PENDAHULUAN
ISK adalah adanya bakteri pada urin yang disertai dengan tanda dan gejala
infeksi. Ada pula yang mendefinisikan ISK sebagai gejala infeksi yang disertai
adanya mikroorganisme patogenik (Patogenik: yang menyebabkan penyakit) pada
urine, uretra (Uretra: saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan
lingkungan luar), kandung kemih, atau ginjal.
Penyakit ini merupakan masalah penting yang sering dijumpai pada anak
karena merupakan penyebab kesakitan yang penting pada anak. Jika disertai
dengan refluks vesikoureterik, dapat terjadi kerusakan pada ginjal (refluks
nefropati) yang dapat menimbulkan hipertensi dan gagal ginjal stadium terminal
pada akhir masa kanak-kanak atau masa dewasa. Pengenalan awal, pengobatan
yang tepat dan mengetahui faktor dasar yang mempermudah infeksi lebih
jauhpenting untuk mencegah perjalanan penyakit untuk menjadi pyelonefritis atau
urosepsis dan menghindari sekuele akhir seperti jaringan parut pada ginjal dan
gagal ginjal (Hull D, 2008).
ISK dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak laki-laki.
Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100 kali
lebih besar dibanding bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1
tahun, ISK lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya,
sebagian besar ISK terjadi pada anak perempuan. Rasio ini terus meningkat
sehingga di usia sekolah, kejadian ISK pada anak perempuan 30 kali lebih besar
dibanding pada anak laki-laki. Dan pada anak laki-laki yang disunat, risiko ISK
menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat (Behrman
R E, 2000).
Karena tingginya angka kejadian ISK pada anak-anak dengan gejala klinis
yang tak terlalu jelas serta tingginya resiko komplikasi yang lebih berat, maka
dalam referat kali ini penulis akan membahas tentang ISK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi
Hampir semua ISK menyebar secara asendens. Gangguan dari flora
periuretra normal, yang merupakan bagian dari pertahanan tubuh melawan
kolonisasi bakteri patogen, mempermudah terjadinya ISK. Bakteri dari flora
periuretra berada di distal uretra, tetapi urine normal berada dalam keadaan steril
di proksimal uretra, kandung kemih, dan bagian proksimal lainnya pada saluran
kemih. Kuman patogen saluran kencing dapat mencapai kandung kemih dan
berkembang biak bila infeksi terjadi. Bakteri patogen tersebut berada di distal
uretra dan mungkin dapat mencapai kandung kemih sebab aliran turbulen urine
pada saat berkemih yang normal atau karena ketidakmampuan berkemih.
Kolonisasi di kandung kemih yang berhasil tak terjadi bila mekanisme
pertahanannya tak terganggu karena buang air kecil normalnya dapat
membersihkan kontaminasi bakteri secara lengkap (Smeltzer & Bare, 2002).
Patogenesis ISK sangat kompleks karena tergantung dari banyak faktor,
seperti faktor pejamu (host) dan faktor organisme. Bakteri dalam urin dapat
berasal dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan dari uretra. Mukosa kandung
kemih dilapisi oleh Glycoprotein Mucin Layer yang berfungsi sebagai anti bakteri.
Robeknya lapisan ini dapat menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk
koloni pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi
peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal
melalui lapisan tipis cairan (Films of Fluid), bakteri akan lebih mudah masuk
terlebih lagi dengan adanya kegagalan refluks vesikoureter. Bakteri dapat masuk
kedalam saluran kemih melalui 3 jalur, yaitu:
1. Asenden
Jalur asenden merupakan jalur yang paling sering menyebabkan ISK.
Secara umum jalur asenden ini disebabkan oleh mikroorganisme fekal
(Manski D, 2011).
2. Hematogen
Gejala Klinis
Gejala yang dapat timbul pada ISK pada anak sangat tidak spesifik, dan
seperti telah diungkapkan sebelumnya, banyak yang hanya disertai demam
sebagai gejala. Dua kategori klinis dari ISK adalah pyelonefritis akut atau ISK
atas dan sistitis akut atau ISK bawah. Gejala bervariasi sesuai usia:
1) Anak baru lahir-2 bulan:
mau menyusu.
2) Anak 2 bulan - 1 tahun:
Bayi dan anak-anak pada usia ini memiliki gejala demam yang
infeksi.
Bayi sering mendapat demam dan gejala lainnya, seperti rewel, tak
Diagnosis
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan urin.
ISK serangan pertama umumnya menunjukkan gejala klinik yang lebih
jelas dibandingkan dengan infeksi berikutnya. Gangguan kemampuan mengontrol
kandung kemih, pola berkemih, dan aliran urin dapat sebagai petunjuk untuk
menentukan diagnosis. Demam merupakan gejala dan tanda klinik yang sering
dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala ISK pada anak.
Pemeriksaan
tanda
vital
termasuk
tekanan
darah,
pengukuran
Pemeriksaan Laboratorium
A. Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis meliputi leukosituria, nitrit, leukosit
esterase,
protein,
dan
darah.
Leukosituria
merupakan
petunjuk
prediktor yang valid untuk pielonefritis akut pada anak dengan ISK febris
(Febrile Urinary Tract Infection) dan skar ginjal. Sitokin merupakan
VCUG dapat dilakukan bila urine bersih dari bakteri dan pyuria dan
berkemih telah kembali seperti sebelumnya.
Beberapa klinisi merekomendasikan menunggu 4-6 minggu untuk
dilakukan VCUG. Bila anak dalam terapi antibakteri pada masa ini,
rekomendasi ini diterima.
Penatalaksanaan
Tata laksana infeksi akut meliputi pemberian cairan yang banyak,
analgetik ringan jika diperlukan, dan antibiotik. Septikemia dan pyelonefritis akut
memerlukan pemberian berupa Ampicilin, Gentamycin, atau Cephalosporin secara
intravena. Pada kasus yang tidak begitu berat dapat diberikan Trimetoprim,
Amoxicilin, Asam Nalikdisat, Nitrofurantoin, atau Cephalosporin oral. Antibiotik
diberikan selama 7-14 hari, namun pemberian dalam jangka waktu sepanjang itu
memberikan kemungkinan lebih besar untuk terjadinya resistensi, gangguan
bakteri normal di usus dan vagina, serta menyebabkan candidiasis.
NICE (2007) merekomendasikan penanganan ISK fase akut, sebagai
berikut:
1. Bayi < 3 bulan dengan kemungkinan ISK harus segera dirujuk ke dokter
spesialis anak, pengobatan harus dengan antibiotik parenteral.
2. Bayi 3 bulan dengan pielonefritis akut/ISK atas:
Pertimbangkan untuk dirujuk ke spesialis anak.
Terapi dengan antibiotik oral 7-10 hari, dengan antibiotik yang
resistensinya masih rendah berdasarkan pola resistensi kuman,
pemberian 10 hari.
3. Bayi 3 bulan dengan sistitis/ ISK bawah:
Berikan antibiotik oral selama 3 hari berdasarkan pola resistensi
kuman setempat. Bila tidak ada hasil pola resistensi kuman, dapat
diberikan trimetroprim, sefalosporin, atau amoksisilin.
Bila dalam 24-48 jam belum ada perbaikan klinis harus dinilai
kembali, dilakukan pemeriksaan kultur urin untuk melihat
10
pengobatan
parenteral
umumnya
dilakukan
dengan
11
Pemeriksaan Lanjutan
Setelah pemberian antibiotik selesai dan urin sudah steril, dilakukan
pemeriksaan lanjutan pada anak dengan ISK. Pemeriksaan lanjutan yang
dilakukan adalah :
Ultrasonografi ginjal, ureter, dan kandung kemih: Pemeriksaan ini
dilakukan pada semua anak dengan ISK sesegera mungkin.
DMSA (Dimercaptosuccinic Acid Nuclear Scan): Pemeriksaan ini
terutama untuk melihat fungsi saluran kemih. DMSA scan masih
diperdebatkan batasan usianya. Namun biasanya dilakukan pada
12
katup uretra posterior, ureterokel dan ureter dupleks yang disertai obstruksi sangat
bermanfaat untuk mengatasi infeksi berulang. Indikasi tindakan bedah harus
dilihat kasus per kasus. Risiko terjadinya ISK pada bayi laki-laki yang tidak
disirkumsisi meningkat 3-15 kali dibandingkan dengan bayi laki-laki yang sudah
disirkumsisi (Lambert H, 2003). Tindakan sirkumsisi pada anak laki telah terbukti
efektif menurunkan insidens ISK.
Diagnosis Banding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Komplikasi
Reaksi alergi merupakan resiko terapi antibiotik.
Anak dengan pielonefritis akut dapat berkembang menjadi inflamasi
lobus ginjal atau abses ginjal.
Inflamasi parenkim ginjal dapat mengawali pembentukan jaringan
parut. Faktor risiko yang menyebabkan parut ginjal antara lain
umir muda, keterlambatan pemberian antibiotik, RVU dan
obstruksi saluran kemih (Garin E H, 2007).
Komplikasi jangka panjang dari pielonefritis akut adalah hipertensi,
fungsi ginjal terganggu, ESRD dan komplikasi terhadap kehamilan
(cth. ISK, hipertensi pada kehamilan, BBLR).
Prognosis
Prognosis jangka panjang infeksi saluran kemih biasanya baik, bila segera
diobati dengan adequat setelah diagnosis ditegakkan. Hipertensi, fungsi ginjal
terganggu, ESRD sekarang sering didapatkan pada bayi dengan kerusakan ginjal
intrauterine. Anak dengan resiko komplikasi ini biasanya ditemukan dengan USG
saluran kemih yang menunjukkan hidronefrosis. Penelitian pada neonatus
14
15