Anda di halaman 1dari 2

PEMERIKSAAN PENUNJANG

2.5.1 Pemeriksaan Bakteriologis Pemeriksaan bakteriologis untuk menemukan kuman


TB mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk
pemeriksaan bakteriologis ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, bilasan bronkus, liquor
cerebrospinal, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar, urin, faeces, dan jaringan biopsi.
2.5.2. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan rutin adalah foto toraks PA. Pemeriksaan atas
indikasi seperti foto apikolordotik, oblik, CT Scan. Tuberkulosis memberikan gambaran
bermacam-macam pada foto toraks. Gambaran radiologis yang ditemukan dapat berupa:
bayangan lesi di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah
bayangan berawan atau berbercak
Adanya kavitas tunggal atau ganda
Bayangan bercak milier
Bayangan efusi pleura, umumnya unilateral
Destroyed lobe sampai destroyed lung
Kalsifikasi
Schwarte.
Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia luasnya proses yang tampak pada foto
toraks dapat dibagi sebagai berikut:
- Lesi minimal (Minimal Lesion): Bila proses tuberkulosis paru mengenai sebagian kecil
dari satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dengan volume paru yang terletak diatas
chondrosternal junction dari iga kedua dan prosesus spinosus dari vertebra torakalis IV atau
korpus vertebra torakalis V dan tidak dijumpai kavitas.
- Lesi luas (FarAdvanced): Kelainan lebih luas dari lesi minimal
Penelitian di Bangalore, India yang melibatkan 2229 orang dengan gejala respiratorik
dan sistemik (batuk 2 minggu atau lebih, nyeri dada, panas lebih dari 4 minggu dan batuk
darah) yang kemudian dievaluasi secara radiologi (foto toraks) dan bakteriologi (hapusan
dahak) menghasilkan tabel berikut :
Tabel 2 : Perbandingan Gambaran Radiologi dengan pemeriksaan mikrobiologi sputum
pada penderita dengan dugaan TB di Bangalore India 21

Pemeriksaan Khusus Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik baru yang dapat
mendeteksi kuman TB seperti :
a. BACTEC: dengan metode radiometrik , dimana CO2 yang dihasilkan dari
metabolisme asam lemak M.tuberculosis dideteksi growth indexnya.
b. Polymerase chain reaction (PCR) dengan cara mendeteksi DNA dari M.tuberculosis,
hanya saja masalah teknik dalam pemeriksaan ini adalah kemungkinan kontaminasi.
c. Pemeriksaan serologi : seperti ELISA, ICT dan Mycodot
Pemeriksaan Penunjang Lain : Seperti analisa cairan pleura dan histopatologi
jaringan, pemeriksaan darah dimana LED biasanya meningkat, tetapi tidak dapat digunakan
sebagai indikator yang spesifik pada TB. Di Indonesia dengan prevalensi yang tinggi, uji
tuberkulin sebagai alat bantu diagnosis penyakit kurang berarti pada orang dewasa. Uji ini
mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula atau kepositifan yang didapat besar sekali.

Anda mungkin juga menyukai