Allah Yang Mengatur, Bukan Kita
Oleh: Candra Malik
Alangkah lebih baik jika kita berprasangka baik kepada Allah. Dia Maha Pengampun. Andai
dosa manusia pertama hingga manusia terakhir dikumpulkan, dan dimohonkan|
ampunan, niscaya tidak mengurangi senoktah saja AmpunanNya. Manusia memang
bangsa yang melampaui batas, namun samudera ampunanNya teramat luas hingga tak
terjangkau apa pun
Jika Kasih Sayang Allah saja melampaui KemurkaanNya, mustahil sebesar-besarnya dosa
besar makhluk akan bisa melebihi AmpunanNya, Allah berfirman dalam QS. Az Zumar
53;Katalanlah: wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya, Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang,”
Siapa yang sanggup melawan Allah? Seandainya seluruh umat manusia bersatu untuk
menciptakan tuhan baru, tiadalah satu keberhasilan saja akan tercapai, Tuhan tidak perlu
dibela, sebagaimana yang perah ditulis oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sebab
tiada sekutu, tiada seteru, bagiNya. Di hadapan Allah, segalanya lemah, menyerah, kalah,
musnah,
Allah itu Maha Esa, dan kita wajib memurnikan KeesaanNya yang demikian tanpa
pertanyaan, tanpa perlawanan, dengan segala keniscayaan yang mutlak dalam.
KekuasaanNya. Allah bukan sama, bukan pula berbeda, dengan siapa pun yang adalah
ciptaanNya -- dalam pengertian manusia yang serba terbatas. Maka, segala yang sama
dan yang berbeda itu bersifat jamak, lebih dari satu, dan ia bukan Tuhan
Jika manusia saja masih terus mencari dan menambah pengetahuan, mengembangkan
pengetahuan melalui penelitian dan penemuan, bagaimana bisa ia menyetarakan diri
atau disetarakan dengan Allah Yang Maha Tahu. Allah itu Maha Awal, Mula dari segala
permulaan. Allah itu Maha Akhir, Azali Abadi nun tak terhingga dan tidak selesai. Tidak
bertambah, tidak juga berkurang, namun tidak bisa kita menyebutNya bersifat tetap.
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dia Maha Menciptakan, namun bukan ibu
kehidupan. Dia Maha Mencukupi, namun juga bukan ayah kehidupan. Allah bukan laki-
lak, bukan perempuan, bukan gender tertentu, dan Dia tak terucapkan dengan kata,
makna, dan suara, Tak tergambarkan dengan lukisan, tulisan, dan bunyian. Raden Tanoyo
dalam mensarikan Serat Wirid Hidayat Jati karya Kanjeng Sunan Kalijaga menyebutNya:
tan kena kinaya ngapa, tiada dapat diperumpamakan dengan apa pun.
Para leluhur kita telah membahas tentang perilaku tauhid dalam memumikan Keesaan
Allah dengan teramat indah. Ini senafas dengan QS. Al Ikhlash: 4 yang berbunyi,"Tiada
yang setara dengan Dia.”
Ya, Allah Maha Satu. Satu-satunya Satu. Tiada berdua, tiada mendua, tiada diduakan. Dia
tiada banding, tiada tanding, tiada sanding, Tidak ada permisalan bagiNya, tiada pula bagi
perumpamaan,
Dalam berperikehidupan, terutama dalam menyembah Allah, Hamba-lah yang
membutuhkan Tuhan, dan bukan sebaliknya. Allah adalah Allah, tak tergantikan. Tidak
ada Tuhan baru, sebagaimana tidak ada Tuhan lama. Dia tidak terkungkung oleh ruangdan waktu yang adalah ciptaanNya. Dia berhak, berkehendak, berwenang, berkuasa
penuh untuk berbuat sesukaNya
Kehendak Allah adalah segala-galanya. Seluruh makhluk, takluk. Pilthan kita hanya satu
berserah, Kita berdiri, duduk, berbaring di atas permukaan bumi, dan di bawah hamparan
langit yang sama, dan gulita jika tanpa CahayaNya. Dialah yang memilih siapa yang
DianugerahiNya penerangan dan keterangan dan siapa yang dibiarkan tetap dalam gelap.
Allah itu Penguasa segalanya. Apalah kita tanpaNya. Selagi masih ada umur, mari berhenti
‘melawan, segera berserah iri, ruku’, sujud,
Percuma kita mengagungkan prestasi, itu karya Ilahi, Kehormatan, kekuasaan, kemulian,
kekayaan, adalah dari Allah. Kepada kita mudah bagiNya memberi, semudah dari kita
bagiNya mengambil kembali. Pun demikian kehinaan, Dia yang kuasai, Dia Maha
Berkehendak, dan bahkan tiada yang bisa menahanNya menghapus KehendakNya sendiri
jika itu yang Dia kehendaki, Suka-suka Dia. Alam semesta ciptaanNya sendiri. Makhluk
ciptaanNya sendiri. Tak ada yang bisa mempengaruhiNya untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu. Dialah Sang Maha Pengatur, tak ada yang bisa mengaturNya. (}