ISI
1. Persamaan Schrdinger
Persamaan Schdinger merupakan suatu bentuk fungsi
gelombang
yang
gelombang
dari
digunakan
suatu
untuk
partikel.
mengetahui
Persamaan
perilaku
Schrdinger
adalah fungsi
gelombang.
Fungsi gelombang dapat digunakan untuk mendapatkan
berbagai properti. Sebagai contoh, densitas probabilitas saat
berbagai nilai x. Densitas probabilitas ini didapatkan melalui
nilai
kuadrat
fungsi
solusi,
saat
posisi
x.
Untuk
dimana
a.
( )
sisi kanan=Asin
nx
a
( )
2
(
()
()
beserta densitas
( )
yang
bersesuaian.
1.2.
Bentuk Eksponensial
Untuk beberapa fungsi gelombang trigonometri maupun
fungsi gelombang itu sendiri, dapat digunakan persamaan
bentuk eksponensial yang digambarkan berupa:
e =cos +i sin dan ei=cos i sin
i
Normalisasi
Untuk sistem satu-dimensi, didapatkan:
2 dx=1
0
2 dx=1
0
di
atas,
fungsi
solusi
dianggap
telah
y=nx /a
maka:
sin2
nx
a 2
dx=
A sin2 y dy
a
n
0
a
Sehingga:
iy
iy 2
2 iy
2iy
e e
1 ( 2 iy
1 e e
2
sin y=
=
e 2+ e2 iy )=
2i
4
2
2
1 1
cos 2 y
2 2
Dapat ditulis integral berupa:
n
n
2
sin y dy= 12 12 cos 2 y dy= 2y sin42 y
0
0
) (
) = n2
0
Menjadi:
nx
a 2 n
a
sin 2
dx=
A
= A 2 =1
a
n
2
2
a
(2/a)1/ 2
dinormalisasi adalah:
2 1 /2
nx
=
sin
a
a
()
Kurva fungsi
fungsi
x = a adalah 1.
1.4.
Sifat Tegak Lurus
l
m
Fungsi
dan
l m d=0
dikatakan
dinormalisasi,
antara x = 0 dan
tegak
lurus
jika
valid jika
a
[(
1
e
2a 0
i ( l+m ) x
a
i ( l +m) x
a
+e
) ( e
i ( lm) x
a
+e
i ( lm) x
a
) ] dx
1
x
x
2cos (l+ m) 2 cos ( lm )
dx
2a 0
a
a
Selain
h d d d
+ 2 + 2 + [ U ( x )+U ( y ) +U ( z) ] =
2
2
8 m d x d y d z
Dalam sistem dengan banyak variabel, dapat digunakan
prosedur pemisahan variabel.
( x , y , z )=(x ) ( y) (z )
Sehingga:
d2 ( x )
d2 ( y )
d2 ( z )
h2
(
y
)
(
z
)
+
(
x
)
(
z
)
+
(
x
)
(
y
)
+ [ U ( x )+ U ( y ) +U (z)] ( x) ( y )(
8 2 m
d x2
d y2
d z2
Dengan membagi
(x) ( y ) (z)
didapatkan:
2
h2
1 d ( x)
1 d ( y ) 1 d ( z)
+
+
+ [ U ( x )+ U ( y ) +U (z) ]=
8 2 m ( x ) d x2 ( y ) d y2 ( z ) d z2
( y )= Asin
n y x
n h
y = y 2 n y =1, 2,3,
a
8 ma
( z ) =Asin
n z x
nz h
z =
n =1, 2,3,
2 z
a
8 ma
2 2
2.1.
Fungsi Probabilitas
Densitas probabilitas,
melalui gambar 3.
2.2.
Energi
Energi yang diperbolehkan bagi partikel dalam sistem tigadimensi adalah:
2
= x + y + z =(n x + n y +n z )
h2
8 ma2
n x =1,2, 3,
n y =1,2, 3,
n z=1, 2,3,
h
+ 2 + 2 +U ( x , y , z ) = (1)
2
2
8 m x y z
Nilai
yang
memenuhi
persamaan
ini
pada
umumnya hanya ada untuk nilai-nilai tertentu, dan nilainilai ini adalah energi dari keadaan sistem. Persamaan (1)
dapat ditulis menjadi
[ (
h2 2
2
2
+
+
+U ( x , y , z ) = (2)
8 2 m x2 y2 z2
yaitu
hamiltonian
operator
tiga
dimensi.
harga
eigen,
dan
harga
tetap
yang
dengan
mengoperasikan
fungsi
eigen
adalah operatornya.
Operator momentum pada arah x adalah
^p=
h d
(5)
2 i dx
fisik
tertentu,
operator
adalah
yang
lainnya,
operator
sedemikian
hingga menjadi
^
B b (7)
Nilai rata-rata ditentukan dengan cara :
B^ d (8)
b>
2 d
3.3.
momentum
mensubstitusikan
nilai
dari
operator,
operator
dengan
momentum
ke
h d
T^ = 2
(10)
8 m d x2
h 2 2
2
2
^
untuk dimensi tiga , persamaan menjadi T = 2
+
+
(11)
8 m x2 y2 z2
3.4.
[ ]
2
h
= (12)
2
2
8 m x
Dengan melakukan diferensiasi sebanyak dua kali
kemudian mensubstitusikannye kembali ke persamaan
awal, didapatkan persamaan umum berupa persamaan
sinus dan cosinus yaitu :
= A sin kx + B cos kx (13)
persamaan
menggunakan
Hasilnya adalah :
h2 k 2
= 2 (14)
8 m
10
13
kedalam
operator
persamaan
energi
kinetik.
2
2 m(15)
h
Hasil
yang
sama
akan
didapatkan
dengan
p =2 m
p=
h2 k 2 h2 k 2
=
2
2
8 m 4
h
k (17)
2
Dengan
Broglie yaitu
k=
membandingkan
=
h
mv
dengan
persamaan
2 x
2 x
+ B cos
(18)
Dan
de
=C ei 2 x/ + D ei 2 x/ (19)
11
4. Metode Variasi
Metode ini digunakan ketika persamaan Shroedinger tidak
dapat menentukan hasil dari persamaannya.
4.1.
Penyusunan Persamaan Schroedinger
Energi dari sebuah sistem mekanika
diperoleh
jika
fungsi
solusi
dapat
kuantum
ditemukan
untuk
operator Hamiltonian.
= ( 3 )
Dengan
mengalikan
kedua
sisi
dengan
didapatkan =
dimana adalah angka bukan operator persamaan menjadi =
persamaan integralnya menjadi
^H d (20)
=
d
4.2.
^H d (20)
d
12
E0 (21)
Kesamaan dari rumus ini hanya berlaku untuk sebuah
kasus khusus di mana adalah sebuah fungsi eigen yang
berkaitan dengan E0. Rumus ini yaitu persamaan (21)
disebut sebagai prinsip variasi.
5. Rotation In A Plane
Momentum sudut merupakan suatu komponen fisika yang penting dari
atom dan molekul. Nilai momentum sudut digunakan untuk mengelompokkan
tingal elektronik dari atom dan beberapa molekul, serta untuk molekul gas
pada posisi rotasional.
5.1.
Operator Momentum Sudut
Arah dan magnitude dari momentum sudut dapat
dijabarkan dengan menggunakan vector yang tegak lurus
terhadap bidang yang memiliki vector radius dan vector
momentum linear. Jika kita magnitude ini ditulis dengan x
dan y pada koordinat Cartesian, dan nilai momentum
sudut sebagai px dan py, maka :
Lz =x p y = y p x
Persamaan di atas dapat digunakan untuk membuat
operator
mekanika
quantum.
Untuk
mendapatkan
x=^x
momentum linear
^px =(
dan
ya
dan
h
)( )
2 i x
Maka,
^Lz = h x y
2 i y
x
)
13
y= ^y
dan
operator
dan
^p y =(
)( ) .
2 i y
koordinat
polar
lebih
mudah
digunakan
dan
x
=r sin =y
y=r sin
dan
y
=r cos = y
dan,
f f x f y f
f
f
f
=
+
=
( y ) +
( x )=x
=y
x y x
y
y
x
Maka, menurut persamaan maka
^Lz = h
2 i
5.2.
dalam
bentuk
kecepatan
14
sudut
I =mr 2 ,
( I )
1
1
v 2 1
Ek= m v 2= ( m r 2 )
= I 2=
2
2
r
2
2I
()
h 1 h
h
T^ z=
= 2
2 i 2 I 2 i 8 I 2
5.3.
h2 2
=
8 2 I
Kita menginginkan
=A e =A e
( + 2 )
=Ae
im 2 m ( i )
15
2 m ( i )
e =1 , maka bentuk
Karena
e 2 m (i )=( e i ) =(1 )2 m
dapat
Dengan
batasan
pada
nilai
m,
kita
dapat
=A e
d
=imA e im
d
menjadi
menjadi
d2
=m2 A e =m2
2
d
Persamaan ini berlaku jika
h2 (
m )=
2
8 I
atau
=
h2
m2
2
8 I
m=0, 1, 2, 3,
A eim
d= ( A e
0
im
) d =A
2
2
d=A 2 2
0
16
5.4.
1 im
e
2
A=
1
2 ,
m=0, 1, 2, 3,
^L = h = h ( ) e = h m
z
2 i 2 i
2 2
Sehingga,
Lz =
h
m
2
Fungsi eigen yang berkorensponden dengan level
energi menghasilkan nilai momentum sudut sepanjang
arah z yang juga dihitung. Komponen momentum sudut
dihitung pada unit
mh/(2 )
dengan
m=0, 1, 2, 3,
5.5.
1
2
Prinsip Keraguan Heisenberg dan Partikel pada Cincin
17
( p)( x )h
Ketidakpastian
pada
momentum
dikali
dengan
ini
dapat
didapatkan
dari
perhitungan
dan
rendah,
Lz
Lz =
mh
=0 . Karena
2
|m|
1 i|m|
e
2
dan
1 i|m|
e
2
18
|m| . Maka,
i|m|
i |m|
b ,
dan
a =
1
cos (|m| )
dan
b =
1
i sin (|m| )
dan
1
2
a a= cos (|m| )
dan
1 2
b b= sin (|m| )
mengharuskan
kecocokan
fungsi
gelombang
19
Gbr 1
Persamaan Schrodinger:
dengan
dan
20
6.1.
Sifat Penyelesaian
Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa fungsi
2+1
m1
21
Gbr 1.2
Energi partikel E terbatas pada nilai-nilai
2+1 fungsi
6.2.
Momentum Sudut
Energi partikel yang berotasi terhubungkan dengan
membandingkan
22
persamaan
E=
ini
J2
2 I . Jadi,
dengan
dengan
menunjukkan
momentum
=0)
pada
kenyataan
sudut,
makin
fungsi
bahywa
tinggi
gelombang.
semakin
energy
Ini
tinggi
kinetiknya,
6.3.
Kuantitasi Ruang
Hasil mekanika kuantum yang menyatakan benda
menembakkan
seberkas
magnet
tidak
yang
atom
perak
homogeny.
melalui
medan
Gagasannya,
benda
magnet
itu
berperan.
Sedangkan
menurut
membuktikan
kebenaran
ramalan
klasik.
eksperimen
diulang
dengan
berkasi
yang
Model vector
Pada seluruh pembahasan, momentum sudut hanya
ketidakpastian
tidak
memungkinkan
adanya
24
keadaan
momentum
sudut
dapat
Gbr 1.3
Model vector momentum sudut walaupun hanya
merupakan gambaran aspek mekanika kuantum, ternyata
sangat berguna untuk membahas struktur dan spectra
atom.
25
Gbr 1.4
7. Elektron Spin dan Fungsi Elektron Spin
System yang mengandung beberapa electron dibedakan
oleh fungsi gelombang dan fungsi spin. Menurut hukum
kuantum hanya ada dua elektron yang dapat menempati
orbital yang sama. Aturan ini berkaitan dengan momentum
sudut khusus yang disebut sebagai spin elektron.
7.1.
Electron yang Tidak Dapat Dibedakan
adalah yang menyatakan fungsi gelombang untuk suatu
atom atau molekul yang mengandung dua electron atau
lebih. Dari fungsi gelombang ini kita dapat menghitung
beberapa kuantitas fisika, dengan membentuk integral .
Pertukaran peran electron dalam fungsi gelombang tidak
menyebabkan fungsinya berubah, atau hanya tandanya
yang berubah.
Setiap electron akan dideskripsikan oleh fungsi
gelombang
yang
disebut
juga
orbital.
Berdasarkan
bahwa
kedua
electron
tersebut
dapat
26
dapat
diperoleh
dari
persamaan
Schrodinger.
bahwa
sebuah
elektron
memiliki
sebuah
dan
fungsi
orbital
secara
menyatakan
menyatakan
mengarah
ke
atas
dapat
ditulis
(1) (2) ,
7.4.
Fungsi
Gelombang
Elektron
Kombinasi
fungsi
untuk
orbital
Sistem
dan
dengan
Dua
fungsi
spin
27
untuk
suatu
system
homonuclear
diatomic
molekul.
8.1.
Nuclear Spin
Momentum sudut nuklir dapat dinyatakan sebagai
I ( I +1 ) h/2
sudut
spin
tersebut
berarti
partikel
28
I=
1
2 , maka
T =1 dan
yang
mungkin
1 1
I = , T =1
2 2
T M =1,0,1
simetris
T M =0
T =0
antisimetris
spin
menjadi
mempertimbangkan
fungsi
gungsi
gelombang,
gelombang
untuk
kita
gas
tersebut
harus
mempunyai
fungsi
29
molekul.
Gersk
vibrasi
molekul
diperlakukan
translasi
dan
vibrasi
tidek
dipengaruhi
oleh
bosons,
maka
fungsi
gelombang
tidak
berubah.
8.4. Ortohidrogen dan Parahidrogen
Semua molekul diatomic dapat tersusun dari campuran
molekul dengan simetris nukleaer spin dan antisimetri
nuclear spin. Molekul yang dapat mempunyai komposi
seperti ini adalah hydrogen. Hydrogen dengan simetris
nuclear spin disebut orto sedangakan molekul dengan
antisimetri nuclear spin disebut para.
30
BAB II
PENUTUP
1 Kesimpulan
Persamaan Schrdinger digunakan untuk mengetahui perilaku
dimensi
Metode
variasi
Shroedinger
digunakan
tidak
ketika
persamaan
dapat menentukan
hasil
dari
persamaannya.
Arah dan magnitude dari momentum sudut dapat
dijabarkan dengan menggunakan vector yang tegak
lurus terhadap bidang yang memiliki vector radius
lain
dimana
kita
harus
menghitung
menghasilkan
nilai
momentum
sudut
sudut
dihitung
Momentum
sudut
sepanjang
pada
unit
suatu
arah
h/(2 ) .
harus
dengan
Ketidakpastian
m=0, 1, 2, 3,
pada
momentum
dikali
dengan
yang tajam
Hydrogen dengan simetris nuclear spin disebut orto
sedangakan molekul dengan antisimetri nuclear spin
disebut para.
Gerak translasi molekul dapat dinyatakan dalam
32
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 1. Jakarta:Erlangga
Borrow, Gordon M. 1996. Physical Chemistry. USA: McGraw-Hill Companies
33