meningkat secara signifikan ( 60%)
(Ngoma et al. 2012; Magrath 2012). Pasien dengan penyakit
stadium awal (A, AR, stadium I dan II) memiliki prognosis yang
sangat baik, dengan survival rate yang lebih besar dari 90%.
Pasien dengan stadium penyakit lebih tinggi (stadium III dan
IV), terutama yang melibatkan sumsum tulang dan SSP,
memiliki prognosis yang lebih buruk, namun survival rate-nya
mencapai 50-90% dengan rejimen kemoterapi yang lebih
agresif. Pasien dengan Limfoma Burkitt kambuh memiliki
survival rate dari 20-50%. Hingga 25% pasien anak-anak yang
memiliki Limfoma Burkitt kambuh dapat memiliki survival rate
jangka panjang melalui terapi dosis tinggi dengan transplantasi
sel induk hematopoietik autologus (Moormann et al. 2014;
Magrath 2012; Ngoma et al. 2012; Okebe et al. 2011; Nafianti et
al. 2008).
14
15
BAB III
LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki, An. RA, 8 tahun, nomor RM 01 28 60 94,
dengan alamat Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, datang ke Poli THT RSUD
Dr. Moewardi Surakarta pada tanggal 12 Januari 2015 dengan keluhan utama
benjolan di leher dan telinga sejak enam bulan yang lalu.
15
16
16
17
D1/4 150 ml/ jam dan prednisone 60 mg (5-4-3). Protokol akan dilanjutkan
hingga seluruh regimen selesai diberikan.
17
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Keluhan benjolan solid di leher pada trigonum posterior merupakan
salah satu bentuk keganasan pada jaringan di daerah leher. Keganasan pada
daerah tersebut dapat berasal dari jaringan otot, limfe, tulang maupun metastase
(Thandar & Jonas 2004). Maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan langsung
patologi anatomi. Penegakan diagnosis Limfoma Burktitt ini didasarkan pada
hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi yang menunjukkan hasil
Limfoma Burkitt (Gopal et al. 2013). Dengan kondisi masa tumor tunggal
ekstranodal pasien ini masuk ke dalam Limfoma Burkitt stage I sesuai dengan
kriteria St. Jude/Murphy (Carbone et al. 1971).
Tidak didapatkan riwayat pembedahan yang dilakukan pada penanganan
kasus sebelumnya. Namun setelah ditemukannya regimen kemoterapi untuk
penatalaksanaan Limfoma Burkitt, tindakan pembedahan sudah jarang
digunakan, karena Limfoma Burkitt merupakan keganasan yang kemosensitif
(Magrath 2012).
Penatalaksanaan kasus tersebut dilakukan dengan pemberian kemoterapi
berdasarkan Protokol Malawi 2002. Agen kemoterapi yang digunakan adalah
metothrexat, vincristine dan cyclophosphamide dengan ajuvan cefotaxime,
gentamycine, mesna dan prednisone (Israls 2010). Pada penggunaan protokol
ini perlu diperhatikan adalah pencegahan lisis tumor dengan hidrasi,
pemantauan profil darah rutin untuk memantau myelosupresi, fungsi hepar dan
fungsi ginjal. Pada pasien ini dapat direkomendasikan untuk menggunakan
monoterapi cyclophosphamide karena memiliki cost-benefit ratio yang lebih
optimal (Traore et al. 2011).
Pemantauan ketat keadaan umum perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya perburukan keadaan umum karena kemoterapi. Pasien mengalami
gejala myelosupresi dan gangguan fungsi ginjal.
Penggunaan mesna pada kasus ini digunakan untuk sitoprotektif.
Penggunaan cyclophosphamide dapat menimbulkan risiko hematuria dan
18
19
gangguan ginjal lain. Penggunaan mesna dapat menurunkan risiko ini yang
muncul karena sifat urotoksik dari metabolit derivat oxazaphosphorine yaitu
cyclophosphamide dengan berikatan dengan donor sulfhidril saat berada dalam
urin (McEvoy 2007).
19
20
BAB V
KESIMPULAN
Limfoma Burkitt pada anak merupakan kasus yang jarang terjadi namun
memiliki angka mortalitas yang tinggi. Penting untuk melakukan diagnosis dini
dan penatalaksanaan yang memadai. Penatalaksanaan dengan Protokol Malawi
2002 memiliki angka kesembuhan tinggi karena Limfoma Burkitt merupakan
neoplasma yang kemosensitif. Perlu pemantauan ketat pada penggunaan
protokol tersebut terutama pada anak untuk mempertahankan quality of life
setelah kemoterapi.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Blum, W. et al., 2004. Adult de novo acute myeloid leukemia with t(6;11)
(q27;q23): Results from cancer and leukemia group B study 8461 and
review of the literature. Cancer, 101(July), pp.14201427.
Burkitt, D., 1958. A sarcoma involving the jaws in African children. The British
journal of surgery, 46(46), pp.218223.
Carbone, P., Kaplan, H. & Musshoff, K., 1971. Report of the committee on
Hodgkins disease staging classification. Cancer Res, (31), pp.18601861.
Ferry, J.A., 2006. Burkitts Lymphoma: Clinicopathologic Features and
Differential Diagnosis. The Oncologist, (11), pp.375383.
Gopal, S. et al., 2013. Early Experience after Developing a Pathology
Laboratory in Malawi, with Emphasis on Cancer Diagnoses. PLoS ONE,
8(8), pp.613.
Hall, J.E., 2010. Guyton and Hall textbook of medical physiology.
Israls, T., 2010. Aspects of the management of children with cancer in Malawi.
Magrath, I., 2012. Epidemiology: Clues to the pathogenesis of Burkitt
lymphoma. British Journal of Haematology, 156, pp.744756.
Magrath, I., 2012. Towards curative therapy in burkitt lymphoma: The role of
early African studies in demonstrating the value of combination therapy
and CNS prophylaxis. Advances in Hematology, 2012.
McEvoy, G., 2007. AHFS 2007 Drug Information. American Society of HealthSystem Pharmacists, Inc., pp.37853788.
Moormann, A.M. et al., 2014. Optimal management of endemic Burkitt
lymphoma: a holistic approach mindful of limited resources. , pp.9199.
Nafianti, S., Windiastuti, E. dan Gatot, D., 2008. Gambaran Limfoma Burkitt di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Sari Pediatri, 10(1), pp.4752.
21
22
22